Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 24

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Ijuk Pohon Aren (Arenga pinnata) terhadap Pb 2+

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

BAB III METODE PENELITIAN

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Kulit Singkong Terhadap Ion Cr 6+

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

Pengaruh Konsentrasi Ion Cr(VI) terhadap Daya Adsorpsi Karbon Aktif Tongkol Jagung (Zea mays)

JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

STUDI KINETIKA ADSORPSI LARUTAN ION LOGAM KROMIUM (Cr) MENGGUNAKAN ARANG BATANG PISANG (Musa paradisiaca)

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

ADSORPSI KARBON AKTIF DARI SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PENURUNAN FENOL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Indo. J. Chem. Sci. 4 (3) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Analisa Kadar Air Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

POTENSI ARANG AKTIF MENGGUNAKAN AKTIVATOR

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

POTENSI ARANG AKTIF BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) SEBAGAI ADSORBEN ION Zn 2+ DAN SO 4 2- DALAM AIR SUMUR BOR BURUK BAKUL, BENGKALIS

Keywords : activated charcoal, rice hurks, cadmium metal.

KAPASITAS ADSORPSI BEBERAPA JENIS KULIT PISANG TERAKTIVASI NaOH SEBAGAI ADSORBEN LOGAM TIMBAL (Pb)

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman ISSN ADSORPSI BESI DAN BAHAN ORGANIK PADA AIR GAMBUT OLEH KARBON AKTIF KULIT DURIAN

JURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

OPTIMASI UKURAN PARTIKEL, MASSA DAN WAKTU KONTAK KARBON AKTIF BERDASARKAN EFEKTIVITAS ADSORPSI β-karoten PADA CPO

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III. BAHAN DAN METODE

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

PENGARUH SUHU, KONSENTRASI ZAT AKTIVATOR DAN WAKTU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

POTENSI ARANG AKTIF DARI TULANG SAPI SEBAGAI ADSORBEN ION BESI, TEMBAGA, SULFAT DAN SIANIDA DALAM LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

OF ADSORPTION A TECHNICAL BENTONITE AS AN ADSORBENT OF HEAVY METAL

Warna Bau ph Kuning bening Merah kecoklatan Coklat kehitaman Coklat bening

PENGARUH SUHU AKTIVASI TERHADAP DAYA SERAP KARBON AKTIF KULIT KEMIRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI ARANG AKTIF CANGKANG BUNGA PINUS SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H2SO4 DALAM LARUTAN

POTENSI ARANG AKTIF BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill) SEBAGAI ADSORBEN ION KADMIUM (II) DAN TIMBAL (II) DENGAN AKTIVATOR H 2 SO 4

Jurnal MIPA 39 (1) (2016): Jurnal MIPA.

PEMANFAATAN ARANG AKTIF BIJI KAPUK (Ceiba pentandra L.) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM TIMBAL (Pb)

Keywords: Active carbon, adsorption, cocoa s peel, hydrochloric acid.

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca) MENGGUNAKAN AKTIVATOR NaOH DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN MALACHITE GREEN

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. TEAM PENGUJI SIDANG SKRIPSI... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACK... v. KATA PENGANTAR...

HASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +

PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG BUAH KARET UNTUK ADSORPSI ION BESI (II) DALAM LARUTAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Indo. J. Chem. Sci. 6 (1) (2017) Indonesian Journal of Chemical Science

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia ABSTRAK

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

ADSORPSI ION Cr 3+ OLEH SERBUK GERGAJI KAYU ALBIZIA (Albizzia falcata): Studi Pengembangan Bahan Alternatif Penjerap Limbah Logam Berat

Transkripsi:

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 24 Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI Adsorption Capacity of Banana Stem Activated Charcoal (Musa paradisiaca) Toward Chromium VI Ions 1) Yuliono, 2) Netti Herawati, 3) Maryono 1, 2, 3) Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224 Email: eladhwaf@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu arang aktif batang pisang (musa paradisiaca) ditinjau dari kadar air dan kadar abu, waktu kontak optimum, dan kapasitas adsorpsi terhadap ion logam kromium VI. Penentuan kadar air dan kadar abu menggunakan metode gravimetri, waktu kontak optimum menggunakan metode batch dengan variasi waktu yaitu 30, 60, 90, 120, dan 150, menit,, dan penentuan kapasitas adsorpsi menggunakan pola isotherm Freundlich dan Langmuir dengan variasi konsentrasi ion Cr (VI) 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm. Banyaknya ion yang terserap diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian yang diperoleh berupa kadar air sebesar 12,27%, dan kadar abu sebesar 5,84%. Waktu kontak optimum tercapai pada menit ke120. Adsorpsi arang aktif batang pisang terhadap ion logam kromium VI mengikuti pola isotherm Langmuer dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,2139 mg/g. Kata kunci: Arang aktif, Cr (VI), Kapasitas adsorpsi, musa paradisiaca, kapasitas adsorpsi ABSTRACT This research aimd to know the quality of banana stem activated charcoal observed from the amount of water and amount of dust, optimum contact time, and adsorption capacity toward Cr 6+ ions. Determination of amount of water and amount of dust using gravimetric method, optimum contact time using batch method with 30, 60, 90, 120, and 150 minutes as the time variation, and determination of adsorption capacity using Freundlich and Langmuir isotherm with various concentration of Cr 6+ ionsof 5, 10, 15, 20, and 25 ppm. The amount of ion adsorbed was measured by using Atomic Absorption Spectrophotometers (AAS). Result of the research obtained were 2,61% of water amount and 5,57% of dust amount. Optimum contact time achieved in 120 minutes. Adsorption of banana stem activated charcoal towardcr 6+ ions followd the Langmuir isotherm with 0,2139 mg/g as the adsorption capacity. Keywords: Activated charcoal, Cr 6+, Quality of Activated Charcoal, musa paradasiaca, adsorption capasity

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 25 PENDAHULUAN Kemajuan teknologi di masa sekarang ini mengakibatkan banyaknya aktivitas manusia yang menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran lingkungan di sekitarnya.pencemaran lingkungan oleh logam berat merupakan masalah yang sangat serius saat ini. Logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup bila berada pada konsentrasi diatas nilai ambang batas. Logam logam berat yang larut dalam perairan pada konsentrasi tertentu dapat berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Meskipun daya racun yang di timbulkan oleh satu jenis logam berat terhadap semua biota tidak sama, namun kehancuran dari satu kelompok dapat menyebabkan terputusnya satu mata rantai kehidupan(darmayanti, dkk.,2012). Logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Absorpsi logam melalui saluran pernapasan cukup besar, baik pada biota air yang masuk melalui sistem pencernaan maupun biota darat yang masuk melalui debu di udara ke saluran pernapasan.salah satu contoh logam berat adalah kromium (Cr), dimana Cr termasuk logam yang mempunyai daya racun tinggi.logam ini dapat mengakibatkan terjadinya keracunan yang menyebabkan pembengkakan pada hati (Palar, 2008). Kromium yang merupakan salah satu unsur logam berat yang penting bagi manusia ternyata dapat berdampak negatif jika berada di atas nilai ambang batas, dimana batas konsentrasi logam kromium dalam tubuh adalah 0,05 mg/l (Nursiah, dkk., 2009). Bentuk yang paling umum adalah kromium (VI) dan umumnya dihasilkan dari proses industri. Jadi potensi keberadaanya dalam air limbah atau perairan sangat besar, oleh karena itu di butuhkan teknik atau metode untuk menghilangkan logam logam tersebut di dalam air limbah dan perairan. Beberapa metode yang dapat di gunakan untuk menurunkan konsentrasi ion logam dalam limbah cair diantaranya adalah adsorbsi pengendapan, penukar ion dengan menggunakan resin, filtrasi dan dengan cara penyerapan bahan pencemar oleh adsorben arang aktif (Lopes, 1997 dalam Darmayanti dkk, 2012). Diantara metodemetode tersebut, adsorbsi dengan arang aktif merupakan metode yang paling umum dipakai karena memiliki konsep yang lebih sederhana dan dapat di regenerasi serta ekonomis. Bahan yang dapat di buat menjadi arang aktif adalah semua bahan yang mengandung lignoselulosa yaitu selulosa dan hemiselulosa, dan juga memiliki kandungan lignin. Tanaman pisang yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah buah pisang dan daun pisang, adapun bagian lain dari tanaman pisang seperti batang pisang jarang di manfaakan masyarakat. Sebagian kecil batang pisang hanya dimanfaatkan sebagai makanan ternak, sedangkan dalam jumlah besar sebagai sampah.batang pisang merupakan salah satu bahan yang berpotensi sebagai arang aktif.hal ini di sebabkan batang

