STRIKE-SLIP FAULTS. Pemodelan Moody dan Hill (1956)

dokumen-dokumen yang mirip
Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :

SESAR MENDATAR (STRIKE SLIP) DAN SESAR MENURUN (NORMAL FAULT)

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

Identifikasi Struktur. Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

GEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

DAFTAR ISI. BAB II GEOLOGI REGIONAL... 8 II.1. Fisiografi Regional... 8 II.2. Stratigrafi Regional II.3. Struktur Geologi Regional...

ANALISIS KEKAR PADA BATUAN SEDIMEN KLASTIKA FORMASI CINAMBO DI SUNGAI CINAMBO SUMEDANG JAWA BARAT

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

IV.2 Pola Kelurusan Daerah Penelitian

Tiori terbentuknya sesar

GEOLOGI STRUKTUR ANALISIS KEKAR

Struktur Geologi Daerah Jonggol Dan Jatiluhur Jawa Barat

ANALISIS KINEMATIK SESAR ANJAK (THRUST FAULT) DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EVOLUSI TEKTONIK ZONA KENDENG DAERAH NGRANCANG DAN SEKITARNYA

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BENTANG ALAM STRUKTURAL

RESUME KEKAR. A. Definisi Kekar

KEKAR (JOINT) STRUKTUR REKAHAN PADA BATUAN PALING UMUM, PALING BANYAK DIPELAJARI TIDAK ATAU SEDIKIT MENGALAMI PERGESERAN PALING SULIT UNTUK DIANALISA

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Analisa Struktur Geologi

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan diantara tiga lempeng besar, yaitu lempeng pasifik, lempeng Indo-

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Foto IV-10 Gejala Sesar Anjak Cinambo 3 pada lokasi CS 40.

BAB I PENDAHULUAN. yang terletak pada bagian utara gawir Pegunungan Selatan (lihat Gambar 1.1).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. rumit yang bekerja sejak dahulu hingga sekarang. Proses-proses tersebut,

HUBUNGAN PEMBENTUKAN STRUKTUR BATUAN TERHADAP KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP MUNCULNYA REMBESAN MINYAK DAN GAS DI DAERAH BOTO, KECAMATAN BANCAK, KABUPATEN SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

BAB VI KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

Foto 4.10 Blok bagian kanan bergerak relatif ke kanan dari blok bagian kiri (lokasi pengamatan STG 10)

GAYA PEMBENTUK GEOLOGI STRUKTUR

Mekanisme pembentukan Cekungan Makassar

MODUL 1 DASAR-DASAR GEOLOGI STRUKTUR Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)

mangkubumi, serta adanya perubahan kemiringangn lapisan satuan konglomerat batupasir dimana semakin melandai ke utara.

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

Dosen Pembimbing: Prof.Dr.rer.nat. Bagus Jaya Santosa, SU. Jadilah Masyarakat Sadar Bencana dan Survive Melewatinya

Laporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah. BAB III TEORI DASAR

Gambar 22.Diagram Blok yang menunjukkan Horst (atas) dan Graben (bawah)

BAB I PENDAHULUAN. tiga Lempeng bumi (Bellier et al. 2001), yaitu Lempeng Eurasia (bergerak

BAB V ANALISIS DAN DISKUSI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB VI KARAKTERISASI REKAHAN PADA FASIES BATUGAMPING

LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIKA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

SEBARAN PERLIPATAN EN ECHELON PADA ANTIKLINORIUM REMBANG

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

Stratigrafi Seismik Laut Dangkal Perairan Celukanbwang, Bali Utara

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

BAB IV MODEL EVOLUSI STRUKTUR ILIRAN-KLUANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. PROSES PEMBENTUKAN KEKAR, SESAR, DAN LIPATAN

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

BAB I PENDAHULUAN. Zona Perbukitan Rembang merupakan daerah yang sudah dikenal

Sesar (Pendahuluan, Unsur, Klasifikasi) Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB V SINTESIS GEOLOGI

Note : Kenapa Lempeng bergerak?

