BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. program keahlian terdiri dari kelas X, XI dan XII.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. guru dan administrasi kurang-lebih 130 orang. SMK Negeri 1 Salatiga dulu

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SMK N 1 Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB II KAJIAN TEORI Kajian Teori Belajar Teori Belajar Konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. SMK Pelita Salatiga merupakan Sekolah Menengah. Kejuruan bisnis dan manajemen yang ada di Kota Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. manajemen di Kota Salatiga. SMK Pelita memiliki 44 orang guru dan 244 orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Sekolah adalah lembaga atau organisasi yang dirancang pemerintah sebagai upaya pelaksanaan pembelajaran peserta didik dalam pengawasan guru yang professional. Salah satu sekolah tingkat atas di Indonesia yaitu Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan salah satu bentuk lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada tingkat pendidikan atas, sebagai lanjutan dari tingkat pendidikan menengah dengan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 1 Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Salatiga yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga berada di Jalan Nakula Sadewa I/3 Kembangarum Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Salatiga. Setiap sekolah atau lembaga pendidikan di dalam perencanaan organisasi selalu mempunyai Visi, Misi, dan Tujuan. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga mempunyai Visi yaitu Menghasilkan lulusan yang Beriman, Kompeten, dan Kompetitif serta berwawasan lingkungan. Misi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik, mendidik peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkarakter, mendidik peserta didik agar mampu menerapkan hidup sehat, memiliki wawasan 1 Tim Penyusun Kurikulum SMK N 1 Salatiga, Kurikulum SMK N 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2011-2012 Program Keahlian Akuntansi, Salatiga, 2011, hal. 10. 1

pengetahuan lingkungan dan seni, mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilan sesuai kompetensi keahliannya, menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha, serta membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan. 2 Selain Visi dan Misi, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga mempunyai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghasilkan lulusan yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, bertanggungjawab dan peduli terhadap lingkungan, serta menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan tujuan secara khusus Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah menghasilkan lulusan yang siap mengisi lapangan kerja di dunia usaha atau dunia industri sesuai dengan kompetensi keahliannya, menghasilkan lulusan yang mampu memilih karier, ulet, dan gigih dalam kompetisi, mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja dan siap mengembangkan sikap profesional pada kompetensi keahliannya, serta menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa dan semangat wirausaha. 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga, di dalam pencapaian Visi dan pelaksanaan proses pembelajaran mengacu pada kurikulum sebagai acuan pembelajaran di sekolah. Sebuah proses yang didasarkan pada tanggung jawab pendidikan peserta didik seutuhnya di lingkungan sekolah. Menurut Wiji Suwarno, sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang professional, dengan program yang dituangkan ke dalam kurikulum tertentu dan di ikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari Tingkat Kanak-Kanak (TK) sampai Pendidikan Tinggi (PT). 4 2 Ibid. hal. 10 3 Ibid. hal. 10 4 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2008, hal. 42. 2

Kurikulum di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk pedoman pembelajaran di sekolah. Peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar di sekolah, sehingga akan terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Oemar Hamalik mengemukakan bahwa, kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah disusun secara sistematis dan logis. Sistematis yang artinya menurut urutan tertentu dan logis yang artinya dapat diterima oleh akal dan pikiran. 5 Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga adalah mata pelajaran komunikasi bisnis. Mata pelajaran komunikasi bisnis dipelajari di kelas X program keahlian akuntansi. Tujuan pembelajaran mata pelajaran komunikasi bisnis agar peserta didik mampu menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan baik dan benar. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga di dalam proses pembelajaran harus mengorganisasikan peserta didik di kelas-kelas sesuai dengan jumlah peserta didik yang diperlukan sebagai proses kesuksesan pembelajaran di sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga mempunyai jumlah kelas sebanyak tiga puluh enam ruang kelas, yang terdiri dari dua belas ruang kelas X, dua belas ruang kelas XI, dan dua belas ruang kelas XII. Selain itu, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 salatiga memiliki enam program keahlian, yaitu program keahlian akuntansi, program keahlian perkantoran, program keahlian 5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hal. 16. 3

