BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi persoalan untuk mencapai target

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

PERENCANAAN SISTEM FOTOVOLTAIK BAGI PELANGGAN RUMAH TANGGA DI KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

ReOn. [residential on-grid photovoltaic system] aplikasi: rumah, perumahan, gedung komersial, fasilitas umum

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

Latar Belakang dan Permasalahan!

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

PLTS ROOFTOP ON-GRID 1,6KW

Gambar 1.1 Global direct normal solar radiation (Sumber : NASA)

BAB I 1. PENDAHULUAN

2017, No Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kemente

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rooftop Solar PV System

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar fosil sebagai bahan bakar pembangkitannya. meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus-menerus meningkat

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK HIBRIDA (PLH), DIESEL DAN ENERGI TERBARUKAN DI PULAU MANDANGIN, SAMPANG, MADURA MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. melakukan pengambilan data yang berupa daya yang dihasilkan dari PLTH dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

1. BAB I PENDAHULUAN

2017, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Operasional Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skal

renewable energy and technology solutions

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. kv, yang membentang sepanjang Pulau Jawa-Bali. Sistem ini merupakan

Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

PENGEMBANGAN TRAINER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SISTEM ON GRID DENGAN PLN UNTUK MENUNJANG MATAKULIAH PRAKTIKUM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIBRIDA DI PULAU SEBESI LAMPUNG SELATAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemb

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar menjadi energi mekanik, dan

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

ANALISIS SISTEM ENERGI HIBRID DI WADUK LODAN KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE HOMER

Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Hibrida di Pulau Panjang Menggunakan Software HOMER

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi listrik hal ini juga terjadi di Bali. Data dari Pembangkit Listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Implementasi Algoritma Logika Fuzzy Dalam Penentuan Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat Off Grid

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada daerah khatulistiwa sangat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber dari masalah yang dihadapi di dunia sekarang ini adalah mengenai

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENESDM. Tenaga Listrik. PT. PLN. Tarif. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

oleh Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Jakarta, 10 Mei 2013

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik Mandiri untuk Rumah Tinggal

KEBIJAKAN & RPP DI KEBIJAKAN & RPP BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN BARU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

BESAR SUBSIDI UNTUK DISTRIBUSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 SEBESAR Rp.224,21/kWh

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, energi listrik merupakan kebutuhan penting dalam kelangsungan hidup manusia. Masalah di bidang tersebut yang sedang menjadi perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia. Menurut Indonesia Energy Outlook 2014, kebutuhan listrik di Indonesia akan mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan 5,9% per tahun (Said, 2014). Cilacap, yang merupakan Kabupaten di pesisir selatan Pulau Jawa, juga mengalami peningkatan konsumsi energi listrik. Data yang diperoleh dari PLN Cabang Cilacap menunjukkan bahwa dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah pelanggan, daya (VA), kwh pemakaian serta nilai Rupiah penjualan tahun 2013 mengalami kenaikan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Cilacap, 2014). Masalah lain yang muncul adalah terbatasnya bahan bakar fosil. Bahan bakar tersebut merupakan mayoritas bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia. Sementara itu, kebutuhan energi listrik terus meningkat, yang berarti kebutuhan bahan bakar fosil untuk membangkitkan energi listrik juga terus meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah energi fosil yang tersedia semakin sedikit. Bahkan diprediksikan bahan bakar dari sumber energi fosil akan habis pada tahun 2030 apabila tidak ada upaya penghematan (Sigalingging, 2013). Konsumsi energi tak terbarukan dalam bentuk listrik oleh masyarakat pelanggan rumah tangga 900 VA adalah bersubsidi. Menurut Dirjen Kelistrikan 2

Kementerian ESDM, subsidi listrik bagi pelanggan rumah tangga 900 VA seharusnya tidak diberikan, karena menurut penelitian, 70 persen pelanggan rumah tangga 900 VA adalah masyarakat mampu, sehingga diharap untuk migrasi ke 1300 VA yang tidak mendapatkan subsidi (Maruto, 2015). Hal tersebut berarti jika subsidi listrik untuk pelanggan listrik rumah tangga 900 VA benar-benar dicabut dengan cara migrasi ke 1300 VA, para pelanggan harus mencari langkah alternatif agar tagihan listrik tetap efisien, satu diantaranya adalah dengan menerapkan EBT untuk memenuhi kebutuhan energi listrik rumah tangga. Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Melihat data tersebut, potensi yang cukup besar diaplikasikan di Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik, mengingat letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa. Peran masyarakat secara langsung semakin mudah dilakukan setelah terbitnya Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0357.K/Dir/2014 tentang Pedoman Penyambungan Pembangkit Listrik Energi Terbarukan ke Sistem Distribusi PLN serta Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0009.E/DIR/2014 tentang Ketentuan Operasional Integrasi Fotovoltaik Milik Pelanggan ke dalam Area Sistem Tenaga Listrik PT PLN (Persero). Diharapkan setelah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik kemudian mengintegrasikannya ke 3