03. Bentangalam Struktural

ANALISIS KEKAR DAN VEIN PERMUKAAN DALAM SESAR PEMBENTUK MINERALISASI HIDROTERMAL DAERAH WONOGIRI, JAWA TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II KERANGKA GEOLOGI CEKUNGAN SUMATERA TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

KEKAR (JOINT) Sumber : Ansyari, Isya Foto 1 Struktur Kekar

MODEL DEFORMASI GETAS DI ZONA SESAR KALIGARANG SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB IV ANALISIS KINEMATIK

PEDOMAN TEKNIS PEMETAAN ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN I.1.

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

BAB V SEJARAH GEOLOGI

IDENTIFIKASI SESAR KALI NGALANG DI DUSUN KARANGAYAR, DESA NGALANG, KECAMATAN GEDANG SARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Subduksi antara Lempeng Samudera dan Lempeng Benua [Katili, 1995]

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB V KARAKTERISASI REKAHAN DI FASIES BATUGAMPING

Transkripsi:

Novia Dian Sundari STRIKE-SLIP FAULTS 12/39585 Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan). Pemodelan Moody dan Hill (1956) Moody dan Hill (1956) membuat model pembentukan sesar mendatar yang dikaitkan dengan sistem tegasan. Di dalam model tersebut dijelaskan bahwa sesar orde I membentuk sudut kurang lebih 30 terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik dekstral maupun sinistral merupakan sesar utama yang pembentukannya dapat terjadi bersamaan atau salah satu saja. Selanjutnya sesar orde II mempunyai ukuran yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu terhadap sesar orde I. Lebih lanjut lagi dijumpai orde sesar yang lebih kecil lagi. Beberapa struktur berasosiasi dengan sesar orde I tergantung pada bentuk, skala dan lingkungan dimana sesar itu berkembang. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Moody and Hill yang meneliti hubungan tegasan utama terhadap unsur unsur struktur yang terbentuk maka muncul teori pemodelan sistem Sesar Mendatar Moody and Hill sebagai berikut : 1. Jika suatu materi isotropik yang homogen dikenai oleh suatu gaya kompresi akan menggerus (shearing) pada sudut 30 0 terhadap arah tegasan maksimum yang mengenainya, bidang shear maksimum sejajar terhadap sumbu tegasan menengah dan berada 45 0 terhadap tegasan kompresi maksimum. Rentang sudut 15 0 antara 45 0 bidang shear maksimum dan 30 0 bidang shear yang terbentuk dipercaya terbentuk akibat adanya sudut geser dalam (internal friction). 2. Suatu kompresi stres yang mengenai suatu materi isotropik yang seragam, pada umumnya dapat dipecahkan ke dalam tiga arah tegasan (sumbu tegasan maksimum, menengah dan minimum). Kenampakan bumi dari udara adalah suatu permukaan yang tegasan gerusnya

nol, dan seringkali berada tegaklurus / normal terhadap salah satu arah tegasan. Akibatnya salah satu dari tiga arah tegasan tersebut akan berarah vertikal. 3. Orde kedua dalam sistem ini muncul dari tegasan orde kedua yang berarah 45 0 dari tegasan utama orde pertama atau tegak lurus terhadap bidang gerus maksimal orde pertama. Bidang gerus orde kedua ini akan berpola sama dengan pola bidang gerus yang terbentuk pada orde pertama. 4. Orde ketiga dalam sistem ini arahnya akan mulai menyerupai arah orde pertama, sehingga tidak mungkin untuk membedakan orde keempat dan seterusnya dari orde pertama, kedua, dan orde ketiga. Akibatnya tidak akan muncul jumlah tak terhingga dari arah tegasan. Sistem ini dipecahkan ke dalam delapan arah shear utama, empat antiklinal utama dan arah patahan naik untuk segala province tektonik. Dalam kenyataan di lapangan kenampakan orde pertama dan orde kedua dapat kita bedakan dengan mudah, namun kenampakan orde ketiga dan orde-orde selanjutnya pada umumnya sulit sekali untuk ditemukan. Sumber://htmlimg2.scribdassets.com/21e1a1slts1ono9h/images/3-f885b9a9bc.jpg Ada persyaratan tertentu dalam menerapkan konsep Moody dan Hill (1954), yaitu model ini berlaku apabila pembentukan sesarnya bukan merupakan akibat reaktivasi sesar pada batuan dasar atau dengan kata lain sesarnya merupakan sesar primer. Apabila pembentukan sesar mendatar ini merupakan reaktivasi dari sesar pada batuan dasar, maka konsep Moody dan Hill (1954) tidak tepat diterapkan. Untuk kepentingan analisis dalam kasus ini digunakan model dari Price dan Cosgrove (1956). Beberapa konsep dikembangkan oleh Moody dan Hill (1956) yang membahas tentang urutan kejadian struktur berdasarkan arah tegasan atau gaya yang bekerja pada suatu wilayah.

