PENERAPAN METODE PEER TUTORING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENJAHIT CELANA ANAK LAKI-LAKI SISWA KELAS X BUSANA BUTIK

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kompetensi Menganalisis... (Nurul Muslimah) 1

JURNAL. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KOMPETENSI MEMBERIKAN LAYANAN SECARA PRIMA KEPADA PELANGGAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

PENINGKATAN KOMPETENSI DALAM MEMBUAT POLA DASAR BUSANA WANITA MENGGUNAKAN MEDIA FLIPCHART BERBANTUAN JOBSHEETDI SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN BUSANA ANAK MELALUI METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS DI SMK MUHAMMADIYAH 1 TEMPEL

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHERUNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEMEJA DI SMK NEGERI 1 PANDAK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEBAYA MODIFIKASI MELALUI PENGGUNAAN METODE PEER TUTORING BAGI SISWA SMK N 1 SAPTOSARI GUNUNGKIDUL ABSTRAK

JURNAL. Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MEMBORDIR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK (BUKU MOTIF) SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 2 SLEMAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

PEMBELAJARAN LANGSUNG PEMBUATAN POLA TEKNIK DRAPING BERBANTUAN MEDIA BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK SISWA SMK

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN BELAHAN BUSANA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPCHART DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BOROBUDUR

Penulis 1 : Fathimah Nur Zahroh ( ) Penulis 2 : Dr. Endang Mulyatiningsih Abstrak

Kata kunci: Metode Simulasi, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBUAT HIASAN BUSANA MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DI SMK NEGERI 1 PANDAK BANTUL

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN FOOD AND BEVERAGE SERVICE

LINDA ROSETA RISTIYANI K

KEMAMPUAN MENGGAMBAR BUSANA PESTA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA CETAK MAJALAH BUSANA PADA SISWA KELAS XI SMK PIRI 2 YOGYAKARTA JURNAL

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

Kata kunci : Metode Grup Investigasi, Kompetensi Pembuatan Pola Blus

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI PENGEMBANGAN DESAIN MOTIF BATIK DI SMP N 2 PRAMBANAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

Nita Sholehah Program Studi Pendidikan Seni Rupa JPBS FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

IMPLEMENTASI METODE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KERJA SAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VII B SMP NEGERI 2 DEPOK JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

E JURNAL SKRIPSI. Oleh : Ratna Eka Febriana

oleh: Nur Ikomah, NIM Nanie Asri Yuliati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MEDIA ALG DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA BEBE ANAK DI SMK BINA PATRIA BANGSA KLATEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PEGANDEKAN ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SD NEGERI KEPEK ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE SCRAMBLE DI KELAS VIII D SMP NEGERI 3 DEPOK JURNAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA DASAR ROK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD BERBASIS MEDIA POWER POINT DI SMK PELITA BUANA BANTUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOPERASIKAN MS. EXCEL DALAM MATA PELAJARAN SPREADSHEET DENGAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

Kata kunci : kesulitan, kompetensi, pembuatan desain blus. Keywords : Difficulties, competency, make a design blouse

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SDN KOTA TEBING TINGGI

Qusnul Angga Rosita 1, A.G. Tamrin 2, Chundakus Habsya 3 Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Sebelas Maret

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN TUTOR TEMAN SEBAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA JOBSHEET TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MENGHIAS KAIN DENGAN TEKNIK JAHIT PERCA KELAS X DI SMK DIPONEGORO DEPOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

ejournal Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, Edisi Yudisium Periode Februari 2013, Hal 5-12

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN MELAYANI MAKAN DAN MINUM KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN JASA BOGA

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH MELALUI METODE PEER TEACHING

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sutiah Surel:

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE RESITASI PRA-PEMBELAJARAN. Djoko Santoso 1

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 3, Mei 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ramli Nugroho Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Murniati 1,sainab 2. Kata Kunci : Hasil Belajar Kognitif, IPA Terpadu, Model Pembelajaran Aktif, dan Quiz Team

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA STANDAR KOMPETENSI SISTEM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

Transkripsi:

Penerapan Metode Peer Tutoring.(Sri Murtini) 1 PENERAPAN METODE PEER TUTORING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENJAHIT CELANA ANAK LAKI-LAKI SISWA KELAS X BUSANA BUTIK Penulis 1: Sri Murtini Penulis 2: Dr. Emy Budiastuti Universitas Negeri Yogyakarta srimurtini91@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pelaksanaan pembelajaran menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring pada siswa kelas X Busana Butik SMK Karya Rini Sleman, 2) peningkatan kompetensi menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan desain penelitian Kemmis dan Taggart. Alur penelitian tindakan kelas terdiri dari perencanaantindakan dan observasi-refleksi. Subyek penelitian siswa kelas X Busana Butik yang berjumlah 22 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan penilaian sikap, unjuk kerja dan test multiple choise. Validitas instrumen berdasarkan Judgment Expert menunjukkan bahwa instrumen evaluasi, metode dan materi yang digunakan valid. Reliabilitas menggunakan KR-20 dan antar rater menunjukkan instrumen reliabel. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian 1) pelaksanaan pembelajaran diawali tahap pendahuluan, pelaksanaan, penutup. 2) peningkatan kompetensi siswa dari pra siklus 55% KKM, pada siklus I meningkat 78% siswa, dan siklus II meningkat 90% siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode peer tutoring dapat meningkatkan kompetensi menjahit celana anak laki-laki. Kata kunci : Kompetensi, Menjahit Celana Anak Laki-Laki, Metode Peer Tutoring. THE APPLICATION OF THE PEER TUTORING METHOD TO IMPROVE THE COMPETENCE IN BOYS PANTS SEWING AMONG GRADE X STUDENTS OF BOUTIQUE CLOTHING Abstract This study aimed to investigate: 1) the implementation of the learning of boys pants sewing through the peer tutoring method in the clothing making subject for Grade X students of Boutique Clothing of SMK Karya Rini Sleman, and 2) the improvement of the competence in boys pants sewing through the peer tutoring. This was a classroom action research study collaboratively conducted using the research design by Kemmis and McTaggart. The classroom action research procedure consisted of planning, action and observation, and reflection. The research subjects were selected class involved in the study was Grade X of Boutique Clothing with a total 22. The data were collected through affective and performance assessments and a multiple choice test. The validity was assessed by expert judgment, the results of the validation showed that the evaluation, method, and materials used the instruments were valid. The reliability was assessed by KR-20 and the inter-rater technique the instrument were reliable. The data analysis technique was the quantitative descriptive analysis technique. The results of the study 1) the learning implementation started with the introduction, implementation, closing. 2) the improvement of the attainment of the competence was as follows, precycle 55% competence. Cycle I the the students competence improved 78%. Cycle II 90%. The explanation above indicates that the application of the peer tutoring method is capable of improving the competence in boys pants sewing. Keywords: Competence, Boys Pants Sewing, Peer Tutoring Method

2 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Karya Rini Sleman merupakan sekolah kejuruan yang membuka beberapa jurusan, salah satunya jurusan Busana Butik. SMK Karya Rini Sleman memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kecakapan hidup sehingga dapat diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya, serta menumbuh kembangkan pola pikir dan tindakan yang mencerminkan budaya mutu dan religius dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan dengan siswa dan guru mata diklat membuat busana anak ditemukan bahwa kompetensi menjahit busana anak merupakan kompetensi yang dianggap cukup sulit, karena membuat benda kecil lebih rumit dan dalam menjahit memerlukan ketelatenan agar bisa rapi. Menurut keterangan guru lebih lanjut kompetensi siswa menjahit busana anak masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75, yakni dari 22 siswa 55% atau 12 siswa mencapai KKM dan 45% atau 10 siswa belum mencapai KKM. Menurut guru dengan 55% siswa mencapai KKM belum dirasa optimal, sehingga perlu untuk mencari cara pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran dengan metode konvensional dan demonstrasi ini menimbulkan beberapa permasalahan diantaranya terjadi perbedaan tingkat pemahaman siswa. Guru tidak dapat memberikan bantuan secara individual karena keterbatasan waktu, sehingga siswa yang kurang paham dan tidak dapat kesempatan dibimbing menjadi tertinggal. Siswa yang memperhatikan dan memahami demonstrasi guru hanya siswa yang berada di sekitar guru. Siswa yang berada di belakang tidak bisa melihat dengan jelas dan kurang memahami karena berdesak-desakkan dengan teman lainnya. Siswa bertanya kepada guru satu persatu apa yang belum dipahami sehingga guru harus menjelaskan berkali-kali, sebagian siswa merasa canggung bertanya pada guru dan memilih bertanya kepada teman. Siswa tidak memanfaatkan waktu dengan baik di sekolah. Menggumpulkan tugas asal jadi karena tidak paham dengan penjelasan guru. Berdasarkan permasalah yang diuraikan perlu adanya upaya perbaikan proses pembelajaran siswa kelas X menjahit celana anak laki-laki mata diklat membuat busana anak untuk meningkatkan kompetensi siswa Perbaikan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran, salah satunya dengan metode peer tutoring. Silberman dalam Endang Mulyatiningsih (2012: 249) menjelaskan

