I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan. pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan kebijakan tentang perpajakan agar mendapatkan hasil yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak sebagai sumber utama negara perlu ditingkatkan sehingga. pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. mengamankan penerimaan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Sekitar 75

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak. pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.

BAB I PENDAHULUAN. akan membawa dampak terhadap pajak sehingga pajak memiliki sifat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terus melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. innovator dan stabilisator pembangunan. Dalam pelaksanaan tugas tugas

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan. rangka pelaksanaan pembangunan yang bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Seiring

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan warganya, pembangunan menentukan negara tersebut

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai perkembangan yang sangat pesat.keunggulan dari internet tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana

BAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah administrasi memegang peranan yang cukup penting. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar sekitar

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan negara seperti halnya menyediakan infrastruktur yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sendiri. Semua potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia harus digali dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya administrasi perpajakan, untuk administrasi pajak pusat, diemban oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan

PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu instrument yang digunakan negara untuk menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional berasal dari penerimaan pajak yang menyumbang sekitar 70% dari

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudannya melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Abstrak. Kata Kunci: administrasi perpajakan, kesadaran, kepatuhan, Wajib Pajak.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak sebagai bagian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Total Penerimaan Pajak dan Rasio Pajak Tahun Anggaran Total Penerimaan Pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang dipungut oleh pemeritah

ARTIKEL PERUBAHAN SISTEM ORGANISASI PERPAJAKAN DI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK STUDI KASUS KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SEMARANG GAYAMSARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan undang-undang, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang

BAB I PENDAHULUAN. umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011:1). Untuk itu pemerintah melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Siapapun terutama Wajib Pajak pasti akan berurusan dengan pajak, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan menjadi suatu permasalahan yang pokok. Pembiayaan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu unsur penerimaan negara, yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan. Tiap tahunnya, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat

PENDAHULUAN. sampai saat ini masih memberikan dampak bagi perekonomian dunia. Indonesia pun

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance), Indonesia akhirnya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber utama penerimaan pemerintah di beberapa negara pada

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang paling penting dalam

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjelaskan suatu kondisi dimana seseorang taat terhadap perintah atau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan. Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

ABSTRAK. Kata Kunci: kualitas pelayanan, sistem elektronik perpajakan, kompetensi pegawai pajak, kepuasan wajib pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. internal adalah pajak. Dalam Undang-undang Perpajakan No. 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan terhadap Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sekitar 70-80%.

BAB I PENDAHULUAN. pajak, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan meningkatkan produktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Arum

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tugas pokok Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan terintegrasi, untuk mewujudkan hal tersebut KPP memerlukan SDM yang bermutu dan produktif. Peningkatan kinerja aparat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) merupakan salah satu isu penting dalam reformasi kantor pajak. Peningkatan kinerja perlu dilakukan oleh KPP mengingat pajak tersebut bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak. Diharapkan dengan adanya peningkatan kinerja KPP, dapat mewujudkan tujuan strategis dari KPP yaitu peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak dan peningkatan kepatuhan dalam membayar pajak, sehingga Wajib Pajak lebih taat dalam membayar pajak. Pada tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat disebut Modernisasi. Modernisasi ini dilakukan secara

bertahap disetiap daerah di seluruh Indonesia. Modernisasi ini telah melahirkan nama baru bagi kantor pajak menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Modern. Adapun jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak. Program modernisasi ini jika ditelaah secara mendalam, termasuk perubahan-perubahan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, maka dapat dilihat bahwa konsep modernisasi ini merupakan suatu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner. Perubahan- perubahan yang dilakukan meliputi bidang-bidang berikut: Struktur organisasi, termasuk didalamya pergantian pemimpin puncak Business process dan teknologi informasi dan komunikasi Manajemen sumber daya manusia Pelaksanaan good governance Dalam rangka mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan maupun di level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan Wajib Pajak, ke tiga jenis kantor pajak yang ada, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP-PBB), serta Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (KARIKPA), dilebur menjadi Kantor

Pelayanan Pajak (KPP). Dengan demikian Wajib Pajak (WP) cukup datang ke satu kantor saja untuk menyelesaikan seluruh masalah perpajakannya. Struktur berbasis fungsi diterapkan pada KPP dengan sistem administrasi modern untuk dapat merealisasikan debirokratisasi pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap Wajib Pajak secara lebih sistematis Perubahan struktur organisasi membawa dampak pada sering terjadinya pergantian maupun mutasi pada kepala kantor di KPP maupun kepala seksi. Pergantian pemimpin puncak tersebut dapat membawa masalah bagi bawahan, misalnya pergantian kebijakan, perilaku kepemimpinan yang berbeda, aturanaturan baru dari kesemua ini, maka bawahan perlu beradaptasi kembali dengan pimpinan yang baru. Pada saat transisi atau peralihan dari KPP lama menjadi KPP Pratama ternyata terjadi suatu masalah dimana pelayanan menjadi sedikit menurun karena SDM belum siap dan Sistem Informasi DJP belum berjalan sempurna sehingga jangka waktu pelayanan menjadi tidak tepat waktu. Oleh karena itu faktor atau masalah kepemimpinan sangat berperan dalam perencanaan, perubahan maupun pembentukan suatu organisasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Iglesias dalam Kaho (1997), bahwa faktor faktor yang dapat memprediksi keberhasilan pemerintahan terdiri dari : a. Resources (sumber daya), termasuk didalamnya Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Non Manusia. b. Structure (struktur), berkaitan dengan peranan dan hubungan organisasional yang berkaitan dengan program.

