BAB II TINJAUAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

memilih alat-alat peraga yang cocok.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

SS S TS STS SS S TS STS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpikir dalam melaksanakan penelitian. Penjabaran teori terbagi dalam sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BABl PENDAHULUAN. Sejak kemerdekaan, bidang pendidikan dipercaya menjadi pendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki rasa minder untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

SKALA PENELITIAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI. keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya

BAB II KAJIAN TEORITIK

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu kunci yang penting terutama dalam era globalisasi. Pada era

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman yang semakin maju, pendidikan menjadi salah satu faktor

!"#! $%&!'!'() ARMAN DARMAWAN F , -./)/

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA SISWA PROGRAM AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan, ekonomi, teknologi, dan lain sebagainya. Sedemikian

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Pemerintahan Negara Republik Indonesia tahun 2003 pasal

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi muda yang berperan sebagai penerus cita-cita

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. menyerukan kepada seluruh bangsa di dunia bahwa jika ingin membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak. atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, yaitu politik, ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan Diri. 1. Pengertian Kepercayaan diri merupakan sebagai suatu sikap atau perasaan yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini setiap orang berusaha untuk dapat bersekolah. Menurut W. S

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial OBSERVASI Variabel: Kepercayaan Diri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

KIP dan Perubahan Sikap

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan. Penyelenggaraan. melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak pada terjadinya persaingan di segala bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. nama yang baik dan mempunyai makna sesuai keinginan orang tua agar anak

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. maupun karyawan (Menurut Sukmadinata, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan

!"!! ' ) ) +&,---.' ' +/ &,---.$ ) ' ) ) ) ' +& ' ) ) ) +/ 1221.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagai salah satu program kerja pemerintah, Ujian Nasional diadakan

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

Transkripsi:

9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai Alternatif Kelulusan 1. Pengertian Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai Alternatif Kelulusan Pengertian minat bermacam-macam, tetapi pada dasarnya mempunyai makna atau arti yang sama. Secara psikologis minat dianggap penting bagi manusia, karena merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dan menolong manusia untuk mencapai tujuannya. Menurut Hurlock (1999, h.114) minat adalah sumber inspirasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan apabila bebas memilih. Bila melihat sesuatu itu memberikan manfaat, maka orang akan berminat pada hal itu dan sebagai imbalannya akan memperoleh kepuasan. Syah (2000, h.136) mengungkapkan bahwa minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dalam Kamus Psikologi (Chaplin, 1997, h.255) minat atau interest adalah satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakan perhatian seseorang, sehingga dirinya jadi selektif terhadap obyek minatnya. Selain itu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Badudu & Zain, 1994, h.899) minat diartikan sebagai suatu keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Lebih lanjut Kartono (1985, h.78) mengemukakan bahwa minat 9

merupakan momen dari suatu kecenderungan yang terarah secara intensif kepada salah satu obyek yang dianggap penting yang di dalamnya terdapat unsur kognisi (pikiran), unsur afeksi (perasaan), dan unsur konasi (kemauan) untuk mencapai suatu obyek. Pengetahuan serta informasi yang dimiliki individu tentang suatu obyek memiliki unsur yang sangat penting, karena dapat membuat individu tertarik dan berminat pada obyek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan yang dilakukan secara sadar. Berdasarkan definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah keinginan yang terarah yang mendorong individu untuk melakukan apa yang diinginkan, yang dilakukan secara sadar dan selektif. Minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat siswa kelas XII SMA mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C yang nantinya akan disingkat dengan UN KPC sebagai alternatif kelulusan. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan dalam pasal 26 ayat (3) bahwa: pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Pada akhir program pendidikan kesetaraan Paket C, dilaksanakan penilaian pendidikan sebagai salah satu upaya pengendalian mutu (quality control). Penilaian pendidikan ini 10

dimaksudkan untuk menjamin kesetaraan mutu lulusan pendidikan nonformal dengan lulusan pendidikan formal. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 114/U/2001 tentang Penilaian Hasil Belajar Secara Nasional, penilaian pada akhir program ini dilakukan melalui Ujian Akhir Nasional yang selanjutnya disebut Ujian Nasional (Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan kerjasama dengan Dirjen PLS dan Pemuda, 2004, h.1). Ujian Nasional Kejar Paket C adalah kegiatan penilaian hasil belajar warga belajar pendidikan kesetaraan yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan Paket C berfungsi sebagai alat pengendali mutu pendidikan secara nasional, pendorong peningkatan mutu pendidikan, bahan dalam menentukan kelulusan warga belajar, dan bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan warga belajar baru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Depdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan kerjasama dengan Dirjen PLS dan Pemuda, 2004, h.1). Jadi minat siswa kelas XII SMA mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai alternatif kelulusan adalah keinginan siswa kelas XII SMA yang terarah yang mendorong siswa untuk mengikuti kegiatan penilaian hasil belajar pendidikan kesetaraan Paket C yang berfungsi sebagai bahan dalam menentukan kelulusan warga belajar yang dilakukan secara sadar dan selektif. 11