Penerapan Metode Peer Tutoring.(Sri Murtini) 3 bahwa peer teaching (peer tutoring) merupakan salah satu pendekatan mengajar yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya. Metode peer tutoring merupakan metode pembelajaran kelompok yang terdiri dari 3-6 anggota. Setiap kelompok memiliki satu tutor. Metode peer tutoring bersifat efisien artinya lebih banyak yang bisa dibantu karena adanya tutor setiap kelompok. Mc. Ashan dalam Wina Sanjaya (2008: 37) mengemukakan kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. Kompetensi menjahit celana anak laki-laki mencakup tiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) menjahit celana anak laki-laki 75. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran menjahit celana anak lakilaki menggunakan metode peer tutoring. 2) mengetahui peningkatan kompetensi menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring pada siswa kelas X Busana Butik SMK Karya Rini Sleman. Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah siswa memahami pembelajaran menjahit celana anak laki-laki. Serta meningkatkan kompetensi belajar siswa. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan desain penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart, yang meliputi 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014- Juni 2015. Pengambilan data pada bulan Juni 2015. Penelitian dilaksanakan di SMK Karya Rini Sleman Jl. Laksda Adisucipto No. 86 Depok Sleman Yogyakarta. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas X Busana Butik SMK Karya Rini Sleman 2014/2015 yang berjumlah 22 siswa.

4 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 Prosedur Penelitian Adapun prosedur pelaksanaan penelitian sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I disusun sebagai berikut: 1) Mempersiapkan perangkat pembelajaran, berupa Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen dan guru yang bersangkutan. RPP yang dibuat sesuai dengan langkah metode peer tutoring. 2) Membuat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam menjelaskan materi pembelajaran berupa jobsheet dan benda sesungguhnya. 3) Mempersiapkan instrumen berupa lembar observasi, tes berbentuk pilihan ganda dan lembar penilaian unjuk kerja. 4) Menyiapkan alat dan bahan yang untuk menjahit celana anak laki-laki. b. Tindakan (acting) Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan 1 a) Pendahuluan 1) Guru mengkondisikan kelas secara fisik dan mental agar siswa berada dalam kondisi siap belajar. 2) Guru mengucap salam dan berdoa. 3) Guru mengecek kehadiran siswa. 4) Guru memotivasi siswa agar siap dan serius dalam mengikuti pelajaran, dengan menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 5) Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran menjahit celana anak laki-laki. 6) Guru memberikan apersepsi tentang celana anak laki-laki. 7) Guru membagikan jobsheet kepada siswa sebagai panduan langkahlangkah menjahit celana anak lakilaki. b) Kegiatan Inti 1) Guru menerapkan metode peer tutoring. 2) membagi siswa dalam satu kelompok dengan satu tutor. 3) Guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tugas melalui belajar kelompok dengan metode peer tutoring, wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota kelompok. 4) Guru menunjukkan benda sesungguhnya berupa celana anak laki-laki yang akan dipraktekkan siswa. 5) Guru menjelaskan materi menjahit celana anak laki-laki kepada semua siswa.

Penerapan Metode Peer Tutoring.(Sri Murtini) 5 6) Guru melakukan demonstrasi cara menjahit celana anak laki-laki kepada semua siswa. 7) Guru memberi peluang tanya jawab kepada siswa apabila terdapat materi yang belum jelas. 8) Guru memberikan tugas kepada siswa menjahit celana anak lakilaki, dengan catatan siswa yang kesulitan dalam mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk sebagai tutor. 9) Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk menjahit celana anak lakilaki. 10) Siswa mencoba mesin yang akan digunakan. 11) Siswa berdiskusi dalam mengerjakan tugas menjahit celana anak laki-laki, apabila ada kesulitan siswa bisa bertanya kepada tutornya. 12) Guru mengamati aktivitas belajar siswa dan memberikan penilaian kompetensi. c) Penutup 1) Guru dan siswa merangkum materi pembelajaran dan menanyakan halhal yang kurang dipahami pada guru. 2) Guru dan tutor memberikan evaluasi proses belajar mengajar untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan putaran selanjutnya. 3) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam. 2. Pertemuan 2 Pembelajaran menjahit celana anak laki-laki pertemuan 2 pada kegiatan inti siswa menyelesaikan celana anak laki-laki dengan jahitan tangan, guru mengamatai aktivitas siswa. Kegiatan penutup guru menilai pengetahuan siswa dengan memberikan tes multiple choise. Pembelajaran menjahit celana anak laki-laki pada siklus II sama dengan siklus I. c. Pengamatan (observing) Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring. Pengamatan dilakukan terhadap keaktifan siswa, perilaku bertanggung jawab dan penguasaan kompetensi siswa. Pengamatan siswa dilakukan dengan bantuan lembar observasi. d. Refleksi Tahap refleksi dilakukan untuk mengungkap hasil pengamatan. Peneliti yang berkolaborasi dengan guru memperoleh hasil pengamatan terhadap kompetensi siswa. Jika pada siklus I belum optimal maka dilanjutkan ke siklus II.

