PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA LENGKUNG SENDANG MULYO DI KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
No. Klasifikasi Medan Jalan Raya Utama 1 Datar (D) 0 9,9 % 2 Perbukitan (B) 10 24,9 % 3 Pegunungan (G) >24,9 %

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

3.2. PENGUMPULAN DATA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB III METODOLOGI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

Key Word : Interchange Planning, Cost Analysis, Cost Resultshows.

4.1 ANALISA ASPEK TEKNIS

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

BAB III METODOLOGI PENULISAN

4.2 ANALISA TOPOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

ABSTRAKSI STUDI EVALUASI DESAIN BANGUNAN BAWAH ( PONDASI TIANG PANCANG ) JEMBATAN WANGKAL - PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI CIBEREUM KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB IV ANALISA DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI III.1 Persiapan III.2. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN I - 1

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

BAB IV ANALISA DATA 4.1 PEMILIHAN LOKASI JEMBATAN

BAB III METODOLOGI III 1

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHALUAN I.1. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

Semarang, Februari 2007 Penulis

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TEMPUR PADA RUAS JALAN TOL SEMARANG BAWEN

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN FLY OVER PADA PERLINTASAN SEBIDANG JALAN KERETA API DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

KAJIAN STABILITAS PONDASI KELOMPOK TIANG PANCANG RENCANA JEMBATAN MUALAF KECAMATAN TENGGARONG

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER

HALAMAN PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO. Disusun oleh : Semarang, Agustus 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang telah terjadi peningkatan pergerakan manusia dan barang sehingga

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Pustaka. Observasi Lapangan. Pengumpulan Data. Pengembangan Alternatif Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. membangun daerah-daerah tertinggal dan terpencil, maka pembangunan

BAB III METODOLOGI III-1

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

PERENCANAAN JEMBATAN PRATEGANG KALI SURU PEMALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

KAJIAN KINERJA DAN PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN MORODEMAK JAWA TENGAH

Struktur dan Konstruksi II

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

PERENCANAAN PELEBARAN JEMBATAN JATINGALEH KOTA SEMARANG

Minggu 1 : Pengantar pondasi Minggu 2 : Eksplorasi tanah Minggu 3 : Parameter pendukung pondasi Minggu 4 : Tipe keruntuhan Minggu 5 : Daya dukung

KAJIAN PENGARUH LEBAR ALAS PONDASI ABUTMENT TERHADAP STABILITAS ABUTMENT RENCANA JEMBATAN TELUK BINGKAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Ketidakstabilan material sehingga terjadinya gerakan lereng yang mengubah bentuk geometrinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Jalur Kereta Api Utama Di Pulau Jawa I Latar Belakang

Disusun Oleh: ADIB FAUZY L2A ERSY PERDHANA L2A Semarang, Nopember 2010 Disetujui :

Transkripsi:

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA LENGKUNG SENDANG MULYO DI KOTA SEMARANG Noer Himawan 1 Febru Handoyo 2, Agus Muldiyanto 3 Supoyo 4 ) Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Semarang 2) Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Semarang 3) Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang 4) Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang Abstrak Jaringan jalan yang merupakan sarana utama transportasi darat menjadi sangat penting adanya, karena seperti kita ketahui jalan adalah urat nadi perekonomian, sedangkan ekonomi yang meningkat sangat diperlukan sebagai penunjang dalam pembangunan. Jembatan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jaringan jalan itu sendiri, ikut pula berperan. Jalan yang baik tidak ada artinya apabila jembatan jembatan yang ada di ruas jalan tersebut belum memadai sesuai dengan kebutuhannya. Dewasa ini keadaan jaringan jalan di Indonesia masih ditandai oleh adanya kemacetan kemacetan lalu lintas, terutama didaerah daerah yang sudah berkembang seperti di kota-kota besar. Terbaurnya peranan fungsi jalan arteri, kolektor dan lokal, menyebabkan tingkat kepadatan arus lalu lintas juga semakin tinggi. Akibatnya jalan jalan tersebut tidak berfungsi secara efisien. Salah satu alternatif pemecahannya yaitu dengan meningkatkan fasilitas dan kemampuan jaringan jalan, baik dengan membangun jalan baru, memperlebar ruas jalan yang sudah ada, meningkatkan kelas jalan dan dengan meningkatkan kemampuan jembatan untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas. Kata kunci : Jembatan, Jalan, Lalu Lintas, Arteri, Alternatif. Abstrack The road network which is the main means of land transportation becomes very significant, because as we know the road is the lifeblood of the economy, while increasing economic indispensable as supporting the development. The bridge is an integral part of the road network itself, were also instrumental. Good roads are meaningless if the bridge - the bridge in these roads have not been adequately according to their needs. Today the state of the road network in Indonesia is still characterized by the presence of congestion - traffic jams, especially the area - an area that has developed as in big cities. Terbaurnya role function arterial, collector and local, causing the level of traffic density is also higher. As a result the road - the road is not functioning efficiently. One alternative solution is to improve the facilities and capabilities of the road network, either by building new roads, widening existing roads, improving road class and by increasing the ability of the bridge Keywords: Bridges, Roads, Traffic, Arteries, Alternative. Pendahuluan Kebijakan pemerintah untuk memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada daerah untuk mengatur kebijakan pemerintahan dan pembangunan daerah masing -masing atau lebih dikenal dengan otonomi yang diperluas memberikan dampak yang positif bagi perkembangan dan oleh pembangunan di daerah. Pada Pembangunan saat ini tidak hanya dipusatkan di ibukota tetapi diharapkan juga sampai di daerah - daerah sehingga dampak dan manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menunjang kehidupan sosial dan ekonomi salah

