BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tahanan Negara Klas I Medan yang berlokasi di Jalan Lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

1 dari 8 26/09/ :15

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Penanganan dan pemeriksaan suatu kasus atau perkara pidana baik itu pidana

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tenta

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN JL. VETERAN NO. 11

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 120 TAHUN 1987 SERI : D

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

Institute for Criminal Justice Reform

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik bidang hukum, sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama.

Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1991 Tentang : Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 55 TAHUN 1991 (55/1991) TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BAU-BAU

BAB III PENUTUP. pada bab-bab sebelumnya maka dapat dijabarkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan tindak pidana dan oleh hakim dijatuhi hukuman masuk ke Lembaga

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

Bag.I. HUBUNGAN SISTEM PEMASYARAKATAN DENGAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM LAINNYA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Institute for Criminal Justice Reform

BAB II PENGADILAN NEGERI MEDAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keluarga, suku dan masyarakat. untuk menjunjung tinggi norma-norma kehidupan mencapai masyarakat

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance),

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. RENCANA STRATEGIS

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah adanya kekuasaan berupa hak dan tugas yang dimiliki oleh seseorang

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

negeri Blitar, Bea dan cukai Blitar, kejaksaan negeri Nganjuk, dan kejaksaan negeri Tulungagung. Dalam perkembangannya, kantor RUPBASAN masih

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 25 TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, dimana penanganan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

2016, No Strata Tiga kedinasan, dilakukan penyetaraan dengan lulusan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi,

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR: KEP- 115/J.A/10/1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

Pelaksanaan Penyidik Diluar Wilayah Hukum Penyidik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Imigrasi. Rumah Detensi.

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

UPAYA MEWUJUDKAN PERADILAN MILITER YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

2016, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Tahanan Negara Klas I Medan yang berlokasi di Jalan Lembaga pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum acara pidana, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.04. PR.07.03 tahun 1985 tentang Organisasi dan tata kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah penyimpanan benda sitaan Negara. Rumah Tahanan Negara adalah unit pelaksana teknis di bidang penahanan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung Kepada Kepala Kantor wilayah Departemen Hukum dan Ham Sumatera Utara. Rumah Tahanan Negara mempunyai tugas melaksanakan perawatan terhadap tersangka atau terdakwa ; untuk melaksanakan tugas tersebut Rumah Tahanan Negara mempunyai fungsi: 1. Melakukan pelayanan tahanan 2. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib. 3. Melakukan pengelolaan. 4.Melakukan urusan tata usaha 21

Rumah Tahanan Negara Medan menggerakkan organisasi dalam pencapaian tujuan sangat mengandalkan sumber daya manusia sebagai sumber daya penggerak pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia haruslah dipandang sebagai sumber daya organisasi yang dapat meningkatkan daya kompetensi organisasi. Peningkatan daya kompetensi organisasi dapat dicapai bila sumber daya manusia dikembangkan kualitasnya. Dengan pengembangan kualitas tersebut diharapkan semua sumber daya manusia dapat memberikan kontribusi secara optimal untuk mencapai suatu tujuan. Namun harus disadari bahwa kualitas seseorang akan berbeda dengan yang lainnya. Berdasarkan pengamatan secara umum kinerja pegawai pada Rumah Tahanan klas I Medan belum maksimal. Hal ini dapat diketahui masih tingginya egoisme antar sub seksi dalam intern organisasi yang berakibat kurangnya kerjasama dalam organisasi, kurang baiknya koordinasi dengan instansi penegak hukum dan kurangnya sarana dan prasarana kerja yang mana dalam pelaksanaan tugas masih menggunakan sistem manual berakibat pelayanan menjadi lamban dan tidak maksimal. Padahal pada perkembangan jaman teknologi sekarang ini yang mengunakan sistem informasi manajemen dengan dukungan teknologi komputerisasi, Internet dan lain-lain yang serba canggih dan modern belum tersedia. Akibat dari hal tersebut diatas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di Rumah Tahanan Negara klas I Medan belum sesuai harapan dimana masih banyak diterima keluhan warga binaan pemasyarakatan dan masyarakat serta pemberitaan media massa perihal pelaksanaan tugas pokok Rumah Tahanan Negara Klas I Medan yang negative yang pada 9

