PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR
OUTLINE: 1. 2. 3. 4. Isu-isu di Kawasan Pantura Jabodetabekpunjur Kronologis Kebijakan Penataan Ruang Konsep Penataan Ruang Konsep substansi pengaturan RTR KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur dalam Revisi Perpres 54/2008 5. Penutup
1 ISU-ISU di KAWASAN PANTURA JABODETABEKPUNJUR: EKONOMI Terdapat pipa bawah laut dan kabel serat optik bawah laut yang terletak di daerah reklamasi Terdapat PPS Nizam Zachman, PPI Muara Angke, PPI Kamal, PPI Cilincing yang akan terdampak reklamasi Total potensi kehilangan ikan ekonomis penting di PPS Nizam Zachman 1,31 triliun/ tahun Sumber: Balitbang KP
1 ISU-ISU di KAWASAN PANTURA JABODETABEKPUNJUR: SOSIAL di Teluk terdapat 24.028 nelayan menetap dan pendatang Total kehilangan pendapatan pekerjaan usaha perikanan 9,37 miliar/ bulan Sumber: Balitbang KP
1 ISU-ISU di KAWASAN PANTURA JABODETABEKPUNJUR: LINGKUNGAN Sumber: 1. PP 37/2012 2. Perda 1/2012 RTRW DKI 3. Review Perda 13/2011 RTRW Kab Tangerang 4. Analisis Revisi Perpres 54/2008 Terdapat 25 Ha mangrove yang terancam akibat reklamasi Terdapat 3 WS dengan total 21 DAS di wilayah KSN Perkotaan Jabodetabekpunjur. Dalam konteks reklamasi KSP, terdapat 16 sungai utama yang bermuara di Pantai Utara (6 di wilayah DKI, 10 di wilayah Kab Tangerang) memiliki dampak hidrodinamika akibat reklamasi (arus, sedimen, gelombang, akumulasi limbah yang terjebak di kolam)
ISU-ISU di KAWASAN PANTURA JABODETABEKPUNJUR 1 KEBUTUHAN RUANG Jumlah Penduduk (jiwa) 2012 2033 30.132.718 57.716.472 Lahan Non Terbangun yang boleh dibangun 2.846,21 2.846,21 Luas Lahan yang dibutuhkan (km2) 2.711,94 5.194,48 Kekurangan Lahan 2.348,28 Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar manusia di dalam rumah. Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur, makan, kerja, duduk, mandi, kakus, cuci dan masak serta ruang gerak lainnya. Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2. (Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor: 403/Kpts/M/2002 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat). Tahun 2012, luas lahan yang dibutuhkan seluas 2.711,94 km2, berdasarkan asumsi bahwa kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2. Berdasarkan perbandingan jumlah penduduk tahun 2033 (57.716.472 jiwa) dengan luas lahan eksisting dan lahan non terbangun yang dapat dibangun, luas lahan tidak dapat menampung jumlah penduduk. PERLU INTENSIFIKASI (PEMBANGUNAN VERTIKAL)
Krono-spasial Pengembangan Pantai Utara dari Waktu ke Waktu 3 1 Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara 4 Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara 6 Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara 7 Raperda RZWP3K Provinsi DKI 2035 2012 1995 2 2015 2008 2014 Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur Perda No. 1 Tahun 2014 tentang RDTR dan Peraturan Zonasi 5
2 PETA DELINEASI KAWASAN REKLAMASI Keppres 52/1995 Perpres 54/2008 Perda 1/2012 (RTRW DKI) Perda 13/2011 Pergub 121/2012 Perda 1/2014 (RDTR&PZ) Raperda RTR KSP Raperda RZWP3K Berdasarkan hasil overlay peta rencana pembangunan 16 pulau reklamasi sesuai dengan Keppres 52/1995, Perpres 54/2008, Pergub 121/2012 Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantura sedangkan satu pulau yaitu pulau K tidak sesuai dengan Perpres No.54 Tahun 2008 (Jabodetabekpunjur) karena kurang dari 200 meter dari garis surut terendah
