TANGGAPAN ORANG TUA TENTANG INFORMASI JAJANAN SEKOLAH YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA. Oleh. Poppy Suryanti *), Toni Wijaya *)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah

Kuesioner Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB I PENDAHULUAN. zat aditif berbahaya, seperti media online portal berita Suara.com dan RRI.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang beredar di masyarakat yang

METODOLOGI PENELITIAN. yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan khususnya penggunaan bahan kimia. berbahaya pada bahan pangan masih menjadi masalah besar di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pemirsa, penulis menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini banyak sekali beredar makanan yang berbahaya bagi kesehatan para

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. 1. atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi massa mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang luas wilayahnya 64,79 km atau sekitar 0,58 % dari luas Provinsi Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

Pengaruh Terpaan Berita Kriminal Dan Faktor Demografi Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Untuk Berinteraksi Dengan Lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan manusia akan kebutuhan sehari-hari, baik yang sifatnya pokok

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

Pengaruh Terpaan Rubrik Body di Majalah Gogirl! Terhadap Perilaku. Hidup Sehat Remaja (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Pengaruh Rubrik

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

Sikap Pemirsa Iklan TV Tropicana Slim di Surabaya Versi Dion Wiyoko

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

MOTIF PEMIRSA MENONTON REALITY SHOW Be A Man DI GLOBAL TV. Oleh Herlina dan Diana Amalia Ilmu Komunikasi FISIP-UPNV Jatim ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

Tayangan Iklan Ades Tiga Langkah Perubahan dalam Membentuk Sikap Green Living di Kalangan Mahasiswa

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN UANG SAKU DAN PENGETAHUAN TERHADAP FREKUENSI KONSUMSI BAKSO TUSUK MENGANDUNG BORAKS DI SD N PANGGANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

I. PENDAHULUAN. Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar. biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

1 Universitas Indonesia


BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. secara berbeda.usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang terdiri dari tiga elemant peanting yaitu media, audience,

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN PROGRAM ACARA WARNA TRANS7 TERHADAP SIKAP PENONTON

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Stasiun Globaltv

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

Sukmanandya*, Pandeirot** Akademi Keperawatan William Booth Surabaya. ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU MENONTON DAN KEPUASAN MENONTON REPORTASE INVESTIGASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

MARAKNYA TAYANGAN HIPNOTIS SEBAGAI ACARA HIBURAN TERKAIT MENINGKATNYA ANIMO MENONTON TV DI KALANGAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

PEDOMAN PEDULI OBAT DAN PANGAN AMAN GERAKAN NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Berstandar Nasional di Kota Bandar Lampung,

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

TANGGAPAN ORANG TUA TENTANG INFORMASI JAJANAN SEKOLAH YANG MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Oleh Poppy Suryanti *), Toni Wijaya *) *) Alumni program sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung **) Staf Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Lampung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ibu terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B dan untuk mengetahui seberapa besar respon ibu terhadap informasi tersebut yaitu respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif. Adapun obyek penelitian penelitian ini adalah ibu wali murid SDN Kupang Teba teluk Betung Utara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuisioner, dokumentasi dan studi pustaka. Responden dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling sehingga dari keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : () Respon kognitif Ibu wali murid SDN Kupang teba terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B masuk dalam kategori positif, dengan nilai 60%; () Respon afektif Ibu wali murid SDN Kupang Teba terhadap informasi ditelevisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B masuk dalam kategori positif, dengan nilai 54%, dan; (3) Respon konatif Ibu wali murid SDN Kupang teba terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B masuk dalam kategori positif, dengan nilai 4%. Kata kunci: Jajanan sekolah, bahan berbahaya PENDAHULUAN Ragam acara televisi yang menyiarkan informasi kepada khalayak melalui siaransiaran seperti berita, talk show, film, dengan sajian yang beraneka ragam. Khalayak dapat memperoleh informasi dari tayangan yang disajikan ditelevisi. Informasi kejahatan contohnya, beraneka berita di beberapa stasiun televisi dapat kita lihat dengan waktu yang sesuai jadwal, semua orang dapat melihat berita yang sama dalam waktu yang berbeda. Kasus kejahatan memang beraneka ragam, kesenjangan sosial dan tingkat ekonomi yang rendah menjadi alasan kejahatan itu muncul. Dengan bermacam-macam cara dan jenisnya kejahatan dan kecurangan dilakukan. Pada pangan, kosmetik, obat tradisional pun ditemukan bentuk kecurangan dengan menggunakan bahan yang berbahaya dan tidak Jurnal Sosiologi, Vol. 8, No. : -8