dalam Area Sistem Tenaga Listrik PT PLN (Persero), selain dapat menghemat pembayaran listrik rumah, masyarakat juga dapat berkontribusi dalam upaya penghematan bahan bakar fosil. Menurut Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik) adalah pembangkit listrik yang mengubah energi matahari menjadi listrik dengan menggunakan modul photovoltaic (PV). Hal tersebut berarti modul PV hanya mampu menghasilkan energi listrik pada siang hari, itupun hanya pada jam-jam tertentu. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik yang dibangun untuk memenuhi sistem listrik rumah sendiri selanjutnya disebut sebagai Solar Home System. Agar energi listrik yang dihasilkan pada waktu tertentu dapat digunakan selama 24 jam, maka solar home system perlu dilengkapi dengan media penyimpanan berupa baterai deep cycle. Akan tetapi, harga baterai deep cycle dengan kualitas yang baik sangatlah mahal. Apalagi untuk memproduksi energi listrik yang dapat memenuhi beban listrik rumah tangga selama 24 jam dibutuhkan modul PV dalam kapasitas yang besar atau jumlah yang banyak, yang tentu harganya tinggi. Baterai bagi solar home system di Indonesia pada masa mendatang juga diperkirakan tidak akan lagi dipergunakan karena konsep jual beli listrik (net metering) yang telah dirumuskan oleh PT. PLN (Persero) dalam Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0009.E/DIR/2014 tentang Ketentuan Operasional Integrasi Fotovoltaik Milik Pelanggan ke dalam Area Sistem Tenaga Listrik PT PLN (Persero) sudah diberlakukan dan diimplementasikan oleh pemerintah dan PT. PLN (Persero). Hal tersebut berarti masyarakat dapat menjual energi listrik ke PT. PLN 4

(Persero) sehingga energi listrik hasil dari solar home system on grid yang melebihi kebutuhan beban listrik pada siang hari akan terdeteksi oleh kwh-ekspor impor dan dihitung sebagai surplus energi yang dapat dihitung setara uang. Sayangnya, konsep net metering masih belum banyak dilaksanakan oleh pelanggan listrik rumah tangga karena banyak persyaratan teknis yang sulit dipenuhi, diantaranya adalah persyaratan harmonik, mengurus perijinan, serta mengganti kwh meter menjadi kwh meter ekspor-impor. Tanpa kwh meter ekspor-impor, surplus energi yang dihasilkan oleh solar home system tidak akan dihitung sebagai surplus oleh PT. PLN (Persero). Listrik yang dihasilkan modul PV merupakan listrik DC. Oleh karena itu diperlukan inverter untuk mengubah listrik DC menjadi AC. Khusus untuk merancang solar home system on grid, inverter yang digunakan harus dapat mengintegrasikan modul PV secara langsung dengan Sistem Tenaga Listrik PT PLN (Persero) serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Jenis inverter yang dapat memenuhi persyaratan diatas disebut grid tie inverter. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirancang model solar home system on grid without energy storage untuk suplai listrik rumah tangga 900 VA di Kabupaten Cilacap. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini akan melakukan perancangan solar home system on grid without energy storage untuk suplai listrik rumah tangga 900 VA di Kabupaten Cilacap. Penggunaan solar home system ini akan membuat konsumsi energi listrik 5

rumah tangga menjadi lebih hemat, tanpa perlu mengeluarkan modal besar karena tidak menggunakan komponen penyimpanan energi. Namun dalam perancangan solar home system ini diperlukan beberapa pertimbangan dan perhitungan khusus. Pembahasan yang dilakukan pada perancangan solar home system ini adalah mencari titik optimal komponen-komponen SHS yang akan dibuat melalui simulasi dengan piranti lunak HOMER v2.68 beta, baik dari segi teknis maupun ekonomis, dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti profil data beban rumah sampel, profil radiasi matahari pada titik koordinat yang akan dipasang, parameter teknik dan ekonomi dari komponen-komponen penyusun di dalamnya, peraturan pemerintah tentang pemasangan pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT), dan beberapa pertimbangan lainnya. Setelah ditemukan titik optimal komponen-komponen tersebut, model solar home system kembali disimulasikan untuk mengetahui seberapa besar sistem tersebut dapat menghemat konsumsi listrik, biaya, serta mereduksi beberapa gas buang yang tidak berguna. Disimulasikan pula berapa penghematan tarif listrik yang dilakukan oleh SHS tersebut jika konsumen migrasi dari listrik rumah tangga 900 VA ke 1300 VA (dicabut subsidinya). Selanjutnya, solar home system dirancang dan diimplementasikan ke dalam sistem kelistrikan rumah sampel, kemudian dilakukan validasi terhadap hasil simulasi agar hasil tersebut benar-benar dapat dipertanggung jawabkan. 6

