BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah di audit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keungan yang belum diperiksa. Para pengguna audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah di audit oleh akuntan publik bebas dari salah saji material, dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan dan telah sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu jasa professional yang independen dan kompeten (yaitu akuntan publik) untuk menilai kewajaran laporan keuangan yan disajikan oleh manajemen, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor (Alim et al:2007). Auditor Independen harus berfokus pada kualitas dalam pengauditan laporan keuangan atau kegiatan operasional, karena auditor dituntut untuk memberikan opini yang sesuai dengan standar yang berlaku secara umum, sehingga opini yang diberikan oleh auditor tidak akan merugikankan bagi pihakpihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih lanjut, 1
2 persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor. AAA Financial Accounting Commite (2000). Dibawah ini terdapat beberapa kasus yang menunjukan bahwa auditor tidak memiliki kualitas dalam penugasannya, sehingga publik akan mempertanyakan kualitas audit yang dihasilkannya dalam opini yang diberikan. Hal itu pula akan mengurangi kredibilitas pada laporan keuangan, yang nantinya akan memperngaruhi pihak-pihak berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu akuntan publik tentu harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkan karena akan mempengaruhi tingkat kepercayaan dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa lainnya. Tabel 1.1 Daftar yang dilakukan Akuntan Publik di Indonesia Tahun 2004 s/d 2010 No 1 2 3 4 Jenis terhadap SPAP terhadap Kode Etik terhadap pemberian jasa Melakukan audit selama 4 tahun berturutturut Jumlah Akuntan Publik 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Total % 2 3 3 10 4 1 23 34 2 1 3 4 2 1 3 4 4 3 7 10
3 Tidak mengikuti 5 PPL 1 1 1 6 terhadap UU 1 1 1 Pasar Modal Kesalahan 7 Klasifikasi 1 1 1 dalam LK Telah 8 dikenai 1 6 7 10 sanksi 3 kali 6 Bulan 9 tanpa KAP 2 2 3 10 Sanksi 3 3 4 Cabang 11 KAP dicabut 17 17 25 izin TOTAL 6 3 1 10 15 10 23 68 100 Sumber : Rusmawan, 2012 Fenomena yang pertama yaitu terjadinya skandal akuntansi di dunia dalam kurun 10 tahun terakhir ternyata tidak pernah lepas dari peran akuntan publik. yang dilakukan oleh akuntan publik baik diluar maupun didalam negeri masih saja terjadi. Tebel 1.1 menunjukan sebanyak 68 kasus pelanggaran yang dilakukan Akuntan Publik sejak tahun 2004 sampai 2010. tersebut diduga akan mempengaruhi tingkat kepercayaan pengguna jasa yang diberikan Akuntan Publik. -pelanggaran tersebut merupakan fenomena yang terjadi di Indonesia yang dilakukan oleh Akuntan Publik. Dari kasus tersebut masyarakat diduga akan menjadi ragu terhadap kualitas audit, sikap independensi, spesialisasi di bidang industri klien, serta karakteristik personal dari seorang Akuntan Publik. Keraguan masyarakat ini diduga akhirnya akan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi Akuntan Publik.
4 Kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Akuntan Publik di Indonesia pada tahun 2004 sampai tahun 2010 ini telah mendapat sanksi mulai dari pembekuan izin praktik dan pembekuan keanggotaan IAI-KAP antara tiga bulan hingga dua tahun. tersebut antara lain pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), kode etik, dan pemberian jasa, tidak mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan, melakukan audit untuk Auditee yang sama melebihi tiga tahun berturut-turut, pelanggaran terhadap UU Pasar modal pasal 66 UU No. 8/1966 (Rusmawan, 2012). Fenomena yang kedua yaitu pada tahun 2013 wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hasan Bikri mengungkapkan masih ada kantor akuntan publik yang melakukan penyimpangan atau tidak sesuai dengan standar yang berlaku secara umum. Auditor tidak melaporkan temuan pelanggaran dalam laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Modusnya yaitu BUMN mencatatkan piutang sebagai pendapatan dengan tujuan agar bonus untuk manajemen dan laba naik. Hasan Bikri pun mengingatkan peristiwa tumbangnya ratusan perusahaan pada krisis 1998-1999 kantor akuntan asing menemukan banyak manipulasi transaksi yang dilakukan sejumlah perusahaan jauh sebelum krisis, namun kantor akuntan publik yang mengaudit nyatanya selalu memberi catatan wajar tanpa pengecualian (WTP) dan clear pada perusahaan yang dimaksud. Dengan demikian kualitas audit dari auditor tersebut belum baik atau masih belum sesuai dengan standar yang berlaku secara umum. (Tempo.com:2013).
5 Berdasarkan ketentuan PSA (Pernyataan Standar Audit) No. 04 (SA Seksi 220), di dalam standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai auditor internal. Dengan demikian, auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimiliki, auditor akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya (www.iapi.or.id) Penggunaan kemahiran Profesional dengan cermat dan seksama menuntut auditor profesional itu sendiri adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Oleh karena itu bukti dikumpulkan dan dinilai selama proses audit, skeptisme profesional harus digunakan selama proses tersebut. (SPAP, 2011:230. 2). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Law Tjun Tjun et al (2012), menjelaskan bahwa auditor memerlukan kompetensi dan independensi guna meningkatkan relevansi dari laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi pada kualitas audit. Subjek penelitian ini adalah kantor akuntan publik. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit dan independensi tidak berpengaruh terhadap audit kualitas parsial. Tapi kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit secara bersamaan. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Samsi et al (2013) mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi, dan kompetensi terhadap
6 kualitas audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, independensi auditor tehadap kualitas hasil pemeriksaan, kompetensi auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, interaksi antara independensi dan kepatuhan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, dan interaksi antara kompetensi dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel pengalaman kerja, independensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan sedangkan variabel kompetensi dan interaksi kompetensi dan kepatuhan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan uraian beberapa penelitian menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menuangkan dalam skripsi dengan judul Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Survei pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah - masalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar independensi auditor mempengaruhi kualitas audit. 2. Seberapa besar kompetensi auditor mempengaruhi kualitas audit. 3. Seberapa besar independensi dan kompetensi auditor secara simultan mempengaruhi kualitas audit.
7 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan karya ilmiah sehingga diperoleh informasi mengenai pengaruh independensi dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh independensi dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit secara simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut diatas, penulis berharap bahwa penelitian ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan Informasi bagi para pembaca yang ingin lebih menambah wawasan pengetahuan khususnya di bidang Auditing. 2. Sebagai sarana penelitian untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis dari bangku kuliah dengan yang
8 ada di dunia kerja dan sebagai bahan referensi bagi yang melakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan ini. 3. Memberikan tambahan wawasan bagi penulis terutama mengenai pengaruh penerapan independensi dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. 1.4.2 Kegunaan Praktis Bagi lembaga yang terkait : Bagi KAP diharapkan dapat memberi masukan dan saran yang membangun guna meningkatkan Pengetahuan tentang independensi dan kompetensi auditor dan memberikan pengetahuan lebih dalam terhadap kualitas audit. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Data yang diperoleh sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan melakukan penelitian pada beberapa kantor akuntan publik (KAP) yang ada di Kota Bandung dengan menyebarkan kuesioner yang telah disusun untuk mengukur variabel yang diteliti. Kuesioner ditujukan kepada Auditor yang bekerja di beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung, dengan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan selesai.