giliranya akan membangun opini / pencitraan negatif dan akan berdampak buruk terhadap akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat pada Rumah Tahanan Negara Klas I Medan hal ini salah satunya tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan. Kenyataan ini dapat juga dilihat dari hasil pencapaian prestasi kerja pegawai Rumah Tahanan Negara Klas I Medan berdasarkan Penilaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan RI pada tahun 2007 masih relative rendah yakni Nilai Indeks Prestasi Kumulatifnya hanya 76 dalam arti belum memuaskan. penilaian prestasi kerja ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan secara nasional terhadap unit pelaksana teknis pemasyarakatan seluruh Indonesia setiap tahun. Berkenaan dengan hal tersebut untuk membangun pencitraan positif dan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Tahanan Negara Klas I Medan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Rumah Tahanan Negara Klas I Medan berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya yakni dengan menerapkan manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) melalui program bulan tertib pemasyarakatan yang dicanangkan Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Ham Sumatera Utara pada tanggal 15 Pebruari 2008 di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan, program bulan tertib pemasyarakatan ini yakni menggerakkan semua potensi Rumah Tahanan Negara Klas I Medan dengan mengoptimalkan kinerja pegawai, meningkatkan kerjasama dan koordinasi baik internal maupun eksternal, pelatihan, pengawasan, penilaian, sarana dan prasarana dan perbaikan 10

system, serta memberi penghargaan atas prestasi pegawai sehingga menumbuhkan semangat, motivasi dan disiplin kinerja pegawai. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Sejauhmana peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dengan pegawai serta lingkungan kerja berpengaruh terhadap penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan? b. Sejauh mana pengaruh penerapan Manajemen Mutu terpadu terhadap kualitas Sumber Daya manusia di Rumah Tahanan Negara klas I Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui dan menganalisis peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dengan pegawai, serta lingkungan kerja yang mempengaruhi penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Klas I Medan 2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan Manajemen Mutu Terpadu terhadap kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan. 11

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Rumah Tahanan Klas I Medan, sebagai bahan masukan untuk mengetahui penerapan manajemen mutu terpadu dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. 2. Bagi program studi Magister Ilmu Manajemen sekolah Pascasarjana USU, merupakan tambahan kekayaan penelitian untuk dapat dipergunakan dan dikembangkan. 3. Bagi peneliti, dimana dengan adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan yang dimiliki bertambah luas terutama mengenai penerapan Manajemen Mutu Terpadu. 4. Menjadi referensi bagi peneliti lain dalam mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang. 1.5. Kerangka Berfikir Gasper, (2005) menyatakan bahwa Total Quality Management (TQM) adalah suatu cara meningkatkan perfomansi secara terus menerus ( continuos performance improvement ) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. 12

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang penting bagi suatu organisasi yang membangun keunggulan bersaing melalui peran sumber daya manusia yang menjalankan strategi organisasinya. Oleh karena itu sangatlah penting bagi sebuah organisasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu mendorong semua petugas untuk memberikan kontribusi secara optimal terhadap pencapain tujuan organisasi. Zainun (2001) menyatakan bahwa sumber daya manusia yang bermutu dalam arti sebenarnya adalah kerja yang dikerjakan akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki dari pekerja tersebut. Berkualitas bukan hanya pandai tetapi memenuhi semua syarat kualitatif yang dituntut pekerjaan itu sehingga pekerjaan itu benar- benar dapat diselesaikan menurut kompetensi kemampuan, kecakapan, ketrampilan, kepribadian, sikap dan prilaku. Sumber daya manusia keberadaannya menempati posisi yang paling menentukan dalam peningkatan mutu suatu sistem organisasi. Dalam manajemen mutu terpadu, pegawai diberikan kesempatan untuk terlibat aktif di dalam sistem dengan pengembangan kemampuannya, baik kemampuan manajerial maupun kemampuan pelaksanaan operasional, karena sasaran yang terpenting di dalam Manajemen Mutu Terpadu adalah bagaimana meningkatkan gairah dan semangat kerja pegawai serta mengembangkan agar punya kualitas yang optimal. 13

Menurut Marbun dan Heryanto (1993), penerapan manajemen mutu terpadu berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Penerapan peran manajemen mutu terpadu yang dimaksud antara lain : peran pimpinan, peran pegawai, hubungan antara pegawai dan pimpinan, dan lingkungan kerja. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berfikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :. PERAN PIMPINAN PERAN PEGAWAI HUBUNGAN PIMPINAN DENGAN PEGAWAI LINGKUNGAN KERJA P E N E R A P A N T Q M K U A L I T A S S D M Gambar 1.1. Kerangka berpikir 14

1.6. Hipotesis Adapun Hipotesis Penelitian ini sebagai berikut : a. Peran pimpinan, peran pegawai, hubungan pimpinan dan pegawai dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan. b. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan. 15