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 26 pisang karena batang pisang banyak mengandung selulosa 40% (Mohapatra, dkk., 2010). Batang pisang memiliki berat jenis 0,29 g/cm3 dengan ukuran panjang serat4,20 5,46 mm (Syafrudin,2004).dan kandungan lignin 12 % (Mohapatra,dkk (2010) Daya serap arang aktif dapat ditingkatkan dengan melakukan aktivasi kimia dengan menggunakan bahan pengaktif seperti ZnCl2, CaCl2, NaCl, NaOH, dan lainlain.serta aktivasi fisika dengan pemanasan pada suhu tinggi. Aktivasi kimia memiliki banyak keunggulan seperti mengdegradasi dan penghidrasi molekul organik, membatasi pembentukan tar, membantu dekomposisi senyawa organik, membantu mengeluarkan hidrokarbon yang terbentuk pada saat proses karbonasi dan dapat melindungi permukaan karbon sehingga kemungkinan terjadinya oksida dapat dikurangi (Meilita dan Tuti, 2003). Hartanto dan Ratnawati (2010) menguji tiga aktivator untuk mengaktifkan arang tempurung kelapa sawit, yaitu NaOH, NaCl, dan HCl. Mereka menemukan bahwa NaOH lebih baik dari segi kadar air, kadar abu, dan daya serap iodin. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas aktivasi yaitu konsentarsi aktivator, waktu perendaman, dan ukuran bahan.perendaman dengan bahan aktivasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan atau membatasi pembentukan lignin, karena adanya lignin dapat membentuk senyawa tar.sedangkan untuk konsentrasi aktivator semakin tinggi konsentrasi larutan kimia aktivasi, maka semakin kuat pengaruh larutan tersebut mengikat senyawasenyawa tar sisa karbonisasi untuk keluar melewati mikro poripori dari karbon sehingga permukaan karbon semakin porous yang mengakibatkan semakin besar daya adsorpsi karbon aktif (Kurniati, 2008). Penelitian tentang kinetika adsorbsi arang aktif batang pisang terhadap ion logam kromium Cr (VI) telah dilakukan oleh Ida, dkk( 2010), mereka menemukan bahwa kinetika adsorbsi arang aktif batang pisang terhadap ion logam kromium Cr (VI) mengikuti orde dua dengan nilai konstanta laju adsorpsi sebesar 0,0008 menit1ppm1. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu diadakan suatu penelitian terhadap kapasitas adsorpsi arang aktif batang pisang (musa paradisiaca) terhadap ion logam kromium Cr (VI). METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alatalat gelas yang umum digunakan, shaker, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA), tanur, stopwatch, neraca digital, oven, dan ayakan 100/+200mesh Bahanbahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah batang pisang, larutan NaOH, HCl, aluminium foil, akuades, kertas saring biasa, dan K2Cr2O7. B. Prosedur Kerja 1. Penyiapan Sampel dan Pembuatan Arang Aktif a. Dehidrasi Sampel batang pisang dibersihkan dari kotorannya (dicuci menggunakan air kran

