IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai dengan 6 Lintang Selatan. Mengingat letak yang demikian ini, daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia merupakan daerah tropis. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih 2.007, 01 km². Dari luas secara keseluruhan Kabupaten Lampung Selatan tersebut, 44.271 Ha digunakan sebagai lahan sawah, sedangkan sisanya yaitu 156.430 Ha merupakan lahan bukan sawah. Wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda 3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesawaran 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa.
50 2. Keadaan Iklim Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah tropis, dengan curah hujan rata-rata 161,7 mm/bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 15 hari/bulan. Temperaturnya berselang antara 21,3 o C sampai 33,0 o C. Selang kelembaban relatif di Kabupaten Lampung Selatan adalah 39 persen sampai dengan 100 persen, sedangkan rata-rata tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Lampung Selatan adalah 1.007,4 Nbs dan 1.013,7 Nbs. 3. Keadaan Demografi Berdasarkan Lampung Selatan dalam Angka (2012) penduduk di Kabupaten Lampung Selatan menurut hasil proyeksi pada tahun 2011 berjumlah 912.490 jiwa, yang terdiri dari 480.347 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki (52,64%) dan 432.143 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan (47,36%). Distribusi penduduk di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Lampung Selatan tahun, 2011 Kelompok Umur Jumlah Penduduk (jiwa) Persentase (tahun) 0 14 278.839 30,56% 15 64 589.734 64,63% > 65 43.917 4,81% Total 912.490 100,00% Sumber: Lampung Selatan dalam Angka, 2012
51 Tabel 7 menunjukkan bahwa bahwa penduduk Kabupaten Lampung Selatan sebagian besar termasuk berada dalam kelompok usia produktif, yaitu berada pada kisaran 15-64 tahun atau sekitar 64,63 % dari total jumlah penduduk. Hal ini dapat menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Lampung Selatan cukup tinggi dan berpotensi baik untuk terus membangun Kabupaten Lampung Selatan. 4. Keadaan Umum Pertanian Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu sentra produksi padi dan jagung di Propinsi Lampung. Jenis tanaman lain yang banyak ditanam di Kabupaten Lampung Selatan antara lain ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai. Produksi tanaman pangan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Produksi, dan luas lahan ditingkat petani berbagai komoditas tanaman pangan di Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2011 No. Jenis Tanaman Luas lahan (Ha) Produksi (Ton) 1. 23.552 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Padi ladang Padi sawah Total padi Jagung Ubikayu Ubi jalar Kacang tanah Kedelai Kacang hijau 7.425 74.376 81.801 116.632 6.751 341 463 1.714 297 Sumber: Lampung Selatan dalam Angka, 2012 382.590 406.142 599.598 154.696 3.375 3.019 1.975 275 Tabel 8 menggambarkan bahwa bahwa luas panen dan produksi tanaman pangan terbesar di Kabupaten Lampung Selatan adalah jagung yaitu mencapai 116.632 ha dan 599.598 ton. Hal ini menunjukkan bahwa
52 jagung merupakan komoditi yang paling banyak diusahakan oleh petani di Kabupaten Lampung Selatan, tetapi produktivitas usahatani jagung di Kabupaten Lampung Selatan masih rendah yakni 4,35 ton per hektar, sehingga masih harus terus ditingkatkan. B. Keadaan Umum Kecamatan Natar 1. Keadaan Geografis Berdasarkan Kecamatan Natar Dalam Angka (2012) Kecamatan Natar memiliki luas wilayah 25.374 ha atau 253,74 Km 2. Kecamatan Natar merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Lampung Selatan yang terletak diantara Kabupaten Lampung Tengah dengan Kota Bandar Lampung. Pada tahun tahun akhir ini Kecamatan Natar sering disebut Kota Baru, ini bisa diartikan karena kemajuan dan perkembangannya yang begitu cepat. Secara administratif Kecamatan Natar terdiri dari 22 desa. Batas-batas wilayah Kecamatan Natar: 1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran 2. Sebelah Timur dengan Kecamatan Jati Agung 3. Sebelah Selatan dengan Kotamadya Bandar Lampung 4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Negeri Katon dan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. 2. Keadaan Demografi Penduduk di Kecamatan Natar berjumlah 170.992 jiwa terdiri dari, lakilaki 87.558 jiwa (51,21%), dan perempuan 83.434 jiwa (48,79%), dengan sex ratio sebesar 104,94 yang artinya setiap 100 perempuan terdapat laki
53 laki sebesar 104,94. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Natar sebagian besar dalam usia yang produktif, jumlah penduduk umur produktif sebesar 111.724 jiwa (65,34%), sedangkan selebihnya berada pada usia yang tidak produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun. Jumlah penduduk Kecamatan Natar yang berada pada umur tidak produktif sebesar 59.268 jiwa (34,66%). Data ini menunjukkan bahwa Kecamatan Natar memiliki jumlah angkatan kerja yang cukup besar. Apabila jumlah angkatan kerja tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pengembangan usahatani maupun pembangunan maka akan lebih menguntungkan. Tabel 9. Sebaran penduduk berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Natar, tahun 2011 No Umur (th) Jumlah (jiwa) Persentase 1. 0-14 51.482 30,11 2. 15-64 111.724 65,34 3. 65 + 7.786 4,55 Jumlah 170.992 100,00 Sumber: Kecamatan Natar Dalam Angka, 2012 3. Keadaan Pertanian Komoditas pertanian khususnya tanaman pangan yang dibudidayakan di Kecamatan Natar antara lain adalah tanaman padi, jagung, ubikayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Secara rinci luas lahan dan produksi tanaman pangan di Kecamatan Natar dapat dilihat pada Tabel 10.