pemasaran, program keahlian kecantikan, program keahlian busana, dan program keahlian tata boga yang disiapkan untuk menunjang pencapaian Visi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Kelas adalah tempat yang digunakan di dalam proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik, membahas tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Pembelajaran di kelas berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan peserta didik, serta interaksi yang positif di dalam proses pembelajaran di sekolah. 1.2. Permasalahan Model konstruktivisme di dalam pembelajaran adalah suatu proses belajar mengajar yang mengaktifkan peserta didik secara mental, membangun pengetahuan, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Penekanan tentang belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya peserta didik mengorganisasikan pengalaman mereka. Von Glasersfeld seorang tokoh Konstruktivisme, mengemukakan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dapat berarti dua macam. Pertama, bila kita berbicara tentang diri kita sendiri, lingkungan menunjuk pada keseluruhan objek dan semua relasinya yang kita abstraksikan dari pengalaman. Kedua, bila kita memfokuskan diri pada suatu hal tertentu, lingkungan menunjuk pada sekeliling hal itu yang telah kita isolasikan. Dalam hal ini, baik hal itu maupun sekelilingnya merupakan lingkup pengalaman kita sendiri, bukan dunia objektif yang lepas dari pengamatan. 6 hal. 19. 6 Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Jogjakarta, 1997, 4

Saat pembelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga: Terlihat peserta didik tidak fokus pada pelajaran, ada sebelas orang peserta didik yang mengobrol dengan teman sebangku atau teman di depan maupun di belakang bangku. Ada seorang peserta didik yang bermain kalkulator, padahal saat pembelajaran komunikasi bisnis pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional tidak memerlukan kalkulator. Ada enam peserta didik yang menyandarkan kepalanya di atas meja, terlihat seperti lelah dan mengantuk. Peserta didik akan memfokuskan perhatiannya di dalam pembelajaran jika guru sudah menegur untuk fokus pada pelajaran. Terlihat bahwa minat peserta didik rendah dalam hal memperhatikan dan mendengarkan mata pelajaran yang disampaikan guru. Hasil belajar peserta didik mata pelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional di kelas X Akuntansi 1 terlihat bahwa; Ada dua puluh delapan peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM (75). Ada delapan peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM (75). 5

KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator kompetensi normatif dan adaptif adalah 75%. 7 Permasalahan yang timbul di kelas X Akuntansi 1 dirasa guru sebagai sebuah permasalahan yang perlu segera diatasi dan dicarikan solusinya. Guru mulai merasa resah dengan keadaan yang terjadi di kelas X Akuntansi 1 pada mata pelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Rendahnya minat yang meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang peserta didik di kelas X Akuntansi 1, membuat guru merasa bahwa tujuan pembelajaran di kelas X Akuntansi 1 mata pelajaran komunikasi bisnis tidak tercapai secara maksimal. Proses pembelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional seharusnya memberikan peserta didik sebuah pembelajaran tentang tata cara melakukan komunikasi yang baik. Peserta didik seharusnya mampu mendengarkan dan memperhatikan dengan baik atas materi yang sedang disampaikan oleh guru. Tetapi, senyatanya dalam proses pembelajaran di kelas X Akuntansi 1 mata pelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional terlihat bahwa peserta didik belum mampu memperhatikan dengan baik materi pelajaran yang disampaikan oleh guru mata pelajaran komunikasi bisnis. Upaya untuk mengatasi permasalahan yang timbul di kelas X Akuntansi 1, guru perlu meningkatkan pembelajaran peserta didik pada pembelajaran yang 7 Kurikulum SMK N 1 Salatiga, op. cit. hal. 78. 6

menarik minat peserta didik. Minat peserta didik meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang peserta didik pada mata pelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Metode ceramah tidak cocok dalam pembelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Terlihat bahwa perhatian peserta didik tidak fokus terhadap materi pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru mata pelajaran komunikasi bisnis. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pembelajaran aktif adalah dengan memberikan tugas-tugas belajar yang dikerjakan dalam tim-tim kecil. Seringkali para peserta dapat lebih banyak belajar dengan cara ini dibandingkan jika anda mengajarkannya di depan kelas. Dorongan dari teman-teman dan keragaman cara pandang, pengetahuan, dan ketrampilan juga membantu pembelajaran berkelompok sebagai bagian yang bermanfaat dalam pelatihan yang aktif. 8 Penulis dalam upaya meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang peserta didik di kelas X Akuntansi 1 pada mata pelajaran komunikasi bisnis akan menggunakan pembelajaran berkelompok. Salah satu metode pembelajaran berkelompok adalah investigasi kelompok. Penulis akan menggunakan metode investigasi kelompok dalam upaya meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang peserta didik kelas X Akuntansi 1 pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Seorang guru dapat menggunakan strategi investigasi kelompok di dalam proses pembelajaran dengan beberapa keadaan antara lain sebagai berikut; (1) bilamana guru bermaksud agar siswa-siswa mencapai studi yang mendalam tentang isi atau materi, yang tidak dapat dipahami secara memadai dari sajian-sajian 8 Judith Mel Silberman, 101 cara pelatihan dan pembelajaran aktif, Hak Cipta Bahasa Indonesia PT Indeks, Jakarta, 2010, hal. 161. 7

