PENGARUH KONSELING LAKTASI TERHADAP PENGETAHUAN KEMAMPUAN DAN KEBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN DAN KONSELING LAKTASI DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI DESA SAMBI REJO KABUPATEN SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

PENGARUH KONSELING TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN PARITAS DENGAN ONSET LAKTASI PADA IBU POST PARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN ASI EKSKLUSIF DI RSKIA SAKINA IDAMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Ni Nyoman Sumiasih 1. 1 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar

Disusun Oleh: Wiwiningsih

NASKAH PUBLIKASI RIYAN ROSSALIN NIM I

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. membiarkan kontak kulit dengan ibunya setidaknya selama satu jam. Mengingat

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKNIK MENYUSUI PADA IBU PRIMIPARA

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL SEBELUM DAN SETELAH PENYULUHAN MENGENAI INISIASI MENYUSU DINI

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

Pengaruh konseling laktasi intensif terhadap pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai 3 bulan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Putri Kusumawati Priyono

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

NGESTI WULAN SARI /IKM

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU YANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

Sri Lestari Dwi Astuti, Asrining Surasmi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

PENGARUH PARITAS DAN MEDIA KONSELING MASA NIFAS TERHADAP KEMAMPUAN PERAWATAN MANDIRI IBU POST PARTUM DI BPM VIVI SURABAYA

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

ANALISIS KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MALIAH PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING MENYUSUI TERHADAP PERILAKU IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH KONSELING LAKTASI TERHADAP PENGETAHUAN KEMAMPUAN DAN KEBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI Anita Liliana *), Elsi Dwi Hapsari **), Wenny Artanti Nisman **) *) Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta, Jl Raya Tajem KM 1,5 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55582 **) Program Magister Keperawatan FK UGM Abstrak Modal dasar pembangunan manusia berkualitas dimulai sejak bayi masih dalam kandungan yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI eksklusif. Target pelaksanaan pemberian ASI eksklkusif sebesar 80%, namun dalam pelaksanaannya ASI eksklusif masih memprihatinkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konseling laktasi terhadap pengetahuan, kemampuan dan keberhasilan ibu dalam pemberian ASI di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment with post test-only non equivalent control group design. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden pada masing-masing kelompok. Analisis bivariat menggunakan chi square dengan tingkat kemaknaan p<0.05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan yang signifikan setelah dilakukan konseling laktasi pada kelompok intervensi (p value 0.000<0.05), terdapat perbedaan kemampuan menyusui yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah diberikan konseling laktasi (p value 0.012<0.05; RR 1.917) dan terdapat perbedaan keberhasilan dalam pemberian ASI yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah diberikan konseling (p value 0.006<0.05; RR 2.500). Konseling laktasi berpengaruh terhadap pengetahuan, kemampuan dan keberhasilan ibu dalam pemberian ASI. Kata Kunci: Konseling, Laktasi, pemberian ASI Abstract [The Effect Of Lactation Counseling Towards Mother s Knowledge, Ability And Success Rate In Breastfeeding] The basic asset for building quality people started since the baby was still in the mother s womb, and continued with breastfeeding since early ages, especially in delivering exclusive breastfeeding. The target implementation of exclusive breastfeeding was 80%, but the reality showed contrary. Objective this research is to identify the effect of lactation counseling towards mother s knowledge, ability, and success in breastfeeding in Panembahan Senopati General Hospital, Bantul. Research design which was used was quasi-experimental with post test-only non equivalent control group design. Sample collection technique was using consecutive sampling with 32 respondents as total samples in each group. Bivariate analysis used chi square with significance level p<0.05. Intervention group was given lactation counseling (p-value = 0.000 [<0.05]). There was also a significant difference in mother s ability to breastfeed between the intervention group and control group after they were given lactation counseling (p-value = 0.012 [<0.05]; RR = 1.917). There was a significant difference in the success rate of breastfeeding in intervention and control group after counseling (p-value = 0,006 [<0.05]; RR = 2.500). Lactation counseling affected the mother s knowledge, ability, and success rate in breastfeeding. Keywords: Counseling, lactation, breastfeeding. Info Artikel : Dikirim 7 April 2017; Revisi 25 April 2017; Diterima 5 Mei 2017 ------------------------------------------------------------- *) Penulis Korespondensi E-mail: lilianaanita36@yahoo.com 189

