BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

dokumen-dokumen yang mirip
PRARANCANGAN PABRIK ASAM LAKTAT DARI MOLASES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS TON PER TAHUN

Tri Wahyuningsih Vina Larasati A.P Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK ASAM LAKTAT DARI MOLASES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Pabrik Asam Sitrat dari Nira Sorgum dengan Proses Submerged Fermentation menggunakan Aspergillus niger

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Asam Borat dari Boraks dan Asam Sulfat dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri telah menuntut semua negara ke arah industrialisasi. Indonesia

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksida dan Air Kapasitas Ton Per Tahun. Andy Wijatmiko D

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Sumber:

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UH : SIFAT KOLIGATIF LARUTAN KODE SOAL : A

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pabrik Asam Asetat Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dengan Proses Fermentasi

II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Borat Dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton per Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

PABRIK CALCIUM LAKTAT DARI MOLASSES DENGAN PROSES FERMENTASI PRA RENCANA PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN PRARENCANA PABRIK ASETON DARI ISOPROPIL ALKOHOL

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Di zaman yang semakin berkembang dan modern ini, Indonesia perlu lebih meningkatkan taraf hidup bangsa yaitu dengan pembangunan dalam sektor industri. Salah satunya adalah pembangunan industri asam laktat dengan bahan dasar molases Pembangunan industri asam laktat yang menghasilkan produk bahan baku ini sangat penting, karena dapat mengurangi jumlah impor asam laktat di Indonesia. Dengan adanya pembangunan pabrik asam laktat akan dapat mengurangi pengeluaran devisa negara untuk mengimpor asam laktat tersebut. Di samping itu dengan adanya pendirian pabrik asam laktat di Indonesia, dapat membuka lapangan kerja baru dan memacu pertumbuhan industry lainnya. Kebutuhan asam laktat di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat bila dilihat dari semakin banyaknya industri yang menggunakan asam laktat. Beberapa industri yang menggunakan asam laktat seperti industri farmasi, makanan dan minuman serta digunakan sebagai bahan baku pembuatan poly lactic acid. Maka dari itu dengan pendirian pabrik asam laktat ini akan membantu memenuhi kebutuhan asam laktat di Indonesia. 1.2 Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas produksi pabrik asam laktat ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, yaitu : 1.2.1 Proyeksi Kebutuhan Asam Laktat Kebutuhan asam laktat di Indonesia jumlahnya semakin bertambah tiap tahunnya, sehingga untuk memenuhinya diperlukan impor dari luar negeri. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik mengenai data ekspor impor asam laktat di Indonesia tahun (2008-2012) seperti ditunjukkan pada Tabel 1 (BPS, 2012) 1

Tabel 1. Data Ekspo Impor Asam Laktat Ekspor Impor Tahun Jumlah Tahun Jumlah 2004 165724 2004 919475 2005 0 2005 1240507 2006 8 2006 1383290 2007 102 2007 1367995 2008 19189 2008 1670436 2009 52063 2009 1734310 2010 2660 2010 2296089 2011 475 2011 2452642 2012 10053 2012 3159633 Tabel Perkiraan Analisa Regresi Linier Tahun n Index (X) Konsumsi (kg/tahun) (Y) X² XY 2004 1-4 753.751 16-3.015.004 2005 2-3 1.240.507 9-3.721.521 2006 3-2 1.383.282 4-2.766.564 2007 4-1 1.367.893 1-1.367.893 2008 5 0 1.651.247 0 0 2009 6 1 1.682.247 1 1.682.247 2010 7 2 2.293.429 4 4.586.858 2011 8 3 2.452.167 9 7.356.501 2012 9 4 3.149.580 16 12.598.320 0 15.974.103 60 15.352.944 = 1.774.900,333 = 255.882,4 Tabel Proyeksi Kebutuhan Asam Laktat Tahun Index Tahun (X) Konsumsi (kg/tahun) (Y) 2013 5 3.054.312,33 2014 6 3.310.194,73 2015 7 3.566.077,13 2016 8 3.821.959,53 2017 9 4.077.841,93 2018 10 4.333.724,33 2