54 Tabel 10 menunjukan bahwa luas lahan untuk usahatani jagung menempati urutan terbesar pertama dengan luas 11.190 ha dengan total produksi 56.140 ton. Lahan yang digunakan untuk komoditas jagung sangat tinggi, yaitu mencapai 11.190 ha (99,23%) dengan produksi mencapai 56.140 ton dan produktivitas mencapai 5,01 ton/ha. Tabel 10. Luas lahan dan produksi tanaman pangan di Kecamatan Natar, tahun 2011 No. Jenis tanaman Luas lahan (ha) Produksi (ton) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Padi lading Padi sawah Total Jagung Ubikayu Ubi jalar Kacang tanah Kacang kedelai Kacang hijau Sumber: Natar Dalam Angka, 2012 60 7.711 7.771 11.190 120 54 86 160 40 203 40.216 40.419 56.140 2.815 528 100 183 37 Penggunaan lahan di Kecamatan Natar meliputi permukiman, pekarangan, sarana umum, sawah, perkebunan, tegalan, ladang, kolam, rawa dan lainlain. Distribusi penggunaan lahan di Kecamatan Natar dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi penggunaan lahan di Kecamatan Natar, tahun 2011 No Penggunaan Lahan Hektar Persentase 1. Permukiman, pekarangan, dan sarana umum 2.873 11,32 2. Sawah 7.771 30,63 3. Perkebunan 5.603 22,08 4. Ladang 8.589 33,85 5. Kolam 86 0,34 6. Rawa 3 0,01 8. Lain-lain (Danau, sungai, hutan, sarana jalan) 449 1,77 Jumlah 25.374 100,00 Sumber: Kecamatan Natar, 2012
55 Tabel 11 menunjukkan sebagian besar penggunaan lahan di Kecamatan Natar digunakan untuk sektor pertanian yaitu sawah 7.771 ha (30,63%), tegalan dan ladang 8.589 ha (33,85%), dan perkebunan 5.603 ha (22, 08%). Hal ini menunjukkan Kecamatan Natar memiliki potensi untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian. C. Keadaan Umum Desa Muara Putih, Merak Batin dan Krawangsari Desa Muara Putih, Merak Batin, dan Krawang Sari merupakan 3 desa di wilayah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang menjadi desa sampel penelitian. 1. Letak Geografis Desa Muara Putih memiliki batas-batas wilayah, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Desa Rulung Raya, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pancasila, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Krawangsari, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Sari dan Merak Batin. Terletak di dataran rendah dengan ketinggian 50-60 m dpl. Jenis tanah umumnya pod zolik merah kuning berstruktur tanah dengan aerasi cukup tinggi, kemasaman tanah berkisar 4-6 dengan kemiringan tanah 0-15 %. Iklim termasuk zone B 1 (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata 10 tahun mencapai 2114 mm/tahun dengan rata-rata bulan basah 3-6 bulan dan bulan kering 3-6 bulan. Suhu udara antara 25 0 C-31 0 C dengan kelembaban rata-rata 60%. Luas wilayah Desa Muara Putih adalah
56 1.685 hektar yang terdiri dari 21 RT (Rukun Tetangga), 7 RW (Rukun Warga), dan 6 dusun (Monografi Desa Muara Putih, 2011). Desa Merak Batin memiliki batas-batas wilayah, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Desa Muara Putih, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Krawangsari, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Natar, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Negara Ratu. Terletak di dataran rendah dengan ketinggian 60-65 m dpl. Luas wilayah Desa Merak Batin adalah 787 hektar yang terdiri dari 63 RT (Rukun Tetangga), 8 RW (Rukun Warga), dan 11 dusun (Monografi Merak Batin, 2011). Desa