1. Pendahuluan Pemberian ASI eksklusif sejak dari lahir hingga khususnya 6 bulan pertama terbukti mampu mengurangi dampak resiko kematian bayi. ASI merupakan makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan bayi (Indonesia Sehat 2010). Pemberian ASI Eksklusif di negara-negara berkembang ternyata mampu menurunkan secara tajam angka kematian bayi dengan menurunkan penyakit diare dan infeksi lainnya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif berturut-turut dapat mengurangi 22% dan 13% kematian neonatus (Roesli, 2009). Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 sampai 6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 berdasarkan laporan sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 masih cukup rendah yakni sebesar 42% dimana target pencapaian pemberian ASI eksklusif pada tahun 2014 sebesar 80% (Riskesdas, 2013). Salah satu penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif bagi bayi dibawah usia enam bulan karena produksi ASI pada ibu post partum yang terhambat pada hari- hari pertama pasca persalinan sehingga sebagian besar bayi mendapatkan susu formula pada saat baru lahir (Riskesdas, 2013). Program pemberian ASI Eksklusif di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Cakupan ASI ekslusif di provinsi DIY pada tahun 2008 baru mencapai 39,9%, pada tahun 2009 menurun menjadi 34,56%, sedangkan pada tahun 2010, cakupan ASI Eksklusif meningkat mencapai 40,57% namun belum mencapai target Depkes. Cakupan ASI Eksklusif di empat kabupaten yaitu Sleman, Bantul, Kulon progo, Gunungkidul, dan kota Yogyakarta masih berkisar 20±39% (Dinkes Provinsi DIY, 2011). Pengetahuan akan ASI dan kesadaran akan kesehatan ibu dan anak di kalangan masyarakat Bantul selama ini dirasa masih kurang. Dilihat dari angka kematian bayi sebesar 12/1000 kelahiran hidup 2005 dan 9,8/1000 kelahiran hidup di tahun 2006 dan capaian ASI eksklusif belum tembus angka 30%. Oleh sebab itu kesadaran atas pemenuhan atas hak anak dan pengetahuan akan kesehatan ibu dan anak perlu ada perhatian khusus agar visi Kabupaten Bantul menjadi Kabupaten sehat dapat terwujud (Dinkes Kab.Bantul 2012). Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, keberadaan tenaga konselor menyusui menjadi sangat penting. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa peranan tenaga konselor menyusui sangat besar terhadap peningkatan pemberdayaan ibu, peningkatan dukungan anggota keluarga serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang pada gilirannya akan meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia. Oleh karena itu keberadaan tenaga konselor menyusui perlu dipertahankan dan ditingkatkan (Departemen Kesehatan RI, 2007). 2. Bahan Dan Metode Penelitian ini merupakan penelitian quasi exsperiment dengan menggunakan rancangan posttest only nonequivalent control group dengan pendekatan kuantitatif. Populasi Target dalam penelitian ini yakni ibu hamil trimester III yang sedalng melakukan pemeriksaan kehamilan di poli kandungan RSUD Panembahan Senopati Bantul yang sesuai dengan kriteria kelayakan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 64 responden yang terdiri dari 32 responden kelompok intervensi yang diberikan konseling laktasi, 32 responden kelompok kontrol yang tidak diberikan konseling laktasi. Pengambilan sampel dari populasi yang ada dilakukan dengan consecutive sampling. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konseling laktasi. Variabel terikat adalah pengetahuan, kemampuan dan keberhasilan ibu dalam pemberian ASI dan variabel luar adalah IMD, usia, pendidikan, status pekerjaan, paritas, dukungan pasangan, frekuensi menyusui dan rawat gabung. Instrumen pengumpulan data untuk pengetahuan dan keberhasilan pemberian ASI menggunakan lembar kuesoiner dan untuk kemampuan menggunakan lembar observasi pengamatan menyusui dari modul konseling 40 jam dari WHO. 3. Hasil Penelitian Karakteristik responden berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar usia ibu pasca bedah sesar pada ketiga kelompok merupakan usia reproduktif antara usia 20 35 tahun. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa usia ibu, paritas, pekerjaan, pendidikan, IMD, keberhasilan menyusui, frekuensi menyusui, waktu rawat gabung dan dukungan suami pada kedua kelompok homogen dengan p value >0,05. Adapun hasil pada kedua kelompok didapatkan tidak ada perbedaan pengetahuan yang sigifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol sebelum diberikan konseling laktasi (p value 0,762>0,05). Pada tabel 2 dan 3 terlihat bahwa pada kelompok intervensi terdapat perubahan pengetahuan yang signifikan setelah diberikan konseling (p value 0,000<0,05), sedangkan pada kelompok kontrol sebaliknya (p value 0,500>0,05). Adapun hasil uji beda kedua kelompok didapatkan tidak ada perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol sebelum diberikan konseling (p value 0,762>0,05; RR 0,923), hal ini berbeda dengan analisa data setelah diberikan konseling (p value 0,000<0,05; RR 11,000). Pada Tabel 4 terlihat bahwa terdapat perbedaan kemampuan menyusui yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah diberikan konseling laktasi (p value 0,012<0,05; RR 1,917). Pada kelompok intervensi sebanyak 20 responden yang mampu dalam pemberian ASI sedangkan pada kelompok kontrol hanya 9 responden. 190

