BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT. Surah dan Ayat / Hadist Riwayat. Q.S. al- Mujadallah/58: 11. hadis. Kahfi/18: 46. Q.S. al- Isra /17: 24.

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik dan bernilai,

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROPOSAL PENGEMBANGAN ISLAMIC CENTER IMAM IBNU HAJAR TAHUN : TAHUN : 2012

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga. terwujud khairul ummah ( Enjang AS dan Aliyudin, 2007 : 3 ).

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak,

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB II KETELADANAN BERIBADAH DALAM KELUARGA DAN KESADARAN IBADAH ANAK. Keteladanan berasal dari kata teladan, yang berarti contoh,

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. sebuah model, dan metode pembelajaran inovatif di sekolah yang mana tertuju

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB V PEMBAHASAN. teori yang ada diantaranya sebagai berikut: A. Perencanaan pembelajaran aqidah akhlak dalam membentuk

ISLAMIC CENTER IMAM IBNU HAJAR

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. harus disiarkan kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad SAW pernah

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Tafsir Surat Al-Ashr: Meraih Sukses Dunia dan Akhirat

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang matang, baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam)

BAB I PENDAHULUAN. Allah adalah Maha Pencipta makhluk (al-khaliq). Allah menciptakan

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. ma ruf dan mencegah dari yang mungkar merekalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak yatim adalah mereka yang sudah tidak memiliki orang tua lagi dan

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB II LANDASAN TEORITIS. kata da wah, yang bersumber pada kata da a, yad u, da watan yang bermakna,

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dakwah merupakan suatu amanah yang diembankan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW, sangat memiliki kedudukan yang tinggi. kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI DAKWAH MUSLIMAT NU, FATIMIYAH, DAN AISYIYAH DALAM MENGEMBANGKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI DESA BANGSRI KECAMATAN BANGSRI

: :

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB IV ANALISA MATERI PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DIDIK MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

TUGAS. Bagaimana seharusnya pendidikan tentang lingkungan hidup ditanamkan? Dapatkah pendidikan lingkungan hidup menggunakan jalur dakwah? jelaskan!

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

Bukti Cinta Kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia dalam segala ruang lingkup kehidupannya, tidak memandang

ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI MUBALLIGH se-indonesia MUQADDIMAH

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2013/2014

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang Islami secara tidak langsung telah diajarkan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2016 M / 1437 H

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR BERSAMA PROF. HM AMIEN RAIS DI BALAI DESA BROSOT, GALUR KABUPATEN KULONPROGO

BAB IV ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN DAKWAH DEWAN PENGURUS PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (DPD PITI) TERHADAP KOMUNITAS ETNIS TIONGHOA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok baik secara lisan maupun tulisan. Kata tabligh merupakan bahasa Arab yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

DAFTAR TERJEMAH NO BAB HLM TERJEMAH TEKS

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam. Agama yang menjamin terwujudnya kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SITI MEGAWATI NIM:

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS METODE DAKWAH PONDOK PESANTREN SYAIKH JAMILURRAHMAN AS-SALAFY Metode merupakan suatu hal penting yang harus ada di dalam suatu pelaksanaan kegiatan untuk memberikan kemudahan dan keserasian dalam mencapai suatu tujuan. Metode yang kurang tepat seringkali mengakibatkan gagalnya suatu aktivitas (An- Nabiry, 2008: 238). Menurut Abdul Kadir Munsy metode diartikan sebagai cara untuk menyampaikan sesuatu (Aziz, 2004: 122). Sedangkan secara konseptual metode merupakan suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, dan tata pikir manusia (Aziz, 2004: 122). Dakwah sebagai suatu kegiatan mendorong (memotivasi) umat manusia untuk melaksanakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka berbuat ma ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat sangatlah diperlukan metode yang tepat agar tujuan dakwah tercapai. Dalam komunikasi metode dakwah lebih dikenal sebagai approach, yaitu cara-cara yang dilakukan oleh seorang da i atau komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih sayang (Tasmara, 2001: 43). Metode dakwah tidak hanya diperuntukkan bagi para da i perorangan yang mentablighkan ajaran Islam melainkan juga diperlukan oleh organisasi atau lembaga 66