12 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Menurut Hurlock (1999, h.153) minat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Perkembangan fisik dan mental Perkembangan fisik serta mental merupakan suatu proses yang bersamaan. Dengan berkembangnya fisik seseorang maka berkembang pula mental dan proses kehidupannya. Semakin bertambah usia seseorang semakin meningkat pula minatnya terhadap segala sesuatu dengan usianya. b. Kesiapan belajar Seiring dengan perkembangan fisik dan mental maka semakin baik pula kesiapan individu dalam menghadapi lingkungan yang baru sehingga kesiapan dalam menghadapi kondisi tersebut akan membuat individu menyiapkan diri. c. Kesempatan belajar Kesempatan belajar merupakan salah satu faktor yang penting bagi tumbuhnya minat. Selama individu mendapatkan tempat dan kesempatan untuk menjalani sesuatu maka minat yang timbul terhadap obyek atau suatu kegiatan akan semakin kuat. d. Pengalaman Pengalaman adalah manifestasi dari kesempatan yang dialami. Apabila individu mempunyai pengalaman yang baik maka individu tersebut akan mempunyai minat yang semakin kuat, dan sebaliknya. Jika pengalaman yang dialami buruk atau

tidak menyenangkan maka individu tersebut akan mempunyai minat yang rendah. e. Tinggi rendahnya emosi Emosi individu juga mempengaruhi kuat lemahnya minat. Apabila perasaan senang terhadap suatu tokoh, benda, atau kegiatan lainnya maka minat untuk mencapainya akan kuat dan sebaliknya jika pada awal telah memiliki perasaan yang antipati atau tidak senang maka minat untuk memiliki atau mencapainya akan lemah. Wijandi (1997, h.37) menyatakan bahwa minat dipengaruhi beberapa faktor antara lain : a. Kepercayaan diri Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya seseorang. Dalam pengertian secara implisit, hal ini termasuk minat seseorang. Wijandi menegaskan bahwa optimisme dan keberanian menanggung resiko dalam menghadapi suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang ada. Tingkat kemandirian dan kemampuan untuk berdiri sendiri erat hubungannya dengan tingkat kepercayaan diri. b. Motif sosial Motif sosial merupakan faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas demi kebutuhan akan diakui atau diterima oleh lingkungan sosial. 13

Crow & Crow (Oktaviyanti, 2006. hal.16) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah : a. Faktor dari dalam Faktor ini berhubungan dengan dorongan fisik. Motif yang bersifat fisik tersebut merangsang individu untuk mempertahankan diri. Contoh : rasa lapar dan haus. b. Faktor emosional atau perasaan Apabila dihasilkan perasaan atau emosi senang, perasaan ini akan membangkitkan minat terhadap aktivitas tertentu. c. Faktor motif sosial Merupakan faktor pembangkit minat untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi kebutuhan tertentu untuk diakui atau diterima oleh lingkungan. 14 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada faktor-faktor yang sama tentang minat, yaitu perkembangan fisik dan mental serta tinggi rendahnya emosi pada Hurlock, dengan faktor dari dalam dan faktor emosional dari Crow & Crow. Keduanya memiliki persamaan semakin berkembang fisik seseorang maka akan semakin berkembang pula mentalnya, dan semakin kuat pula perkembangan emosinya yang bisa mempengaruhi kuat lemahnya minat seseorang terhadap sesuatu. Dari Wijandi dan Crow & Crow juga ditemukan faktor yang sama yaitu faktor motif sosial di mana faktor ini mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu untuk diakui atau diterima di lingkungan

masyarakat. Ada pula perbedaan faktor yang mempengaruhi minat yaitu kesiapan belajar, kesempatan belajar, pengalaman, dan kepercayaan diri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor minat adalah kepercayaan diri. Di mana kepercayaan diri dapat memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap minat seseorang pada sesuatu hal. 15 3. Aspek-aspek Minat Pengukuran minat siswa kelas XII SMA mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai alternatif kelulusan dalam penelitian ini menggunakan aspek-aspek yang terdapat dalam minat. Menurut Kartono (1980, h.78) ada tiga aspek minat yaitu: a. Perhatian, yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu obyek. b. Evaluasi, yaitu penilaian terhadap obyek. c. Motif, yaitu adanya daya dorong dalam diri seseorang dalam mencapai obyek yang diminati. Jefkins (1996, h.243) mengungkapkan beberapa aspek yang terdapat dalam minat yaitu perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan (desire), keyakinan (conviction), dan tindakan (action). Selain itu Salim dan Salim (Oktavianti, 2006, h.20) mengemukakan beberapa aspek minat yaitu : a. Ketertarikan, adalah aspek yang dijadikan indikator untuk mengetahui tingkat ketertarikan yaitu perasaan senang, suka kepada sesuatu, dan menaruh perhatian terhadap sesuatu.