satunya dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Suatu Sistem transportasi yang mampu menyeluruh dan lengkap itu sudah merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat.oleh karena itu diperoleh ketersediaan sistem transportasi mampu merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan suatu kota. Jaringan jalan yang merupakan sarana utama transportasi darat menjadi sangat penting adanya, karena seperti kita ketahui jalan adalah urat nadi perekonomian, sedangkan ekonomi yang meningkat sangat diperlukan sebagai penunjang dalam pembangunan. Pada Jembatan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari jaringan jalan itu sendiri, ikut pula berperan. Jalan yang baik tidak ada artinya apabila jembatan-jembatan yang ada di ruas jalan tersebut belum memadai sesuai dengan suatu kebutuhannya. Dewasa inikeadaan jaringan jalan di Indonesia masih ditandai oleh adanya kemacetan kemacetan lalu lintas, terutama didaerah daerah yang sudah berkembang seperti di kota - kota besar. Terbaurnya peranan fungsi jalan arteri, kolektor dan lokal, menyebabkan tingkat kepadatan arus lalu lintas juga semakin tinggi. Akibatnya jalan-jalan tersebut tidak berfungsi secara efisien. Salah satu alternatif pemecahannya yaitu dengan meningkatkan fasilitas dan kemampuan jaringan jalan, baik dengan membangun jalan baru, memperlebar ruas jalan yang sudah ada, meningkatkan kelas jalan dan dengan meningkatkan kemampuan oleh jembatan untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas. Studi Pustak Sebelum diadakannya perencanaan jembatan tahap tahap yang perlu diperhatikan dan dipahami adalah bagian-bagian dari struktur,fungsidan manfaatnya, kelemahan serta sifat dan karakteristik dari bahan yang digunakan pada saat perencanaan jembatan. Konstruksi suatu jembatan terdiri atas bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi. Bangunan atas dapat digunakan balok girder ataupun rangka baja, lantai, trotoir dan sandaran. Sedang bangunan bawah berupa abutment dan pier ( jika ada ). Pondasi dapat dalam menggunakan pondasi tiang pancang ataupun sumuran, tergantung dari kondisi tanah dasarnya. Aspek Hidrologi Data data hidrologi yang diperlukan dalam merencanakan suatu jembatan antara lain adalah sebagai berikut ; 1. Peta topografi DAS. 2. Peta situasi dimana jembatan akan dibangun. 3. Data curah hujan dari stasiun pemantau terdekat. 4. Data sungai. Data-data tersebut nantinya dibutuhkan untuk menentukan elevasi banjir tertinggi, kedalaman pengerusan (scouring) dan lain-lain. Dengan mengetahui hal tersebut kemudian dapat direncanakan : 1. Clearence jembatan dari muka air tertringgi. 2. Bentang ekonomis jembatan. 3. Penentuan struktur bagian bawah

Metode Penelitian Mulai Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Analisa dan Pengolahan Data Kesimpulan dan Saran Selesai Diagram Alir Metodologi Tahap persiapan itu merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal - hal penting yang harus segera dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan -kegiatan sebagai berikut : 1. Studi pustaka terhadap materi desain untuk menentukan garis besarnya. 2. Menentukan kebutuhan data. 3. Survei pada instansi-instansi yang dapat dijadikan nara sumber data. 4. Pengadaan persyaratan administrasi untuk perencanaan data. 5. Pembuatan proposal penyusunan Tugas Akhir. 6. Perencanaan jadwal pembuatan desain. Persiapan diatas harus dilakukan secara cermat untuk menghindari pekerjaan yang berulang. Sehingga tahap pengumpulan data menjadi optimal. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Dalam pengumpulan data, peranan instansi yang terkait sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data - data yang diperlukan. Adapun hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah : Jenis - jenis data.