semestinya ada dalam komposisi pembuatan obat dan kosmetik, atau penggunaannya yang tidak sesuai takaran. Dalam penelitian ini peneliti menggambil pemberitaan mengenai kejahatan dalam bidang pangan yang menggunakan bahan berbahaya dalam proses pembuatannya. Bermacam-macam zat berbahaya yang digunakan seperti formalin yang biasa digunakan untuk mengawetkan, boraks sebagai pengenyal, dan rhodamin B sentuhan warna agar lebih mencolok. Rhodamin B salah satu zat yang marak dipergunakan untuk melakukan kejahatan peneliti pilih dalam penelitian ini. Rhodamin B adalah pewarna tekstil dan kertas berbentuk kristal-kristal berwarna merah muda terang. Pedagang sering menyalahgunakan zat berbahaya ini pada makanan tertentu. Terlalu sulit membedakan antara makanan yang menggunakan rhodamin B atau menggunakan pewarna yang memang dikhususkan untuk makanan menjadi alasan kecurangan ini terjadi. Zat berbahaya ini biasa ditemukan dalam es, saus, atau makanan minuman yang berwarna mencolok. Menurut BPOM, anak sekolah menjadi salah satu target penjualan makanan atau minuman berhodamin B biasanya terdapat pada es, saus dan makanan minuman yang berwarna merah muda mencolok. Efek yang tidak langsung terlihat setelah pengkonsumsian pun menjadi alasan orang tua tidak meyadarinya. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana respon ibu terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung Rhodamin B. Menurut data Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah bidang Layanan Informasi Konsumen BPOM Bandar Lampung, selama bulan Januari hingga Mei 03 di Bandar Lampung terdapat 7 kasus masih ditemukannya jajanan anak sekolah yang positif mengandung bahan berbahaya rhodamin B. SDN Kupang Teba Teluk Betung Utara peneliti jadikan lokasi penelitian karena memiliki sampel makanan yang positif mengandung rhodamin B yaitu lebih banyak dari 7 sekolah lainnya yang memiliki sampel makanan yang mengandung rhodamin B. Peneliti memilih para ibu sebagai obyek penelitian untuk mengetahui respon dalam meyikapi informasi ini. Masih ditemukannya sampel makanan yang mengandung Rhodamin B terlebih ditunjukkan kepada anak-anak yang kasusnya tidak pernah berhenti sejak tahun 0 menjadi alasan peneliti untuk mengetahui bagaimanakah respon ibu terhadap informasi mengenai hal tersebut. Dari keanekaragaman jajanan anak sekolah saat ini perlulah sikap waspada terhadap ibu akan apa yang dikonsumsi oleh anak. Menurut data prasurvei yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 03 yang peneliti lakukan kepada 375 wali murid kelas hingga kelas 5 dengan menyebarkan kuisioner prasurvei mendapatkan bahwa sebanyak 38 wali murid mendapatkan informasi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung rhodamin B dari media massa televisi, sisanya mendapatkan informasi melalui internet, koran, majalah, penyuluhan BPOM, perbincangan dengan pergaulan sekitar, dan beberapa lagi tidak mengetahui informasi tersebut. Dari data tersebut peneliti memilih meneliti respon ibu terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B. Penelitian ini mengkaji lebih lanjut perihal respon ibu selaku orang tua terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B. Lebih lanjut, kajian diperdalam guna mengetahui seberapa besar respon ibu terhadap informasi mengenai Rhodamin B yang terkandung dalam jajanan anak sekolah, yaitu respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif. Tanggapan Orang Tua tentang Informasi Jajanan Sekolah yang Mengandung