67 ke-islam-an dalam upaya menjadikan dirinya (organisasi/lembaga) sebagai alat dakwah yang efektif dan efisien. Metode dakwah yang baik adalah metode yang dapat diterapkan sesuai kondisi yang dihadapi. Metode dakwah yang dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As- Salafy sebagaimana yang dijelaskan dalam bab III, dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Metode Dakwah Untuk Kalangan Internal Metode ini dilaksanakan khusus untuk santri di pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy. Dalam hal ini metode yang digunakan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy adalah Metode Pelatihan dan Pendidikan Da i Terprogram. Metode dakwah pelatihan dan pendidikan da i terprogram ini dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy melalui program I Dad Du at dan program Program Tahfidz Al-Quran. Metode ini dimaksudkan untuk mencetak da i-da i handal yang sesuai dengan tujuan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy (da i yang bermanhaj salaf). Dengan metode terprogram ini santri (calon-calon da i) dapat menguasai materi dan teknis dalam berdakwah secara matang. Sehingga santri setelah selesai dalam pembelajaran di pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy sudah siap untuk terjun di masyarakat. Metode dakwah pelatihan dan pendidikan da i terprogram merupakan metode dakwah yang efektif dan efisien. Hal ini berdasarkan teori yang dinyatakan Rosyad Shaleh bahwa setiap cara, apapun tujuannya, hanya dapat berjalan secara efektif

68 dan efisien, bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang (Shaleh, 1977: 48). Demikian pula usaha dakwah Islam, hanya dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, bilamana sudah dilakukan tindakan-tindakan persiapan dan perencanaan secara matang. Selain itu metode dakwah pelatihan dan pendidikan da i terprogram juga dapat menjadi kekuatan dan bertujuan untuk membangun capacity building di pondok pesantren Syaikh Jamiulrahman As Salafy. Selaras dengan hal tersebut, Brown (2001: 25) mendifinisikan capacity building sebagai suatu proses yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang, suatu organisasi atau suatu sistem untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Sementara Morison (2001: 42) melihat capacity building sebagai suatu proses untuk melakukan sesuatu atau serangkaian gerakan, perubahan multi level di dalam individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi dan system-sistem dalam rangka untuk memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat tanggap terhadap perubahan lingkungan yang ada (http://karwono.wordpress.com/2008/08/28). Teori Capacity building dalam konteks metode dakwah pelatihan dan pendidikan da i terprogram juga bersesuaian dengan firman Allah dalam QS. Al Mujadilah: 11:

69. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapanglapanglah dalam majlis", niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Departemen Agama RI, 2000: 434). Selain metode pendidikan dan pelatihan da i terprogram, pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy juga menggunakan metode ceramah dalam melakukan dakwahnya untuk kalangan internal, misalnya dalam kegiatan ta lim sore. Hal ini sesuai dengan metode ceramah menurut Ali Aziz yaitu metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan tentang suatu masalah dihadapan orang banyak (Aziz, 2004: 169). 2. Metode Dakwah Untuk Kalangan Eksternal Metode ini adalah metode dakwah yang dilakukan di luar pondok pesantren Syaikh Jamliurrahman As-Salafy. Metode dakwah yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut: Pertama, metode ceramah. Meskipun metode ini tergolong yang paling tua yang pernah digunakan dalam sejarah dakwah, namun sampai saat ini metode ceramah masih tetap dipergunakan dalam berbagai proses dakwah yang berlangsung baik dalam lingkungan formal maupun non formal (Ali Aziz, 2004: 166). Seperti

