BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Iklim Perubahan iklim

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

KATA PENGANTAR. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memenuhi wawasan bagi semua orang dan dapat bermanfaat. Airmadidi, 25 Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

FENOMENA GAS RUMAH KACA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

Mereduksi CO 2 Pada Sektor Transportasi Umum (Bis dan Truk) Dengan Efektivitas Fleet Management

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

BAB VII PERKIRAAN EMISI. Pemerintah Kabupaten Donggala A. GAS RUMAH KACA B. KEGIATAN MANUSIA DAN JENIS GRK. Badan Lingkungan Hidup Daerah

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

Oleh: ANA KUSUMAWATI

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

PENIPISAN LAPISAN OZON

BAB I PENDAHULUAN. intensitas ultraviolet ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRAKTEK GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PENGGUNA SEPEDA, KRL, DAN TRANSJAKARTA DI METROPOLITAN JAKARTA TUGAS AKHIR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAPEKSINDO GABUNGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pihak menanggung beban akibat aktivitas tersebut. Salah satu dampak yang paling

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan pusat pendidikan. Peranan kota Kupang mempengaruhi perpindahan penduduk dari kabupaten ke untuk berbagai tujuan hidup. Dengan demikian jumlah penduduk terus bertambah dari tahun ke tahun dengan kepadatan penduduk yang relatif tinggi. Pertambahan jumlah penduduk ini juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal. Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia, maka dapat diciptakan kondisi yang dapat mendorong pembangunan perumahan untuk menjaga kelangsungan penyediaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat (Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Republik Indonesia, 2002). Rumah sebagai salah satu kebutuhan pokok untuk berlindung terus mengalami pergeseran fungsi, di mana tidak hanya sebagai tempat tinggal namun juga sebagai sarana untuk menunjukan ekspresi sosial seseorang atau sebuah keluarga dalam suatu lingkungan masyarakat. Oleh karena itu kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal sendiri, dalam hal ini rumah terus meningkat dalam setiap lapisan masyarakat. Kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) juga disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dalam mengusahakan pembangunan secara mandiri pada

2 lokasi/kapling sendiri atau dengan membeli unit rumah yang disediakan oleh pihak pengembang. Masyarakat yang ada memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda-beda yang terlihat juga dalam upaya penyediaan tempat tinggal. Masyarakat ekonomi lemah dengan penghasilan rendah umumnya berupaya untuk memiliki tempat tinggal yang dibangun sendiri dengan perencanaan yang sederhana menggunakan material yang terjangkau dalam daya belinya serta di bangun oleh beberapa tukang bangunan yang ada dilingkungannya dengan kemampuan konstruksinya yang terbatas. Kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah merupakan kelompok masyarakat dengan jumlah yang paling besar. Mereka berupaya untuk memiliki tempat tinggal sendiri dengan perencanaan desain yang sudah mulai berselera dan ingin membangun rumah sendiri menggunakan jasa arsitek dengan bantuan tenaga konstruktor yang baik. Namun yang sering menjadi kendala adalah kesulitan dalam memperoleh lokasi dengan harga terjangkau yang berada dekat dengan lokasi kerja. Kelompok masyarakat ini menjadi konsumen hunian yang disediakan pihak pengembang dengan memberikan solusi lokasi yang baik, dengan berbagai tipe ukuran yang dapat disesuaikan dengan daya beli serta tidak perlu membuang waktu dan konsentrasi dalam proses pembangunan. Masyarakat ekonomi menengah ke atas lebih leluasa karena memiliki daya beli yang lebih tinggi. Umumnya kelompok masyarakat ini memilih membangun rumahnya sendiri dengan desain dari arsitek dan konstruksi yang disesuaikan dengan selera pribadi. Dengan melihat kebutuhan tempat tinggal yang ada, pihak pengembang berupaya menyediakan unit rumah dengan menjadikan kelompok ekonomi

3 menengah ke bawah sebagai pasar. Proses pembangunan oleh developer di kota Kupang sudah berlangsung sejak tahun 1995 yang dipelopori oleh PT. Lopo Indah Permai, dan terus berkembang oleh berbagai developer yang ada di kota Kupang yang disesuaikan dengan permintaan pasar yang terus meningkat. Proses pembangunan yang ada tidak terlepas dari konsumsi energi yang tinggi serta emisi yang dihasilkan dari setiap proses konsumsi energi yang ada. Secara kasat mata konsumsi energi dan emisi yang dihasilkan hanya terlihat pada proses konstruksi dan masa operasional oleh pengguna bangunan, namun jika ditelusuri, konsumsi energi dan emisi yang dihasilkan sudah terjadi sejak awal perencanaan, produksi dan distribusi material, pelaksanaan, hingga operasional bangunan tersebut. Konsumsi energi selama operasional bangunan bergantung pada rentang jarak antara faktor-faktor yang berhubungan seperti iklim dan lokasi, banyaknya permintaan, distribusi dan sumber energi, fungsi dan kegunaan bangunan, desain bangunan, material-material konstruksi, tingkat pendapatan dan perilaku dari penghuni (UNEP, 2009). Emisi yang dihasilkan dari konsumsi energi terdiri dari berbagai konsentrasi gas yang berbahaya bagi lingkungan hidup yang terjebak dalam efek rumah kaca sehingga mempengaruhi pemanasan global dengan berbagai dampak yang dihasilkan. Sektor bangunan memberi kontribusi 30% dalam laporan tahunan emisi gas rumah kaca dan mengkonsumsi 40% dari keseluruhan energi.

