PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al)

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PEMBUATAN FLANGE DENGAN BAHAN ALUMUNIUM (AL) MENGGUNAKAN VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

PENGARUH VARIASI SUDUT KEMIRINGAN SALURAN TURUN (SPRUE) 90, 65 DAN 45 TERHADAP HASIL CORAN ALUMINIUM (AL) PADA PRODUK HANDLE REM DENGAN CETAKAN PASIR

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR, CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN RCS ( RESIN COATED SAND ) TERHADAP PRODUK CORAN ALUMINIUM

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR, CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN RCS ( RESIN COATED SAND ) TERHADAP PRODUK CORAN ALUMUNIUM

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Hubungan Jenis Cetakan Terhadap Kualitas Produk Cor Aluminium. Diah Kusuma Pratiwi

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI BENTUK GEOMETRI SALURAN TURUN (SPRUE) TERHADAP HASIL CORAN ALUMINIUM (AL) DENGAN CETAKAN RCS (RESIN COATED SAND)

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

TUGAS SARJANA KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PRODUK CORAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI KOMPOSISI TEMBAGA

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

PENGARUH VARIASI UKURAN SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP HASIL CORAN ALUMINIUM (Al) PADA PRODUK VALVE COVER DENGAN CETAKAN RCS (RESIN COATED SAND)

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

PENGARUH PERBEDAAN JUMLAH DAN POSISI SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP HASIL CORAN PRODUK CONNECTING ROD DARI BAHAN ALUMINIUM

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI BENTUK GEOMETRI SALURAN TURUN (SPRUE) TERHADAP HASIL CORAN ALUMINIUM (AL) DENGAN CETAKAN RCS (RESIN COATED SAND)

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

PENGARUH UKURAN NECK RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR SKRIPSI

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Disusun oleh :

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

Disusun Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik mesin Fakultas Teknik. oleh :

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

ISSN hal

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

PEMBUATAN PRODUK COR SEPATU REM TROMOL DENGAN BAHAN ALUMUNIUM

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Disusun Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Disusun oleh : AYUB ANSHORI D

MATERIAL TEKNIK LOGAM

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PENGARUH PERMEABILITAS DAN TEMPERATUR TUANG CETAKAN PASIR TERHADAP SIFAT IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO HASIL CORAN ALUMINIUM SILIKON (Al-7%Si)

TUGAS SARJANA. ANALISA PENGARUH BAHAN CETAKAN PADA PENGECORAN PADUAN Al- Cu TERHADAP WAKTU PENDINGINAN DAN SIFAT MEKANIS CORAN

PENGARUH PENAMPANG INGATE TERHADAP CACAT POROSITAS DAN NILAI KEKERASAN PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR SKRIPSI

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI UKURAN CETAKAN LOGAM TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PRODUK COR ALUMINIUM

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

PENGARUH UKURAN PASIR TERHADAP POROSITAS DAN DENSITAS PADA PENGECORAN ALUMINIUM SILIKON (95% Al- 5% Si) DENGAN METODE PENGECORAN EVAPORATIF

Pengaruh Permeabilitas dan Temperatur Tuang Terhadap Cacat dan Densitas Hasil Pengecoran Aluminium Silikon (Al-Si) Menggunakan Sand Casting

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

Sinung Khoirrudin, Budi Harjanto, & Suharno

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

UNIVERSITAS DIPONEGORO MEREDUKSI SOLDERING EFFECT PADA HASIL COR KUNINGAN MELALUI PERLAKUAN PERMUKAAN CETAKAN TUGAS AKHIR RIKI YAKOB L2E

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

LEMBAR PENGESAHAN. Oleh : Nama : Abdul Qohar Nim : Bidang Studi : Rekayasa Manufaktur

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PENGARUH VARIASI MEDIA PENDINGINAN (AIR SUMUR,UDARA DAN OLI SAE40)TERHADAP HASIL PENGECORAN ALUMINIUM (AL) MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR CO₂

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. boehmite, diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan Aluminium murni di