Variabel Usia Tabel 1. Karakteristik responden dan uji homogenitas antar kelompok (n=64 responden) Kelompok <20-35 tahun 20-34 tahun Intervensi (n=32) n % 10 (31,3) 22 (68,7) Kontrol P (uji Homogenitas) (n= 32) n % 12 (37,5) 20 (62,5) 0,792 Paritas Primipara Multipara 11 (34,4) 21 (65,6) 10 (31,3) 22 (68,7) 1,000 Pekerjaan bekerja Buruh Wiraswasta Swasta PNS 24 (75,0) 2 ( 6,3) 3 (9,4) 3 (9,4) 18 (56,3) 5 (15,6) 1 (3,1) 0,489 Pendidikan Rendah Tinggi 7 (21,9) 25 (78,1) 9 (28,1) 23 (71,9) 0,773 Keberhasilan IMD Gagal Berhasil 19 (59,4) 13 (40,6) 23 (71,9) 9 (28,1) 0,430 Rawat gabung 24 jam > 24 jam 5 (15,6) 27 (84,4) 0,062 Frekuensi menyusui Jarang Sering 1 (3,1) 31 (96,9) 28 (87,5) 0,352 Dukungan suami Pengetahuan sebelum konseling didukung Didukung baik 26 (81,3) 6 (18,8) 24 (75,0) 8 (25,0) - 0,762 Tabel 2 Pengaruh konseling laktasi terhadap pengetahuan ibu dalam pemberian ASI (n=64 responden) Pre Post P-value Pengetahuan Total Total Pre-Post N % N % n % N % N % N % Kontrol 24 75,0 8 25,0 32 100,0 22 68,8 10 31,3 32 100,0 0,500 Intervensi 26 81,3 6 18,8 32 100,0 2 6,3 30 93,8 32 100,0 0,000 Total 50 78,1 14 21,9 64 100,0 24 37,5 40 62,5 64 100,0 Tabel 3. Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan konseling (n=64 responden) Pengetahuan Kontrol Intervensi n % N % P-Value RR Sebelum 24 75,0 26 81,3 8 25,0 6 18,8 0,762 0,923 Total 32 100,0 32 100,0 Sesudah 22 68,8 2 6,3 10 31,3 30 93,8 0,000 11,000 Total 32 100,0 32 100,0 191

