BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

BAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad,

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran siswa pada masalah yang nyata sehingga siswa dapat menyusun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Sesuai yang dikatakan Slameto bahwa belajar ialah suatu proses atau

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan pada input dari sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH EKONOMI PEMBANGUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Broblem Based Instruction (PBI) Problem Based Instruction (PBI) (Trianto, 2009:91). Pengajaran Berdasarkan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB II KAJIAN TEORI. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus. untuk menimbulkan hasil belajar siswa. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN. dinamis serta perkembangan yang baik. Menurut Buchori 2001 dalam Trianto

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. segala macam pelajaran yang diberikan. Lebih lanjut Abdul Majid menjelaskan

XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

ABSTRAK NIM :

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang. berkedudukan dalam masyarakat.

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROBLEM SOLVING DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PGSD FIP UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. dua hasrat atau keinginan pokok yaitu : b. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya. 1

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH SUATU UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang ada pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI) Problem Based Instruction (PBI) merupakan model pembelajaran yang dapat memecahkan masalah yang bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa dan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 1 Permasalahan dalam model pembelajaran ini adalah menetapkan topik, tugas, dan jadwal. Melalui model ini siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik, dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain dan siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. 2 Macam-macam pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends antara lain 3 : 1 Tim Yustisia, Op. Cit. H. 87 2 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana, 2009, h. 92 3 Ibid. h. 92. 9

a. Pembelajaran berdasarkan proyek ( Project-Based Instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksikannya pembelajarannya. b. Pembelajaran berdasarkan pengalaman ( Experience-Based Instruction), pendekatan pembelajaran yang memperkenankan siswa melakukan percobaan guna mendapatkan kesimpulan yang benar dan nyata. c. belajar otentik ( Authentic Learning), pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan memecahkan masalah yang penting dalam konsteks kehidupan nyata. d. Pembelajaran bermakna (anchored instruction), pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan memberi kesempatan untuk pembelajaran bermakna. 2. Ciri-Ciri dan Tahapan pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah Ciri-ciri dari model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends, antara lain 4 : a. Pengajuan pertanyaan atau masalah. b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. c. Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. e. Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir. Lebih lanjut Trianto mengemukakan bahwa Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru 4 Ibid. h. 93

memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah berikut 5 : a. Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan b. Tahap-2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. c. Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Tahap-4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. e. Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Tim Yustisia menjelaskan ada beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI), yaitu : a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll). Tugas belajar yang dimaksud adalah menetapkan 5 Ibid. h. 96.

topik dalam cerita, dalam hal ini penulis menetapkan materi tentang Akhlak Terpuji Terhadap Allah. c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. d. Guru membantu siswa dalam mempersiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temanya. e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikkan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Berdasarkan langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) di atas, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak pada pokok bahasan Akhlak Terpuji Terhadap Allah kelas VII Madrasah Tsanawiyah Darun Naim Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. 3. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonomi dan mandiri. 6 Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari model Dewey adalah model pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas 6 Trianto, Op. Cit. h. 96

pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya. 7 4. Peran Guru dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah Guru adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan mendidik peserta didik, waktu dan kesempatannya dicurahkan dalam rangka mentransformasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk akhlak mulia dalam kehidupan seharihari peserta didik. Firman Allah Swt dalam Surah An Nisa ayat 58: Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. Menurut Ibrahim, di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut: 8 a. Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari. b. Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan. c. Memfasilitasi dialog siswa. d. Mendukung belajar siswa. 7 Ibid. h. 96 8 Ibid. h. 97

5. Pengertian Hasil Belajar Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Interaksi antara pendidik dan peserta didik akan menghasilkan out put yang disebut hasil belajar. Hasil belajar oleh para ahli cenderung di defenisikan sebagai adanya perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Hartono mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. 9 Sardiman mengemukakan pada intinya tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan, 9 Hartono, Strategi Pembelajaran, Pekanbaru: LSFK2P, 2005, h. 1

hasil belajar. Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, hasil belajar itu meliputi 10 : a. Hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif) c. Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik). Tulus Tu u mengemukakan bahwa prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi 7 akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau diperguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai Tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 11 Pada bagian selanjutnya Tulus Tu u mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari sisi kognitif, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa 12. Nana Sudjana dalam Tulus Tu u menyatakan bahwa di antrara ketiga ranah ini, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan 10 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali pers, 2004, h. 17 11 Tu,u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004, h. 75 12 Ibid, h. 76

dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Karena itu unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri dari hasil belajar dan nilai siswa. 13 Bila kita cermati pendapat mengenai prestasi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar seseorang yang diperolah dari suatu proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperolehnya merupakan hasil dari evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh guru/intruktur kepada siswanya. Penilaian tersebut dinterprestasikan dalam bentuk nilai. Sehubungan dengan penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau hasil belajar yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang bersifat kognitif adalah hasil yang ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran di sekolah. Apabila siswa mendapatkan hasil belajar yang baik otomatis siswa tergolong telah menguasai pengetahuan tentang pelajaran Aqidah Akhlak atau telah menguasai ranah kognitif. Kemudian apabila siswa dapat menerapkan materi pelajaran dengan baik dan benar, maka psikomotor siswa tergolong baik. Apabila siswa telah memperoleh penguasaan kognitif dan psikomotor, maka kemauan pada diri siswa (afektif) untuk belajar yang lebih baik akan tumbuh. 6. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 13 Ibid, h.76

