BAB II ANCANGAN ERGONOMI Pertemuan ke: 1-2 TIK 2 Pokok Bahasan Deskripsi singkat : Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat menjelaskan cakupan dan rekanan Ergonomi. : Ancangan Ergonomi : Pertemuan ini membahas cakupan Ergonomi yang meliputi manusia dan pekerjaannya, lingkungan kerja manusia serta sistem kerja mesin dengan manusia. A. Cakupan Ergonomi Ergonomi merupakan ilmu terapan yang dalam penerapannya berusaha menyerasikan pekerjaan dan lingkungannya terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapai produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya. Berdasarkan penjelasan di atas, cakupan ergonomi meliputi: lingkungan kerjanya, pekerjaannya dan konsep penyerasiannya. Yang dimaksud lingkungan kerja di sini bukan hanya berupa lingkungan alam sekitar, melainkan meliputi peralatan, metode kerja, penataan pekerjaan baik berupa orang maupun lingkungan yang lain. Sedang yang dimaksud pekerja adalah manusianya. Dasar penyerasian dalam ergonomi adalah dengan memanfaatkan mansuai itu secara optimal. Artinya penyerasian lingkunga kerja hendaknya tetap memperhatikan manusia sebagai suatu sistem. Kalau kita menengok kembali
10 pada pendapat Singleton, 1972: 9, ada sejumlah disiplin ilmu dan teknologi yang besar koribusinya kepada ergomomi yaitu dengan mendasar pada keyakinan bahwa manusia meruakan suatu sistem secara biologis memilki anatomi secara fisiologi dan psycology. Lebih lanjut ditegaskan oleh Suyatno Sastrowinoto, 1985: 8, bahwa Dari anatomi dan fisiologi akan dipejari tentang struktur dan berfungsinya organ tubuh manusia. Antropometri memberi informasi tentang ukuran tubuh. Psycologi yang fisiologi menyangkut tentang berfungsinya otak dan sistem saraf. Psikologi terapan berupaya untuk menemukan parameter dari tingkah laku manusia. Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam terapan ergonomi yaitu: a. Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya), dan antropometri (ukuran) tubuh manusia. b. Psycologi yang fisiologik mengenai berfungsinya otak dan sistem saraf yang berperan dalam tingkah laku manusia. c. Kondisi yang dapat mencederai tubuh manusia. d. Kondisi teknis dan fisik yang dapat, menyenangkan pekerja. B. Lingkungan Kerja Manusia Manusia sebagai makhluk dalam pelaksanaan kegiatan memiliki lingkungan. Lingkungan kerja manusia terdiri dari manusia, benda, dan suasana yang dapat dirasakan oleh mata, hidung, dan kulit. Pada setiap lingkungan, manusia dapat sebagai pengguna ataupun sebagai lingkungan manusia sekaligus sebagai pengguna. Ruang Kelas: terdapat manusia sebagai pengguna yang terdiri
11 dari mahasiswa/murid, guru/dosen. Adapun lingkungan terdiri dari meja, kursi, papan tulis, LCD, layar LCD, White Board. Ruang Spa: manusia sebagai pengguna terdiri dari orang menerima jasa terapi/pengunjung, pelayan opersional, dan terapis/petugas layanan spa. Adapun lingkungan terdiri dari peralatan spa, dan suasana ruang spa. Manusia yang dilengkapi oleh Allah dengan penginderaannya akan berhadapan dengan lingkungan yang dirasakan berdasarkan kepekaan pengideraannya. Manusia bisa dihadapkan pada suhu yang mungkin terlalu panas, tepat nyaman atau terlalu dingin. Manusia juga dapat dihadapkan pada suara yang terlalu keras, sedang, dan lemah. Demikian juga pada penglihatan, manusia dapat dipengaruhi oleh warna dan tata warna di sekelilingnya. Pengaruh lingkungan yang berupa alat tidak kalah pentingnya dalam perannya sebagai lingkungan kerja manusia. Artinya secara fisik, manusia dapat merasakan kesesuaian antara peralatan yang digunakan dengan tubuhnya, ditinjau dari ukuran dan bentuk alat. Kesesuaian lingkungan dengan pekerja (manusia) sangat besar pengaruhnya pada capaian atau keluaran hasil pekerjaan. Karena rasa gembira, suka akan pekerjaan, kenyamanan kerja akibat dari kesesuaian dengan lingkungannya dapat menyebabkan gairah dan tekun bekerja. Di samping itu faktor psycologis memainkan peranan besar dalam menimbulkan kelelahan. Seorang yang terpaksa dalam melakukan pekerjaan akan cepat menjadi lelah. B. Manusia dan Pekerjaanya
12 Manusia hidup untuk bekerja sudah tidak diragukan lagi karena pada prinsipnya setiap gerakan organ tubuh manusia adalah pekerjaan/kegiatan bagi manusia. Sedangkan salah satu tanda-tanda kehidupan adalah begerak. Pada setiap kegiatan manusia akan diawali adanya informasi yang diterima manusia selanjutnya diproses dan muncul tindakan, meliputi: pengindera mata, telinga, penciuman, perabaan, dan kepekaan tubuh terhadap suhu atau cuaca. Kegiatan otot merupakan akibat dari manusia menerima informasi yang selanjutnya ada pemrosesan di dalam otak sehingg menghasilkan keputusan yang berupa tindakan. Sebagaimana pernyataan Suyatno Sastowinoto, 1985: 8-9, oleh sistem syarat informasi yang tertangkap disalurkan sampai ke pusat mekanisme yang berada di otak dan tali sumsum (special cond) di mana informasi itu diproses