KEMAMPUAN DAYA LONCAT DAN SMASH PADA ATLET BOLAVOLI PUTRI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

HUBUNGAN LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE ATAS PERMAINAN BOLA VOLI. Awang Roni Effendi

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

PEMBINAAN BOLAVOLI DI KLUB IKIP PGRI PONTIANAK

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

MHD. ARIF

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

Journal of Sport Sciences and Fitness

DISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

TESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan. Oleh : UTAMI DEWI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

Journal of Physical Education, Health and Sport

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENTANG LENGAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TESIS Diajukan Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Pada Jurusan Magister Keguruan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

ELSA NUR OCTAVIANI 1) CUCU HIDAYAT 2)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK FKIP UNP Kediri OLEH :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING JURNAL. Oleh MARLINA

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETEPATAN SMASH PADA KLUB BOLA VOLI PUTRI JUNIOR KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN SERVIS ATAS BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

KONTRIBUSI ASPEK ANTHROPOMETRI DAN KAPASITAS FISIK DOMINAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA SCHENEPPER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETEPATAN SMASH PADA KLUB BOLA VOLI PUTRI JUNIOR TULUNGAGUNG

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengam Akurasi Smash Pada Team Bola Voli Putra SMKN 5 Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. tehnik dasar dalam bola voli yaitu ; servis, passing atas, passing bawah, smash,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh MUHAMMAD GANDI MAULANA

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

STATUS BIOMOTOR PEMAIN BOLA VOLI SENIOR PUTRA KLUB GARUDA DAN PADMANABA KULON PROGO TAHUN 2012 JURNAL PENELITIAN

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lapangan Voli SMA Negeri I Tibawa.

Kata Kunci: Kelincahan, Koordinasi Mata Tangan, Kecepatan, Power Lengan, Ketepatan Forehand Drive

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang baik maka seseorang akan lebih mudah untuk mencapai

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN TANGGA DAN LATIHAN HURDLE JUMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

Transkripsi:

KEMAMPUAN DAYA LONCAT DAN SMASH PADA ATLET BOLAVOLI PUTRI Utami Dewi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIPPGRI Pontianak Jalan Ampera Nomor 88 Pontianak 78116 e-mail: utamidewi600@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan panjang telapak kaki dan tungkai bawah secara bersama-sama dengan kemampuan daya loncat serta hubungan daya loncat dengan kemampuan smash dalam bolavoli. Metode penelitian menggunakan analisis jalur. Populasi penelitian merupakan seluruh atlet bolavoli putri di klub-klub terkenal di Kota Pontianak yang berjumlah 150 orang. Sampel penelitian berjumlah50 orang dengan menggunakan purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan pengukuran dengan alat pengumpul data adalah tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi.hasil penelitian adalah: (1) Panjang telapak kaki dengan daya loncat memiliki hubungan yang kuat dan positif; (2) Panjang tungkai bawah dengan daya loncat memiliki hubungan yang kuat dan positif;dan (3) Daya loncat dengan kemampuan smash memiliki hubungan yang sedang dan positif. Kata Kunci: panjang telapak kaki, panjang tungkai bawah, daya loncat, smash. Abstract The purpose of this research was to reveal the relationship between soles of the feet and lower limbs together and jumping ability and the relationship betewwn jumping ability and smash ability in vollyball. Research method used path analysis. The population was all female athletes of vollyball in top clubs in Pontianak City which totals 150 people. The sample was 50 people using purposive random sampling. The technique of collecting data used measurement with data collection tool was a test. Data analysis technique used product moment correlation and regression. The results of the research were: (1) Soles of the feet and the power of jump had a strong and positive relationship; (2) The length of the lower limbs and the power of jump had a strong and positive relationship; and (3) Jumping ability and smash capability had a moderate and positive relationship. Keywords: foot length, leg length, jumping power, smash. PENDAHULUAN Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menunjukkan prestasi dan bersaing dengan bangsa yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kemajuan, kecerdasan, dan prestasi suatu bangsa di tingkat regional maupun internasional. Prestasi olahraga adalah salah satu cara untuk memajukan suatu bangsa sehingga dikenal oleh bangsa lain dan disegani dalam setiap penampilan atletnya. Prestasi yang diraih oleh atlet dalam setiap kompetisi, didukung oleh 87