4 Gambar 1. Emisi CO 2 dari Bangunan-IPCC Hight Growth Scenario Sumber: Buku Buildings and Climate Change 2009 Isu pemanasan global sebenarnya sudah ada sejak dimulainya revolusi industri. Pemanasan global (suhu muka bumi semakin panas) yang terjadi mempengaruhi adanya perubahan lingkungan serta perubahan iklim yang ekstrim. Menurut IPCC (Intergovernmental Panel On Climate Change) suhu global ratarata meningkat dari 1.8-4.0 0 C pada tahun 1990-2100 berdasarkan proyeksi dari meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer (Schreuder,2009). Kontributor pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO 2 ), Metana (CH 4 ) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan Chlorofluorocarbons (CFC) gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan, namun penggunaannya sudah dilarang di banyak negara. Emisi CO 2 dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrikpabrik modern dan pembangkit listrik. Selain itu CO 2 juga dihasilkan oleh perubahan tata guna lahan dengan menebang hutan untuk keperluan pertanian, urbanisasi, atau pembukaan jalan. Pohon-pohon yang mati banyak melepaskan

5 karbon langsung ke atmosfer. Ketika pohon-pohon pada daerah hutan ditebang, lahan yang ada berubah menjadi padang rumput yang kurang produktif dengan kapasitas lebih sedikit untuk menyimpan CO 2 (Maslin, 2004). Gambar 2. Prosentase Gas Rumah Kaca Sumber: Buku Dampak Perubahan Iklim dan Adaptasi Masyarakat Lokal Dapat dikatakan bahwa kita sebagai manusialah yang menyebabkan pemanasan global ini sehingga kita pula yang harus bertanggung jawab dalam memberikan solusi dalam mengurangi emisi pada atmosfer bumi. Salah satunya adalah dengan penelusuran jejak karbon dari setiap aktivitas manusia untuk menekan penggunaan energi. Jejak karbon merupakan suatu ukuran dari aktivitas manusia yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang diukur dari gas rumah kaca yang dihasilkan dan biasanya dihitung dalam ukuran unit CO 2. Jejak karbon yang ada mencakup banyak aspek dalam proses pembangunan yakni; survei awal, proses perancangan, proses pembukaan dan penyediaan lahan, transportasi material, konstruksi, operasional (penerangan, ventilasi, penyediaan air bersih, transportasi,

6 penyimpanan/pendingin), perawatan berkala (pembersihan, penggantian elemen bangunan, pengecatan), renovasi besar, penghancuran dan pengangkutan runtuhan bangunan. Di Eropa, European Committee for Standardisation (CEN) Technical Committe 350 (TC350) menetapkan sebuah metode perhitungan karbon untuk pihak developer dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan konstruksi yang berkelanjutan melalui suatu skema penyelesaian yang terstruktur. Gambar 3. Building LiFE Cycle Sumber: Buku Methodology to calculate embodied carbon of materials Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting dilakukan dalam upaya untuk mengetahui seberapa besar karbon yang dihasilkan dalam proses penyedian 1 unit rumah oleh pihak pengembang dari awal perencanaan hingga penggunaan/operasionalnya oleh pemilik rumah. Hasil dari penelitian awal yang dilakukan dianalisis dan dibandingkan dengan standar atau prosedur dasar jejak karbon suatu proses pembangunan. Penelitian ini dilakukan secara menyeluruh

7 pada setiap aspek sejak survei awal hingga operasional oleh pengguna bangunan pada 1-2 tahun awal. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana menghitung besar emisi CO 2 yang dihasilkan dari tahapan pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi sebuah banguan rumah tinggal tipe 45 m2 di kota Kupang? Bagaimana memetakan jejak karbon transportasi material dari sumber alami maupun pabrikasi yang juga memiliki potensi emisi CO 2 dalam satu proses konstruksi? 1.3. Batasan Masalah 1.3.1. Lingkup substansial Lingkup substansial penelitian ini adalah pada jejak karbon yang dihasilkan oleh beberapa faktor pada proses perencanaan, pelakasanaan dan operasional bangunan/pasca huni: 1. Aktifitas manusia (berhubungan dengan penggunaan energi) a. Tim survei dan desain (proses perencanaan) b. Pelaksana lapangan (proses pelaksanaan) c. Penghuni (operasional bangunan) 2. Peralatan a. Mesin dan alat elektronik 1) Alat elektronik kantor (proses perencanaan)