Tempat diperolehnya data Jumlah data yang harus dikumpulkan agar diperoleh data yang memadai ( cukup, seimbang, dan tepat / akurat). Untuk perencanaan jembatan Ngarengan di Semarang, diperlukan sejumlah data yang didapat secara langsung yaitu dengan melakukan peninjauan langsung ke lapangan ataupun data yang didapatkan dari instansi terkait, serta data penunjang lainnya, dengan tujuan agar dapat menarik kesimpulan dalam menentukan standar perencanaan struktur jembatan tersebut. Analisa Pengolahan Data Analisa dan Pengolahan data dilakukan berdasarkan data - data yang dibutuhkan, selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi tujuan permasalahan, sehingga diperoleh penganalisaan dan pemecahan yang efektif dan terarah. Adapun analisa yang dilakukan adalah : Analisa data topografi. Analisa data lalu lintas. Analisa geometrik. Analisa data hidrologi. Analisa data tanah. Kesimpulan Saran dari analisa dan pengolahan data sudah didapat, maka tahap pekerjaan bisa dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui sejauh mana konstruksi yang sebenarnya di lapangan dan diproyeksikan terhadap kondisi riil berdasarkan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Kesimpulan dari hasil perencanaan yang meliputi : a. Struktur Jembatan, meliputi : - Bangunan atas ( rangka baja, lantai kendaraan, sandaran dan trotoir ). - Bangunan bawah ( pilar dan abutment ) - Pondasi - Oprit Jembatan b. Bangunan Pelengkap, meliputi : - Dinding Penahan Tanah. - Bangunan Pengaman. c. Penggambaran Detail. d. Estimasi volume dan biaya peke Dalam proses perencanaan jembatan, setelah dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder, dilanjutkan dengan evaluasi data / review study, berikutnya dilakukan analisis untuk penentuan tipe, bentang, maupun kelas jembatan dan lain-lain serta melakukan perhitungan detail jembatan. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi : 1. Analisa topografi. 2. Analisa Hidrologi. 3. Analisa tanah. 4. Pemilihan / penetapan alternatif tipe jembatan. 5. Spesifikasi Jembatan. Topografi dalam arti luas adalah permukaan tanah. Tetapi disini topografi diartikan sebagai ketinggian suatu tempat yang dihitung dari permukaan air laut. Lokasi jembatan Sendang Mulyo yang berada pada ruas jalan Mranggen Sendang Mulyo terletak di

Kecamatan Sendang Mulyo,Semarang yang secara administratif merupakan bagian dari Propinsi Jawa Tengah. Data topografi ini diperlukan untuk menentukan trase jalan pendekat / oprit. Analisis geometrik jalan pendekat / oprit yang meliputi alinemen vertikal dan horisontal diperhitungkan untuk dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan saat melintasi pergantian antara jalan dengan jembatan Aspek Hidrologi Dari data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Semarang, curah hujan rata rata dalam setahun diambil dari data sepuluh tahun yaitu dari tahun 1994 2003 adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Curah Hujan Bulan 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Januari 401 469 241 194 180 389 274 316 302 367 Februari 268 558 316 208 311 246 254 195 175 339 Maret 413 339 264 99 350 358 364 379 173 338 April 268 237 138 117 317 171 338 293 213 125 Mei 49 250 165 99 131 173 247 95 69 176 Juni 4 289 52 14 270 80 94 261 25 51 Juli - 137 82 3 314 17 24 79 14 43 Agustus - 1 107-166 46 35-20 - September - 9 32-229 33 48 46 10 44 Oktober 15 421 688 23 376 244 649 847 18 236 Novenber 183 614 329 59 428 327 523 481 337 405 Desember 221 276 392 197 351 420 196 196 335 488 151.8 300 233 84.4 285.3 208.7 253.8 265.7 141 192.6