b. Keinginan, adalah aspek yang menjadi indikator untuk mengetahui tingkat keinginan, hasrat, kehendak terhadap sesuatu. c. Keyakinan, adalah aspek yang dijadikan indikator untuk mengetahui tingkat keyakinan, kepercayaan secara sungguhsungguh terhadap sesuatu. 16 Ada persamaan dalam aspek minat dari Kartono dan Jefkins yaitu perhatian (attention). Sedangkan pada Jefkins dan Salim & Salim ada tiga aspek minat yang sama yaitu ketertarikan (interest), keinginan (desire), keyakinan (conviction). Dari beberapa aspek minat yang telah diungkapkan oleh tokoh-tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek minat adalah: a. Ketertarikan b. Keinginan c. Keyakinan. B. Kepercayaan Diri 1. Pengertian Kepercayaan Diri Definisi kepercayaan diri ada berbagai macam dari banyak tokoh psikologi, dan peneliti mencoba menguraikan beberapa di antaranya. Menurut Bandura (Widyasti, 2005, h.22) kepercayaan diri atau self confidence didefinisikan sebagai rasa percaya terhadap kemampuan diri dalam menyatukan dan menggerakkan motivasi dan semua sumber daya yang dibutuhkan, dan memunculkan dalam

tindakan yang sesuai dengan apa yang harus diselesaikan, atau sesuai dengan tugas. Taylor (2002, h.21) menjelaskan kepercayaan diri bukan merupakan arogansi (perilaku memamerkan kepandaian, membanggakan diri dan sombong), yang seringkali digunakan sebagai model pembelaan bagi orang yang tidak memiliki kepercayaan diri. Orang yang mempunyai kepercayaan diri adalah orang yang merasa aman dengan mengetahui bakatnya, sangat rileks, ingin mendengar dan ingin belajar dari orang lain. Orang yang arogan adalah orang yang berorientasi kepada diri sendiri atau self oriented, ingin dirinya selalu berbicara, dan sangat khawatir bila dirinya tidak cukup baik sehingga mereka membanggakan diri di setiap kesempatan. Daradjat (1985, h.25) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri biasanya mampu menghadapi setiap halangan dengan sukses, optimis dalam hidup, dan setiap persoalan akan dihadapi dengan hati yang tenang serta dapat mengatasi segala faktor dan situasi frustasi. Hambly (1986, h.3) mengemukakan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan diri yang dimiliki individu dalam menangani segala situasi. Thursam (2002, h.6) bahwa rasa percaya diri adalah suatu keyakinan terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Antony (1996,h.7) menyatakan bahwa seseorang 17

tidak akan dapat percaya diri kecuali orang tersebut memandang nilai dirinya yang sesungguhnya sebagai manusia. Dari beberapa definisi di atas maka peneliti mendefinisikan kepercayaan diri adalah percaya pada diri sendiri bahwa dirinya mampu menghadapi, mengatasi berbagai permasalahan dengan optimis. 18 2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri Guilford, dkk (Widyasti, 2005, h.25) menyatakan bahwa ciriciri kepercayaan diri adalah sebagai berikut: a. Individu merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki. Ia merasa optimis, cukup ambisius, tidak selalu memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas-tugas dengan baik, dan bekerja secara efektif serta bertanggungjawab atas keputusan dan perbuatannya. b. Individu merasa diterima oleh kelompoknya. Hal ini didasarkan oleh keyakinan terhadap kemampuan dalam berhubungan sosial. Ia merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya, aktif menghadapi lingkungan, berani mengemukakan kehendak atau ide-idenya secara bertanggungjawab dan tidak mementingkan diri sendiri. c. Individu percaya sekali terhadap dirinya serta mempunyai ketenangan sikap. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan

terhadap kekuatan dan kemampuannya. Ia bersikap tenang, tidak mudah gugup, cukup toleran terhadap berbagai macam situasi. 19 Sebagai perbandingan akan dikemukakan ciri-ciri individu yang kurang memiliki kepercayaan diri. Menurut Lauster (dalam Widyasti, 2005, h.26-26) ciri individu yang kurang memiliki kepercayaan diri adalah : a. Individu merasa bahwa tindakan yang dilakukan tidak adekuat. Ia cenderung merasa tidak aman dan tidak bebas bertindak, cenderung ragu-ragu dan membuang waktu dalam mengambil keputusan, memiliki perasaan rendah diri dan pengecut, kurang bertanggung jawab dan cenderung menyalahkan pihak lain sebagai penyebab masalahnya, serta merasa pesimis dalam menghadapi rintangan. b. Individu merasa tidak diterima oleh kelompoknya atau orang lain. Ia cenderung menghindari komunikasi karena merasa takut disalahkan atau direndahkan, merasa malu jika tampil di hadapan orang banyak. c. Individu tidak percaya terhadap dirinya dan mudah gugup. Ia merasa cemas dalam mengemukakan gagasannya dan selalu membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. Loekmono (1983, h.46) menyatakan bahwa seseorang yang percaya diri pada dasarnya memiliki sifat yang sportif, artinya sanggup menerima kenyataan bahwa semua orang memiliki

kekurangan dan kelebihan, serta sikap dan kepercayaan optimisme bahwa sesuatu dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan. Berdasarkan tiga uraian di atas, maka siswa yang mempunyai kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Siswa merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan b. Siswa merasa diterima oleh kelompoknya c. Siswa percaya sekali terhadap dirinya serta mempunyai ketenangan sikap d. Siswa memiliki sifat sportif. 20 C. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Minat Siswa Kelas XII SMA Mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai Alternatif Kelulusan Siswa SMA dalam tahap perkembangannya merupakan masamasa transisi, di mana siswa dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang harus dilalui dan dihadapi baik secara fisik maupun mental. Siswa SMA harus bisa memilih lingkungannya, yang akan berpengaruh ke dalam proses pembelajaran baik dalam hal pendidikan maupun kepribadiannya. Seorang siswa SMA sekarang ini dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas dari kemampuan dan pengetahuannya untuk dapat berkompetisi dalam hal pendidikan dan dunia kerja. Hal ini terutama sangat berpengaruh bagi siswa kelas XII SMA. Karena itu seorang siswa kelas XII SMA diharapkan dapat menunaikan kewajibannya sebagai seorang pelajar yaitu dengan memusatkan

perhatiannya pada pendidikannya terutama saat penentuan kelulusan dengan mengikuti Ujian Nasional. Ujian Nasional untuk SMA yang pada bulan Mei tahun 2006 mulai dilaksanakan hanya satu kali dalam setahun menimbulkan banyak kontroversi dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah bagaimana nasib siswa yang tidak lulus Ujian Nasional. Agar dapat lulus dalam Ujian Nasional tahun pelajaran 2005/ 2006, nilai siswa harus lebih dari 4,25 untuk masing-masing mata pelajaran yang diujikan, dengan catatan rata-rata nilai Ujian Nasional keseluruhan lebih dari 4,50 dan nilai ujian sekolah juga menjadi bahan pertimbangan kelulusan (www.depdiknas.co.id. 2006). Ada tiga mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, dua diantaranya adalah Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Sedangkan yang lainnya sesuai dengan jurusan masingmasing sekolah yaitu Matematika (jurusan IPA), Ekonomi (jurusan IPS) atau bahasa asing lain (jurusan bahasa). (www.kompas.com. 2006). Jika seorang siswa tidak lulus satu mata pelajaran, siswa dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional dan diwajibkan mengulang tahun depan. Ujian Nasional wajib diikuti semua sekolah baik swasta, negeri, kelas internasional, maupun kelas percobaan, dengan mengacu pada kurikulum 1994 dan kurikulum 2004. Terkait dengan kegiatan murid yang belum lulus, keberadaannya dapat dikoordinasikan dengan sekolah. Siswa dapat mengulang secara utuh. Pilihan lainnya antara lain mengulang secara utuh tapi hanya mengikuti tutorial atau pendalaman mata pelajaran yang diujikan (www.depdiknas.co.id. 2006). Solusi lain yang ditawarkan adalah Ujian Nasional kesetaraan berupa ujian Paket C 21