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 6 No. 4, Oktober 2017 ( )

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGARUH VARIASI VOLUME DAN BENTUK SALURAN PENAMBAH (RISER) TERHADAP HASIL CORAN ALUMUNIUM

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. atau mata bajak dengan menempa tembaga. Kemudian secara kebetulan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

ANALISIS HASIL PENGECORAN KUNINGAN (CuZn) DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN (AIR SUMUR, OLI SAE 40 DAN UDARA) MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR CO 2

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

11 BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh : DIMAS AMBOGO D 200 130 007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al) Abstrak Pemilihan material cetakan dalam proses pengecoran akan menghasilkan produk dengan sifat dan karakter bermacam - macam. Sifat-sifat dari material tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk cor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi cetakan terhadap porositas, penyusutan, nilai kekerasan, komposisi kimia, struktur mikro material. Penelitian ini menggunakan alumunium bekas atau rosok yang di remelting dalam dapur induksi, variasi material cetakan yang digunakan ada 3 yaitu cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂ dan cetakan logam. Analisa data menunjukkan bahwa nilai presentase penyusutan untuk variasi cetakan cetakan pasir sebesar 1,26%, dan untuk variasi cetakan pasir co₂sebesar 1,65%, sedangkan untuk variasi cetakan logam sebesar 2,58%. Hasil penelitian penyusutan menunjukkan bahwa cetakan logam memiliki nilai penyusutan paling tinggi dan untuk penyusutan terendah adalah cetakan pasir kali dan untuk cetakan pasir co₂ berada diantara keduanya, dari hasil pengujian portable hardness brinell didapatkan untuk variasi cetakan pasir kali sebesar 21,23 BHN, cetakan pasir co₂ 21,23 BHN dan cetakan logam sebesar 33,17 BHN. Dan untuk hasil pengujian komposisi kimia terdapat beberapa unsur antara lain (Al) 98,46%, (Zn) 0,60%, (Fe) 0,38%, (Si) 0,18%, dan (Cu) 0,167%. Kata Kunci : Alumunium (Al), portable hardness brinell, material cetakan, porositas penyusutan, kekerasan, struktur mikro, komposisi kimia. Abstract Selection of mold material in the casting process will produce products with various properties and characters. The properties of the material will greatly affect the quality of cast products. The purpose of this research is to know the effect of variation of mold to porosity, shrinkage, hardness value, chemical composition, material micro structure. This research used aluminum or rubbers that are remelting in induction kitchen, variation of mold material used there are 3 that is sand mold times, co sand mold and metal mold. 1

The data analysis shows that the value of shrinkage percentage for variation of sand molds is 1.26%, and variation of sand molds co₂ is 1.65%, while for metal mold variation is 2.58%. The depreciation result shows that the metal mold has the highest shrinkage value and for the lowest shrinkage is the sand mold times and for the sand mold co₂ between them, from the portable hardness brinell test results obtained for variations of sand mold times 21.23 BHN, sand mold co₂ 21.23 BHN and metal molds of 33.17 BHN. And for the test of chemical composition, there are some elements such as (Al) 98,46%, (Zn) 0,60%, (Fe) 0,38%, (Si) 0,18%, and (Cu) 0,167%. Keywords: Aluminum (Al), portable hardness brinell, mold material, hardness, porosity, shrinkage, micro structure, chemical composition. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alumunium merupakan unsur nomor tiga terbanyak di alam yang diperkirakan sekitar 8 %, dalam hutan produksi menempati urutan ketiga setelah besi dan baja. Hal ini karena almunium memiliki sifat fisis dan mekanik yang dapat diperbaiki, bahan baku yang mudah didapat, dan teknik produksi yang tinggi. Pengecoran merupakan proses peleburan logam dengan cara dicairkan, lalu kemudian dituang kedalam cetakan dan dibiarkan hingga membeku. Bahan yang dipakai dalam cetakan sangat bervariasi, beberapa contoh diantaranya dibuat dari bahan logam, pasir, semen, kulit, keramik, dan sebagainya. Dari masing - masing bahan cetakan ini memiliki pengaruh terhadap kualitas hasil produk coran logam cair. Kualitas ini terutama mengenai sifat mekanis dan cacat yang terbentuk selama proses penuangan hingga membeku. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu penelitian mengenai pengaruh variasi cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂, dan cetakan logam terhadap hasil produk coran alumunium. 1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂, cetakan logam terhadap keutuhan produk, penyusutan produk cor alumunium?. 2