Tipe Jembatan Bangunan Atas Pemilihan tipe bangunan atas jembatan dipengaruhi oleh : 1. Bentang jembatan 2. Kedalaman sungai. 3. Pelaksanaan 4. Ekonomi Pada perencanaan jembatan Kali Sendang Mulyo ini, bangunan atas menggunakan konstruksi rangka baja, karena mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Dengan bentang jembatan > 40 m, lebih efektif menggunakan konstruksi rangka baja. Dari segi ekonomi akan lebih murah, karena pembuatan pilar jembatan akan lebih sedikit dari pada konstruksi beton prategang. Bangunan Bawah Abutment dan Pier Dalam perencanaan jembatan ini, abutment dapat diasumsikan sebagai dinding penahan tanah. Sendangkan perencanaan pier identik dengan abutment, perbedaannya hanya pada letak konstruksinya saja. Data tanah yang diperlukan untuk keperluan perencanaan abutment antara lain nilai kohesi tanah c, sudut geser tanah, berat jenis tanah dan data soil properties lainnya. Untuk abutment dan pier direncanakan dalam menggunakan beton bertulang yang perhitungannya disesuaikan menurut SKSNI T 15 1991 03. Dalam hal ini, perlu juga ditinjau kestabilan terhadap sliding, guling dan bidang runtuh tanahnya, serta terhadap penurunan tanah ( settlement ). Pondasi dan Poer Alternatif tipe pondasi yang dapat digunakan untuk perencanan jembatan antara lain : a. Pondasi Telapak/ Langsung Pondas telapak diperlukan jika lapisan tanah keras ( lapisan tanah yang dianggap baik mendukung beban ) terletak tidak jauh ( dangkal ) dari muka tanah. Dalam perencanaan jembatan pada sungai yang masih aktif, pondasi telapak tidak dianjurkan mengingat untuk menjaga kemungkinan terjadinya pergeseran akibat gerusan. b. Pondasi Sumuran Pondasi sumuran digunakan untuk kedalaman tanah keras antara 2-5 m. Pondasi sumuran dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk lingkaran berdiameter > 80 cm. Penggalian secara manual dan mudah dilaksanakan. Kemudian lubang galian diisi dengan beton siklop ( 1 pc : 2 ps : 3 kr ) atau beton bertulang jika dianggap perlu. Pada ujung atas pondasi sumuran dipasang poer untuk menerima dan meneruskan beban ke pondasi secara merata. c. Pondasi Bored Pile Pondasi bored pile merupakan jenis pondasi tiang yang dicor di tempat, yang sebelumnya dilakukan pengeboran dan penggalian. Sangat cocok digunakan pada tempat-tempat yang padat oleh bangunan-bangunan, karena tidak terlalu bising dan getarannya tidak menimbulkan dampak negatif terhadap bangunan di sekelilingnya.

d. Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang pancang, umumnya digunakan jika lapisan tanah keras / lapisan pendukung beban berada jauh dari dasar sungai dan kedalamannya > 8,00 m. Kesimpulan : Berdasarkan pertimbangan pertimbangan di atas dan mengingat pada daerah sekitar lokasi proyek tanah keras baru dijumpai pada kedalaman > 25 meter dari permukaan tanah asli ( terletak pada lapisan tanah dalam ), maka pondasi jembatan direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang. Sendangkan Poer atau Pile Cap adalah sebagai kepala dari kumpulan tiang pancang, berfungsi untuk mengikat beberapa tiang pancang menjadi satu kesatuan agar letak atau posisi dari tiang pancang tidak berubah dan beban dari struktur atas dapat disalurkan dengan sempurna ke lapisan tanah keras melalui pondasi tiang pancang tersebut sehingga sruktur jembatan dapat berdiri dengan stabil dan kuat sesuai dengan umur rencana. Analisa Tanah Dasar Analisa terhadap kondisi tanah dasar dimaksudkan untuk mengetahui sifat fisis dan sifat teknis dari tanah untuk menentukan jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanah pada jembatan Kali Sendang Mulyo. Penyelidikan Lapangan Pekerjaan penyodiran a. Titik Sondir I Nilai perlawanan ujung konus ( conuss resistance ) sampai kedalaman 25 m adalah 40 kg/cm 2 Jumlah hambatan pelekat ( total friction ) adalah 635,55 kg/cm 2 b. Titik Sondir II Nilai perlawanan ujung konus ( conuss resistance ) sampai kedalaman 30 m adalah 30 kg/cm 2 Jumlah hambatan pelekat ( total friction ) adalah 737,33 kg/cm SPESIFIKASI JEMBATAN Berdasarkan hasil analisa diatas maka diperoleh perencanaan jembatan Kali Sendang Mulyo sebagai berikut : a. Bentang jembatan : 60 meter b. Lebar jembatan : 7 meter c. Bangunan atas : rangka baja d. Bangunan bawah : 2 buah abutment e. Tipe pondasi : pondasi dalam (tiang pancang) Penggunaan Bahan Pada perencanaan Jembatan Kali Sendang Mulyo bahan yang digunakan : 1. Bangunan atas a. Rangka baja mutu BJ 44 b. Mutu beton pelat lantai f c = 30 Mpa c. Mutu baja Untuk < 13 mm digunakan fy = 240 Mpa