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 27 sebanyak tiga kali). Batang pisang dipotong kecilkecil kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari langsung selama 1 minggu. b. Karbonisasi Batang pisang yang telah kering dimasukkan dalam cawan porselin, kemudian dikarbonisasi dalam tanur pada suhu 400 0 C selama 1 jam c. Aktivasi 1) Arang yang telah dingin dihaluskan dengan cara digiling atau digerus, kemudian diayak dengan ukuran ayakan lolos saringan 100 Mesh dan tertahan di 200 Mesh. 2) Arang yang diperoleh direndam dengan larutan NaOH selama 2 jamhingga ph pencuci netral. 3) Arang hasil pencucian dikeringkan pada suhu 110 0 C 2. Karakterisasi Arang Aktif a. Penentuan Kadar Air Arang Aktif Sebanyak 1 gram arang aktif ditempatkan dalam cawan porselin yang telah diketahui bobot keringnya. Cawan yang berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 0 C selama 2 jam sampai bobotnya konstan dan didinginkan di dalam eksikator lalu di timbang, (hingga perbedaan bobot massa antar penimbangan tidak lebih dari 0,0002 gram) Perhitungan kadar air menggunakan persamaan Kadar air (%) = ab a x 100% a = bobot sampel belum pemanasan (gram) b = bobot sampel sesudah pemanasan (gram ) b. Penentuan Kadar Abu Sebanyak 1 gram arang aktif di timbang dan di masukkan kedalam kurs yang telah di ketahui beratnya. Kemudian di tempatkan kedalam tanur pada suhu 800 0 C selama 2 jam. Perhitungan kadar abu menggunakan persamaan: Kadar abu (%) = b a x 100% a = bobot awal sampel (gram) b = bobot sisa sampel (abu) (gram) 3. Pembuatan Larutan Baku Cr (VI) Pembuatan larutan bakucr (VI) 1000 ppm dilakukan dengan menimbang 2,8269 gram K 2 Cr 2 O 7 kemudian dilarutkan dengan penambahan sedikit demi sedikit HClpekat hingga 10 ml dan ditambahkan sedikit air panas hingga larut,kemudian diencerkan dengan akuades hingga tanda batas dalam labu ukur 1000 ml. 4. Pembuatan Larutan Standar Cr (VI) 10 ml larutan baku Cr (VI) 1000 ppm dipipet dan diencerkan sampai tanda batas dalam labu ukur 100 ml untuk membuat larutan 100 ppm. Selanjutnya membuat larutan standar Cr (VI)5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm. 5. Pembuatan larutan sampel Cr (VI) 25 ml larutan baku Cr (VI) 100 ppm dipipet dan diencerkan sampai tanda batas dalam labu ukur 100 ml untuk membuat larutan 25 ppm, 20 ml larutan baku Cr (VI) 100 ppm dipipet dan diencerkan hingga 100 ml untuk membuat