2) Bagaimana pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂, cetakan logam terhadap distribusi kekerasan dan struktur mikro produk cor alumunium?. 3) Bagaimana pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂, cetakan logam terhadap komposisi kimia yang terkandung dalam produk cor alumunium?. 1.3 Tujuan Penelitian 1) Mengetahui pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂, cetakan logam terhadap keutuhan produk, penyusutan produk cor alumunium. 2) Mengetahui pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂, cetakan logam terhadap distribusi kekerasan dan struktur mikro produk cor alumunium. 3) Mengetahui pengaruh variasi media cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂, cetakan logam terhadap komposisi kimia yang terkandung dalam produk produk cor alumunium. 1.4 Batasan Masalah Untuk mengurangi permasalhan serta menentukan arah penelitian yang lebih baik maka ditentukan batasan masalah sebagai berikut : 1) Material yang digunakan adalah aluminium (Al) bekas (rosok) yang sudah dipakai dan alumunium yang gagal atau cacat produk. 2) Kecepatan penuangan logam cair dianggap seragam. 3) Cetakan yang digunakan adalah cetakan pasir kali, cetakan pasir co₂ dan cetakan logam. 4) Pengujian komposisi kimia. 5) Pengujian kekerasan hasil coran. 6) Pengujian struktur mikro hasil coran. 1.5 Tinjauan Pustaka Randi GPP (2011) meneliti bahwa hasil uji keras pada produk cor alumunium yang menggunakan cetakan pasir menunjukkan bahwa angka kekerasan yang paling tinggi adalah 74,67 BHN dan yang paling rendah 3

adalah 63,69 BHN. Hal ini disebabkan karena konduktifitas panas pasir yang hanya 1,93 2,90 W/m. K menyebabkan proses pembekuan lebih lambat dibandingkan dengan cetakan baja yang mempunyai konduktifitas panas 36-55W/m.K. Selain itu, semakin besar ukuran cetakan maka proses perpindahan kalor selama pembekuan menjadi lebih lambat lambat lagi. Sehingga semakin besar ukuran spesimen, kekerasan semakin menurun.pengujian kekerasan pada spesimen coran alumunium menggunakan cetakan tanah liat menunjukkan bahwa angka kekerasan brinell berkisar antara 49,80-56,88 BHN. Hal ini disebabkan karena konduktifitas panas tanah liat lebih rendah dari konduktifitas panas pasir dan logam, yaitu: 0,69 W/m.K. Hananto Adam U (2016) meneliti bahwa alumunium dengan komposisi kimia (Al) 91,43%, (Si) 4,07%, (Zn) 2,13%, (Fe) 1,76%, (Cu) 0,147%, (Cr) 0,175% dengan menggunakan 3 variasi cetakan menhasilkan kekerasan yang berbeda-beda, pada cetakan logam sebesar 61,219 BHN, cetakan pasir basah sebesar 58,256 BHNCharis (2006) proses remelting mempengaruhi sifat mekanis pada paduan alumunium yaitu terdapat penurunan kekerasan sebesar 1,62% (raw material mempunyai harga kekerasan brinell = 59,06 BHN sedangkan paduan alumunium dengan proses remelting sebesar = 58,1 BHN) Suroso Indreswari, 2015) meneliti bahwa hasil pengujian struktur mikro pengecoran lug mengandung 99,9% Al menunjukkan pada paduan ini aluminium sangat dominan bahkan mendekati almuminium murni sehingga dalam gambar unsur silikon sangat kecil seperti pada gambar F. Hasil pengujian struktur mikro bahwa diameter butiran Zn lebih besar dibandingkan butiran Aluminium seperti pada gambar G. Semakin besar diameter butiran maka kekerasan material semakin rendah dan bersifat lunak. Semakin kecil diameter butiran maka kekerasan material semakin tinggi dan bersifat getas. Kekerasan coran lug paduan Al lebih tinggi dibanding lug asli paduan Zn hal ini disebabkan diameter butiran aluminium lebih kecil dibanding diameter butiran Zn. 4