Untuk 13 mm digunakan fy = 320 Mpa 2. Bangunan bawah a. Mutu beton Abutment menggunakan mutu beton f c = 30 Mpa b. Mutu baja Untuk < 13 mm digunakan fy = 240 Mpa Untuk 13 mm digunakan fy = 320 Mpa 3. Pondasi a. Mutu beton Pondasi tiang pancang menggunakan mutu beton f c = 30 Mpa b. Mutu baja Untuk < 13 mm digunakan fy = 240 Mpa Untuk 13 mm digunakan fy = 320 Mpa Kesimpulan Peningkatan ekonomi suatu daerah akan berimbas pula pada sarana dan prasarana dari transportasi. Proses transportasi yang lancar akan menunjang tingkat mobilitas yang tinggi. Untuk mendapatkan tingkat mobilitas yang tinggi diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Demikian pula yang terjadi di daerah Kota Semarang, tepatnya didaerah SendangMulyo ruas jalan Klipang Mranggen. Semakin banyaknya jumlah kendaraan berat yang melewati daerah tersebut akan semakin banyak pula permasalahan kemacetan yang ditimbulkan. Pembuatan prasarana baru yang tepat untuk mengatasi segala permasalahan permasalahan diatas. Hal ini disebabkan karena Jalur Selatan Pulau Jawa sekarang ini semakin padat dan lebar jalannya relatif sempit. Sehingga perlu dipikirkan jalur alternatif sebagai jalan bantu untuk jalan bantu untuk kendaraan ringan sehingga masalah kemacetan didaerah Jalur Selatan tepatnya di daerah Klipang dapat diatasi oleh jalur alternatif ini. Saran Lokasi proyek yang terletak didaerah rawa rawa, sehingga di perlukan alat bantu khusus pada waktu pelaksanaan erection jembatan rangka baja yang melewati sungai Sendang Mulyo. Sedangkan lalu lintas didaerah tersebut tidak terlalu padat sehingga diambil jalan alternative terletak didekat pintu air yang menuju ke jembatan bantu. Daftar Pustaka Brigde Management System, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jederal Bina Marga. Bambang Pudjianto,Ir, MT dkk, Diktat Kuliah Perancangan Jembatan 2004 Hari Warsianto, Ir. Ms, Diktat Kuliah Struktur Baja Himawan Indarto,Ir,MS, Diktat Kuliah Mekanika Getaran dan Gempa, 2004 Manual Kapasitas Jalan Indonesia Muhrozi, Ir, Ms, Diktat Kuliah Rekayasa Pondasi Pedoman Perencanaan Pembangunan Jembatan dan Jalan Raya,SKBI-P3.28.1997, Dirjen Bina Marga DPU. Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 71), Dirjend Cipta Karya DPU 1971. P.N.W.. Verhouf, Geologi Untuk Teknik Sipil, Penerbit Erlangga (1992)

Standard Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, Dirjen Bina Marga DPU. Sagel-Kole-Kusuma, Pedoman Pengerjaan Beton berdasarkan SKSNI T-15-1991-03, Penerbit Erlangga (1992) Sarjono H.S, Ir., Tiang Pancang jilid 1 & 2, Nova (1991) Sugiyanto, Ir, M.Eng, Diktat Kuliah Rekayasa Hidrologi Suwardjoko Warpani, Ir. Rekayasa Lalu Lintas, Bharata Jakarta (1988) Sunggono Kh, Ir, Buku Teknik Sipil Nova Bandung,1995 Vis W.C & Gideon Kusuma, DDPBB Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03, Erlangga (1994) Vis W.C & Gideon Kusuma, GTPBB Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03, Erlangga (1994)

TEKNIKA,VOL 9, NO.2.2014:1-70 10