dengan belajar selama tiga bulan kemudian di bulan November bisa ikut ujian Paket C (www.kompas.com. 2006). Siswa kelas XII SMA yang akan menghadapi Ujian Nasional harus mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi kelak ketika mereka sudah menempuh Ujian Nasional. Kemungkinan pertama mereka adalah lulus, dan itu yang diharapkan. Sedangkan kemungkinan kedua adalah tidak lulus. Biasanya siswa yang sudah mempersiapkan diri secara mental terhadap dua kemungkinan akan tahu apa yang harus dia lakukan ketika mereka harus menghadapi hal tersebut, terutama kemungkinan tidak lulus. Kesiapan ini terkait erat dengan karakteristik subyek termasuk terkait dengan kepribadiannya. Salim dan Salim (Oktavianti, 2006, h.20) mengemukakan aspek minat yaitu : 1. Ketertarikan, adalah aspek yang dijadikan indikator untuk mengetahui tingkat ketertarikan yaitu perasaan senang, suka kepada sesuatu, dan menaruh perhatian terhadap UN KPC. 2. Keinginan, adalah aspek yang menjadi indikator untuk mengetahui tingkat keinginan, hasrat, kehendak terhadap UN KPC. 3. Keyakinan, adalah aspek yang dijadikan indikator untuk mengetahui tingkat keyakinan, kepercayaan secara sungguh-sungguh terhadap UN KPC. Siswa yang percaya diri akan sangat optimis bahwa dia lulus, sedangkan siswa yang kurang percaya diri mungkin akan ragu-ragu, apakah dia bisa lulus atau tidak. Bagi yang ragu ini kemungkinan akan mulai berfikir tentang alternatif kelulusan yang ditempuh. Salah satunya 22

adalah Ujian Nasional Kejar Paket C. Dengan demikian siswa yang kurang percaya diri akan lebih besar kemungkinannya untuk mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai alternatif kelulusan dibanding siswa yang percaya diri. Menurut Bandura (Widyasti, 2005, h.22) kepercayaan diri atau self confidence didefinisikan sebagai rasa percaya terhadap kemampuan diri dalam menyatukan dan menggerakkan motivasi dan semua sumber daya yang dibutuhkan, dan memunculkan dalam tindakan yang sesuai dengan apa yang harus diselesaikan, atau sesuai dengan tugas. Taylor (2002, h.21) menjelaskan kepercayaan diri bukan merupakan arogansi (perilaku memamerkan kepandaian, membanggakan diri dan sombong), yang seringkali digunakan sebagai model pembelaan bagi orang yang tidak memiliki kepercayaan diri. Orang yang mempunyai kepercayaan diri adalah orang yang merasa aman dengan mengetahui bakatnya, sangat rileks, ingin mendengar dan ingin belajar dari orang lain. Orang yang arogan adalah orang yang berorientasi kepada diri sendiri atau self oriented, ingin dirinya selalu berbicara, dan sangat khawatir bila dirinya tidak cukup baik sehingga mereka membanggakan diri di setiap kesempatan. Orang-orang yang memiliki kepercayaan diri menurut Guilford, dkk (Widyasti, 2005, h.25) adalah individu dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Individu merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan. Hal ini didasari oleh adanya keyakinan terhadap kekuatan, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki. Ia merasa optimis, cukup ambisius, 23

tidak selalu memerlukan bantuan orang lain, sanggup bekerja keras, mampu menghadapi tugas-tugas dengan baik, dan bekerja secara efektif serta bertanggungjawab atas keputusan dan perbuatannya. 2. Individu merasa diterima oleh kelompoknya. Hal ini didasarkan oleh keyakinan terhadap kemampuan dalam berhubungan sosial. Ia merasa bahwa kelompoknya atau orang lain menyukainya, aktif menghadapi lingkungan, berani mengemukakan kehendak atau ideidenya secara bertanggungjawab dan tidak mementingkan diri sendiri. 3. Individu percaya sekali terhadap dirinya serta mempunyai ketenangan sikap. Berkaitan dengan hal tersebut, kepercayaan diri bagi siswa kelas XII SMA sangat penting karena dengan kepercayaan diri dapat menciptakan keberanian dan kemandirian untuk menghadapi tantangan dan kesulitan apapun. Oleh karena itu, apabila siswa kelas XII SMA mampu bersikap optimis dan percaya diri, maka mereka tidak berminat mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai alternatif kelulusan. Sebaliknya jika siswa kelas XII SMA memiliki perasaan ragu, pesimis, rendah diri maka tentunya akan meningkatkan minat mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai alternatif kelulusan. 24 D. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan telaah teoritik serta permasalahan yang dihadapi maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah:

Ada hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan minat siswa kelas XII SMA mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai alternatif kelulusan. Hal ini berarti semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah minat siswa kelas XII SMA mengikuti Ujian Nasional Kejar Paket C sebagai alternatif kelulusan dan sebaliknya. 25