EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Seminar Nasional IENACO ISSN:

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB III MOTODE PENELITIAN

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen merupakan salah satu industri kerajinan. Industri ini,

kondisi fasilitas kerja yang tidak beraturan menyebabkan produk yang dihasilkan kurang produktif.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

NUGROHO NIM. I : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

PERANCANGAN KERETA DORONG ALAT ANGKUT GALON AIR MINERAL SECARA ERGONOMIS DI UD.ENNY JAYA KRIAN-SIDOARJO SKRIPSI

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN KURSI KULIAH YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PERANCANGAN ALAT PENCETAK PEMPEK KRITING DI UKM PEMPEK BU LINA PALEMBANG

BAB 3. Metodologi Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN ANALISA

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

BAB II LANDASAN TEORI

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

PERANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MEMPERBAIKI POSISI KERJA PADA PROSES PACKAGING JENANG KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN Isana Arum Primasari *, Muhammad Hindarto Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta *email: i_prisa@yahoo.com Abstrak UKM Big First merupakan salah satu industri kecil yang bergerak dalam bidang pembuatan kaos. Berdasarkan pengamatan pada bagian proses penyablonan kaos, operator bekerja pada posisi berdiri serta penempatan fasilitas kerja yang terlalu jauh sehingga menyebabkan pemborosan waktu proses penyablonan. Mekanisme pemindahan work in proses dilakukan berulangkali oleh operator selama proses kerja belum selesai dilkerjakan.pendekatan Ergonomi dilakukan untuk menilai kinerja operator didukung dengan data Anthropometri sebagai evaluasi terhadap kesesuaian fasilitas kerja terhadap kenyamanan operator. Evaluasi terhadap perbaikan layout akan mendukung perolehan efisiensi lintasan produksi sehingga dapat menurunkan waktu proses dan mengoptimalkan kinerja operator. Pengujian data dilakukan pada data Antropometri untuk merancang ulang fasilitas produksi dan pengukuran waktu proses sampai diperoleh output standar. Dengan rancangan faslilitas kerja yang baru diharapkan dapat mengurangi keluhan operator, meningkatkan kemampuan produksi, dan meningkatkan efektifitas penggunaan luas ruang kerja. Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil perancangan fasilitas produksi penyablonan kaos dapat meningkatkan tingkat kenyamanan operator pada 11 bagian tubuh operator. Dampak selanjutnya diperoleh peningkatan output standar dari 234 unit sablon/hari menjadi 384 unit sablon/hari, sehingga diperoleh peningkatan produksi sebesar 64,1%. Hasil analisa layout membuktikan terjadi penurunan penggunaan luas ruang stasiun penyablonan yang awalnya penggunaan luas ruang penyablonan seluas 40,5 m 2 dapat kerkurang menjadi luas penyablonan sebesar 21m 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi efisiensi lintasan produksi. Kata kunci : sablon, efisiensi lintasan, ergonomis 1. PENDAHULUAN Sablon merupakan salah satu unsur pendongkrak larisnya kaos bertema remaja sehingga menjadi incaran anak muda karena keinginan berpenampilan lebih menarik. Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang memiliki persaingan dengan jumlah anak muda yang banyak selain juga dikenal sebagai Kota Pelajar. Salah satu usaha sablon yang berada di wilayah Yogyakarta adalah UKM Big First. UKM Big First merupakan usaha sablon yang berkembang di Yogyakarta. Proses pembuatan kaos di UKM Big First melalui beberapa proses yang dikerjakan dan bekerjasama dengan UKM lain untuk proses penjahitan. Stasiun kerja penyablonan merupakan proses kerja yang membutuhkan waktu lebih banyak dibandingkan stasiun kerja lainnya karena banyak tumpukan potongan kaos yang menunggu giliran untuk disablon. Proses kerja operator pada stasiun kerja penyablonan diawali dengan melakukan setting screen, waktu yang dibutuhkan oleh operator dalam setting screen adalah 20 menit. Tahap setting screen merupakan waktu yang paling lama dalam proses penyablonan, Selanjutnya adalah tahap penyablonan, pada tahap ini operator melakukan pemasangan papan, penyablonan, mengeringkan hasil sablon menggunakan hairdryer hingga melepas kembali papan kaos hasil sablon dan meletakkannya di sekitar meja sablon. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa tempat peletakan hasil sablon hanya mampu menampung 10 hasil penyablonan. Ketika tempat peletakkan hasil sablon sudah mencapai batas maksimal operator harus memindahkan hasil sablon menyebar di sekitar ruang produksi. Posisi kerja operator seperti tersaji pada gambar 1, operator bekerja dengan posisi berdiri. Dan operator harus bergerak berpindah tempat untuk meletakkan hasil produksi di sekitar ruang produksi. Saat proses penyablonan mata dan tangan operator harus cermat agar sablon tidak meleset saat dilakukan penyablonan. 199