Dari perhitungan regresi dengan data ekspor, impor dan kebutuhan asam laktat maka diperoleh kapasitas produksi sebesar 8.000 ton/tahun. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pemilihan kapasitas dalam prarancangan pabrik asam laktat ini adalah: a. Memenuhi kebutuhan asam laktat dalam negeri. b. Mengurangi jumlah impor asam laktat, sehingga dapat mengurangi biaya belanja dalam negeri. c. Menambah devisa Negara dengan mengekspor asam laktat. 1.3 Lokasi Pabrik Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan perusahaan. Beberapa faktor dapat menjadi acuan dalam menentukan lokasi pabrik, antara lain: penyediaan bahan baku, pemasaran produk, transportasi dan tenaga kerja. Berdasarkan tinjauan tersebut maka lokasi pabrik asam laktat ini dipilih di Lampung, dengan pertimbangan sebagai berikut: 1.3.1 Penyediaan bahan baku Bahan baku asam laktat yaitu molases dapat diperoleh dari perusahaan pabrik gula. Dalam prarancangan ini mengambil molases dari PG Gunung Madu Plantation di Lampung. Untuk bahan baku seperti asam sulfat dari PT. Metabisulphite Nusantara di Jawa Timur, kalsium hidroksida dan magnesium sulfat dari PT. Aneka Kimia Inti di Surabaya, diammonium fosfat dari PT. Sinar Kimia Utama di Surabaya, asam fosfat dari PT. Garuda Mas Lestari di Bandung 3

sedangkan untuk lactobacillus delbrueckii, yeast dan malt dari distributor yang telah ditunjuk. 1.3.2 Letak Pabrik terhadap Daerah Pemasaran Pemilihan letak pabrik asam laktat di daerah Lampung ini disebabkan karena lokasinya dekat dengan pabrik gula. Selain itu, untuk pemasarannya juga mudah, karena Lampung merupakan kota besar. 1.3.3 Transportasi Di daerah Lampung telah berdiri cukup banyak industri, jadi untuk transportasi disana cukup memadahi untuk distribusi produk maupun bahan baku. 1.3.4 Tenaga Kerja Di daerah sekitar pendirian pabrik, terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun non formal dimana dari lembaga-lembaga itu dihasilkan banyak tenaga ahli maupun non ahli. Maka dari itu untuk mendapatkan tenaga kerja lebih mudah. 1.3.5 Utilitas Utilitas yang diperlukan seperti air, bahan baku dan tenaga listrik dapat dipenuhi. a. Penyediaan air, diperoleh dari sungai sekitar kawasan pabrik b. Penyediaan tenaga listrik, diperoleh dari PLN. 1.3.6 Kebijakan Pemerintah Sekarang ini dijalankan sistem otonomi daerah sehingga perlu diperhitungkan jumlah pajak yang dipungut. Kemudahan pemerintah dalam hal perijinan pendirian pabrik dan pengembangannya juga harus diperhatikan. 1.3.7 Masyarakat Pemikiran masyarakat mengenai perindustrian, baik dalam hal polusi atau limbah dan keuntungan yang diperoleh dari pendirian pabrik tersebut adalah terbukanya lapangan pekerjaan. 4

1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam-macam Proses Pembuatan Asam laktat Asam laktat yang mempunyai rumus molekul CH3CHOHCOOH ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia dari Swedia bernama Carl Wilhelm Scheele pada tahun 1780. Proses pembuatan asam laktat ini terdiri dari dua cara, yaitu proses sintesis kimia dan proses fermentasi. 1. Proses Sintesis Kimia Dalam proses ini terjadi reaksi antara hidrogen sianiada dengan asetaldehide yang menghasilkan lactonitrile. Reaksi ini berlangsung dalam fase cair dengan tekanan tinggi. lactonitrile yang diperoleh kemudian di recovery dengan alat destilasi untuk memurnikan. Setelah itu dilakukan hidrolisis asam sulfat atau asam klorida untuk menghasilkan asam laktat dan garam ammonium. Asam laktat yang dihasilkan, lalu diesterifikasi dengan metanol dan menjadi metil laktat. Metil laktat tersebut lalu dihidrolisis dengan air, menghasilkan asam laktat dan metanol yang selanjutnya dilakukan recycle. Berikut reaksi yang terjadi dalam proses sintesis : - Penambahan sianida katalis CH3CHO + HCN CH3CHOHCN...(1) asetaldehide hidrogen sianida lactonitrile - Hidrolisis Asam Sulfat CH3CHOHCN + H2O + ½ H2SO4 CH3CHOHCOOH + ½ (NH4)2SO4..(2) lactonitrile air asam sulfat asam laktat ammonium sulfat - Esterifikasi CH3CHOHCOOH + CH3OH CH3CHOHCOOCH3 + H2O..(3) asam laktat methanol metil laktat air - Hidrolisis oleh air CH3CHOHCOOCH3 + H2O CH3CHOHCOOH + CH3OH..(4) metil laktat air asam laktat methanol 2. Proses 5