Pratiwi Diah K, 2012) menyatakan bahwa Cetakan logam memberikan sifat yang baik pada logam cor aluminium karena cacat akibat porositas lebih sedikit daripada jenis cetakan yang lainnya, serta kekerasan yang paling tinggi.cetakan pasir akan memberikan sifat yang lebih ulet pada logam cor aluminium, namun cacat porositas sedikit lebih banyak daripada cetakan logam. 1.6 Dasar Teori Pengecoran logam adalah proses pembuatan benda dengan mencairkan logam dan menuangkan ke dalam rongga cetakan. Proses ini dapat digunakan untuk membuat benda-benda dengan bentuk rumit. Pengecoran logam dapat dilakukan untuk bermacam-macam logam seperti, besi, baja paduan tembaga (perunggu, kuningan, perunggu Alumunium dan lain sebagainya), paduan ringan (paduan Alumunium, paduan magnesium, dan sebagainya), serta paduan lain, semisal paduan seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang mengandung molibdenum, krom, dan silikon), dan sebagainya. Menurut jenis cetakan digunakan proses pengecoran dibagi menjadi dua. Pada proses pengecoran dengan cetakan sekali pakai, untuk mengeluarkan produk corannya cetakan harus dihancurkan. Dan selalu membuat cetakan yang baru untuk setiap pengecoran baru, sihingga laju proses pengecoran akan memakan waktu yang lama. Pada proses cetakan permanen, cetakan biasanya dibuat dari bahan logam, sehingga dapat digunakan berulang ulang. 5

2. METODE PENELITIAN 2.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 2.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini : 1) Dapur peleburan 5) Gergaji Besi 9) Alat Uji Spektrometer 2) Kowi 6) Linggis 10) Mikroskop Metalografi 6

3) Ladel 7)Digital Calipers 11) Portable Hardness brinell 4) Penumbuk 8) Infra Red Thermometer Bahan yang digunakan dalam penelitian ini : 1) Alumunium bekas atau rosok. 2) Pasir Kali 3) Pasir CO₂ 4) Logam 5) Boundary Silinder 6) Kalsium Karbonat 7) Gas CO₂ 2.3 Langkah Penelitian 2.3.1 Pembuatan Cetakan 1) Mempersiapkan pasir cetak yang akan dicetak menggunakan cangkul hingga membentuk tumpukan pasir kemudian diberi air secukupnya hingga lembab. 2) Mempersiapkan cetakan kerangka cetakan yang terbuat dari kayu yang terdiri dari kerangka cetakan atas dan bawah. 3) Mempersiapkan pola yang akan dicetak dengan cara diberi bubuk anti air pada bagian dalam dan luar agar pada saat memasukkan pasir dan pola tersebut diambil pasir tersebut tidak lengket dan bisa terbentuk. 4) Meletakkan pola pada kerangka cetakan bagian dalam kemudian diisi dengan pasir yang sudah disaring sehingga pasir tersebut menjadi halus sampai menutupi permukaan pola, setelah itu menaburkan kembali dengan pasir kasar agar lebih mudah untuk dipadatkan. 5) Memadatkan pasir tersebut pada bagian pinggir terlebih dahulu kemudian bagian tengah hingga benar benar padat dan membentuk pola menggunakan pemadat kemudian kerangka cetakan tersebut dibalik ke posisi bawah dan bagian bawah kerangka cetakan tersebut ke posisi atas. 6) Mempresisikan antara cetakan atas dan bawah agar cetakan atas dan bawah rata kemudian menaburkan kalsium karbonat atau bubuk anti air 7