1.3 Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada dalam penilitian, perancangan model solar home system on grid without energy storage untuk suplai listrik rumah tangga 900 VA di Kabupaten Cilacap ini akan dibatasi sebagai berikut: 1. Jenis solar home system yang dibuat adalah solar home system on grid without energy storage. Solar home system tersebut harus dapat terintegrasi secara langsung dengan grid PT PLN (Persero) menggunakan grid tie inverter. 2. Perhitungan ukuran optimal dari modul PV dan inverter yang digunakan dalam model solar home system menggunakan piranti lunak HOMER v2.68beta. 3. Jenis modul PV dan Grid Tie Inverter yang digunakan pada penelitian kali ini adalah modul PV dan GTI yang spesifikasinya tercantum pada Sub bab 3.2. 4. Data radiasi matahari sebagai input dari perhitungan pengukuran optimal komponen model solar home system diperoleh dari website National Aeronautics and Space Administration (NASA) dengan memasukkan letak koordinat rumah sampel di Jalan Munggur Timur 54 Mertasinga, Cilacap. 5. Data beban listrik rumah tangga 900 VA sebagai input dari perhitungan ukuran optimal komponen model solar home system diambil dari hasil survei terhadap data beban listrik rumah sampel di Jalan Munggur Timur 54 Mertasinga, Cilacap, selama 30 hari dari tanggal 26 Januari sampai dengan 24 Februari 2016. 6. Meter transaksi yang digunakan pada rumah sampel adalah kwh-meter konvensional yang tidak memiliki fitur ekspor-impor listrik sehingga pelanggan tidak dapat menjual listrik yang dihasilkan pembangkit listrik mandiri ke PT. PLN (Persero). 7

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Mengetahui ukuran optimal dari tiap-tiap komponen di dalam model solar home system on grid without energy storage. 2. Mengetahui seberapa besar solar home system on grid without energy storage dapat menghemat konsumsi listrik, biaya, serta mereduksi emisi gas buang. 3. Mengetahui seberapa besar SHS on grid without energy storage dapat mengurangi lonjakan tarif listrik yang tinggi jika kebijakan migrasi dari beban rumah tangga 900 VA ke 1300 VA diterapkan. 4. Merancang solar home system on grid without energy storage kemudian melakukan validasi hasil simulasi agar hasil tersebut dapat dipertanggung jawabkan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen listrik rumah tangga yang ingin memasang instalasi solar home system on grid without energy storage untuk memilih komponen dengan ukuran yang optimal. 2. Menjadi referensi bagi konsumen listrik rumah tangga untuk memasang solar home system on grid without energy storage sebagai suatu bentuk penghematan energi listrik. 3. Menjadi solusi bagi konsumen listrik rumah tangga dalam menyambut penerapan net metering. 8

1.6 Sistematika Penelitian Laporan skripsi ini merupakan sebuah karya tulis yang akan dipaparkan dalam lima bab. Rincian dari tiap bab yang ada adalah sebagai berikut: Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab kedua adalah dasar teori. Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Bab ketiga adalah bab metode penelitian. Bab ini menjelaskan tentang metode pelaksanaan penelitian serta perancangan model solar home system on grid without energy storage. Bab keempat adalah hasil dan pembahasan. Bab ini berisi pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab ini menyajikan data tentang objek yang akan diteliti, potensi energi matahari di lokasi yang akan diteliti, perancangan model solar home system on grid without energy storage pada piranti lunak HOMER v2.68 beta, ukuran optimal komponen-komponen penyusunnya, pemilihan komponen penyusun berdasarkan spesifikasi yang ada sebenarnya, analisis hasil simulasi, serta perancangan dan validasi solar home system on grid without energy storage yang sebenarnya. Bab kelima adalah bab kesimpulan dan saran. Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil perancangan dan analisis yang telah dilakukan. 9