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 28 larutan 20 ppm, dilakukan perlakuan yang sama untuk membuat larutan Cr (VI)15 ppm, 10 ppm, dan 5 ppm. 6. Penentuan Waktu Kontak Optimum Arang Aktif batang pisang terhadap Ion Cr (VI) Larutan Cr (VI) dengan konsentrasi 25 ppm disiapkan dalam 5 erlenmeyer yang berbeda dengan volume masingmasing 25 ml. Ke dalam 25 ml larutan Cr (VI) ditambahkan 0,5 g arang aktif yang telah dibuat. Campuran dikocok dengan shaker dengan variasi waktu 30, 60, 90, 120, dan 150menit, setelah itu disaring dengan kertas saring Whatman untuk memperoleh supernatan ion Cr (VI). Absorbansi filtrat diukur dengan SSA. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakterisasi Arang Aktif Batang Pisang Karakterisasi pada penelitian ini meliputi kadar air dan kadar abu. Tabel 1. Hasil Karakterisasi Arang Aktif Batang Pisang Karakterisasi Hasil (%) SNI (%) Kadar air 12,27 15 Kadar abu 5,84 10 2. Penentuan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang terhadap Ion Logam Cr(VI) Waktu kontak optimum adsorpsi arang aktif batang pisang terhadap ion logam Cr (VI) diperoleh dengan melakukan variasi waktu 7. Penentuan Kapasitas Adsorpsi kontak. Hasil yang diperoleh Ion Cr (VI)oleh Arang Aktif digunakan untuk menentukan waktu batang pisang optimum adsorpsi ion Cr (VI) Sebanyak 25 ml larutan ion dengan cara menghitung daya serap logam Cr (VI) dengan konsentrasi 5 setiap waktu yang digunakan. ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan Penentuan waktu kontak optimum 25 ppm disiapkan. Ke dalam tiaptiap 25 ml larutan Cr (VI) tersebut waktu yang dibutuhkan oleh adsorpsi bertujuan untuk mengetahui ditambahkan 0,5gram arang aktif. adsorben arang aktif batang pisang Tiaptiap campuran dikocok dengan dalam menyerap ion logam Cr(VI) shaker selama waktu optimum, secara maksimum. kemudian disaring dengan kertas saring Whatman.Absorbansi filtrat diukur dengan SSA. Tabel 2. Ratarata Ion Cr (VI) yang Teradsorpsi dengan Menggunakan Arang Aktif Batang Pisang pada Berbagai Waktu Kontak dari Ion Cr (VI) 25 ppm Waktu Kontak (menit) Sisa (C e ) (ppm) Terserap (ppm) Persen Daya Serap (%) Daya Serap (mg/g) 30 24,0948 0,9052 3,6208 0,0452 60 23,8792 1,1208 4,4832 0,0560 90 21,1853 3,8147 15,2588 0,1906 120 20,7111 4,2889 17,1556 0,2143 150 23,7500 1,2500 5,000 0,0624

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 29 Tabel 2 memperlihatkan bahwa dari menit ke30 sampai menit ke120 terjadi peningkatan daya serap sedangkan pada menit ke 120 sampai menit ke150 terjadi penurunan daya serap. Hal ini menandakan bahwa waktu kontak optimum arang aktif batang pisang dalam menyerap ion Cr (VI) dicapai pada waktu 120 menit dengan daya serap 0,2143 mg/g. 3. Penentuan Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang Terhadap Ion Cr(VI) Penentuan kapasitas adsorpsi dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu adsorban (arang aktif batang pisang) dalam menyerap atau mengadsorpsi adsorbat (ion logam Cr(VI). Tabel 3. Ratarata ion Cr(VI) yang Teradsorpsi dengan Menggunakan Arang Aktif Batang Pisang pada berbagai dengan Waktu Kontak Optimum 120 Menit awal (C 0 ) (ppm) sisa (Ce) (ppm) terserap (ppm) Daya serap (mg/g) 5 1,0065 3,9935 0,1996 10 5,7157 4,2843 0,2141 15 10,8049 4,1951 0,2096 20 15,7817 4,2183 0,2168 25 20,7554 4,2446 0,2122 log w log C e C e /W 0,6998 0,6693 0,6786 0,6659 0,6732 0,0028 5,0425 0,7570 26,6964 1,0336 51,5500 1,1981 72,7938 1,3171 97,8155 Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ion Cr(VI) maka semakin banyak ion Cr(VI) yang terserap,kecuali pada konsentrasi 25 ppm. B. Pembahasan 1. Karakterisasi arang aktif batang pisang a. Kadar Air Keberadaan air didalam arang berkaitan dengan sifat higroskopis dari arang aktif. Kadar air yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah 12,27%, kadar air ini telah memenuhi standar arang aktif yang ditetapkan oleh SNI No. 06373095 yaitu maksimal 15%. Rendahnya kadar air ini menunjukkan bahwa arang aktif batang pisang baik digunakan sebagai adsorben. Semakin sedikit kadar air maka semakin efektif arang dalam penyerapan, hal ini disebabkan karena pori arang yang semakin banyak terbuka. b. Kadar Abu Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk menguji banyaknya mineral yang terdapat pada arang aktif berupa oksida logam (Suryani, 2008). Dari hasil penelitian