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 berbagai faktor, yaitu sistem pembinaan, keadaan sarana prasarana, peralatan olahraga, keadaan psikologis atlet, rasa aman, percaya diri, motivasi, disiplin, dan rutinitas latihan. Kemampuan dasar fisik yang penting dalam olahraga ada beberapa macam, yaitu kecepatan, kekuatan, daya tahan otot, kelincahan, koordinasi, daya ledak otot (power), dan kelenturan. Sasaran latihan kemampuan fisik diarahkan untuk peningkatan kualitasotot, kekuatan otot, kecepatan kontraksi otot, dan ketahanan otot. Olahraga adalah aktivitas fisik yang memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan, dan lain-lain yang dilakukan dengan unsur rekreasi. Menurut Harsono (1988:78) kondisi fisik memegang peranan penting dalam latihan program latihan. Sedangkan Sudjarwo(1993: 41) menyatakan bahwaketerkaitan antara kemampuan fisik dan teknik tidak dapat dipisahkanantara satu dengan yang lainnya. Olahraga juga merupakan kegiatan fisik yang bersifat kompetitif dalam suatu permainan, berupa perjuangan tim maupun diri sendiri. Salah satu olahraga yang berbentuk kompetitif tersebut adalah bolavoli. Permainan bolavoli masuk Indonesia sejak tahun 1928 pada zaman penjajahan Belanda melalui guru pendidikan jasmani yang didatangkan dari Belanda. Sampai sekarang permainan bolavoli di Indonesia telah berkembang pesat dari kota sampai ke pelosok desa, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tua atau muda, pria atau wanita gemar bermain bolavoli. Hal tersebut cukup beralasan karena permainan bolavoli memiliki sifat yang sangat rekreatif. Dalam permainan yang tidak resmi, peraturan bisa dimodifikasi sesuai dengan kondisi yang ada, misalnya mengenai jumlah pemain, jumlah skor atau bahkan ukuran lapangan yang dipergunakan. Tujuan bermain bolavoli beraneka ragam, ada yang sekadar mengisi waktu luang sebagai hiburan maupun untuk tujuan prestasi. Cepatnya perkembangan bolavoli di masyarakat dikarenakan orang mudah mempelajarinya. Peralatan olahraga bolavoli juga relatif murah serta dapat dimainkan di mana saja, asal 88

tersedia bidang datar yang memadai dan jaring.maka tidak mengherankan apabila banyak dijumpai lapangan atau arena bermain bolavoli di sekolah, di kantor, di pekarangan rumah, di balai desa, di pantai bahkan di sawah saat masa habis panen. Pada masa sekarang, banyak bermunculan klub-klub bolavoli. Permainan bolavoli juga sudah dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan diajarkan, mulai dari tingkat SMP sampai tingkat SMA. Bahkan di tingkat dasarpun sudah mulai diperkenalkan sebagai pelajaran materi pilihan. Hal tersebut menambah semaraknya perkembangan bolavoli di Indonesia. Salah satu faktor yang menghubungkan untuk dapat bermain bolavoli yang baik adalah faktor kondisi fisik. Kondisi fisik dalam olahraga adalah kemampuan seorang olahragawan dalam melaksanakan kegiatan olahraga. Proses pembinaan prestasi atlet meliputi pembibitan, pemanduan bakat, pembinaan, dan sistem pelatih (Herdiansyah, 2005: 5-8). Oleh karenanya, kondisi fisik merupakan satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Sajoto (1995:8) mengemukakan pembinaan kondisi fisik dalam olahraga apabila seorang atlet ingin berprestasi harus memiliki kondisi fisik seperti kekuatan (strength),daya tahan (endurance), daya ledak otot (muscularpower), kecepatan (speed),koordinasi (coordination), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan(balance), reaksi (reaction), dan ketepatan (accuracy). Komponen-komponen kondisi fisik tersebut masing-masing memiliki peranan yang berbeda sesuai karakteristik yang dimiliki. Salah satu kondisi fisik yang dibutuhkan dalam olahraga bolavoli adalah poweruntuk melakukan loncatan vertikal atau daya loncat. Dalam permainan bolavoli terdapat beberapa teknik yaitu servis, smash,dan blockingyang dalam pelaksanaanya membutuhkan kondisi fisik poweratau daya loncat untuk menghasilkan gerakan meloncat vertikal yang maksimal. Misalnya ketika melakukan jumpservisapabila pemain memiliki daya loncat yang besar, maka akan menghasilkan lompatan vertikal yang tinggi sehingga dapat memukul bola pada posisi yang lebih tinggi sehinggabola dapat menukik melewati net. 89