Slameto mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Yang termasuk dalam faktor intern seperti, faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu, faktor keluarga, faktor sekolah (organisasi) dan faktor masyarakat 14. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri seseorang dan faktor luar (lingkungan sosial). Tulus Tu u mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: Kecerdasan Artinya bahwa tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai macam kecerdasan yang menonjol yang ada dalam dirinya. b. Bakat Bakat diartikan sebagai kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tuanya. c. Minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengan dengan baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Minat dan perhatian yang tinggi pada suatu materi akan memberikan dampak yang baik bagi prestasi belajarnya. d. Motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dalam belajar, jika siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. e. Cara belajar 14 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka cipta, 2004, h. 54-60

Keberhasilan studi siswa dipengaruhi pula oleh cara belajarnya. Cara belajar yang efisien memungkinkan siswa mencapai prestasi yang tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien sebagai berikut: 1) Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar 2) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima 3) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha menguasai sebaik-baiknya 4) Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal. f. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa. g. Sekolah Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa faktor yang mempengaruhi dalam arti menghambat atau mendukung proses belajar, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor intern (dari dalam diri subjek belajar) dan faktor ekstern (dari luar diri subjek belajar). 7. Hubungan Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan hasil belajar. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Peranan guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah adalah mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan dan dialog siswa serta mendukung belajar siswa. 15 15 Dimyati, Loc. Cit.

Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berorientasikan kepada masalah yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Adapun langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran pada pakok bahasan Akhlak Terpuji Terhadap Allah meliputi Ikhlas, Taat, Khauf dan Taubat. a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran bahwanya siswa harus mengenal Akhlak Terpuji Terhadap Allah. Guru menjelaskan Tentang Ikhlas, Taat, Taubat dalil aqli dan naqlinya, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan. b. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Pada pokok Akhlak Terpuji Terhadap Allah. Penerapan strategi pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah dengan pemberian

tugas dalam bentuk soal. Kemudian siswa mencari jawaban yang sesuai dengan soal. Penerapan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berdasarkan prinsip belajar aktif, siswa dituntut tidak hanya menerima apa yang diberikan kepadanya tetapi harus giat dan aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan kepadanya dalam bentuk soal. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator agar siswa dapat merumuskan atau menyimpulkan masalah yang dihadapinya. Dengan adanya tuntutan untuk merumuskan atau menyimpulkan suatu masalah maka siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran tersebut. B. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Penerapan Problem Based Instruction (PBI) pernah dilakukan oleh Saudari Zahro Liza Fitri (2004) dengan Judul : Penerapan model Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkat Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Struktur Atom Kelas X SMA Negeri 2 Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Pada penelitian ini, Saudari dapat membuktikan bahwa hasil belajar Kimia siswa kelas X di SMA Negeri 2 Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar meningkat setelah penerapan model pembelajaran. 16 Penelitian tentang model pembelajaran ini ditindaklanjuti oleh Saudari Ardila Sari (2005) dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa pada Sub Pokok Asmaul Husna di Kelas VII Madrasah 16 Zahro Liza Fitri, Penerapan Metode Problem Based Instruction (PBI) Untuk Meningkat Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Kelas X SMA Negeri 2 Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Tahun Ajaran 2004/2005.

Tsanawiyah Negeri Naumbai. 17 Hasil penelitiannya bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak di siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Naumbai. Kemudian penelitian ini pernah diteliti oleh saudari Rini Rosita (2009) dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Sub Pokok Cinta Kepada Allah di Kelas XI SMA Negeri 1 Duri. 18 Hasil penelitiannya bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak siswa SMA Negeri 1 Duri. Disinilah penulis mencoba menindaklanjuti penelitian tentang penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan judul Penerapan model Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akidah Akhlak pada Pokok Bahasan Akhlak Terpuji Terhadap Allah di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Darun Naim Simpang Kubu Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. C. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja Guru Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil penelitian, maka dilakukan pengelompokkan atas 8 kriteria penilaian, indikator-indikator aktivitas guru sebagai berikut : 17 Ardila Sari, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa pada Sub Pokok Asmaul Husna di Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Naumbai Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, Tahun Ajaran 2005/2006. 18 Rini Rosita, Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan hasil belajar Siswa pada Sub Pokok Bahasan Akidah Akhlak di Kelas XI SMA Negeri 1 Duri, Tahun Ajaran 2008/2009.

a. Guru memberikan stimulus berupa contoh akhlak terpuji kepada Allah. b. Guru memberi kesempatan memikirkan bagaimana penyelesaian persoalan yang dikemukan oleh guru. c. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. d. Guru memberikan setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil temuannya di depan kelas. e. Guru meminta siswa perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil temuannya di depan kelas. f. Guru memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. g. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. 2. Indikator Hasil Belajar Siswa. Adapun untuk indikator aktivitas siswa dikelompokkan atas 7 kriteria penilaian, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan Madrasah adalah 60, indikator-indikator aktivitas siswa sebagai berikut : a. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang akhlak terpuji kepada Allah. b. Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu dalam pemahaman masalah. c. Siswa memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. d. Siswa merancang strategi pemecahan masalah.

f. Siswa mampu melaksanakan strategi pemecahan masalah. g. Siswa mampu menyimpulkan konsep tentang akhlak terpuji kepada Allah. h. Siswa mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir. Adapun kriteria persentase tersebut yaitu sebagai berikut 19 : a. Apabila persentase antara 76% - 100% dikatakan Baik b. Apabila persentase antara 56% - 75% dikatakan Cukup c. Apabila persentase antara 40% - 55% dikatakan kurang baik d. Apabila persentase kurang dari 40% dikatakan tidak baik. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa yang telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 60 yang ditetapkan mencapai 75% dari seluruh siswa. 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. 1998, h. 246