PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Email: fauziahmad62@yahoo.com Abstract Instructional game based teaching materials on physics instruction is teaching materials that contains an instructional game with purpose to attract student s interest on material instruction that explained. The objective of this paper to know the validity of instructional game based teaching materials on physics instruction in SMA that developed, describing student s response, describing instructional effectiveness after the instruction using instructional game based teaching materials on physics instruction. This paper is research development using 4-D model development. The method for getting are interview, documentation, logical validation, questionnaire, and test. The conclusion of this research shows that instructional game based teaching materials on physics instruction in SMA is good with validity result logic 4.15. Student gives response 81.19% positive and 18.81% negative to instruction using instructional game based teaching materials on physics instruction in SMA Negeri 1 Kencong. instructional effectiveness uses instructional game based teaching materials on physics instruction in SMA Negeri 1 Kencong has criteria effective because effectiveness degree (η) 83,53%. Keywords: Instructional game based teaching materials, physics instruction. PENDAHULUAN Pembelajaran fisika dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar yang didalamnya mempelajari alam dan kejadiankejadiannya. Hal tersebut menyangkut ilmu pengetahuan berupa pemahaman konsep, hukum, teori, dan prinsip serta penerapan kemampuan melakukan proses, misalnya: pengukuran, percobaan, bernalar, diskusi, sikap ilmu dan masalah-masalah sains (Bektiarso, 2000:11). Oleh karena itu, dalam pembelajaran fisika tidak cukup hanya dilakukan dengan cara belajar dari buku atau sekedar mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga harus dilakukan secara mandiri oleh siswa. Menurut survei dari Trends in International Mathematic and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) (2009), siswa Indonesia berada di level bawah dalam hal prestasi sains, jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat. Survei ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains di Indonesia masih tergolong sangat rendah. Rendahnya kualitas pembelajaran sains di Indonesia, dimana fisika sebagai salah satu cabang ilmunya, disebabkan oleh beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, seperti yang terjadi di SMA Negeri 1 Kencong. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Kencong, diperoleh informasi bahwa guru sudah melakukan pembelajaran dengan baik, namun persiapan bahan ajar pembelajaran fisika yang akan digunakan saat proses pembelajaran masih kurang. Siswa sudah memiliki buku pegangan yang digunakan saat proses pembelajaran, namun menurut siswa buku pegangan fisika tersebut kurang menarik 329
Ahmad, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Instructional... 330 minat siswa, alasannya siswa sulit untuk memahami buku pegangan fisika tersebut dan buku masih disajikan dalam bentuk konvensional belum dipadukan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Informasi lain yang dipeoleh, kurang lebih 85% siswa lebih senang bermain game di komputer daripada membaca buku fisika Sehingga memunculkan persepsi pada diri siswa, bahwa fisika adalah mata pelajaran yang rumit dan sulit dimengerti. Hal ini menyebabkan guru harus bekerja ekstra keras dalam menyampaikan materi pembelajaran fisika kepada siswa. Guru tidak hanya bersifat sebagai fasilitator tetapi juga sebagai informator dan narrator, oleh karena itu diperlukan pengembangan bahan ajar untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep fisika dengan baik dan benar. Mengingat siswa lebih senang bermain game di komputer dibanding membaca buku fisika, maka bahan ajar pembelajaran fisika ini dapat dipadukan dengan suatu game yang dapat disajikan lewat komputer. Pemanfaatan game dapat digunakan dalam proses pembelajaran, hal ini terbukti dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Purnomo et al. pada tahun 2011 dan Nugroho et al. pada 2013. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnomo et al. (2011:127) menyatakan bahwa penggunaan game dalam dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai suatu suplemen dalam pelaksanaan pembelajaran dan tampak bahwa interaksi antara siswa dengan game sebanding dengan kualitas umpan balik yang diberikan oleh game tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho et al. (2013:17) menyatakan bahwa game ular tangga sebagai media pembelajaran memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian masalah dan hasil penelitian sebelumnya, maka strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan melakukan penelitian pengembangan suatu bahan ajar berbasis instructional game yang dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar berbasis adalah bahan ajar fisika yang didalamnya terdapat sebuah instructional game. Instructional game merupakan sebuah program permainan yang dibuat semenarik mungkin dengan tujuan untuk menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaiakan sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Penggunaan instructional game ini disertai peraturanperaturan yang harus ditaati oleh siswa sebagai pengguna instructional game. Peraturan-peraturan ini dibuat dengan tujuan untuk membuat suasana belajar lebih menarik dan kompetitif sehingga motivasi belajar siswa akan bertambah. Penelitian pengembangan bahan ajar pembelajaran fisika bertujuan untuk mengetahui validitas bahan ajar berbasis yang dikembangkan, mendeskripsikan respon siswa setelah proses pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis, dan mendeskripsikan efektivitas pembelajaran menggunakan bahan ajar pembelajaran fisika. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan bahan ajar berbasis instructional game. Subyek penelitian untuk uji coba hasil pengembangan adalah siswa kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 1 Kencong. Desain penelitian yang digunakan adalah model pengembangan 4-D yang ditemukan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang diadaptasikan menjadi 4-P. Penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan dan pada tahap penyebaran tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan dana. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut.