LANDASAN TEORI Teori kategori sosial menyatakan adanya perkumpulan-perkumpulan atau kategori sosial yang perilakunya ketika diterpa perangsang tertentu memiliki respon yang hampirhampir seragam. Ciri-cirinya misalnya usia,seks, pekerjaan, pendidikan. Sebagai ilustrasi majalah model amat jarang dibeli oleh kaum pria, sedangkan artikel mengenai permainan atur amat langka dibaca oleh kaum wanita. Asumsi dasar teori ini ialah teori sosiologis yang menyatakan bahwa meskipun masyarakat modern sifatnya heterogen, penduduk yang memiliki sejumlah ciri yang sama akan mempunyai pola hidup tradisional yang sama. Persamaan gaya, orientasi dan perilaku akan berkaitan dengan suatu gejala seperti pada media massa dalam perilaku yang seragam.anggota-anggota dari suatu kategori tertentu akan memilih pesan komunikasi yang kira-kira sama dan menanggapinya dengan cara yang hampir sama pula. Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia, seperti edukasi, hiburan, berita, talk show, dan lain-lain. Pemirsa akan selalu terdorong untuk mencari sesuatu yang tidak diketahui melalui media televisi. Sesuai peran media, televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi penting bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. Pemantauan itu bisa dalam bentuk perilaku mode bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Hal ini tergantung dari bagaimana kesiapan manusianya untuk menghadapi informasi televisi (Kuswandi, 996). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penggunaan metode deskriptif dilakukan dengan menghimpun data, menyusun secara sistematis, faktual dan cermat (Rakhmat, 005). Responden dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling yang berjumlah 38 orang. Analisis data menggunakan distribusi frekukensi dan tabulasi silang dari setiap pertanyaan yang diajukan. PEMBAHASAN Analisis tabulasi silang yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup analisis pengaruh tingkat pendidikan dan pekerjaan terhadap respon kognitif, afektif dan respon konatif ibu terhadap informasi mengenai kandungan rhodamin B pada jajanan anak sekolah. Pada Tabel. disajikan tabulasi silang antara pengaruh tingkat pendidikan terhadap respon kognitif ibu mengenai informasi kandungan rhodamin B pada jajanan anak. Berdasarkan pada Tabel di atas maka dapat dinyatakan bahwa besarnya nilai pengaruh dalam tabel silang tingkat pendidikan terhadap respon kognitif ibu mengenai informasi kandungan Rhodamin B pada jajanan anak adalah 64%. Data tersebut ditunjukkan oleh adanya 44 responden yang berpendidikan SMA dan memiliki respon kognitif dalam katagori positif. Kategori positif memiliki arti bahwa pada tingkat pendidikkan SMA yaitu adalah tingkat pendidikkan yang paling banyak ditempati oleh responden, memiliki kategori yang postif padadimensi kognitif terhadap informasi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B. Dari keseluruhan responden dari masingmasing kategori tingkat pendidikan menempati kategori positif dalam aspek kognitif. Jurnal Sosiologi, Vol. 8, No. : -8 3

Tabel. Pengaruh terhadap Respon Kognitif Ibu mengenai SD SMP SMA Diploma Sarjana Sumber: Olahan Data Primer, 03. Respon Kognitif Netral - 4 (0%) (5%) (70%) - 4 (0%) (9%) (5%) 4 7 44 (%) (6%) (0%) (46%) - 0 3 7 (0%) (0%) (47%) - 3 7 (8%) (3%) (54%) 9 8 83 (%) (7%) (3%) (60%) 3 (5%) 4 (9%) 3 (9%) 5 (33%) (5%) 7 (0%) 0 69 5 3 38 Adapun tabulasi silang pengaruh tingkat pendidikan terhadap respon afektif ibu mengenai informasi kandungan rhodamin B pada jajanan anak disajikan pada Tabel berikut: Tabel. Pengaruh terhadap Respon Afektif Ibu mengenai SD SMP SMA Diploma Sarjana Sumber: Olahan Data Primer, 03. Respon Afektif Netral 3 (5%) (5%) (5%) (65%) 5-8 (5%) (4%) (38%) 36 (3%) (%) (7%) (5%) - 9 (7%) (7%) (60%) - 3 8 (8%) (3%) (6%) 5 8 7 74 (4%) (6%) (%) (54%) 4 (0%) 7 (33%) 8 (6%) 4 (7%) (8%) 34 (5%) 0 69 5 3 38 Berdasarkan pada Tabel di atas maka dapat dinyatakan bahwa besarnya nilai pengaruh dalam tabel silang tingkat pendidikan terhada respon afektif ibu mengenai informasi kandungan Rhodamin B pada jajanan anak adalah 5%. Data tersebut ditunjukkan oleh adanya 36 responden yang berpendidikan SMA dn memiliki respon afektif dalam 4 Tanggapan Orang Tua tentang Informasi Jajanan Sekolah yang Mengandung