2 KRONOLOGIS KEBIJAKAN PENATAAN RUANG : DELINEASI KAWASAN REKLAMASI Pergub 121/2012 Perda 1/2014 Raperda RZWP3K Perda 13/2011 Perda 1/2012 Penataan Ruang Raperda RTR KSP (RDTR&PZ) Prov DKI RTRW (RTRW DKI) Kawasan Reklamasi 2035 Kab.Tangerang Pantai Utara bagian perairan jarak dari titik surut Reklamasi kawasan perairan Tdk di atur Kawasan Strategis Ruang lingkup Kawasan laut yg terendah sekurang- berbentuk laut Teluk Pantai Utara RZWP3K: Reklamasi pantai diukur dari garis kurangnya 200 m pulau dengan diukur dari garis berada a. Ke arah darat dengan luas pantai utara (untuk zona P2, P4,, lebar literal pantai utara kawasan perairan mencakup kurang lebih secara dan P5) dan 300 m sesuai Perpres secara tegak lurus laut Teluk wilayah 9.000 Ha berjarak tegak lurus ke (untuk zona P3 54/2008. ke arah laut sampai yg diukur dari garis administrasi kec 200 m dari garis arah laut sampai kecuali pada lokasi (Penjelasan Ps garis yg pantai yg berbatasan pantai kearah garis yg yang secara rekayasa 108 ayat 2 menghubungkan secara tegak lurus langsung laut, meliputi: menghubungkanteknologi huruf b) titik-titik terluar yg ke arah laut sampai dengan laut a. Kec Kosambi titik-titik terluar memungkinkan jarak menunjukkan garis yg b. ke arah laut b. Kec Teluk Naga yg menunjukkan dapat diminimalkan), kedalaman laut 8m menghubungkan sejauh 12 mil c. Kec Pakuhaji kedalaman laut s/d garis yg dan di dalamnya titik-titik terluar yg laut diukur dari d. Kec Sukadiri 8m. (Ps 3 ayat 1) menghubungkan titikterdapat kawasan menunjukkan garis pantai. e. Kec Mauk titik terluar yg pengembangan kedalaman laut Namun f. Kec Kemiri menunjukkan lahan baru melalui sekitar 8m dan di delineasi g. Kec Kronjo kedalaman laut 8m, pembangunan dalamnya terdapat kawasan dan harus pulau-pulau hasil kawasan reklamasi tidak mempertimbangkan kegiatan reklamasi pengembangan diatur dalam karakteristik (Ps 2 ayat 1). lahan baru melalui Raperda ini lingkungan, jalur lalu pembangunan lintas laut dan pulau-pulau hasil pelayaran, dan kegiatan reklamasi. pelabuhan. (Ps 3 ayat 1). (Pasal 42) Keppres 52/1995 Perpres 54/2008 Jabodetabekpunjur Delineasi kawasan reklamasi di Keppres 52/1995 telah diganti dalam Perpres 54/2008, namun ketentuan mengenai jarak minimal pulau reklamasi dari garis pantai tidak diatur dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Provinsi DKI setelah itu
2 Keppres 52/1995 KEBIJAKAN dan STRATEGI Perpres 54/2008 mewujudkan Tidak Kawasan diatur Pantai Utara sebagai Kawasan Andalan, yaitu kawasan yang mempunyai nilai strategis dipandang dari sudut ekonomi dan perkembangan kota Perda 1/2014 Perda 1/2012 Pergub (RDTR&PZ) (RTRW DKI) 121/2012 kawasan Tidak strategis bagi diatur kepentingan ekonomi, lingkungan, dan social budaya. Strategi pelaksanaan reklamasi dan revitalisasi kawasan pantai utara dilakukan untuk mendukung kebijakan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan (Ps 8) Perda 13/2011 RTRW Kab.Tangerang Tidak diatur Kebijakan penataan ruang Kawasan reklamasi Strategi kawasan pantai utara : dapat dilakukan di pengembangan 1. pengembangan pusat kawasan Kawasan Perkotaan perekonomian baru berskala pemanfaatan umum Baru Pantura: internasional utk mendorong dengan a. melaksanakan pertumbuhan ekonomi di utara mempertimbangkan reklamasi. aspek teknis, aspek sepanjang pantai 2. pengembangan KSP dgn konsep lingkungan hidup, dan Utara Kabupaten kota tepi laut aspek sosial ekonomi dengan 3. pengembangan KSP memperhatikan yang mandiri ekosistem 4. pengembangan KSP sekitarnya; dan yang memperhatikan kualitas membangun dan lingkungan mengintegrasikan 5. pengelolaan KSP yang infrastruktur terintegrasi dan berkelanjutan pendukung dengan kebijakan reklamasi pantai pengembangan mekanisme Utara dengan penyelenggaraan reklamasi dan wilayah daratan perizinan yang efektif. Kabupaten.(Pasal 8 ayat (4) (Strategi Penataan Ruang)) Raperda RTR KSP Raperda RZWP3K Prov DKI 2035 Kebijakan rencana pembangunan pulau reklamasi memiliki benang merah yang sama, yaitu sebagai kawasan yang memiliki kepentingan ekonomi
2 STRUKTUR RUANG Keppres 52/1995 Perpres 54/2008 Perda 1/2012 (RTRW DKI) Perda 13/2011 Rencana pengembangan pelabuhan, pengembangan dari Pelabuhan Tanjung Priuk di Kawasan Reklamasi Pergub 121/2012 Perda 1/2014 (RDTR&PZ) Raperda RTR KSP Raperda RZWP3K ditetapkan berdasarkan struktur ruang Perda 1/2012 tentang RTRW, dan Perda Nomor 1/2014 tentang RDTR-PZ Rencana struktur ruang pada perda Nomor.1 Tahun 2012, Pergub No 121 Tahun 2012, Raperda KSP Pantura sudah sesuai. Tetapi terdapat penambahan rencana struktur ruang yang lebih rinci di raperda KSP Pantura dengan perda sebelumnya