Tabel 4. Pengaruh Konseling Laktasi terhadap Kemampuan Ibu dalam Pemberian ASI (n=64 responden) Kemampuan Mampu Total Mampu Menyusui n % N % N % P-value RR Kontrol 23 71,9 9 28,1 32 100,0 Intervensi 12 37,5 20 62,5 32 100,0 0,012 1,917 Total 35 54,7 29 45,3 64 100,0 Tabel 5. Pengaruh Konseling Laktasi terhadap Keberhasilan Ibu dalam Pemberian ASI (n=64 responden) Keberhasilan ASI Berhasil Total Berhasil Eksklusif n % N % N % P-value RR Kontrol 20 62,5 12 37,5 32 100,0 Intervensi 8 25,0 24 75,0 32 100,0 0,006 2,500 Total 28 43,8 36 56,3 64 100,0 Tabel 5 terlihat bahwa terdapat perbedaan yang sering adalah adanya pengulangan informasi yang keberhasilan ASI eksklusif yang signifikan antara menjadi faktor pendukung dalam pemahaman ibu kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah terhadap informasi tersebut. Informasi atau pengetahuan diberikan konseling (p value 0,006<0,05; RR 2,500). yang sering dan berulang-ulang dapat meningkatkan Keberhasilan dalam pemberian ASI pada kelompok retensi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003). intervensi sebanyak 24 responden, sedangkan pada Menurut Soetjiningsih, (1997) untuk mencapai kelompok kontrol sebanyak 12 responden. Keberhasilan kemampuan dan keberhasilan menyusui diperlukan dalam pemberian ASI dipengaruhi adanya dukungan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang keluarga, informasi yang jelas dari profesi atau tenaga benar. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang kesehatan. Pendidikan ibu dan keluarga, nutirisi yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk adekuat juga akan mempengaruhi proses dalam dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya menyusui terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau 4. Pembahasan kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan Karakteristik yang dilihat dalam penelitian ini dokter atau tenaga kesehatan. adalah usia ibu, paritas, pekerjaan, pendidikan, Masalah yang banyak dialami oleh ibu adalah keberhasilan IMD, rawat gabung, frekuensi menyusui ketidakmampuan ibu tentang cara perlekatan yang dan dukungan suami. Karakteristik umur responden benar, sehingga masalah yang banyak dialami oleh ibuibu menunjukkan bahwa responden yang ada pada dalam penelitian ini adalah puting lecet, ASI yang kelompok intervensi maupun kontrol sebagian besar keluar hanya sedikit dan bayi rewel. Agar proses berusia 20-34 tahun, pada kelompok intervensi menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu mencapai 65,6% dan pada kelompok kontrol 62,5%. harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI Usia sangat menentukan kondisi maternal dan dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui (Handayani, 2007). menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat Pengetahuan ibu yang baik akan berpeluang (IDAI, 2008). Hal ini sesuai dengan penelitian Sari meningkatkan pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan (2013), menyatakan perlekatan yang tepat hanya dapat ibu tentang pentingnya menyusui akan meningkat bila dilakukan jika posisi juga sudah tepat. Jadi kunci selama kehamilan dan proses persalinan mendapatkan keberhasilan perlekatan bayi adalah jika posisi badan informasi dan dukungan yang adekuat. Hal ini sejalan bayi dan badan ibu sudah sesuai dimana seluruh badan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati bayi mengahdap ke badan ibu. (2013) yang menunjukkan pengetahuan kelompok yang Salah satu upaya untuk meningkatkan pemberian mendapat konseling laktasi yang intensif lebih tinggi ASI eksklusif dapat dilakukan melalui kegiatan promosi dibanding kelompok kontrol. Peningkatan pengetahuan dengan cara penyuluhan dan konseling pemberian ASI disebabkan karena adanya konseling yang sejak dini kepada ibu hamil, terutama ibu hamil menempatkan ibu sebagai subyek bukan sebagai obyek trimester ketiga, agar ibu lebih siap memberikan ASI akan menaruh minat yang besar untuk mengikuti sedini mungkin tanpa memberikan makanan ataupun konseling. minuman prelaktal. Hasil penelitian ini menunjukkan Intensitas konseling juga merupakan salah satu ibu yang berhasil memberikan ASI saja tanpa makanan yang mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu, tambahan lainnya selama 1 minggu setelah melahirkan sehingga semakin sering terjadi kontak antara ibu dan adalah ibu yang mendapatan dukungan penuh dari konselor maka semakin sering ibu mendapatkan kelurganya terutama suami. Hal ini sejalan dengan informasi yang secara tidak langsung meningkatkan penelitian Hector et al (2005) bahwa lingkungan rumah pengetahuan ibu. Manfaat lain dari intensitas konseling juga mempengaruhi suksesnya pemberian ASI 192