Gambar 1. Operator saat proses penyablonan Dengan posisi kerja tersebut, beberapa bagian tubuh yang dirasakan tidak nyaman oleh operator adalah kaki, leher, dan tangan. Operator terus berdiri selama bekerja 8 jam perhari sehingga dapat dipastikan bagian kaki yang menjadi tumpuan mengalami pegal. Saat proses penyablonan tangan yang harus menekan dan menariknya secara horizontal sehingga kaos akan tersablon oleh tinta sablon. Keluhan yang sering dirasakan adalah efek dari menekan dapat menyebabkan tangan pegal dan mengapal dengan gerakan terus menerus menarik secara horizontal membuat bahu mudah pegal. Beberapa penelitian di bidang sablon telah dilakukan antara lain oleh M. L. Meena dan G. S. Dangayach pada tahun 2015 dengan judul An Ergonomic Approach To Design Hand Tool For Screen Textile Printing. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan alat sablon untuk mengurangi gangguan muskuloskeletal yang dialami oleh operator. [1]. Penelitian lainnya dilakukan oleh Torik Husein, dkk pada tahun 2009 dengan judul Perancangan Sistem Kerja Ergonomis Untuk Mengurangi Tingkat Kelelahan. Dalam penelitian ini membahas terkait Kondisi pekerjaan yang kurang ergonomis akan menyebabkan kelelahan pekerja yang lebih, yang ditimbulkan dari bagianbagian tubuh yang merasa tidak nyaman. Sistem kerja akan ditingkatkan dengan menata ulang peralatan dan merubah tata letak fasilitas yang digunakan. [2]. Sedangkan penelitian terkait penataan fasilitas telah dilakukan oleh Zulkifly al haq dkk pada tahun 2013 dengan judul Perancangan Tata Letak Ulang (Relayout) Pabrik Terhadap Tingkat Produksi Produk Bakso Ayam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi aktual perusahaan yang sesuai dengan Good Manufacturing Practices (GMP) dan merancang ulang tata letak berdasarkan hasil kajian sebagai suatu rekomendasi. [3]. Penelitian ini menggabungkan antara perancangan fasilitas dan penataan ruang produksi sehingga diharapkan akan diperoleh efisiens lintasan produksi. Perancangan fasilitas ditinjau dari unsur ketidaknyamanan yang dirasakan operator saat bekerja sedangkan penataan ruang produksi ditinjau melalui analisa layout stasiun kerja. 2. METODOLOGI 2.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di UKM Big First yang beralamat di Jl.Namburan Kidul, Panembahan, Kraton, Yogyakarta. Dengan objek penelitian fasilitas kerja stasiun kerja penyablon kaos pada bagian produksi penyablonan. 2.2. Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan dengan penjelasan singkat bahwa penelitian diawali dengan pengamatan awal terhadap operator baik dari ssegi proses yang dilakukan maupun posisi kerja. Selanjutnya perolehan data awal diuji kelayakannya sehingga dinyatakan dapat digunakan untuk proses perancangan fasilitas produksi. Setelah perancangan fasilitas dibuat, dilakukan uji kelayakan produk dengan mempertimbangkan output standar dan tingkat kenyamanan operator. Aplikasi dari penggunaan fasilitas baru dan perbaikan lintasan produksi melalui analisa layout digunakan untuk menilai efisiensi lintasan produksi. Adapun tahapan penelitian sseperti tersaji pada gambar 2. 200