Daya serap (mg/g) Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 30 diperoleh kadar abu arang aktif batang pisang sebesar 5,84%. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar abu arang aktif batang pisang sudah memenuhi syarat mutu SNI No. 06 373095 yaitu kurang dari 10% yang artinya bahwa arang aktif batang pisang sudah layak digunakan sebagai adsorben. 2. Penentuan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang terhadap Ion Cr(VI) Waktu kontak adsorpsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses penyerapan. Dari hasil penelitian diperoleh waktu kontak optimum tercapai pada menit ke120 artinya pada waktu ini sudah terjadi suatu kesetimbangan antara adsorben arang aktif batang pisang dan adsorbat ion Cr(VI). Untuk mengetahui hubungan antara daya serap dengan waktu kontak maka dibuat grafik berikut. 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 0 30 60 90 120 150 Waktu kontak (menit) Gambar 1. Hubungan Antara Daya serap (mg/g) Arang Aktif Batang Pisang terhadap Ion Cr(VI) pada Berbagai Waktu Kontak Dari grafik hubungan antara waktu kontak dengan daya serap arang batang pisang terhadap ion Cr(VI) (mg/g) terlihat bahwa semakin lama waktu kontak semakin tinggi daya serap, namun pada waktu 120 sampai 150 menit grafik terlihat menurun. Hal ini menandakan bahwa waktu kontak optimum tercapai pada 120 menit. Hasil ini juga menunjukkan bahwa pada waktu optimum arang aktif sudah tidak mampu lagi mengadsorpsi ion Cr(VI) artinya jumlah zat terlarut yang diadsorpsi telah jenuh,hal ini di sebabkan karena poripori arang aktif telah tertutup oleh adsorbat sehingga arang aktif tidak mampu lagi menyerap adsorbat artinya posisi kationkation dalam ronggarongga arang mengalami kejenuhan dalam mengadsorpsi ion kromium VI. 3. Penentuan Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang terhadap Ion Cr(VI) Kapasitas adsorpsi adalah kemampuan suatu adsorban dalam menyerap atau mengadsorpsi adsorbat. Untuk mengetahui hubungan antara daya serap dengan konsentrasi larutan maka dibuat grafik hubungan antara daya serap (mg/g) dengan konsentarsi sisa (Ce). Hasil pengukuran tersebut dimasukkan kedalam grafik persamaan Freundlich dan persamaan Langmuir untuk menentukan pola isotherm yang sesuai dan besarnya kapasitas adsorpsi.grafik isotherm Freundlich dan Langmuir dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Ce/W log W Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 31 0.66 0.665 0.67 0.675 0.68 0.685 0.69 0.695 0.705 Gambar 2. Isoterm Freundlich Adsorpsi Ion Logam Cr(VI) oleh Arang Aktif Batang Pisang 120 100 0.7 80 60 40 20 0 0 0.5 1 1.5 y = 0.0218x 0.6962 R² = 0.7274 log Ce y = 4.6734x + 0.2488 R² = 0.9995 0 10 20 30 Ce Gambar 3. Isoterm Langmuer Adsorpsi Ion Logam Cr(VI) oleh Arang Aktif Batang Pisang Pola isotherm yang sesuai dapat diketahui dengan membandingkan nilai R 2 dari kedua grafik. Dari kedua grafik di atas terlihat bahwa adsorpsi ion Cr(VI)oleh arang aktif batang pisang lebih cenderung mengikuti persamaan isotherm Langmuir daripada Freundlich karena nilai R 2 untuk kurva langmuir mendekati 1 yaitu 0,9995 dibandingkan dengan isotherm Freundlich 0,7274. Oleh karena itu, kapasitas adsorpsi arang aktif batang pisang terhadap ion Cr(VI) dihitung menggunakan persamaan isotherm Langmuir. Isotherm adsorpsi Langmuir mengasumsikan bahwa adsorpsi terjadi secara kimia artinya penyerapan lebih banyak terjadi pada gugus fungsi yang terdapat pada arang aktif.pada adsorpsi kimia adsorbat terikat kuat dengan adsorben.adsorpsi kimia ini terjadi karena adanya ikatan kimia yaitu ikatan antara ion logam dengan gugus fungsi. H 2 C H 2 C CH 3 CH 3 O O OH + NaOH O Na + + Cr 6+ H 2 C H 2 C CH 3 CH 3 O O O Na + + H 2 O O Cr 6+ + Na + Gambar 4. Mekanisme Terbentuknya Ikatan antara Ion Logam dengan Gugus Fungsi Berdasarkan grafik model isotherm Langmuir hubungan antara Ce/W dan Ce diperoleh persamaan garis lurus y = 4,6734x + 0,2488 dengan nilai R² = 0.9995 dari persamaan garis ini diperoleh kapasitas adsorpsi arang aktif batang pisang terhadap ion Cr(VI) adalah 0,2139 mg/g. Tabel 4. Perbandingan Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang Dengan Arang Aktif Lainnya Terhadap Ion Logam Cr (VI). Jenis Arang Aktif Kapasitas Adsorpsi (mg/g) Tempurung biji 0,3760 Nyamplung Sabut kelapa 12,6152 Kulit singkong 12,8200 1 Indis dan Ulfin (2013), 2 Sudiarta dan Yulihastuti (2010), 3 Hasrianti(2012).