c. Leadership (kepemimpinan), kepemimpinan merupakan faktor yang dominan yaitu menunjuk pada kemampuan dalam memanfaatkan masukan secara kritis. d. Technology (teknologi), berkaitan dengan pengetahuan dan perilaku yang dimiliki badan-badan yang mendukung kegiatan organisasi. e. Support (dukungan), menunjuk kepada dukungan secara keseluruhan dari setiap pegawai yang terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi. Kemampuan dan kemajuan suatu organisasi diantaranya dipengaruhi oleh pemimpin yang merupakan cara atau pola seseorang untuk bertindak termasuk didalamnya pola berkomunikasi antara pimpinan dan staf, antara manajemen atas dan manajemen menengah, antara pimpinan dan karyawan dan khususnya pola pengambilan keputusan sehingga akan dapat memperlancar tercapainya tujuan organisasi. Hal tersebut bagi KPP sudah diantisipasi dengan dikeluarkannya program dengan berfokus pada pelayanan dan kinerja yang profesional dengan didukung peran pemimpin yang dapat mengembangkan mutu SDMnya sendiri. Seorang pemimpin juga harus dapat memberikan kepuasan kepada para pekerjanya dan selalu berusaha memperhatikan gairah serta semangat kerja mereka. Didalam mengelola karyawan pemimpin harus dapat menciptakan komunikasi kerja yang baik antara atasan dan bawahan agar tercipta hubungan kerja yang serasi dan selaras. Hal ini dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja para karyawan tersebut dan diharapkan akan mencapai kepuasan kerja serta dapat meningkatkan kinerja karyawan. Setiap organisasi memiliki tujuan untuk mencapai kinerja yang seoptimal mungkin. Peningkatan kinerja organisasi yang seoptimal mungkin tidak terlepas

dari kepuasan kerja karyawan, sebagai salah satu faktor yang menentukan kinerja organisasi. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Kepuasan kerja merupakan faktor yang sangat kompleks karena kepuasan kerja dipengaruhi berbagai faktor, di antaranya adalah perilaku kepem. Perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan keinginan karyawan dapat mewujudkan kepuasan kerja bagi karyawannya. Untuk memiliki karyawan yang professional dan berkualitas, pemimpin perlu merespon kebutuhan karyawan tersebut agar kepuasan kerjanya tercapai. Hal tersebut dikarenakan kepuasan kerja merupakan emosi yang positif atau perasaan senang, sebagai hasil dari penilaian seorang karyawan terhadap faktor pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerjanya. Kepuasan kerja, merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepuasan hidup karyawan karena sebagian besar waktu karyawan digunakan untuk bekerja. Pada kondisi sehari-hari, perilaku kepemimpinan yang diterapkan berbedabeda disesuaikan dengan situasi yang berbeda pula. Hal inilah yang menyebabkan berbedanya tingkat kepuasan kerja pada setiap anggota organisasi sebagai respon emosional terhadap interaksi social, sehingga tampak bahwa kepuasan kerja karyawan juga dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan. Dengan kepuasan kerja tersebut diharapkan pencapaian tujuan organisasi akan lebih baik dan akurat dan kinerja karyawan akan menjadi lebih baik. Kinerja karyawan akan dapat meningkat apabila karyawan merasa puas dengan pekerjaannya dan adanya dukungan dari pemimpin serta lingkungan kerjanya. Kinerja dapat dijabarkan sebagai kesediaan seseorang untuk melakukan

kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Untuk menjaga kelangsungan suatu organisasi, maka diperlukan karyawan yang memiliki kinerja yang baik yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (changed program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut Modernisasi. Perubahan tersebut dilakukan secara bertahap di setiap DJP di seluruh Indonesia dengan membentuk KPP Pratama sebagai hasil dari peleburan beberapa kantor pajak yang ada di Indonesia. Pada tahun 2007 terbentuklah KPP Pratama Bogor. KPP Pratama Bogor telah melakukan banyak perubahan dalam rangka memberikan pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak. KPP Pratama telah melakukan berbagai perubahan diantaranya adalah perubahan pada SDM yaitu pembuatan dan penegakan Kode Etik Pegawai yang secara tegas mencantumkan kewajiban dan larangan bagi para pegawai DJP dalam pelaksanaan tugasnya, termasuk sanksi-sanksi bagi setiap pelanggaran Kode Etik Pegawai tersebut, pemberian tunjangan khusus (peningkatan remunirasi), pelaksanaan teknologi secara maksimal, perubahan struktur organisasi dimana struktur organisasi harus diberi fleksibilitas yang cukup untuk dapat selalu menyesuaikan dengan lingkungan eksternal yang sangat dinamis, termasuk perkembangan dunia bisnis dan teknologi. Dari serangkaian perubahan tersebut, banyak hal yang harus dipelajari kembali oleh para karyawan terutama mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sedikit mengalami perubahan ditambah lagi dengan adanya