Gambar 2.Flow Chart Penelitian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengukuran Anthropometri Pengukuran Data anthopometri dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran dimensi tubuh di UKM Big First pada bagian penyablonan kaos. Diperoleh dari hasil pengukuran dimensi tubuh lebar pinggul, tinggi popliteal, panjang pantat politeal, jangkauan tangan ke depan, rentangan tangan, tinggi siku duduk, dan lebar bahu atas. 3.2. Perancangan Fasilitas Penyablonan Penentuan dimensi fasilitas proses penyablonan berupa alat sablon menggunakan data Anthropometri setelah dinyatak lolos pengujian. Hasil penentuan dimensi alat sablon pada proses penyablonan sebagaimana tersaji pada tabel 1. Tabel 1. Dimensi Alat Sablon No Nama Dimensi Dimensi anthropometri yang di ukur Ukuran (cm) 1 Lebar alas tempat duduk Lebar Pinggul 38,58 2 Tinggi kursi Tinggi Popoliteal 45,82 3 Panjang alas tempat duduk Panjang Pantat Ke Popliteal 45,98 4 Lebar meja sablon Jangkauan Tangan ke Depan 68,53 5 Panjang fasilitas kerja penyablonan Rentangan Tangan 146,74 6 Tinggi Tempat peralatan sablon Tinggi Siku Duduk 64,55 8 Tinggi Tempat screen Tinggi Bahu Duduk 96,43 9 Tinggi meja sablon Tinggi Mata Duduk 110,55 Berdasarkan data dimensi ukuran tersebut dibuat alat sablon dengan menggunakan bahan baku pilihan yang telah dilakukan telaah sebelumnya terkait dengan kekuatan bahan dan efisiensi biaya pembuatan alat sablon. Adapaun gambar alat sablon hasil rencangan seperti terlihat pada gambar 3. 201

Gambar 4. Hasil Rancangan Alat Sablon Setelah alat sablon ini digunakan oleh operator maka akan terlihat perubahan posisi kerja opeator sebagaimana tersaji pada gambar 5. Gambar 5. Posisi Kerja Setelah Perancangan Gambar tersebut menunjukkan operator bekerja dengan posisi duduk dengan bentuk meja sablon yang memiliki kemiringan. Fasilitas kerja yang digunakan berada di jangkauan operator, sehingga memudahkan operator untuk mencapai fasilitas kerja yang digunakan di stasiun kerja penyablonan setelah perancangan. 3.3. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu kerja dilakukan untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran dilakukan dengan mengamati 1 orang operator yang bekerja dalam menyelesaikan 1 warna kaos dari proses set up hingga menyelesaikan 24 kaos. Sebelum perancangan diperoleh output standar sebesar 234 unit sablon/hari dan sesudah perancangan diperoleh peningkatan output standar menjadi 384 unit sablon/hari sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan produksi sablon kaos meningkat sebesar 150 unit sablon/hari atau terjadi peningkatan sebesar 64,1 %. 3.4. Uji Kelayakan Perancangan a. Perbandingan Kuisioner Berdasarkan hasil penjaringan keluhan ketidaknyamanan operator melalui angket Nordic Body Map terhadap 27 dimensi tubuh operator diperoleh 11dimensi tubuh operator menjadi lebih nyaman terutama dibagian pinggang ke bawah dan leher karena proses produksi yang berubah dari posisi awak berdiri dan setelahnya menjadi posisi berdiri. b. Perbandingan Posisi Kerja Kondisi awal operator harus bekerja dengan posisi berdiri selama 8 jam sehari. Setelah dilakukan perancangan, posisi kerja operator duduk di atas kursi yang sudah disesuaikan dengan dimensi dalam data Antropometri sehingga fasilitas kerja yang digunakan berada di jangkauan operator. Perbedaan posisi kerja tersebut dapat dilihat pada gambar 6. 202