katagori positif. Kategori positif memiliki arti bahwa pada tingkat pendidikkan SMA yaitu adalah tingkat pendidikkan yang paling banyak ditempati oleh responden, memiliki kategori yang postif pada dimensi afektif terhadap informasi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B. Dari keseluruhan responden dari masingmasing kategori tingkat pendidikan menempati kategori positif dalam aspek afektif. Analisis tabulasi silang pengaruh tingkat pendidikan terhadap respon konatif ibu mengenai informasi kandungan rhodamin B pada jajanan anak disajikan pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Pengaruh terhadap Respon Konatif Ibu mengenai SD SMP SMA Diploma Sarjana Sumber: Olahan Data Primer, 03. Respon Konatif Netral 9 7 (5%) (5%) (45%) (35%) 3 7 0 (5%) (4%) (33%) (48%) 3 6 9 (%) (9%) (38%) (4%) - 6 7 (3%) (40%) (47%) 7 5 (8%) (8%) (54%) (38%) 3 0 55 58 (4%) (40%) (4%) 0 (0%) - - 69-5 - 3 38 (%) Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dinyatakan bahwa besarnya nilai pengaruh dalam tabel silang tingkat pendidikan terhadap respon konatif ibu mengenai informasi kandungan Rhodamin B pada jajanan anak adalah 4%. Datatersebut ditunjukkan oleh adanya 9 responden yang berpendidikan SMA dn memiliki respon konatif dalam katagori positif. Kategori positif memiliki arti bahwa pada tingkat pendidikkan SMA yaitu adalah tingkat pendidikkan yang paling banyak ditempati oleh responden, memiliki kategori yang postif pada dimensi konatif terhadap informasi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B. Dari keseluruhan responden dari masing-masing kategori tingkat pendidikan menempati kategori positif dalam aspek konatif. Analisis tabulasi silang juga dilakukan antara pengaruh status pekerjaan ibu terhadap respon kognitif ibu mengenai informasi kandungan rhodamin B pada jajanan anak (Tabel 4). Pada tabel 4 terlihat bahwa besarnya nilai pengaruh dalam tabel silang status pekerjaan ibu terhadap respon kognitif ibu mengenai informasi kandungan Rhodamin B pada jajanan anak adalah 6%. Data tersebut ditunjukkan oleh adanya 55 responden yang tidak bekerja di luar rumah dan memiliki respon kognitif dalam katagori positif. Kategori positif memiliki arti bahwa pada status pekerjaan yaitu ibu yang tidak bekerja menempati nilaitertinggi karena sebagian besar responden adalah tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Ibu dengan status tidak bekerja diluar rumah memiliki kategori yang postif pada dimensi kognitif terhadap informasi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Jurnal Sosiologi, Vol. 8, No. : -8 5

Rhodamin B. hal yang menyebabkan adalah tersedianya waktu luang yang dapat mereka khususkan untuk perhatian kepada putra-putri mereka, serta ketersediaan media yang menunjang. Dari keseluruhan responden dari masing-masing kategori status pekerjaan menempati kategori positif dalam aspek kognitif. Tabel 4. Pengaruh Status Pekerjaan Ibu terhadap Respon Kognitif Ibu mengenai Bekerja di luar rumah Tidak bekerja di luar rumah Sumber: Olahan Data Primer, 03. Respon Kognitif Netral - 3 7 8 (6%) (5%) (58%) 6 55 (%) (7%) (%) (6%) 9 8 83 (%) (7%) (3%) (60%) 0 (%) 7 (9%) 7 (0%) 48 90 38 Tabulasi silang juga dilakukan guna melihat pengaruh status pekerjaan ibu terhadap respon Afektif ibu mengenai informasi kandungan rhodamin B pada jajanan anak (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh Status Pekerjaan Ibu terhadap Respon Afektif Ibu mengenai Bekerja di luar rumah Tidak bekerja di luar rumah (4%) 3 (3%) 5 (4%) Sumber: Olahan Data Primer, 03. Respon Afektif Netral 3 6 (3%) 6 (8%) (6%) 30 (63%) 44 (49%) 74 (54%) 9 (9%) 5 (8%) 34 (5%) 48 90 38 Berdasarkan pada Tabel 5 di atas maka dapat dinyatakan bahwa besarnya nilai pengaruh dalam tabel silang status pekerjaan ibu terhadap respon afektif ibu mengenai informasi kandungan Rhodamin B pada jajanan anak adalah 49%. Data tersebut ditunjukkan oleh adanya 44 responden yang tidak bekerja di luar rumah dan memiliki respon afektif dalam katagori positif yang memiliki arti bahwa pada status pekerjaan yaitu ibu yang tidak bekerja menempati nilai tertinggi karena sebagian besar responden adalah tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Ibu dengan status tidak bekerja diluar rumah memiliki kategori yang postif pada dimensi afektif terhadap informasi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B. hal yang menyebabkan adalah tersedianya waktu luang yang dapat mereka khususkan untuk perhatian kepada putra-putri mereka, serta ketersediaan media yang menunjang. Dari keseluruhan responden dari masing-masing kategori status pekerjaan menempati kategori positif dalam aspek afektif. 6 Tanggapan Orang Tua tentang Informasi Jajanan Sekolah yang Mengandung