pergantian kepala kantor yang jaraknya cukup dekat menyebabkan karyawan perlu penyesuaian kembali. Pada saat terjadi peralihan atau perubahan dari KPP lama menjadi KPP Pratama yang terjadi justru sebaliknya pelayanan menurun karena karyawan belum siap menjalankan dengan optimal perubahan-perubahan tersebut ditambah adanya pergantian kepala kantor yang perilaku kepemimpinannya berbeda dengan yang dulu menyebabkan karyawan harus dapat menyesuaikan diri untuk lebih mengenal karakteristik kepala kantor tersebut. Berbagai perubahan yang dilakukan oleh DJP salah satunya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dimasa yang akan datang. Menurut Mangkuprawira (2007) menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah kinerja karyawan. Kinerja karyawan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik yang dimaksud antara lain usia, pengalaman, pendidikan, kesehatan, kepribadian, motivasi dan lain-lain. Sementara itu, faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi adalah mutu SDM yang sangat didukung oleh kualitas komunikasi, keberhasilan manajemen kepemimpinan, pelatihan, keamanan dan keselamatan kerja. Dengan adanya perubahan tersebut diharapkan kinerja karyawan akan semakin baik untuk itu diperlukan suasana kerja yang nyaman serta hubungan dengan rekan kerja dan atasan yang baik sehingga terbagun suatu kerjasama yang baik, pendelegasian tugas dan wewenang yang jelas sehingga setiap karyawan tahu tentang apa yang harus dikerjakannya. Untuk itu, salah satu hal yang penting dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan kantor KPP Bogor adalah mengoptimalkan peran pemimpin khususnya kepala kantor.

Berdasarkan wawancara pra penelitian dengan beberapa karyawan, mereka berpendapat bahwa kepala kantor saat ini lebih tegas dan disiplin kepada karyawan tetapi kurang dekat dengan para karyawannya, artinya atasan cenderung pasif kepada karyawan, kurang terbuka dan kurang komunikasi antara atasan dan bawahan sehingga dalam mengerjakan suatu pekerjaan karyawan lebih banyak dan lebih nyaman untuk meminta penjelasan atau pendapat kepada sesama rekan kerjanya. Melihat permasalahan diatas, penulis berpendapat bahwa para pemimpin khususnya kepala kantor KPP memegang peranan penting dalam rangka menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi karyawannya agar para karyawan mampu bekerja dengan optimal, sehingga kinerja karyawan akan terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu mengingat pentingnya perilaku kepemimpinan bagi kemajuan suatu organisasi dan karyawan, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan perilaku kepemimpinan dan kepuasan kerja dan kinerja karyawan sehingga hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai feedback dalam menerapkan perilaku kepemimpinan yang efektif di KPP Pratama Bogor

1.2. Rumusan Masalah Terdapat berbagai permasalahan pada Kantor Pelayanan Pajak Bogor yang dikaji berdasarkan aspek perilaku kepemimpinan, hubungannya dengan kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Beberapa permasalahan tersebut adalah : 1. Bagaimana persepsi karyawan KPP Pratama Bogor mengenai perilaku kepemimpinan atasan, kepuasan kerja dan kinerja karyawan? 2. Bagaimana hubungan perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan? 3. Bagaimana hubungan perilaku kepemimpinan dengan kinerja karyawan di KPP Pratama Bogor? 4. Bagaimana hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan di KPP Pratama Bogor? 5. Bagaimana perilaku kepemimpinan yang efektif sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan di lingkungan organisasi yaitu KPP Pratama Bogor dengan tujuan untuk menganalisis hubungan perilaku kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Tujuan tersebut meliputi : 1. Memperoleh gambaran persepsi karyawan KPP Pratama Bogor mengenai perilaku kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja karyawan. 2. Menganalisis hubungan perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja 3. Menganalisis hubungan perlaku kepemimpinan dengan kinerja karyawan 4. Menganalisis hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan 5. Memformulasikan perilaku kepemimpinan efektif yang dapat memberikan kepuasan kerja karyawan sekaligus meningkatkan kinerja karyawan.

UNTUK SELENGKAPNYA TERSEDIA DI PERPUSTAKAAN MB IPB