70 halnya pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy yang masih menggunakan metode ini untuk kegiatan dakwahnya baik yang dilakukan di pondok pesantren maupun di luar pondok pesantren. Pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy secara rutin mengirimkan santri-santri senior yang sudah terprogram dalam I Dad Du at untuk terjun langsung ke masyarakat seperti yang sudah dijelaskan dalam bab III. Ceramah merupakan metode yang digunakan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As- Salafy untuk menyampaikan seruan agama kepada masyarakat luas. Salah satunya melalui radio Majas 107. 8 FM, pengajian umum dan berlokasi di kawasan masyarakat luas. Baik atas inisiatif pihak pondok pesantren atau atas undangan masyarakat. Metode ini dijelaskan dalam penggalan QS. An-Nahl ayat 125: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (Departemen Agama RI, 2000: 224). Kedua, metode diskusi. pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy juga menggunakan metode diskusi yang sifatnya terbuka untuk umum, dalam arti tidak hanya diikuti oleh peserta internal (santri pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As-Salafy) namun juga diikuti oleh peserta non santri (masyarakat umum). Secara umum metode dakwah yang satu ini ditujukan bagi orang-orang yang taraf berfikirnya telah maju dan kritis. Seperti halnya yang diungkapkan oleh

71 Syekh Mahmud Abduh bahwa metode diskusi dapat digunakan berdakwah pada golongan yang tingkat kecerdasannya dalam kategori pertengahan antara golongan awam dan golongan yang tingkat kecerdasannya dalam kategori tinggi (Aziz, 2004:173). Hal ini tertuang dalam QS. Al. Ankabut (29) ayat 46: Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-nya berserah diri" (Departemen Agama RI, 2000: 321). Metode diskusi ini dilakukan pondok pesantren Syaikh Jamilurrahman As- Salafy sebagai upaya transformative keilmuan kepada masyarakat luas melalui diskusi atau dalam bentuk komunikasi dua arah. Dimana seorang da i atau ustadz mempresentasikan sebuah karya ilmiah agama dalam sebuah forum kajian dan kemudian dibuka sesi tanya jawab, sehingga kemudian terjadi proses pemahaman dua arah di dalamnya seperti yang diharapkan. Menurut Asmuni Syukir metode diskusi adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk menyatakan suatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan da inya sebagai penjawabnya (Aziz, 2004: 172). Ketiga, metode keteladanan. Metode ini merupakan metode dakwah yang diproyeksikan pada santri di dalam pondok pesantren Syaikh Jamliurrahman As-

72 Salafy sekaligus masyarakat di luar pondok pesantren. Metode ini mengacu pada al-qur an dan al- hadist (sunnah) seperti halnya yang telah dijelaskan dalam Bab III. Dengan kata lain, secara prinsip metode keteladanan adalah sebuah sikap menjalankan sunnah Rasulallah SAW dalam segala bentuk prilaku baik secara horizontal seperti halnya sikap dan adab dalam konteks sosial, budaya dan politik dan sekaligus secara vertikal seperti halnya menjalankan semua adab dan tata cara ritual ibadah yang telah disyariatkan Allah dan Rasul-Nya. Menurut Abdul Majid, dalam sudut pandang pendidikan, uswah al-hasanah adalah keteladanan yang baik, karena dengan adanya keteladanan yang baik itu akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya, dengan adanya contoh ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang baik dalam hal apa pun maka hal itu merupakan suatu amalia yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari (http://www.masbied.com/2012/04/03/teori-keteladanandalam-pendidikan/). Dari uraian di atas dapatlah dipahami bahwa dengan metode uswatun hasanah (keteladanan) akan terarah kepada satunya kata dengan perbuatan. Artinya seorang da i tidak hanya sekedar mengandalkan ucapan dengan teorinya yang memukau audien, tapi juga harus diikuti oleh perbuatan. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Ash-Shaff (61): 2-3:

73 Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? (2). Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apaapa yang tiada kamu kerjakan (3) ( (Departemen Agama RI, 2000: 440). Selain ayat di atas Rasulullah pun dalam kehidupannya selalu memberikan keteladanan, yang mana dalam QS. Al-Ahzab (33): 21 telah dijelaskan sebagai berikut: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Departemen Agama RI, 2000: 438).