Krawang Sari memiliki batas-batas wilayah, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Desa Muara Putih, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rejo Sari, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Natar, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Merak Batin. Terletak di dataran rendah dengan ketinggian 40-50 m dpl. Luas wilayah Desa Sidoharjo adalah 1.062 hektar yang terdiri dari 15 RT (Rukun Tetangga), 8 RW (Rukun Warga), dan 6 dusun (Monografi Desa Krawang Sari, 2011). 2. Keadaan Demografi Jumlah penduduk di Desa Muara Putih sebesar 5.160 jiwa yang terdiri dari 2.671 jiwa penduduk laki laki dan 2.489 jiwa penduduk perempuan. Sebagian besar tingkat pendidikan petani adalah lulusan SD sebesar 33%, sisanya adalah petani dengan tingkat pendidikan SMP sebesar 25 %, SMA sebesar 15 % dan tidak sekolah sebesar 24,5 %
57 Jumlah penduduk di Desa Merak Batin sebesar 6.012 jiwa yang terdiri dari 2.991 jiwa penduduk laki laki dan 3.021 jiwa penduduk perempuan. Klasifikasi tingkat pendidikan petani yaitu, 38 % petani berpendidikan SD, 20 % berpendidikan SMP, 27 % berpendidikan SMA, dan 15 % berpendidikan pesantren dan tidak sekolah. Jumlah penduduk di Desa Krawang Sari sebesar 5.186 jiwa yang terdiri dari 2.767 jiwa penduduk laki laki dan 2.419 jiwa penduduk perempuan. Klasifikasi tingkat pendidikan petani yaitu, 25 % petani berpendidikan SD, 23 % berpendidikan SMP, 25 % berpendidikan SMA, dan 19 % berpendidikan pesantren dan tidak sekolah, dan 8 % berpendidikan perguruan tinggi 3. Keadaan Pertanian Lahan sawah tadah hujan di Desa Merak Batin, Desa Muara Putih dan Desa Krawang Sari diusahakan untuk usahatani padi dan palawija /sayur-sayuran. Sedangkan lahan kering di ketiga desa tersebut sebagian besar diusahakan untuk tanaman pangan seperti jagung dan singkong. Komoditi utama di ketiga desa tersebut adalah padi dan jagung. Luas tanam, produksi, dan produktivitas jagung dan padi di Desa Merak Batin, Desa Muara Putih, dan Desa Krawang Sari disajikan pada Tabel 12 dan 13.
58 Tabel 12. Luas tanam, produksi, dan produktivitas jagung di Desa Merak Batin, Desa Muara Putih dan Desa Krawang Sari, tahun 2011 Desa Luas tanam (ha) Produksi (ton) Merak Batin 997 7.074 Muara Putih 995 5.171 Krawang Sari 879 6.862 Sumber : Kecamatan Natar Dalam Angka, 2012 Produktivitas (ton/ha) 7,1 5,1 7,8 Tabel 13. Luas tanam, produksi, dan produktivitas padi di Desa Merak Batin, Desa Muara Putih, dan Desa Krawang Sari, tahun 2011 Desa Luas tanam (ha) Produksi (ton) Merak Batin 550 3.520 Muara Putih 414 2.316 Krawang Sari 452 3.275 Sumber : Kecamatan Natar Dalam Angka, 2012 Produktivitas (ton/ha) 6,4 5,5 6,1 Produksi dan produktivitas jagung tertinggi berada di Desa Krawang Sari yaitu sebesar 7,8 ton/ha. Sementara itu produksi dan produktivitas padi tertinggi berada pada Desa Merak Batin yaitu sebesar 6,4 ton/ha. Desa Muara Putih, Desa Merak Batin, dan Desa Krawang Sari merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang pertanian, khususnya pada sektor tanaman jagung. Penanaman jagung di daerah penelitian pada umumnya menggunakan lahan kering, di mana kebutuhan air untuk tanaman jagung tergantung pada curah hujan. Pengolahan lahan dilakukan satu kali dalam setahun karena jika musim hujan pengolahan tanah tidak dilakukan karena pembukaan lahan dilakukan tanpa olah tanah (TOT).