agar pasir di cetakan atas dan bawah tidak menyatu kemudian menancapkan silinder berbentuk tabung berukuran 1mm sebagai jalur keluarnya gas gas hasil penuangan coran hasil peleburan. 7) Menandai saluran masuk atau ingate dan untuk saluran turun atau sprue menggunakan tabung silinder dengan diameter ± 30mm pada bagian atas kemudian menaburkan kembali pasir cetak tersebut hingga memenuhi bagian atas cetakan, setelah itu tumbuk hingga padat merata dan kemudian ratakan. 8) Mengangkat cetakan bagian atas dan mencabut tabung silinder yang berguna sebagai tanda atau penahan lubang saluran turun sprue pada saat cetakan bagian atas tersebut ditaburi pasir, setelah itu membuat saluran masuk atau ingate, membuat lubang udara agar pada saat pengecoran berfungsi untuk mengurangi cacat porositas pada produk cor. 9) Mengambil pola pada bagian cetakan bawah dengan menancapkan paku dan diketuk secara perlahan agar pola tersebut bergerak setelah itu memberi air disekeliling bagian pola kemudian membuat saluran masuk ingate cetakan bawah setelah diambil dan membentuk pola kemudian meratakan pada bagian yang terdapat retakan pada pasir bagian membentuk pola tadi. 10) Memasang kembali kerangka cetakan antara cetakan atas dan bawah hingga presisi dimana antara saluran masuk atau ingate dan lubang turun atau sprue harus presisi agar saat penuangan cairan masuk sesuai jalurnya, kemudian kerangka cetakan dibuka dan cetakan pasir tersebut diratakan bagian samping agar setinggi permukaan cetakan dan bagian lubang saluran turun ditutupi agar tidak ada kotoran yang masuk kedalam. 8

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Data Hasil Komposisi Kimia Tabel 1. Data Hasil Komposisi Alumunium No Unsur Sampel Uji Kandungan (%) 1 Al 98,46 2 Si 0,180 3 Fe 0,387 4 Cu 0,167 5 Mn <0,0200 6 Mg <0,0500 7 Cr <0,0150 8 Ni <0,0200 9 Zn 0,601 10 Sn <0,0500 11 Ti 0,0100 12 Pb <0,0300 13 Be 0,0001 14 Ca 0,0043 15 Sr <0,0005 16 V <0,0100 17 Zr <0,0030 Dari hasil pengujian komposisi kimia terdapat 17 unsur, tetapi hanya 4 unsur yang paling berpengaruh pada alumunium cor yaitu Zn, Fe, Si, Cu, yang paling dominan. Dilihat dari unsur yang ada pada material ini dapat digolongkan logam alumunium paduan seng (Al-Zn). Pengaruh kandungan seng (Zn) 0,601% akan menaikkan nilai tensile pada produk cor. Dari data diatas unsur yang paling dominan adalah Al-Zn. Pengaruh besi (Fe) 0,387% dalam alumunium yaitu penurunan sifat mekanis, penurunan kekuatan tarik, 9

timbulnya bintik keras pada hasil produk coran, dan meningkatnya cacat porositas. Pengaruh silikon (Si) 0,180% mempunyai pengaruh baik dan mempermudah pengecoran, memperbaiki karakteristik atau sifat-sifat produk coran, mengurangi atau menurunkan penyusutan dalam coran, meningkatkan ketahanan korosi dan meningkatkan kekerasan dengan cara perlakuan panas. Sedangkan pengaruh buruk yang ditimbulkan dalam penambahan silikon adalah terjadinya keuletan dari material terhadap beban kejut dan coran cenderung akan rapuh jika kandungannya terlalu tinggi. Pengaruh kandungan tembaga (Cu) 0,167% menghasilkan efek yang baik pada peningkatan kekerasan produk cor, memperbaiki kekuatan tarik, mengurangi ketahanan korosi. 3.2 Pengamatan Porositas Porositas Pasir kali Pasir CO₂ Logam Gambar 2. Foto Makro Cacat Porositas Berdasarkan hasil dari foto makro diatas (gambar 14) dapat dilihat bahwa hasil produk yang menggunakan cetakan logam memiliki tingkat porositas yang lebih sedikit atau rendah dibandingkan dengan cetakan pasir kali maupun cetakan pasir co₂, karena pada cetakan logam, permukaan cetakan lebih bersih dan tidak mengandung zat organik. Gelembung-gelembung gas penyebab porositas hanyalah yang berasal dari udara yang terperangkap pada saat penuangan dan dari gas hidogen yang terlarut dalam cairan logam yang kemudian dilepaskan selama proses pembekuan. Sedangkan pada cetakan pasir kali dan co₂ kedua-duanya memiliki tingkat cacat porositas yang lebih banyak 10