Konsep lain dikembangkan oleh Tchalenko (1970) dan Harding (1973) yang menjelaskan bahwa pada gerak sesar mendatar, gejala yang terdapat pada jalur sesar adalah komponen gerak kopel yang bekerja akibat seasar tersebut. Gerak kopel tersebut menghasilkan komponen tarik atau extension (E) dan komponen tekan atau compression (C). Perbedaan dari model Moody dan Hill dan Harding adalah arah gaya pembentukknya. Bila Moody dan Hill menggunakan pure shear sebagai gaya penyebab terbentuknya shear. Sedangkan Harding mengunakan simple shear. Seperti halnya sesar naik, sesar mendatarpun umumnya tidak berdiri tunggal melainkan terdiri dari beberapa bidang sesar yang selanjutnya membentuk zona sesar (fault zone). Di dalam zona sesar mendatar, umumnya sesar ini membentuk segmen-segmen sesar yang merencong (en-echelon). Sumber://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S0191814103001585-gr6.jpg Pemodelan Riedel (1929)

Satu diantara ilmu tentang perkembangan retakan sekunder yang berasosiasi dengan gerakan pada sesar orde pertama ditunjukkan oleh Riedel (1929). Riedel menemukan bahwa pergerakan blok basement disebabkan zona geser ditunjukkan bentuk V dengan dasar V seketika diatas sesar basement. Tipe retakan tergantung pada kekuatan lempung seperti ekstensi dan retakan gesernya. Terdapat 2 set, R adalah salah satu yang berkembang lebih sering. Ketika R juga berkembang, sering berputar dengan cepat sebagai perkembangan pergeseran pada sesar basement dan setelah derajat rotasinya relatif kecil, mengunci dan menjadi tidak aktif. Model Riedel Shear muncul di dalam sepasang sesar mendatar yang saling sejajar. Di dalam zona sesar tersebut akan berkembang struktur struktur geologi sebagai berikut : 1. Sesar mendatar Riedel ditandai dengan adanya sepasang Riedel Shear ( R dan R1) yang berarah 30 0 terhadap tegasan maksimum (σ1). Pergerakan dalam Riedel Shear terhadap R disebut sebagai synthetic faults yang relatif sejajar dengan Major Faults. R1 merupakan arah berikutnya setelah terjadi R yang disebut sebagai antithetic faults dengan pergerakan memotong major faults. Dalam suatu sistem yang lain akan timbul pula synthetic P dan X sebagai antithetic faults. 2. Tegasan utama σ1 membentuk sudut 45 0 terhadap major faults. 3. Sesar mendatar synthetic dan antithetic muncul dan berkembang selama Riedel Shear dan dapat pula menentukan pola patahan lainnya. Sumber://htmlimg3.scribdassets.com/21e1a1slts1ono9h/images/1-7c41b74adc.jpg DAFTAR PUSTAKA Price, N.J.and J. W. Cosgrove.1990. Analysis of Geological. Structure.Cambridge: Cambridge University