informasi yang terpusat pada guru, (2) bilamana guru bermaksud mendorong siswa untuk lebih skeptis tentang ide-ide yang disajikan dari fakta-fakta yang mereka dapatkan, (3) bilamana guru bermaksud meningkatkan minat siswa terhadap suatu topik dan memotivasi mereka membicarakan berbagai persoalan di luar kelas, (4) bilamana guru bermaksud membantu siswa memahami tindakantindakan pencegahan yang diperlukan atas interprestasi informasi yang berasal dari penelitian-penelitian orang lain yang mungkin dapat mengarah pada pemahaman yang kurang positif, (5) bilamana guru bermaksud mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penelitian, yang selanjutnya mereka dapat pergunakan di dalam situasi belajar yang lain, seperti halnya co-operative learning, (6) bilamana guru menginginkan peningkatan dan perluasan kemampuan siswa. 9 Penulis menggunakan metode investigasi kelompok berangkat dari pernyataan satu, dua, tiga, dan enam. Sehingga penulis merasa cocok dalam penggunaan metode investigasi kelompok di dalam kelas X Akuntansi 1 pada mata pelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Kelebihan dari metode investigasi kelompok dapat kita lihat sebagai berikut: Model Investigasi kelompok mempunyai kelebihan dan komprehensivitas, dimana model ini memadukan penelitian akademik, integrasi sosial, dan proses belajar sosial. Model ini juga dapat dipergunakan dalam segala areal subjek, dengan seluruh tingkat usia. Penerapan model investigasi kelompok dalam proses pembelajaran memberikan dampak intruksional dan dampak pengiring. Dampak pembelajaran terutama sekali berupa terwujudnya proses efektivitas kelompok, mengembangkan wawasan dan pengetahuan serta dapat menumbuhkan disiplin dalam inquiry kolaboratif. Penerapan investigasi kelompok juga mempunyai dampak nurturant terutama sekali berupa kebebasan sebagai pelajaran, menumbuhkan harga diri serta mengembangkan kehangatan dan affiliasi. 10 9 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, 2010, hal. 152. 10 Ibid, hal. 154. 8

Kompetensi dasar yang akan digunakan adalah melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional membahas tentang dasar-dasar komunikasi dan penyusunan komunikasi bisnis serta melaksanakan komunikasi dengan efektif. Proses pembelajaran komunikasi bisnis di kelas X Akuntansi 1 dengan menggunakan metode investigasi kelompok dirasa cocok dilakukan pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional. Peserta didik komunikasi bisnis diharapkan di dalam proses pembelajaran dengan metode investigasi kelompok akan mendapatkan pengalaman-pengalaman komunikasi yang baik dan mampu melaksanakan komunikasi secara optimal di lingkungan masyarakat sekitar dan di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. Rumusan masalah penelitian tindakan adalah Apakah Minat yang Meliputi Perhatian, Kegiatan, serta Rasa Senang dan Hasil Belajar Peserta Didik Kompetensi Dasar Melaksanakan Komunikasi Bisnis Secara Profesional di Kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga Dapat Ditingkatkan dengan Metode Investigasi Kelompok. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan bertujuan untuk mendiskripsikan penggunaan metode investigasi kelompok dapat memberikan pengaruh positif berupa : 1. Peningkatan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, dan rasa senang peserta didik pada mata pelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. 9

2. Peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran komunikasi bisnis kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penilitian tindakan yang dilaksanakan di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi guru diharapkan dapat bermanfaat di dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang, dan hasil belajar peserta didik khususnya pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. 2. Bagi peserta didik, penelitian tindakan diharapkan dapat meningkatkan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar peserta didik pada kompetensi dasar melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. 3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memajukan sekolah yang di lihat dari segi peningkatan minat yang meliputi perhatian, kegiatan, serta rasa senang dan hasil belajar peserta didik kompetensi dasar 10

melaksanakan komunikasi bisnis secara profesional di kelas X Akuntansi 1 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga. 11