jika dibandingkan dengan cetakan logam, karena untuk cetakan pasir mengandung zat zat organik yang terkandung didalam pasir yang pada saat proses penuangan ikut terlarut ke dalam cairan logam begitu pula dengan pasir co₂ tetapi tidak sebanyak pasir kali karena pasir co₂ bersifat keras. Cacat porositas ini berasal dari gelembung gelembung udara gas yang larut dan terperangkap selama proses penuangan, selama proses pembekuan dengan menurunnya temperatur maka kelarutan hidrogen dalam alumunium juga menurun. Hal ini menyebabkan hidrogen akan keluar dan membentuk gelembung, sebagian gelembung tidak sempat keluar ke udara dan akan tetap berada didalam logam yang kemudian terjadilah porositas. 3.3 Pengujian Penyusutan Pengujian penyusutan dilakukan untuk mengetahui cacat penyusutan hasil coran. Nilai penyusutan dinyatakan dalam mm yang diperoleh dari perhitungan dengan digital calipers kemudian dikonversi dalam presentase (%). 1) Data hasil pengukuran panjang produk cor Tabel 2. Volume Produk Cor Diameter Diameter Tinggi No Spesimen luar atas luar bawah flange 1 Pola Asli 73 111,8 117 2 Cetakan 72 111 115 Pasir Kali 3 Cetakan 72 111,6 113 Pasir CO₂ 4 Cetakan Logam 71 111 112 11

Tabel 3. Presentase penyusutan dalam persen (%) Spesimen Asli Cetakan pasir kali S (%) Cetakan Pasir co₂ S (%) Cetakan logam S (%) Diameter 73 72 1,37 72 1,37 71 2,74 luar atas Diameter 111,8 111 0,71 111,6 0,18 111 0,71 luar bawah Tinggi 117 115 1,71 113 3,41 112 4,27 flange Rata-rata 1,26 1,65 2,58 Presentase Penyusutan Variasi Cetakan Presentase Penyusutan 3 2,58 2 1 1,26 1,65 0 Cetakan Pasir Kali Cetakan Pasir CO₂ Cetakan Logam Gambar 3. Perbandingan Presentase Penyusutan Variasi Cetakan Cor Alumunium Gambar 3 menunjukkan hubungan antara presentase penyusutan dengan variasi cetakan. Nilai yang ditampilkan merupakan rata-rata dari tiga spesimen dari setiap variasi cetakan. Nilai presentase penyusutan untuk variasi cetakan pasir kali sebesar 1,26%, untuk variasi cetakan pasir co₂ sebesar 12

1,65%, sedangkan untuk variasi cetakan logam sebesar 2,58%. Berdasarkan data diatas, variasi penggunaan cetakan mempengaruhi nilai presentase penyusutan yang terjadi pada produk cor. 3.4 Pengujian Kekerasan 3 1 2 4 5 Tabel 4. Harga Kekerasan Gambar 4. Titik Pengujian Kekerasan Cetakan Pasir Kali Titik d BHN (mm) 1 3,00 21,23 2 3,00 21,23 3 3,00 21,23 4 3,00 21,23 5 3,00 21,23 Rata-rata 21,23 Cetakan PasirCO₂ Titik d BHN (mm) 1 3,00 21,23 2 3,00 21,23 3 3,00 21,23 4 3,00 21,23 5 3,00 21,23 Rata-rata 21,23 Cetakan Logam Titik d BHN (mm) 1 2,40 33,17 2 2,40 33,17 3 2,40 33,17 4 2,40 33,17 5 2,40 33,17 Rata-rata 33,17 13