Berdasarkan percobaan laboratorium, pembentukan rekahan yang diakibatkan oleh adanya tekanan diawali oleh rekahan yang berukuran kecil dan apabila proses ini berlangsung terus rekahan kecil tersebut berkesinambungan dan akhirnya membentuk rekahan utama. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka penamaan sesar orde I, II dan seterusnya bukan menunjukan urutan pembentukan sesar, melainkan menunjukan ukuran serta hubungan sudut satu sesar dengan sesar lainnya. Naylor dkk (1986), membuat percobaan laboratorium untuk mengetahui mekanisme pembentukan sesar mendatar. Dalam percobaan tersebut pembentukan sesar terjadi secara bertahap, yaitu : Tahap I : Terjadi sejumlah rekahan yang disertai oleh pergeseran mendatar sepanjang 2,1 cm. Masing-masing rekahan tersebut saling terpisah dan posisinya saling merencong pada arah yang relatif sama (en-echelon synthetic Riedel Shear atau R shears) dan membentuk sudut lancip sekitar 17 terhadap tegasan utama. Tahap II : Terbentuk pergeseran sepanjang 2,8 cm dan mulai membentuk short-lived splay fault (S) yang membentuk sudut lebih besar dari 17 terhadap tegasan utama. Sesar Mendatar Pembreksian dan permilonitan jelas dan dapat meliputi jalur batuan yang remuk sampai seratus meter lebih. Seluruh jalur sesar mencapai lebar sampai sepuluh kilometer (termasuk flaser-flaser). Di dalam jalur sesar garis-garis sesar memperlihatkan pola anyaman. Diantara sesar, batuan yang tidak terganggu berbentuk kanta ( Flaser ) dan berukuran panjang dan lebar sampai rausan meter. Arah pergeseran horizontal dapat ditunjukkan oleh alihan batas batuan, retakan sekunder seperti rencong (en echelon fractures), gejala seretan, serta pada sesar mendatar hidup ada tanda seperti alihan terhadap bangunan, jembatan, jalan kereta api, lembah sungai, dan endapan berusia muda (endapan sungai dan gunung api yang masih hidup), pola tanaman yang teganggu dan suatu morfologi yang dikenal sebagai shutter ridges. Kemiringan bidang

sesar sangat curam dan umumnya tegak. Slickenside pada bidang sesar adalah mendatar atau hampir mendatar. Sesar mendatar nampak di permukaan sebagai garis-garis berjalur lurus lagi panjang. Panjang jalur sesar mencapai puluhan hinggan ratusan meter pada sesar yang sejajar atau hampir sejajar dengan struktur regional. Jalur sesar mendatar sering ditandai oleh deretan kolam (sag ponds). Tebing tebing curam sepanjang sesar dapat menghadap ke arah yang berlawanan pada jarak dekat. Batuan berdampingan yang dibatasi sesar dapat berbeda jenis dan usia geologi. Sesar mendatar hampir selalu disebabkan oleh daya tektonik dan disertai gempa berfokus dangkal (kurang dari 35 kilometer). Jumlah pergerakan mendatar meliputi ratusan kilometer tetapi tiap kali terjadi pergeseran jumlah pergerakan tidak melebihi 5 m, bahkan umumnya hanya beberapa desimeter saja. Efek sekunder dari penyesaran mendatar adalah tanah longsor pada tebing curam, sesar normal sepanjang bidang lemah dalam kerak bumi, penggelembungan permukaan tanah sampai beberapa desimeter dekat jalur sesar. Perubahan Arah tegasan utama sebagai pembentuk struktur daerah penelitian dapat dijelaskan dengan konsep Moody dan Hill (1956; dalam Satyana 2007). Hasil analisis dari model Wrenching system pulau Jawa menggunakan konsep ini menunjukkan bahwa pembentukan struktur daerah penelitian dipengaruhi oleh gaya orde kedua (Gambar 3.18).