sampai diambil keputusan. Selama pemrosesan akan terjadi pengintegrasian antara informasi yang baru saja diterima dengan informasi akan bervariasi mulai dari tanggap yang automatik (refleks) sampai yang memerlukan alasan atau logika yang mendalam. Tindakan akan dilakukan sebagai akibat dari keputusan dan akan dikerjakan dengan melibatkan kegiatan otot yang dilandasi oleh tulang kerangka tubuhnya. Dari sisi lain, bekerja bagi manusia merupakan sumber untuk mendapatkan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Suma mur, 1986: 208; Ada serentetan kebutuhan manusia yang dapat digolonggolongkan menurut kebutuhan fisik, biologis, fisiologi, mental, psykologis, intelektuil dan spirituil. Kebutuhan fisik meliputi pakaian dan perumahan. Kebutuhan biologis terdiri dari makan, minum, dan kebutuhan seks. Kebutuhan fisiologis adalah persyaratan-persyaratan seperti cukup pengudaraan, penerangan,
13 lepas dari kebisingan suhu ang nyaman dan lain-lain. Kebutuhan mental psykologis meliputi ketenangan hidup, jaminan keadaan dan sebagainya. Kebutuhan intelektuil antara lain pengetahuan umum, pendidikan, menikmati kebudaan dan seni, dan lain-lain. Adapun kebutuhan spirituil adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan. Kebutuhankebutuhan di atas dapat terpenuhi antara lain dengan bekerja. Oleh karena itu manusia bekerja karena adanya dorongan. Dorongan jiwa yang menyebabkan seseorang bekerja disebut motivasi. Terdapa aneka ragam motivasi yang pada berbagai individu berbeda, baik kualitatif maupun kuantitatif. Ada dua golongan motivasi, yaitu yang turun-temurun dan yang didapat dari keadaan lingkungan. Yang turun-temurun misalnya motivasi untuk makan, minum, doronngan seks, melarikan diri dari bahawa dan sebagainya. Yang diperoleh dari lingkungan adalah dorongan untuk menyesuaikan diri dalam keluarga, penyesuaian dalam masyarakat, berbudi luhur, dorongan bekerja, dan lain-lain. Motivasi adalah penggerak seseorang untuk berbuat. Dengan dorongan yang kuat apapun usaha dan upaya akan dilaksanakan. C. D. Sistem Kerja Alat dengan Manusia Telah diuraikan di muka bahwa lingkungan kerja manusia tidak hanya berupa alam melainkan alat dan sesama manusia merupakan lingkungan kerja manusia. Berkaitan dengan alat sebagai lingkungan kerja manusia, pada dasarnya ada dua jenis alat berdasarkan jenisnya. Yang dimaksud adalah alat yang tidak memerlukan tenaga bantu mesin, artinya penggerak, pengendali, dan pengarah
14 murni dilakukan dengan manusia. Ini berarti kerja fisik manusia sangat menentukan. Untuk kegiatan fisik dengan penggunaan energi yang cukup besar harus diorganisasikan dalam ragam geraknya, sehingga pemanfaatan otot dapat sebesar mungkin. Sehingga perlu dipahami gerakan-gerakan optimal dari organ tubuh. Dan yang kedua adalah alat yang digerakkan oleh mesin. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi banyak pada munculnya peralatan kerja yang sifatnya digerakkan oleh mesin sedangkan manusia sebagai pengaruh dan pengendali. Akibatnya hubungan tenaga kerja dalam hal ini manusia dan mesit tak terpisahkan. Begitu eratnya hubungan ini sebagai tenaga kerja dan mesin harus merupakan satu kesatuan. Persoalannya sekarang adalah bagaiman membuat hubungan ini merupakan suatu relasi timbal balik yang selaras, serasi, dan seimbang. Fungsi tenaga kerja dalam hubungan manusia dan mesin telah pengarah dan pengendali bekerjanya mesin. Tenaga kerja menerima informasi dari mesin melalui indera khususnya mata, dan membuat keputusan untuk menyesuaikan atau mengubah bekerjanya mesin melalui pengendali yang ada. Mesin menerima instruksi tersebut dan melaksanakan serta menyampaikan kembali informasi kepada tenaga kerja tentang pelaksanaan tugasnya untuk lebih jauh dikendalikan (Suma mur, 1985: 46). Dari uraian di atas jelas bahwa, bekerjanya alat yang berupa mesin sangat tergantung kepada manusia. Ketergantungan tersebut bersifat terus-menerus sekalipun dalam kenyataan diatur menurut sistem pengendaliannya. Oleh karena itu sistem pengendali hendaknya dibuat berdasarkan kemampuan indera manusia. Apakah pengendali dilakukan oleh tangan atau kaki, yang jelas informasi untk
15 pengendali dan pengarah mesin hendaknya mudah dikenali oleh penglihatan mata semula secara cepat dan tepat. Dengan membaca uraian tentang cakupan ergonomi yang meliputi manusia dan lingkungannya, lingkungan kerja manusia dan sistem kerja alat dengan manusia, anda diharapkan memahami cakupan dan rekanan ergonomi, yang merupakan bagian tak terpisahkan untuk mengetahui bagaimana menerapkan ilmu ergonomi. Untuk lebih memperluas wawasan Anda tentang cakupan ergonomi silahkan baca literatur. 1. Suyatno Sastrowinoto, Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1981). 2. W.T. Singleton, Introduction to Ergonomics WHO. Geneva, 1981 Setelah itu untuk mengevaluasi pemahaman Anda silahkan dibuat resensi tentang cakupan dan rekanan ergonomi.