Harga Kekerasan Brinell Perbandingan Kekerasan 40 30 20 10 0 33,17 33,17 33,17 33,17 33,17 21,23 21,23 21,23 21,23 21,23 21,23 21,23 21,23 21,23 21,23 1 2 3 4 5 Cetakan Pasir Kali Cetakan Pasir CO₂ Cetakan Logam Gambar 5. Perbandingan Kekerasan Variasi Cetakan Cor Alumunium Kekerasan produk cor alumunium yang menggunakan cetakan logam mencapai 33,17 BHN, harga kekerasan ini paling tinggi dari pada kekerasan yang menggunakan cetakan pasir kali sebesar 21,23 BHN, sedangkan produk cor yang menggunakan cetakan pasir co₂ kekerasan yang didapat sebesar 21,23 BHN. Hal ini disebabkan karena konduktifitas panas dari setiap variasi cetakan berbeda-beda, semakin besar nilai konduktifitas panas maka semakin cepat pula proses pembekuan produk cor pada suatu cetakan dan begitupun juga sebaliknya. Melambatnya proses pembekuan akan mengakibatkan harga kekerasan turun dan material tersebut ulet. Selain itu melambatnya proses pembekuan oleh media cetakan akan mengakibatkan butir-butir kristal besar pada struktur mikro. Hal ini yang akan mempengaruhi kekerasan adalah porositas, semakin rendah nilai kekerasan semakin banyak porositas pada suatu produk. Sebaliknya semakin sedikit porositas yang terdapat pada suatu produk maka nilai kekerasannya akan meningkat. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan penyusutan dan porositas yang terjadi pada masing-masing cetakan. 3.5 Struktur Mikro Pengamatan struktur mikro dilakukan menurut pengujian metalografi untuk bahan alumunium dengan pembesaran 500x dan 1000x didapatkan gambar seperti yang terlihat pada gambar 18 dan 19. 14

Al Zn Fe Si A B C Gambar 6. Perbandingan foto mikro pada pembesaran 500x. (A) Cetakan Pasir Kali, (B) Cetakan Pasir CO₂, (C) Cetakan Logam. Si Zn Al Fe A B C Gambar 7. Perbandingan foto mikro pada pembesaran 1000x. (A) Cetakan Pasir Kali, (B) Cetakan Pasir CO₂, (C) Cetakan Logam. Struktur mikro terdiri dari unsur Al (alumunium) dan Zn (seng). Unsur alumunium (Al) berupa butiran besar yang berwarna putih, sedangkan unsur seng (Zn) bewarna putih kebiru biruan dan berkilau, sedangkan untuk (Si) berupa garis hitam memanjang seperti jarum, untuk (Fe) berupa warna putih atau perak, berbentuk cenderung dendrit dan sejumlah kecil granular. Pada foto mikro cetakan pasir terlihat diameter butiran kristal cenderung lebih besar begitu juga dengan cetakan pasir co₂ yang mempunyai diameter butiran yang besar juga, dan untuk cetakan logam memiliki diameter butiran yang kecil jika dibandingkan dengan kedua cetakan yaitu cetakan pasir kali dan cetakan pasir 15