8 2) Alat konstruksi; mesin listrik dan mesin berbahan bakar minyak (proses pelaksanaan) 3) Alat elektronik rumah tangga (operasional bangunan) b. Pencahayaan dan penghawaan 1) Pencahayaan dan penghawaan kantor (proses perencanaan) 2) Pencahayaan pada masa pelaksanaan (proses pelaksanaan) 3) Pencahayaan dan penghawaan rumah tinggal (operasional bangunan) c. Transportasi 1) Tim survei dan desain (proses perencanaan) 2) Pelaksana lapangan, mobilisasi material (proses pelaksanaan) 3) Penghuni (operasional bangunan) 3. Material konstruksi 1.3.2. Lingkup Spasial Lingkup spasial penelitian ini pada unit rumah tinggal tipe 45 m 2 pada perumahan yang baru dihuni 1-2 tahun. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini secara akademis maupun praktis antara lain: 1. Untuk memahami sejauh mana emisi CO 2 yang dihasilkan dalam proses konstruksi hingga pasca huni serta upaya menekan emisi CO 2 dengan berbagai potensi dari setiap aspek yang ada sehingga diharapkan adanya penurunan emisi yang signifikan dalam proses tersebut yang merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup.

9 2. Dengan mengidentifikasi faktor pengaruh emisi karbon dalam proses perencanaan dan pelaksanaan akan memberikan kontribusi yang baik yang lebih ekonomis dan efisien bagi pihak developer dalam mewujudkan bangunan yang lebih ramah lingkungan melalui manajemen konstruksi yang baik pula. 3. Dengan melakukan perhitungan jejak karbon pada tahap operasional dapat memberikan gambaran konsumsi energi yang tidak saja berhubungan dengan emisi CO2 tetapi juga mempengaruhi jumlah biaya yang dikeluarkan. 1.5. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis berapa besar emisi CO 2 yang dihasilkan dalam sebuah proses pembangunan dan operasional bangunan dari aspek manusia, peralatan dan material yang digunakan. 2. Melakukan pemetaan jejak karbon dalam satu proses pembangunan secara utuh dan upaya menekan emisi karbon dari setiap aspek yang ada. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap emisi CO 2 dalam proses pembangunan dan operasional bangunan yang ada. 1.6. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan dibahas tentang: latar belakang penulisan tentang perhitungan jejak karbon dengan objek rumah tinggal tipe 45 m 2 ; rumusan masalah; batasan masalah; manfaat penelitian; tujuan penelitian; serta sistematika penulisan.

10 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian tinjauan pustaka dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan jejak karbon antara lain: Pemanasan global; gas rumah kaca; jejak karbon yang terdiri dari kejak karbon primer dan jejak karbon sekunder; serta faktor emisi yang terdiri dari faktor emisi primer dan faktor emisi sekunder. BAB III : METODELOGI PENELITIAN Pada bagian metodologi penelitian dibahas tentang: objek kajian; pola prosedural penelitian yang terdiri dari tahapan persiapan penelitian, dan tahapan pengumpulan data; cara pelaksanaan penelitian yang terdiri dari cara pengumpulan data, cara analisis data, dan cara penarikan kesimpulan; kerangka penelitian; serta keaslian penelitian. BAB IV : TINJAUAN OBJEK STUDI Pada bagian ini dibahas tentang lokasi studi yang akan dijabarkan melalui gambaran umum kota Kupang dan gambaran khusus lokasi studi serta objek strudi yang dijabarkan melalui pembahasan tentang rumah tipe 45 m 2 dan penentuan objek studi. BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian anlisis dan pembahasan dibahas tentang analisis data yang terdiri dari persamaan perhitungan, analisis pra konstruksi, analisis konstruksi dan analisis pasca konstruksi serta hasil perhitungan yang terdiri dari perhitungan emisi pra konstruksi, perhitungan emisi konstruksi dan perhitungan emisi pasca konstruksi.

11 BAB VI : KESIMPULAN Pada bagian ini dibahas kesimpulan dari hasil penelitian/penulisan secara utuh tentang perhitungan jejak karbon rumah tinggal tipe 45 m 2 di Kupang serta saran mengenai tahapan pra konstruksi, tahapan konstruksi dan tahapan pasca konstruksi.