6 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini adalah nilai kognitif, sikap siswa (afektif), dan nilai unjuk kerja (psikomotor). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda untuk menilai aspek kognitif, lembar observasi sikap untuk menilai aspek afektif, lembar penilaian unjuk kerja untuk menilai aspek psikomotor. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes, observasi dan unjuk kerja. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data kompetensi siswa diperoleh dari skor masing-masing siswa diolah menjadi penilaian kompetensi dengan bobot kognitif 20%, afektif 20%, dan psikomotor 60%. Setelah mendapat perolehan kompetensi siswa dicari rerata atau mean (M), median (Me), dan modus (Mo). Kriteria ketuntasan kelas 75% siswa mencapai KKM dengan nilai 75. Target penelitian 90% siswa mencapai kompetensi menjahit celana anak laki-laki. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Peer Tutoring Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode peer tutoring diawali dengan 1) pendahuluan: guru mengkondisikan kelas, guru mengucap salam dan berdoa, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, membagikan joobsheet. 2) kegiatan inti: guru menerapkan metode peer tutoring, guru membagi siswa dalam kelompok dengan satu tutor, guru menunjukkan benda sesungguhnya fragmen celana anak laki-laki, guru menjelaskan materi menjahit celana anak laki-laki, guru melakukan demonstrasi menjahit celana anak laiki-laki, tanya jawab, siswa mengerjakan tugas, guru mengamati aktivitas siswa. 3) penutup: guru dan siswa merangkum pembelajaran menjahit celana anak laki-laki, guru memberikan evaluasi berupa test pilihan ganda, guru menutup pembelajaran. 2. Peningkatan Kompetensi Menjahit Celana Anak Laki-Laki pada Siswa Kompetensi siswa pada menjahit celana anak laki-laki menggunakan metode peer tutoring meningkat. Secara lebih jelas peningkatan kompetensi menjahit celana anak laki-laki pada pra siklus, siklus I, siklus II sebagai berikut:

Penerapan Metode Peer Tutoring.(Sri Murtini) 7 a. Pra siklus Kompetensi siswa pada pra siklus yang belum mencapai KKM 45% yaitu 10 siswa dari 22 siswa. Berdasarkan hasil dari pra siklus menunjukkan kompetensi belajar siswa perlu ditingkatkan. Maka dengan itu peneliti bermaksud untuk meningkatkan kompetensi siswa dengan menerapkan metode peer tutoring. b. Siklus I Pembelajaran dengan menerapkan metode peer tutoring siklus I kompetensi siswa meningkat 78%, mean 78, median 79,3, modus 84,7. Rata-rata kelas 5%. Prosentase pada siklus I belum memenuhi target penelitian yakni 90% siswa mencapai kompetensi, maka dengan itu peneliti melanjutkan pembelajaran siklus II dengan beberapa perbaikan untuk meningkatkan kompetensi siswa yakni: 1) Menjelaskan langkah menjahit celana anak laki-laki dengan bantuan fragmen dan mempraktekkan bagian yang sulit yakni menyambung pesak, memasang elastic. 2) Menjelaskan kepada siswa langkah pembelajaran metode peer tutoring bahwa metode peer tutoring merupakan pembelajaran kelompok, jadi setiap kelompok harus bekerja sama membantu teman yang kesulitan dalam kelompok terutama tutor. 3) Memberikan bimbingan pada tutor. c. Siklus II Pembelajaran siklus II menggunakan metode peer tutoring kompetensi siswa meningkat 90%, mean 83,3, median 83,5, modus 83,5. Rata-rata peningkatan kelas 6,8%. Peningkatan kompetensi siswa berdasarkan ketuntasan KKM pada pembelajaran menjahit celana anak lakilaki secara bertahap dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Hasil Peningkatan Kompetensi Siswa Berdasarkan KKM Tabel 1. Hasil Ketuntasan KKM dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Penerapan Pembelaja ran Belum Tunta KKM (nilai <75) Prosen tase Tuntas KKM (nilai >75) Prosen tase Pra siklus 10 45% 12 55% Siklus I 5 22% 17 78% Siklus II 2 10% 20 90% Adanya peningkatan kompetensi siswa pada tiap siklus, merupakan indikasi keberhasilan tindakan penerapan metode peer tutoring sebagai upaya meningkatan kompetensi siswa. Pembahasan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Metode Peer Tutoring Kegiatan pada tahap pendahuluan siklus I, II terlaksana sesuai dengan