Adapun tabulasi silang antara pengaruh status pekerjaan ibu terhadap respon konatif ibu mengenai informasi kandungan rhodamin B pada jajanan anak disajikan pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Pengaruh Status Pekerjaan Ibu terhadap Respon Konatif Ibu mengenai Bekerja di luar rumah Tidak bekerja di luar rumah 3 Sumber: Olahan Data Primer, 03. Respon Konatif Netral 6 (3%) 4 (6%) 0 (4%) 3 (48%) 3 (36%) 55 (40%) 7 (35%) 4 (46%) 58 (4%) (8%) (%) 48 90 38 Berdasarkan pada Tabel 6 di atas maka dapat dinyatakan bahwa besarnya nilai pengaruh dalam tabel silang status pekerjaan ibu terhadap respon konatif ibu mengenai informasi kandungan Rhodamin B pada jajanan anak adalah 46%. Data tersebut ditunjukkan oleh adanya 4 responden yang tidak bekerja di luar rumah dan memiliki respon konatif dalam katagori positif yang memiliki arti bahwa padastatus pekerjaan yaitu ibu yang tidak bekerja menempati nilai tertinggi karena sebagian besar responden adalah tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Ibu dengan status tidak bekerja diluar rumah memiliki kategori yang postif pada dimensi konatif terhadap informasi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B. Hal yang menyebabkan adalah tersedianya waktu luang yang dapat mereka khususkan untuk perhatian kepada putra-putri mereka, serta ketersediaan media yang menunjang. Dari keseluruhan responden dari masing-masing kategori status pekerjaan menempati kategori positif dalam aspek konatif. KESIMPULAN Penelitian menunjukkan kesimpulan sebagai berikut: () Respon kognitif Ibu wali murid SDN Kupang teba terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B masuk dalam kategori positif, dengan nilai 60%.Respon afektif Ibu wali murid SDN Kupang teba terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B masuk dalam kategori positif, dengan nilai 54%.Respon konatif Ibu wali murid SDN Kupang teba terhadap informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung bahan berbahaya Rhodamin B masuk dalam kategori positif, dengan nilai 4%, dan () Pengaruh tingkat pendidikan terhadap respon tentang informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung Rhodamin B yaitu respon kognitif 64%, respon afektif 5%, respon konatif 4%. Pengaruh status pekerjaan terhadap respon tentang informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung Rhodamin B yaitu respon kognitif adalah 6%. respon afektif 49%. respon konatif 46%. Pengaruh tingkat usia terhadap respon Jurnal Sosiologi, Vol. 8, No. : -8 7

tentang informasi di televisi mengenai jajanan anak sekolah yang mengandung Rhodamin B yaitu respon kognitif adalah 56,93, respon afektif 47,7 %, respon konatif 40%. DAFTAR PUSTAKA Kuswandi, W. (996). Komunikasi masa: sebuah analisis isi media televisi. Jakarta: Rineka Cipta. Rakhmat, J. (005). Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 8 Tanggapan Orang Tua tentang Informasi Jajanan Sekolah yang Mengandung