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 Begitu pula dalam melakukan smash, dengan memiliki daya loncat yang tinggi, maka pemain dapat melakukan smashtinggi diatas net dan terhindar dari blocking/bendungan lawan.sama halnya dalam keadaan bertahan melakukan blocking, pemain berusaha melakukan blockingsecara efisien tepat pada arah pukulan dan tingginya bola. Oleh karenanya, faktor kondisi fisik power atau daya loncat merupakan salah satu faktor yang dominan dalam permainan bolavoli. Bentuk tubuh yang ideal sesuai dengan cabang olahraga yang dipelajari merupakan salah satu syarat yang dapat menghubungkan pencapaian prestasi olahraga. Sajoto (1988: 11) menyatakan Salah satu aspek untuk mencapai prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang meliputi struktur dan postur tubuh yaitu ukuran tinggi badan dan panjang tungkai, ukuran besar dan lebar badan serta somatype(bentuk tubuh). Unsur postur dan bentuk tubuh atau antropometri sangat menunjang pembentukan gerak sesuai cabang olahraga yang dikembangkan. Indriati (2010: 92) mengemukakan Peran antropometri dalam olahraga beragam mulai dari penentuan cabang olahraga yang dapat memaksimalkan kondisi atlet, status kebugaran seseorang,komposisi lemak, tulang, ukuran tubuh, kadar air, dan massa otot. Dalam melakukan loncatan, telapak kaki memiliki kontribusi sebagai pengungkit, karena ketika akan melakukan loncatan posisi telapak kaki adalah plantarfleksi (jinjit).sistem pengungkit berkerja pada jari-jari kaki sehingga menjadi titik tumpu, kemudian sepanjang tumit hingga jari kaki merupakan lengan gaya dan tubuh merupakan beban. Semakin panjang lengan gaya, maka akan semakin besar gaya yang dihasilkan. Kemudian tungkai bawah berkontribusi dalam menentukan besarnya penghasil daya dan pemberat. Tungkai bawah merupakan bagian paling dominan yang menghasilkan daya ledak untuk loncatan. Sehingga semakin panjang tungkai bawah, maka semakin besar pula daya loncatnya. Panjang tungkai memiliki hubungan terhadap kemampuan daya loncat dalam bolavoli. Penghasil daya loncat yang utama berasal dari power tungkai, sehingga apabila seseorang memiliki panjang tungkai yang besar, maka akan membuat daya yang dihasilkan semakin besar. 90

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diketahui apakah faktor antropometri yang meliputi panjang telapak kaki dan tungkai bawahmemiliki hubungan dan dapat memprediksikan kemampuan daya loncat dalam bolavoli. Dengan mengetahui hubungan dan kemampuan memprediksi dari faktor-faktor antropometri tersebut, maka dapat dimanfaatkan untuk menyeleksi atletsesuai karakteristik antropometri tersebut secara maksimal. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis jalur. Pola hubungan yang sesuaiadalah pola hubungan yang mengikuti model regresi, sedangkan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar-variabel dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung dan tidak langsung, secara serempak atau mandiri beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka pola yang tepat adalah model analisis jalur. Populasi penelitian adalah atlet putri di klub-klub utama di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Jumlah populasi dalam penelitian sebanyak 150 atlet.sampel penelitian berjumlah 50 orang dengan menggunakan purposive random sampling. Kriteria dalam pemilihan sampel penelitian adalah atlet yang bernaung diklub ternama di Kota Pontianak, atlet tersebut sudah pernah mengikuti kejuaraan minimal kejuaraan daerah, dan atlet yang bersedia untuk dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah pengukuran dengan alat pengumpul data menggunakan tes. Jenis tes yang dilakukan dalam penelitian untuk mengukurpanjang telapak kaki, tungkai bawah, kemampuan smashnormal bolavoli, dan powerotot tungkai(vertical jump). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi. Untuk mencari keterkaitan (ada tidaknya hubungan) antara variabel prediktor dengan variabel kriterium yang dilakukan dengan analisis korelasi product moment. 91