co₂. Perbedaan kekerasan pada setiap cetakan berbeda-beda bisa dilihat dari sturktur mikronya. Semakin besar diameter butiran maka kekerasan material semakin rendah dan bersifat lunak, sedangkan semakin kecil diameter butiran maka kekerasan material semakin tinggi dan bersifat getas. Hal ini terbukti pada cetakan logam yang memiliki kekerasan yang paling tinggi. 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan menganalisa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Nilai presentase penyusutan untuk variasi cetakan pasir kali 1,26%, untuk variasi cetakan pasir co₂ sebesar 1,65%, sedangkan untuk variasi cetakan logam sebesar 2,58%. Berdasarkan data diatas, variasi penggunaan cetakan dapat mempengaruhi nilai presentase penyusutan yang terjadi pada produk cor. 2) Dan untuk porositas yang paling sedikit diantara ketiga cetakan adalah cetakan logam, sedangkan untuk cetakan pasir kali dan cetakan pasir co₂ memiliki porositas yang hampir sama banyaknya. 3) Kepadatan sebuah material cor berhubungan dengan kekerasan, dari hasil pengujian portable hardness brinell didapatkan untuk variasi cetakan pasir kali sebesar 21,23 BHN, cetakan pasir co₂ 21,23 BHN dan cetakan logam sebesar 33,17 BHN. Dan dilihat dari struktur mikro terlihat pada cetakan logam memiliki diameter butiran lebih kecil, rapat sehingga lebih getas kekerasannya dibandingkan dengan cetakan pasir kali dan cetakan pasir co₂ yang mempunyai diameter butiran lebih besar sehingga paling rendah kekerasannya. Dari dari hasil pengujian komposisi kimia didapatkan beberapa unsur antara lain (Al) 98,46%, (Zn) 0,60%, (Fe) 0,38%, (Si) 0,180%, (Cu) 0,16%. 4.2 Saran 1) Melakukan pembelajaran secara mendetail mengenai dasar-dasar teknik pengecoran logam dengan referensi pendukung. 16

2) Pada saat penelitian perlu adanya kerjasama antar rekan guna dalam dokumentasi, pembuatan spesimen, pengujian ataupun yang lainnya agar mendapatkan data yang lebih akurat dan jelas. 3) Untuk mendapatkan hasil pengujian yang baik carilah tempat pengujian yang sudah terpercaya dan sudah berpengalaman. PERSANTUNAN Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti dengan judul Pengaruh Variasi Media Cetakan Pasir Kali, Cetakan Pasir CO₂, Cetakan Logam Terhadap Produk Flange Coran Alumunium (AL). Selama proses penyusunan Tugas Akhir penulis sadar banyak hambatan dan kesulitan yang dialami. Bantuan dorongan semangat serta bantuan baik moril maupun materil tidak lepas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1) Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, dan kasih sayang Nya. 2) Ibu dan Bapak serta keluarga tercinta atas segala perhatian, doa, dan dukungan yang selalu diberikan baik moril maupun materil. 3) Bapak Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. 4) Bapak Ir. Subroto, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. 5) Bapak Ir. Masyrukan, M.T., selaku pembimbing tugas akhir. 6) Bapak Mangil yang bersedia memberikan fasilitas dalam proses pembuatan spesimen hingga selesai. 7) Semua pihak yang membantu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikanmu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati. 17

DAFTAR PUSTAKA Diah Kusuma P.,2012, Hubungan Jenis Cetakan Terhadap Kualitas Produk Cor Alumunium, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hananto Adam U., 2016, Pengaruh Variasi Media Cetakan Pasir, Cetakan Logam dan Cetakan RCS (Resin Coated Sand) Terhadap Produk Coran Alumunium, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Randy GPP., 2011, Kajian Eksperimental Pengaruh Perubahan UKuran Cetakan Pasir Terhadap Perubahan Struktur Mikro dan Kekerasan Produk Cor Alumunium, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin FT UNSRI, 2011. NH. PARAMITHA EU. 2011, Kajian Eksperimental Pengaruh Perubahan Ukuran Cetakan Keramik Terhadap Perubahan Struktur Mikro dan Kekerasan Produk Cor Alumunium, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin FT UNSRI. Suroso Indreswari, 2015, Analisis Struktur Mikro Coran Pengencang Membran Pada Alat Musik Drum Paduan Alumunium Dengan Cetakan Logam, Jurusan Aeronautika Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta. 18