Persandingan Rencana Struktur Ruang Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Catatan: Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara ; Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur; dan Perda No. 1 Tahun 2014 tentang RDTR dan Peraturan Zonasi tidak mengatur tentang rencana struktur ruang kawasan pantai utara Rencana struktur ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Daerah Khusus Ibukota ditetapkan berdasarkan pada struktur ruang yang telah ditetapkan dalam Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030, dan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (1) Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur Perda No. 1 Tahun 2014 tentang RDTR dan Peraturan Zonasi Raperda RZWP3K Provinsi DKI 2035 Reklamasi dilakukan pada zona penyangga. Zona Penyangga, selanjutnya disebut Zona P, Zona P adalah zona pada kawasan budi daya di perairan laut yang karakteristik pemanfaatan ruangnya ditetapkan untuk melindungi kawasan budi daya dan/atau kawasan lindung yang berada di daratan dari kerawanan terhadap abrasi pantai dan instrusi air laut. Terdiri atas zona penyangga P2, P3, P4, dan P5 dengan fungsi: Tidak diatur Kawasan pemanfaatan umum terdiri atas: a. zona perikanan budidaya; b. zona perikanan tangkap; c. zona permukiman; d. zona pariwisata; zona pertambangan; dan zona fasilitas umum (belum terdapat lampiran peta di dalam raperda) Zona P2 Berfunfsi menjaga Zona N1 (zona lindung untuk konservasi air dan tanah) dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar dan/atau dari dalam zona, khususnya dalam mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran, dan kerusakan dari laut yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan/atau perubahan fungsi Zona N1 (Pasal 42) Zona P3 Menjaga fungsi Zona B1 (zona yang diarahkan untuk perumahan hunian padat, perdagangan dan jasa, serta industri ringan nonpolutan dan berorientasi pasar, dan difungsikan sebagai pusat pengembangan kegiatan ekonomi unggulan)dengan tidak menyebabkan abrasi pantai dan tidak mengganggu fungsi pusat pembangkit tenaga listrik, muara sungai, dan jalur lalu lintas laut dan pelayaran. Zona P5 Menjaga fungsi Zona B6 (zona yang diarahkan untuk permukiman dan fasilitasnya dan/atau penyangga fungsi Zona N1) dan/atau Zona B7 (zona yang diarahkan untuk diarahkan untuk permukiman dan fasilitasnya, penjaga dan penyangga fungsi Zona N1, serta berfungsi sebagai pengendali banjir terutama dengan penerapan sistem polder) dengan tidak menyebabkan abrasi pantai dan tidak mengganggu muara sungai, jalur lalu lintas laut dan pelayaran, usaha perikanan rakyat. (lihat Peta Struktur Ruang dan Pola Ruang RTR Kawasan Jabodetabekpunjur)
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (2.a) Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Zona P2 Zona P2 Pulau A: Peruntukan Permukiman Pulau A (luas ± 79 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau A Pulau B: Peruntukan Permukiman Pulau B (luas ± 380 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau B Pulau C: Peruntukan Permukiman Pulau C (luas ± 276 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau C Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (2.b) Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Zona P3 Zona P3 Pulau F: peruntukan permukiman Pulau F (luas ± 190 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau F Pulau G: peruntukan permukiman Pulau G (luas ± 161 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau G Pulau H: peruntukan permukiman. Pulau H(luas ± 63 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau H Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (2.c) Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Zona P3 Zona P3 Pulau I: peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa Pulau I (luas ± 405 Ha): pusat kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa skala internasional, pusat pariwisata dan kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola Ruang Pulau I Pulau J: peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa Pulau J (luas ± 316Ha): pusat kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa skala internasional, pusat pariwisata dan kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola Ruang Pulau J Pulau K: peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa Pulau K (luas ± 32 Ha): pusat kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa skala internasional, pusat pariwisata dan kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola Ruang Pulau K Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (2.d) Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Zona P3 Zona P3 Pulau L: peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa Pulau L (luas ± 481 Ha): pusat kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa skala internasional, pusat pariwisata dan kawasan perumahan horizontal dan vertical Pola Ruang Pulau L Pulau M: peruntukan perkantoran, perdagangan, dan jasa Pulau M (luas ± 462 Ha): pusat kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa skala internasional, pusat pariwisata dan kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola Ruang Pulau M Pulau N peruntukan industri dan pergudangan Pulau N (luas ± 379 Ha): pusat pelabuhan, industri, dan pergudangan serta kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola ruang Pulau N Zona pelabuhan, pergudangan, dan industri Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (2.e) Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Zona P3 Zona P3 Pulau O peruntukan industri dan pergudangan Pulau O (luas ± 344 Ha): pusat pelabuhan, industri, dan pergudangan serta kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola ruang Pulau O Zona pelabuhan, pergudangan, dan industri Pulau P peruntukan industri dan pergudangan Pulau M (luas ± 462 Ha): pusat kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa skala internasional, pusat pariwisata dan kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola ruang Pulau P Zona pelabuhan, pergudangan, dan industri Pulau Q peruntukan industri dan pergudangan Pulau N (luas ± 379 Ha): pusat pelabuhan, industri, dan pergudangan serta kawasan perumahan horizontal dan vertikal Pola ruang Pulau Q Zona pelabuhan, pergudangan, dan industri Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (2.f) Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Zona P5 Zona P5 Sebagian Pulau A: peruntukkan permukiman Pulau A (luas ± 79 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau A Sebagian Pulau B: peruntukkan permukiman. Pulau B (luas ± 380 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau B Sebagian Pulau C: peruntukkan permukiman. Pulau C(luas ± 276 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau C Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI
Persandingan Ketentuan Peruntukan Lahan (2.g) Peraturan Gubernur No. 121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Zona P5 Zona P5 Sebagian Pulau D: peruntukkan permukiman Pulau D (luas ± 312 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas. Pola Ruang Pulau D Sebagian Pulau E: peruntukkan permukiman Pulau E (luas ± 284 Ha): kawasan perumahan horizontal dan vertikal, kegiatan pariwisata dan kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa secara terbatas Pola Ruang Pulau E Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030 DKI
Persandingan Ketentuan Perizinan (1) Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur Wewenang dan tanggung jawab Reklamasi pantura berada pada Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota 1. a. b. c. d. e. 2. Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, maka: izin pemanfaatan ruang pada masing-masing daerah yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini: 1) untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin terkait disesuaikan dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini; 2) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis masa berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan menerapkan rekayasa teknis sesuai dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini; dan 3) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk menerapkan rekayasa teknis sesuai dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini, atas izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak; pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden ini dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini; pemanfaatan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai berikut: 1) yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Presiden ini, pemanfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini; 2) yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini, dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan; masyarakat yang menguasai tanahnya berdasarkan hak adat dan/atau hak-hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang karena Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur ini pemanfaatannya tidak sesuai lagi, maka penyelesaiannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Sepanjang rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana rinci tata ruang berikut peraturan zonasi belum ditetapkan, digunakan Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur sebagai acuan pemberian izin pemanfaatan ruang Catatan: Dalam Perda No.1 Tahun 2014 Ttg RDTR dan PZ dan Raperda RZWP3K Provinsi DKI 2035 tidak diatur secara khusus ketentuan perizinan kawasan pantai utara
Persandingan Ketentuan Perizinan (2) Perda No. 1 Tahun 2012 (RTRW DKI) Pergub No. 121 Tahun 2012 Penataan Ruang Kawasan Reklamasi Pantai Utara Raperda RTR Kawasan Strategis Pantura Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini: a. perizinan pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan sesuai ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; b. perizinan pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, berlaku ketentuan: 1) untuk yang belum atau sudah dilaksanakan pembangunannya, dan pemanfaatan ruang sesuai rencana tata ruang sebelumnya dapat disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini melalui kegiatan penyesuaian pemanfaatan ruang; dan 2) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan dilaksanakan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul akibat pembatalan izin tersebut diberikan penggantian yang layak sesuai ketentuan peraturan perundang undangan; a. pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan b. pemanfaatan ruang yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai berikut: 1) yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, pemanfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini; dan 2) yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini dipercepat untuk mendapatkan izin Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku maka : a. Pelaksanaan Peraturan Gubernur yang berkaitan dengan penataan ruang kawasan yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Gubernur ini; b. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan d~n telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Gubernur ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlaku izin; c. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak se-suai dengan ketentuan Peraturan Gubernur ini, berlaku ketentuan: 1. untuk' yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan Peraturan Gubernur ini; dan 2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, diberikan masa transisi selama 2 (dua) tahun untuk disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Gubernur ini d. Pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai dengan Peraturan Gubernur ini dilakukan penyesuaian berdasarkan Peraturan Gubernur ini 1) 2) 3) 4) Setiap orang yang akan melakukan reklamasi dan pemanfaatan ruang hasil reklamasi wajib memiliki izin dari Gubernur Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. persetujuan prinsip reklamasi; b. izin pelaksanaan reklamasi; dan c. perizinan pemanfaatan ruang. Perizinan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, sebagai berikut: a. izin prinsip pemanfaatan ruang b. izin pemanfaatan ruang; dan c. izin mendirikan bangunan. Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, untuk luas lahan perencanaan minimal 5000 m2 (lima ribu meter persegi) diberikan setelah mendapatkan pertimbangan dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah sesuai dengan Peraturan Gubernur tentang Panduan Rancang Kota