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif Batang Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Ion Logam Kromium VI 32 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumya, mengenai arang aktif batang pisang maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Arang aktif batang pisang layak digunakan sebagai adsorben dengan kadar air12,27% dan kadar abu 5,84%. 2. Waktu kontak optimum adsorpsi arang aktif batang pisang terhadap ion Cr(VI) adalah 120 menit. 3. Kapasitas adsorpsi arang aktif batang pisang terhadap ion Cr(VI) adalah 0,2139 mg/g yang diperoleh pada waktu kontak 120 menit. B. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan: 1. Diadakan penelitian lanjut dengan arang aktif batang pisang yang diaktivasi dengan aktivator lainmaupun secara fisika. 2. Dilakukan penelitian lain yang tetap menggunakan adsorben arang aktif batang pisang dengan logam berat yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Darmayanti,dkk. 2012. Adsorption Of Plumbun (Pb) and Zinc (Zn) From Its The Solution By Using Bioligical Charcoal (Biocharaco ) of Kepok Banana Peel by ph And Contact Time variation. Palu, University of Tadulako. Hartanto, S dan Ratnawati.2010. Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa Sawit dengan Metode Aktivasi Kimia.Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 12 No., 1216. Ida, dkk. 2012. Studi Kinetika Adsorpsi Larutan Ion Logam Kromium (Cr) Menggunakan Arang Batang Pisang (Musa Paradisiaca).Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Kurniati, E. 2008.Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Arang Aktif. Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jawa Timur. Meilita, T & Tuti, S. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya). Medan: Jurusan Teknik Industri USU. Mohapatra, D.,Mishra, S.,Sutar,N. 2010. Banana and its byproduct utilisation: an overview. Journal of Scientific & Research Vol. 69,May 2010, pp. 323329. Nursiah, dkk. 2009. Biosorpsi Ion Logam Cr(VI) Dengan Menggunakan Biomassa Lamun Enhalus acoraides yang Terdapat Di Pulau Barrang Lompo. Makassar: Jurusan Kimia UNHAS. Palar, H,. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Bina Rupa Aksara, Jokjakarta.