331 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2013, hal 329-335 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil validasi logic terhadap bahan ajar pembelajaran fisika berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa perhitungan validasi logic dan data kualitatif berupa kritik dan saran terhadap bahan ajar berbasis dari validator. Data kuantitatif berupa hasil perhitungan validasi logic dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 Hasil validasi logic bahan ajar pembelajaran fisika No. 1. 2. 3. 4. 5. Validasi Instrumen Validasi Setiap Aspek Silabus Pembelajaran a. Format 4,44 b. Bahasa 4,33 c. Isi 4,27 d. Prinsip pengembangan 3,87 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) a. Format 4,33 b. Bahasa 4,33 c. Isi 4,17 Buku Ajar a. Format 4,07 b. Ilustrasi 3,58 c. Bahasa 4 d. Isi 4,4 Latihan Soal a. Isi 4,15 b. Bahasa Soal 4,15 Evaluasi Pre-test a. Isi 4,17 b. Bahasa Soal 4,13 Post-test a. Isi 4,13 b. Bahasa Soal 4,05 Analisis data terhadap validasi silabus pembelajaran diperoleh nilai 4,2 dengan kategori valid. Analisis data terhadap validasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) diperoleh nilai 4,28 dengan kategori valid. Analisis data terhadap validasi buku ajar diperoleh nilai 4,01 dengan kategori valid. Analisis data terhadap validasi latihan soal diperoleh nilai 4,15 dengan kategori valid. Analisis data terhadap validasi soal tes evaluasi soal tes evaluasi diperoleh nilai 4,15 untuk soal pre-test dan 4,09 untuk soal post-test, dengan demikian soal tes evaluasi berkategori valid. Validasi Logic Kategori 4,2 Valid 4,28 Valid 4,01 Valid 4,15 Valid 4,15 Valid 4,09 Valid Berdasarkan rekapitulasi data validasi logic diperoleh gambaran bahwa validitas bahan ajar berbasis fisika yang dikembangkan adalah 4,15 dengan kategori valid dan layak digunakan sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran saat uji pengembangan. Data kualitatif berupa kritik dan saran dari validator digunakan sebagai acuan untuk melakukan revisi terhadap bahan ajar berbasis instructional game yang dikembangkan. Data kualitatif berupa kritik dan saran dari validator dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Ahmad, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Instructional... 332 Tabel 2 Kritik dan saran dari validator terhadap bahan ajar berbasis instructional game pada pembelajaran fisika No. Hasil Pengembangan 1. Silabus Pembelajaran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3. Buku Ajar 4. Latihan Soal 5. Evaluasi Pre-test Post-test Uji validasi empirik terhadap bahan ajar berbasis instructional game pada pembelajaran fisika di lakukan di SMA Negeri 1 Kencong. Hasil dari validasi empirik berupa respon siswa dan efektivitas pembelajaran terhadap penggunaan bahan ajar berbasis Komponen yang direvisi Hasil Revisi a. Format - b. Bahasa 1) Memperjelas bahasa dalam kegiatan pembelajaran c. Isi 1) Disesuaikan dengan tujuan penelitian d. Prinsip pengembangan - a. Format - b. Bahasa 1) Mengganti kata menyuruh dengan meminta c. Isi 1) Tujuan pembelajaran afektif disesuaikan dengan indicator 2) Alokasi waktu disesuaikan lagi a. Format 1) Ditambah permainan puzzle b. Ilustrasi 1) Tampilan dibuat lebih menarik lagi 1) Diganti dengan kalimat yang c. Bahasa mudah dipahami dan komunikatif d. Isi - a. Isi 1) Soal nomor 3 ditambah gambar 2) Satuan disesuaikan dengan soal b. Bahasa Soal 1) Diganti bahasa yang tidak terlalu matematis a. Isi 1) Soal nomor 3 ditambah gambar 2) Satuan disesuaikan dengan soal b. Bahasa Soal 1) Diganti bahasa yang tidak terlalu matematis a. Isi 1) Soal nomor 3 ditambah gambar 2) Satuan disesuaikan dengan soal b. Bahasa Soal 1) Diganti bahasa yang tidak terlalu matematis fisika di SMA Negeri 1 Kencong. Data respon siswa terhadap bahan ajar pembelajaran fisika diperoleh melalui angket respon siswa yang diberikan setelah menyelesaikan seluruh kegiatan pembelajaran. Rata-rata respon siswa terhadap bahan ajar berbasis