2 Keppres 52/1995 Tidak diatur PENGELOLAAN Perpres 54/2008 Perda 1/2012 (RTRW DKI) Pergub 121/2012 Hak pengelolaan Penyelenggaraan dalam reklamasi serta pemanfaatan pengelolaan tanah ruang Zona P2, hasil reklamasi Zona P3, dan dan penataan Zona P5 kembali kawasan diberikan daratan Pantura, kepada dilaksanakan pemerintah secara terpadu daerah sesuai melalui kerjasama dengan usaha yang saling ketentuan menguntungkan peraturan antara Pemerintah perundangdaerah, undangan. masyarakat, dan (Pasal 48) dunia usaha (Pasal 102 ayat 3). Perda 1/2014 Raperda RTR KSP Raperda RZWP3K (RDTR&PZ) Prov DKI Pemanfaatan ruang Tidak diatur Kawasan Reklamasi diwujudkan melalui kerja sama antara pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat (Pasal 39 ayat 2). Prasarana dan sarana dasar Kawasan Reklamasi disediakan oleh pihak swasta (Pasal 39 ayat 3). Pengelolaan Kawasan Reklamasi dilakukan oleh pemerintah daerah melalui suatu lembaga pengelola yang merupakan bagian dari struktur pemerintahan daerah (Pasal 40 ayat 1). Lembaga pengelola ditetapkan olehgubernur (Pasal 40 ayat 2). Areal tanah hasil Tidak diatur reklamasi Pantai Utara diberikan status Hak Pengelolaan kepada Pemerintah Daerah, dan selanjutnya diberikan Hak Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan kepada pemegang izin reklamasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (Pasal 110 ayat 1). wewenang dan tanggung jawab Reklamasi pantura berada pada Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota dan pengeloalaan reklamasi dilaksanakan secara kerjasama antara Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha. Perda 13/2011 RTRW Kab.Tangerang Tidak diatur
KONSEP PENATAAN RUANG Meningkatnya limpasan air hujan Penurunan permukaan tanah Tingginya tingkat sedimentasi rusaknya mangroove, dst TENGAH Masifnya alih fungsi lahan Meningkatnya limpasan air hujan Hilangnya kawasan resapan HULU Masifnya alih fungsi lahan Berkurangnya sempadan sungai karena bertambahnya lahan terbangun di sempadan sungai SATU KESATUAN EKOSISTEM: HULU-TENGAH-HILIR-PESISIR PERMASALAHAN HILIR - PESISIR KONSEP 3
4 KONSEP SUBSTANSI PENGATURAN RTR JABODETABEKPUNJUR dalam PERPRES 54/2008 P1 P1 P2 P5 P2 P5 P5 P2 P5 P2 P5 P2 P2 P5 P2 P4 P5 P2 P5 P3 P2 Zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona N1 pantai yang mempunyai potensi untuk reklamasi Pemanfaatan ruang sebagai upaya menjzaga zona N1 Koefisien Zona Terbangun paling tinggi 40% Jarak dari titik surut terendah sekurangkurangnya 200 meter sampai garis yang menghubungkan titik terluar sedalam 8 meter P 3 Zona perairan pantai yang berhadapan dengan zona B1 pantai Pemanfaatan ruang sebagai upaya menjaga zona B1 dan tidak mengganggu fungsi pusat tenaga listrik, muara sungai, dan jalur lintas laut dan pelayaran Jarak dari titik surut terendah sekurangkurangnya 300 meter sampai garis yang menghubungkan titik terluar sedalam 8 meter P5 Zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B6 dan atau/ B7 Koefisien Zona Terbangun paling tinggi 45% Jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 meter sampai garis yang menghubungkan titik terluar sedalam 8 meter