eksklusif. Peran keluarga dalam mendukung ibu agar tetap memberikan ASI sampai usia 6 bulan sangat penting. Bila hanya ibu yang punya niat untuk memberikan ASI kepada bayi tanpa dukungan keluarga keberhasilan pemberian ASI tidak akan berhasil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konseling laktasi pada ibu hamil trimester ke-3 dapat mempengaruhi keberhasilan ibu dalam pemberian ASI dan dapat mempengaruhi ibu secara signfikan pada 1 minggu setelah melahirkan. Imdad et al (2011), membuktikan bahwa konseling prenatal memiliki dampak terhadap pemberian ASI sampai 4-6 minggu, sedangkan konseling yang diberikan pada saat pranatal dan postnatal berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif sampai dengan 6 bulan. 5. Simpulan Terdapat perbedaan pengetahun yang signifikan pada kelompok intervensi setelah diberikan konseling laktasi, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi perubahan pengetahuan yang sigifikan. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan pada kelompok intervensi lebih tinggi setelah dilakukan konseling laktasi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan kemampuan menyusui yang signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah diberikan konseling laktasi. Terdapat perbedaan keberhasilan yang signifikan dalam pemberian ASI antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah diberikan konseling laktasi. 6. Saran Perlunya pengembangan tentang pelatihan konseling laktasi di keperawatan maternitas khususnya bagi tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan ibu dan anak. Perlunya tenaga kesehatan (bidan dan perawat) untuk meningkatan pelayanan antenatal dan postnatal dengan melakukan konseling laktasi secara intensif pada ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keberhasilan ibu dalam pemberian ASI. Perawat dapat meningkatkan peran konselor laktasi yang bertugas memberikan konseling pada saat pemeriksaan ANC ataupun pada saat ibu setelah melahirkan serta mendampingi dan memonitoring dalam pemberian ASI baik di bangsal nifas ataupun poli kandungan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Perlu adanya konselor laktasi yang bertugas pada setiap pelayanan maternitas (VK, bangsal nifas dan poli kandungan) yang khusus memberikan konseling kepada ibu hamil dan menyusui agar tehnik pemberian ASI tepat, sehingga bayi mendapat asupan ASI dan zat gizi yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dan pemberian ASI eksklusif dapat tercapai. 7. Daftar Pustaka Ambarwati, R. (2013). Pengaruh konseling laktasi intensif terhadap pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai 3 bulan. Tesis. Vol. 2, No. 1. Desember 2013: 15-23, Jurnal Gizi Indonesia. Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Konseling Menyusui Dan Pelatihan Fasilitator Konseling Menyusui, Jakarta. Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2011). Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinkes Kabupaten Bantul. (2012). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. Handayani, E., (2007). Trauma Kehamilan dan Pengaruhnya pada Janin. Di akses tanggal 11 Agustus 2015. http://www.hypnobirthing.web.id/?p=208 Hector, D., King L., Webb, K. & Heywood, P. (2005) Factors affecting breastfeeding practies: applying a concept framework. The NSW Public health bulletin, 16 (3-4): 52-55. Imdad, A., Yakoob, M.Y., Bhutta, Z.A. (2011). Effect of breastfeeding promotion interventions on breastfeeding rates, with special focus on developing countries. BMC Public Health. 11(Suppl.3): S24. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Riskesdas. (2013). Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2013. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI. Roesli. U., & Yohmi, E. (2009). Manajemen laktasi. Jakarta: IDAI. p: 32-34 Soetjiningsih. (1997). Masalah-masalah yang sering terjadi pada masa menyusui. dalam Soetjiningsih. (1997). ASI, petunjuk untuk tenaga kesehatan. EGC. Jakarta. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2012). AKI dan AKB tahun 2012 Menurut SDKI. http://pdfpath.com/pdf/.html. Diakses tanggal 26 Desember 2014. 193