Seperti pada proses sintesis, dalam proses fermentasi juga terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut (Narayanan et al, 2004): - Tahap fermentasi fermentasi C6H12O6 + Ca(OH)2 (2CH3CHOHCOO - )Ca + 2H2O...(5) molasses kalsium hidroksida kalsium laktat air - Tahap penambahan H2SO4 (2CH3CHOHCOO - )Ca + H2SO4 2CH3CHOHCOOH + CaSO4.(6) kalsium laktat asam sulfat asam laktat kalsium Sulfat 1.4.2 Pemilihan Proses Dalam prarancangan pabrik ini dipilih proses fermentasi dalam pembuatan asam laktat, dengan alasan sebagai berikut: - Bahan baku (molasses) mudah diperoleh dan ketersediaannya melimpah. - Prosesnya berlangsung pada tekanan dan suhu rendah. - Proses produksi berlangsung sederhana. - Yield yang dihasilkan 97% (Wee Y.J, 2006) 1.4.3 Kegunaan Produk - Industri makanan dan minuman Sebagai pengatur ph dan penambah rasa. - Komponen utama pembuatan biopolimer Poly Lactic Acid (PLA). - Industri farmasi Sebagai pengatur ph, dan larutan dialisis. (Wee Y.J, 2006) 1.4.4 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk 1.4.4.1 Bahan Baku 1. Molases a. Sifat fisika Rumus Bentuk Titik didih : 107 C Specific gravity : 1,4 : C17-18H26-27O10N : cairan kental berwarna cokelat kehitaman 6

Kelarutan dalam air ph : 5,1 Titik beku : sangat larut : -18 o C Komposisi utama (Data Molasses PG Gunung Madu Plantation Lampung Tengah) sukrosa : 38,94% glukosa : 14,43% fruktosa : 16,75% abu : 11,06% air : 18,82% Banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku fermentasi alkohol atau fermentasi lain. (Saputro T, 2014) 2. Sukrosa Rumus molekul Berat molekul Berbentuk Rasa kelarutan : C12H22O11. : 342,3 g/mol. : kristal. : manis. Melting point : 170 C - sifat kimia : 179 g/100 ml (0 C) sukrosa dapat dioksidasi dengan KMnO4, HNO3 dan peroksida. Sukrosa dapat dihidrolisis secara enzimatis yang menghasilkan glukosa dan fruktosa. (Perry and Green 7 th ed, 1999) 3. Glukosa Rumus molekul Berat molekul : C6H12O6 : 180,16 g/mol Titik leleh : 146 C Densitas : 1,544 g cm -3 7

Glukosa lebih mudah larut dalam air daripada sukrosa, selain itu glukosa juga larut dalam etanol dan eter. (Chen and Chou, 1993) b.bahan Baku Penunjang 1. Air Rumus Molekul : H2O Massa Molar : 18,0153 g/mol Densitas : 999,793 kg/m³ (273,15 K) Titik Didih : 100 C Air merupakan pelarut universal karena dapat melarutkan berbagai zat kimia. (Perry and Greeen 7 th ed, 1999) 2. Asam Sulfat (data dari PT. Metabisulphite Nusantara): Rumus molekul : H2SO4 Berat molekul : 98,08 g mol -1 Titik leleh ( C) : 10,49 C Kadar : 40-60% Sifat kimia 1. Dengan basa membentuk garam dan air. Reaksi : H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + H2O (7) 2. Dengan alkohol membentuk eter dan air. Reaksi : 2C2H5OH + H2SO4 C2H5OC2H5 + H2O + H2SO4 (8) (Perry and Green 7 th ed, 1999) 3. Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 (data dari PT. Aneka Kimia Inti): : padatan Rumus Molekul : Ca(OH)2 Berat Molekul : 74,093 g mol -1 8