Gambar 6.Perbandingan Posisi Kerja c. Penigkatan kapasitas produksi Untuk mengetahui apakah produktifitas meningkat maka perlu dibandingkan output standar sebelum dan sesudah perancangan, sebelum perancangan dihasilkan output standar sebesar 234 unit sablon/hari dan sesudah perancangan meningkat menjadi 384 unit sablon/hari sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan produksi sablon kaos meningkat sebesar 150 unit sablon/hari dengan persentase peningkatan 64,1%. d. Analisa Penggunaan Area Stasiun Kerja Penggunaan ruang proses produksi menjadi lebih efektif dimana kondisi awal penggunaan luas ruang sebesar 40,5m 2 dan sesudah perancangan didapat pengurangan penggunaan ruang seluas 21m 2. 4. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Posisi kerja setelah perancangan menjadi lebih nyaman, dapat dilihat dari membandingkan kuisioner sebelum perancangan dan setelah perancangan terdapat pengurangan rasa sakit/ketidaknyamanan operator dalam menggunakan fasilitas kerja yang baru. Dimana tardapat 11 bagian tubuh yang dirasakan oleh operator lebih nyaman. 2. Dengan alat pres sebelum perancangan didapat output standar sebesar 234 unit sablon/hari dan sesudah perancangan didapat output standar sebesar 384 unit sablon/hari sehingga dapat disimpulkan bawah prduktivitas meningkat sebesar 150 unit sablon/hari dengan persentase 64,1 %. 3. penggunaan luas ruang stasiun penyablonan sebelum dan sesudah perancangan, sebelum perancangan didapat penggunaan luas ruang seluas 40,5m 2 dan sesudah perancangan didapat penggunaan ruang seluas 21m 2. Sehingga dapat disimpulkan bawah efektifitas penggunaan ruang setelah perancangan lebih baik dengan penggunaan ruang lebih sedikit dari sebelum perancangan. b. Saran Berdasarkan pada keterbatasan waktu dalam penelitian ini maka saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. UKM disarankan menggunakan rancangan fasilitas kerja yang telah dirancang dengan memperhitungkan anthopometri operator dan tata letak fasilitas. 2. Perlunya penelitian lebih lanjut karena masih terdapat 3 bagian tubuh operator yang bermasalah yaitu pada bagian leher, bahu, dan pergelangan tangan, diharapkan untuk penelitian selanjutnya bisa menghilangkan semua keluhan bagian tubuh yang bermasalah. 203

DAFTAR PUSTAKA [1] Meena, M, L,dkk. 2015. An Ergonomic Approach To Design Hand Tool For Screen Textile Printing. [2] Husein T. 2009. Perancangan Sistem Kerja Ergonomis Untuk Mengurangi Tingkat Kelelahan. [3] Al Haq Z, dkk. 2013. Perancangan Tata Letak Ulang (Relayout) Pabrik Terhadap Tingkat Produksi Produk Bakso Ayam. [4]. Nurmianto, Eko, 2003, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Guna Widya, Surabaya. [5] Wignjosoebroto, Sritomo, 2003, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Guna Widya, Surabaya. [6] Fauzy, Akhmad, 2008, Statistik Industri, Erlangga, Jakarta. [7] Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Universitas Diponegoro, Semarang. [8] Program Studi teknik industri. 2010. Diktat Kuliah Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Teknik Industri 204