8 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 rencana pembelajaran. Kegiatan pada tahap pendahuluan siklus I dan II mendapat respon yang baik dari siswa. Kegiatan inti siklus I dengan menerapkan metode peer tutoring siswa menanyakan kesulitan pada tutor, namun ada siswa yang bertanya pada tutor kelompok lain karena belum terbiasa dengan kelompoknya. Tutor belum maksimal dalam memberikan bimbingan pada teman sejawat. Siswa masih kesulitan dalam menjahit elastic, menyambung pesak. Siklus II pada kegiatan inti pembelajaran menggunakan metode peer tutoring dapat berjalan dengan baik, siswa saling bertukar pendapat, menanyakan kesulitan pada tutor kelompok. Tutor banyak memberikan pengarahan menjahit celana anak laki-laki pada teman sejawat. Siswa dapat menjahit celana anak laki-laki. Tahap penutup siswa diberi tugas mengerjakan tes kognitif multiple choise untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. 2. Peningkatan Kompetensi Menjahit Celana Anak Laki-laki pada Siswa Berdasarkan nilai KKM yakni 75 untuk mencapai kompetensi menjahit celana anak laki-laki sebelum menggunakan metode peer tutoring 10 siswa (45%) belum tuntas, setelah menerapkan metode peer tutoring 20 siswa (90%) tuntas. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran menjahit celana anak laki-laki dengan menerapkan metode peer tutoring sudah dapat memenuhi KKM. Ketercapaian ketuntasan tersebut disebabkan karena adanya tindakan dengan menerapkan metode peer tutoring. Penerapan metode peer tutoring dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan berkelompok, sehingga siswa dapat mengerjakan tugas bersama kelompok dan menanyakan kesulitan pada tutor tanpa harus merasa canggung bertanya. Berdasarkan hasil penelitian penerapan metode peer tutoring dapat meningkatkan kompetensi siswa menjahit celana anak laki-laki. Siswa yang belum mencapai kompetensi akan diberikan bimbingan oleh guru agar mencapai kompetensi. Kekurangan dari metode peer tutoring ini dalam pemilihan tutor sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkan kembali pada temannya (Djamarah dan Aswan, 1997: 31). Pemilihan tutor oleh guru pada penelitian ini sudah baik sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan: 1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode peer tutoring di

Penerapan Metode Peer Tutoring.(Sri Murtini) 9 awali dengan 1) pendahuluan: guru mengkondisikan kelas, mengucap salam dan doa, memberikan motivasi dan apersepsi, membagikan jobsheet. 2) kegiatan inti: guru menerapkan metode peer, guru membagi siswa dalam kelompok dengan satu tutor, guru menjelaskan materi dengan memperlihatkan contoh celana anak laki-laki, guru melakukan demonstrasi, tanya jawab, siswa mengerjakan tugas, guru mengamati aktivitas siswa. 3) penutup: guru dan siswa merangkum pembelajaran, guru memberikan evaluasi, guru menutup pembelajaran. 2. Peningkatan kompetensi siswa dari pra siklus 45% siswa dari 22 siswa belum mencapai KKM. Siklus I dengan menerapkan metode peer tutoring meningkat 78% yakni 17 siswa. Siklus II 90% yakni 20 siswa mencapai KKM. Siswa yang belum KKM akan diberi trietmen oleh guru. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran membuat busana anak materi menjahit celana anak laki-laki dengan menerapkan metode peer tutoring, kompetensi siswa dapat meningkat. Oleh karena itu pemilihan metode pembelajaran pada pembelajaran menjahit harus sesuai agar kompetensi siswa dapat meningkat. Terutama pada pembelajaran menjahit celana anak laki-laki sebaiknya menerapkan metode peer tutoring. 2. Pembelajaran menjahit celana anak laki-laki dengan menerapkan metode peer tutoring dapat meningkat, oleh karena itu dalam proses pembelajaran menjahit selanjutnya untuk menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi yang dibahas. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Endang Mulyatiningsih. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wina Sanjaya. (2008). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurukulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Djamarah & Aswan. (1997). Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.