333 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2013, hal 329-335 instructional game adalah 81,19% positif dan 18,81% negatif. Presentase respon siswa terhadap bahan ajar berbasis di SMA Negeri 1 Kencong dapat dilihat pada gambar 2 berikut. P r e s e n t a s e 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% 89.52% 91.43% 85.71%85.71% 80.00% 81.19% 77.15% 71.43% 68.57% Respon Siswa Efektivitas pembelajaran dapat diketahui berdasarkan nilai pre-test dan post-test siswa. Analisis data terhadap hasil pre-test siswa diperoleh nilai ratarata 38,14 dan hasil post-test siswa diperoleh nilai rata-rata 70. Berdasarkan rata-rata nilai pre-test dan post-test Gambar 2 Persentase Respon Siswa diperoleh taraf efektifitas η yaitu 83,53%. Hal ini berarti pembelajaran fisika menggunakan bahan ajar berbasis instructional game tergolong efektif. Hasil evaluasi (nilai pre-test dan nilai post-test) dapat dilihat pada gambar 3 berikut. N i l a i 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 Nomor Absen Siswa Nilai Pre-Test Nilai Post-Test Nilai Rata-rata Pre-Test Nilai Rata-rata Post-Test Gambar 3 Hasil Evaluasi Pembelajaran Siswa
Ahmad, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Instructional... 334 Bahan ajar berbasis instructional game pada pembelajaran fisika dikembangkan dalam bentuk digital yang terdiri atas buku ajar siswa dan dan latihan soal. Dimana dalam buku ajar siswa terdapat instructional game yang berisikan permainan dengan instruksi-instruksi yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan pembelajaran. Selain itu, bahan ajar berbasis dilengkapi dengan silabus pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa bahan ajar berbasis instructional game yang dikembangkan berkategori valid, karena rata-rata nilai validitas yang diperoleh sebesar 4,15. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, bahwa suatu produk hasil pengembangan dikatakan berkategori valid apabila berada pada rentang 4 V a < 5 (Hobri, 2010:52-53).Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis di SMA Negeri 1 Kencong menunjukkan 81,19% positif dan 18,81% negatif. Berdasarkan teori yang ada siswa merespon positif jika besarnya percentage of agreement 50% (Trianto, 2010:243), maka dapat dikatakan bahwa bahan ajar pembelajaran fisika mendapat respon positif dari siswa kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 1 Kencong. Efektivitas pembelajaran setelah menggunakan bahan ajar berbasis fisika memiliki taraf efektivitas η yaitu 83,53% dengan kriteria efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Umamah (2006:456), suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila taraf efektivitasnya berada pada rentang 75 100. Uji coba hasil pengembangan bahan ajar pembelajaran fisika dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Kendala saat uji coba hasil pengembangan bahan ajar berbasis adalah ada komputer yang tiba-tiba tidak dapat digunakan, sehingga solusinya meminta siswa dan kelompoknya pindah ke komputer lain yang masih bisa digunakan. Kendala lain yang terdapat saat uji coba hasil pengembangan bahan ajar berbasis adalah keterbatasan dari bahan ajar berbasis itu sendiri. Keterbatasan dari bahan ajar pembelajaran fisika ini berupa tidak digunakannya alat evaluasi yang langsung dapat digunakan melalui bahan ajar berbasis, hal ini dikarenakan bahan ajar berbasis tidak dilengkapi dengan database yang mampu menampung hasil evaluasi dari masingmasing siswa. Selebihnya tidak ada kendala yang cukup berarti, karena uji coba hasil pengembangan bahan ajar berbasis sudah disiapkan dengan matang. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. a. Validitas bahan ajar berbasis fisika yang dikembangkan adalah 4,15 dengan kategori valid. b. Respon Siswa adalah 81,19% positif dan 18,81% negatif terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar pembelajaran fisika. c. Efektivitas Pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis instructional game pada pembelajaran fisika memiliki kriteria efektif karena taraf efektivitas (η) yang didapatkan dari rata-rata nilai pre-test dan post-test adalah 83,53%. DAFTAR PUSTAKA Bektiarso, S. 2000. Pentingnya Konsepsi Awal dalam Pembelajaran Fisika. Saintifika. 1(1): 11-20, Juni 2000. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan. Jember: Pena Salsabila. Nugroho, A. P., Raharjo, T., dan Wahyuningsih, D. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Permainan Ular Tangga Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Materi Gaya. Jurnal Pendidikan Fisika.Vol. 1: 121-127.
335 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No. 3, Desember 2013, hal 329-335 Purnomo, T. H., Sugiyanto, dan Akhlis, I. 2011. Educational Computer Game Materi Listrik Dinamis Sebagai Media Pembelajaran Fisika Untuk Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol. 7: 121-127. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Umamah, N. 2006. Keefektifan pengggunaan media audio visual VCD. Pancaran Pendidikan. Th XIX no. 63