4 KONSEP SUBSTANSI PENGATURAN RTR JABODETABEKPUNJUR dalam REVISI PERPRES 54/2008 TUJUAN PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN JABODETABEKPUNJUR mewujudkan keterpaduan penyelenggaraan penataan ruang di kawasan perkotaan Jabodetabekpunjur dalam upaya menciptakan pusat perekonomian berskala internasional, nasional, dan regional sekaligus menciptakan ruang aktivitas dan ruang hunian yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan dan keberlanjutan dalam pengelolaan kawasan. KEBIJAKAN PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN JABODETABEKPUNJUR a. pengembangan dan pemantapan sistem kota-kota secara hierarki dan terintegrasi dalam bentuk perkotaan inti dan perkotaan di sekitarnya sesuai dengan fungsi dan perannya; b. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan inti untuk membatasi penjalaran pertumbuhan ke kawasan sekitarnya; c. pengembangan sistem prasarana untuk meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya, serta meningkatkan keterhubungan dalam konteks internasional dan nasional; d. penetapan dan pemantapan fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan; e. pengembangan dan pemantapan kawasan budidaya dengan tetap memperhatikan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, serta aspek keberlajutan ekologis; f. pengembangan dan pemantapan fungsi pemerintahan skala nasional dan pengembangan ekonomi berskala internasional dan nasional berbasis industri serta perdagangan dan jasa; g. penerapan dan pemantapan konsep reklamasi di kawasan pesisir pantai utara sebagai upaya antisipasi pemenuhan kebutuhan ruang dengan memperhatikan keberlanjutan ekologis dan keberlanjutan ekosistem perairan, serta bertujuan untuk mengendalikan ancaman bencana banjir dan kenaikan muka air laut; h. pengembangan sistem prasarana dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimum perkotaan yang mendukung fungsi kawasan; dan i. peningkatan koordinasi, sinkronisasi, dan keterpaduan pembangunan melalui kerjasama antardaerah, kemitraan pemangku kepentingan, dan penguatan peran masyarakat.
4 KONSEP SUBSTANSI PENGATURAN RTR JABODETABEKPUNJUR dalam REVISI PERPRES 54/2008 Strategi penerapan dan pemantapan konsep reklamasi di kawasan pesisir pantai utara sebagai upaya antisipasi pemenuhan kebutuhan ruang dengan memperhatikan keberlanjutan ekologis dan keberlanjutan ekosistem perairan, serta bertujuan untuk mengendalikan ancaman bencana banjir dan kenaikan muka air laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf g terdiri atas: a. mengembangkan dan memantapkan konsep reklamasi di kawasan pantai utara Jabodetabek dengan memperhatikan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan perairan serta manajemen sistem daerah aliran sungai; b. mengembangkan kegiatan budi daya darat dan laut yang berbasis mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim global; c. memanfaatkan wilayah pesisir serta perairan pantai untuk pemanfaatan kegiatan transportasi, pariwisata, perikanan, permukiman secara terpadu serta memperhatikan ancaman bahaya rob di kawasan pantai utara Jabodetabek; d. rehabilitasi dan revitalisasi kawasan budi daya di kawasan pesisir pantai utara Jabodetabek yang telah mengalami kerusakan dalam rangka optimalisasi fungsi kawasan budi daya; dan e. mengembangkan sistem pengendalian banjir terpadu di pesisir utara Jabodetebekpunjur.
TENGAH HILIR - PESISIR SATU KESATUAN EKOSISTEM HULU 4 KONSEP SUBSTANSI PENGATURAN RTR JABODETABEKPUNJUR dalam REVISI PERPRES 54/2008
5 PENUTUP dan TINDAK LANJUT a. Reklamasi di kawasan panturan Jabodetabekpunjur harus memperhatikan aspek keterpaduan pengelolaan hulu - tengah - hilir b. KONSEP REKLAMASI PADA DASARNYA UNTUK APA? c. Perencanaan pulau-pulau reklamasi (terutama di ) cukup dimasukkan dalam 1 dokumen perencanaan d. Perlunya keterpaduan rencana tata ruang darat dan laut terutama dalam aspek reklamasi a. Akan dilakukan PENYEMPURNAAN kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan di daratan Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur b. Akan dilakukan kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan terkait rencana pengembangan kawasan pesisir pantai utara Jabodetabek Akan dilakukan SINKRONISASI antara kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup DARATAN dan PESISIR Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur
SEKIAN DAN TERIMA KASIH