Kelarutan : 0,185 g/100 ml (0 C) Kadar : 70% Ketika dipanaskan sampai suhu 510 C akan terdekomposisi menjadi kalsium oksida dan air. Ca(OH)2 CaO + H2O (9) kalsium hidroksida kalsium oksida air (Perry and Green 7 th ed, 1999) 4. Lactobacillus delbrueckii : padatan Spesies : Lactobacillus delbrueckii Berat Molekul : 25,5 g mol -1 Densitas : 3340 kg m -3 Titik didih : 333,56 C Dapat mengubah karbohidrat menjadi Asam Laktat dan bekerja optimal pada suhu 46 C. 5. Malt : padatan Berat molekul : 416,189 g mol -1 Densitas : 4761 kg m -3 Titik didih : 2183,87 C 6. Yeast : padatan Berat molekul : 23,9 g mol -1 Densitas : 4376 kg m 3 Titik didih : 495,27 C 9

7. Diammonium fosfat (dari data PT. Sinar Kimia Utama): : padatan Rumus molekul : (NH4OH)2PO4 Berat molekul : 132,06 g mol -1 Kelarutan : 131 g/100 ml (15 C) Kemurnian : 98% Ion ammonium akan terkonversi menjadi ammonium pada ph tinggi. (Perry and Green 7 th ed, 1999) 8. Magnesium sulfat (dari data PT. Aneka Kimia Inti): : padatan Rumus molekul : MgSO4 Berat molekul : 120,37 g mol -1 Kadar : 99% Titik leleh : 1185 C Kelarutan dalam air : 26,9 g/100 ml (0 C) Kelarutan dalam air sangat tinggi. Jenis anhidrat memiliki sifat higroskopis yang kuat. (Perry and Green 7 th ed, 1999) 9. Asam fosfat (dari data PT. Garuda Mas Lestari): : cair Rumus molekul : H3PO4 Berat molekul : 98 g mol -1 Kadar : 85% Titik leleh : 42,35 C 10

Asam fosfat akan terdekomposisi jika kontak dengan alcohol, aldehid, sianida, keton, ester dan sulfida. (Perry and Green 7 th ed, 1999) c. Produk 1. Asam Laktat : Cairan Rumus Molekul : CH3CHOHCOOH Berat Molekul : 90,079 g mol -1 Specific gravity : 1,249 Titik didih : 122 C Titik lebur : 16,8 C Larut dalam air dingin dan lebih larut dalam air daripada pelarut lainnya. (Perry and Green 7 th ed, 1999) 2. Kalsium Sulfat : padatan putih Rumus Molekul : CaSO4 Berat Molekul : 136,14 g/mol Specific grafity : 2,96 Titik lebur : 1450 C Kelarutan : 0,298 g/100 g H2O pada 20 C. Pemanasan pada suhu 100 C dan 150 C akan terjadi reaksi dehidrasi sampai 75% air yang terkandung di dalam struktur kimianya. Pada suhu 170 C digunakan dalam proses kalsinasi dalam industri. (Perry and Green 7 th ed, 1999) 11

1.5 Tinjauan Proses secara Umum Proses pembuatan Asam Laktat secara fermentasi ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap hidrolisis sukrosa, tahap fermentasi, dan tahap penambahan asam sulfat. Pada tahap hidrolisis ini ditambahkan yeast untuk membantu mengubah sukrosa menjadi glukosa. Proses ini dilakukan di dalam reaktor hidrolisis berlangsung pada kondisi suhu 40 C dan tekanan atmosfer. Selanjutnya, glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis dilakukan fermentasi pada fermentor dengan penambahan bakteri lactobacillus delbrueckii dan berlangsung pada suhu antara 46 C tekanan atmosfer. Selain ditambahkan bakteri, dalam fermentor juga ditambahkan kalsium hidroksida agar terbentuk kalsium laktat. Kalsium laktat yang terbentuk kemudian di tambahkan asam sulfat sehingga menghasilkan asam laktat sebagai produk utama dan kalsium sulfat sebagai produk samping. Reaksi (Narayanan et al, 2004): yeast C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6..(10) sukrosa air glukosa fruktosa C6H12O6 + Ca(OH)2 (2CH3CHOHCOO - )Ca + 2H2O...(11) Glukosa kalsium hidroksida kalsium laktat air (2CH3CHOHCOO - )Ca + H2SO4 2CH3CHOHCOOH + CaSO4...(12) kalsium laktat asam sulfat asam laktat kalsium sulfat 12