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari empat variabel, yaitu panjang telapak kaki, tungkai bawah, daya loncat, dan smashnormal. Adapun deskripsi data dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut. Panjang Telapak Kaki Data diperoleh berdasarkan pengumpulan hasil tes pengukuran panjang telapak kaki yang dilakukan terhadap 50 sampel. Dari hasil pengukuran yang telahdilakukan, diperoleh nilai rata-rata sebesar 24,502, standar deviasi sebesar 0,665, nilai maksimal sebesar 26, dan nilai minimal sebesar 23,5. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai deskripsi data panjang telapak kaki dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Data Panjang Telapak Kaki Interval Frekuensi 23,5-23,9 9 24-24,4 11 24,5-24,9 21 25-25,4 2 25,5 26 7 Panjang Tungkai Bawah Data hasil tes diperoleh berdasarkan tes pengukuran panjang tungkai bawah. Dari hasil tes yang telah dilakukan terhadap 50 sampel, diperoleh nilai rata-rata sebesar 49,38, standar deviasi sebesar 5,628, nilai maksimal sebesar 64, dan nilai minimum 38. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai deskripsi data tungkai bawah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Data Panjang Tungkai Bawah Interval Frekuensi 38-42 4 43-47 16 48-52 18 92

53-57 7 58-62 3 63 - dst 2 Daya Loncat Data hasil tes diperoleh berdasarkan hasil tes pengukuran vertical jump. Dari hasil tes yang telah dilakukan terhadap 50 sampel, diperoleh nilai rata-rata sebesar 46,14, standar deviasi sebesar 6,032, nilai maksimal sebesar 56, dan nilai minimum 38. Untukmengetahui lebih jelas mengenai deskripsi data daya loncat dapat dilihat pada tabel berikut. Interval Tabel 3 Data Daya Loncat Frekuensi 38-41 13 41,5-44,5 11 45-48 7 48,5-51,5 6 52-56 13 Smash Normal Bolavoli Data hasil tes diperoleh berdasarkan hasil tes pengukuran smash normal bolavoli. Dari hasil tes yang telah dilakukan terhadap 50 sampel, diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,16, standar deviasi sebesar 1,419, nilai maksimal sebesar 5, dan nilai minimum 1. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai deskripsi data smash normal dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Data Smash Normal Interval Frekuensi 1-2 16 3-4 22 5 - > 12 93

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 Hasil Pengujian Hipotesis Nilai koefisien jalur antara panjang telapak kaki dengan daya loncat sebesar 0,794 dengan koefisien determinasi R Square(R2) 0,631 atau 63,1%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa panjang telapak kakidengan daya loncat memiliki jalur hubungan yang kuat dan positif.kuatnya jalur hubungan yang positif tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin panjang telapak kaki yang dimiliki seorang atlet, maka akan berimplikasi pada peningkatan daya loncat yang dihasilkan saat melakukan smash bolavoli. Hal tersebut juga dapat diketahui dengan melihat besarnya jalur hubungan positif antara panjang telapak kaki dengan daya loncat sebesar 63,1%. Nilai koefisien jalur antara tungkai bawah dengan daya loncat sebesar 0,762dengan koefisien determinasi R Square(R2)0,580 atau 58%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa tungkai bawah dengan daya loncat memiliki jalur hubungan yang kuat dan positif. Kuatnya jalur hubungan yang positif tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi tungkai bawah yang dimiliki seorang atlet, maka akan berimplikasi pada peningkatan daya loncat yang dihasilkan saat melakukan smashbolavoli. Hal tersebut juga dapat diketahui dengan melihat besarnya jalur hubungan positif antara tungkai bawah dengan daya loncat sebesar 58%. Nilai koefisien jalur hubungan antara daya loncat dengan kemampuan smashsebesar 0,522 dengan koefisien determinasi R Square(R2) 0,272 atau 27,2%. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa daya loncat dengan kemampuan smashmemiliki jalur hubungan yang sedangdan positif. Jalur hubungan yang positif tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin besar daya loncat yang dimiliki seorang atlet, maka akan berimplikasi pada peningkatan kemampuan smashyang dihasilkan saat melakukan smashbolavoli. Hal tersebut juga dapat diketahui dengan melihat besarnya jalur hubungan positif antara daya loncat dengan kemampuan smashsebesar 27,2%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara panjang telapak kaki dengan kemampuan 94

daya loncat sebesar sebesar 63,1%; (2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara tungkai bawah dengan kemampuan daya loncat sebesar 58%; dan (3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara daya loncat dengan kemampuan smashsebesar 27,2%. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M.&Muhibbin, S. A. 2007. Analisis Korelasi, Regresi,dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Herdiansyah, H.2005. Pembinaan Prestasi Olahraga Bola Voli di SMA Randublatung Kabupaten Blora. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 UNNES KONI. Proyek Garuda Emas. Indriati, E. 2010. Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi, dan Olahraga. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: P2LPTK. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. 95