PENELITIAN TENTANG PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH : STUDI KASUS DI TIONGKOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan ini meningkatkan lembaga bank itu sendiri serta peraturanperaturan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

Analisis Aktivitas Pendanaan

Indikator Perkembangan Sektor Keuangan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi penyaluran kredit memaksa bank-bank di Indonesia untuk memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Domestik Bruto (PDB) dalam jangka panjang. Demikian juga halnya pembangunan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

I. PENDAHULUAN. dunia perbankan semakin ketat. Tantangan di dunia perbankan akan semakin sulit

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative, maupun instrumen

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

Bab I PENDAHULUAN. suatu negara bahkan antar negara (Guidara, 2013). Pada awalnya, bank merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta memberikan fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya laporan keuangan diungkapkan Belkoui (1993) dalam

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan perusahaan dalam. mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005

BAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB 3 PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Ada beberapa instrumen keuangan banyak digunakan oleh perusahaan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya suatu perusahaan umumnya adalah untuk. memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Paparan Publik Tahunan, 7 Mei PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

Bab 10 Pasar Keuangan

Sambutan Komisaris Utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. baik perusahaan tersebut bergerak dalam bidang jasa maupun produksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Industri biasa dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitornya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bagi perusahaan keuangan khususnya perbankan, permodalan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank didefinisikan. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. diantara prinsip-prinsip tersebut yang paling utama adalah tidak

I. PENDAHULUAN. eksternal. Keputusan pendanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap kondisi

I. PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi masih. belum sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerima simpanan (deposit) dari masyarakat, kemudian simpanan tersebut

-2- persyaratan agar divestasi yang dilakukan atas inisiatif sendiri tidak dimanfaatkan Bank untuk melakukan kegiatan investment banking. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap orang perlu melakukan investasi, karena nilai uang yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

SEKURITISASI ASET : SURAT UTANG KOPERASI. Kemenkop dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. PT BPD DIY (Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta) sedang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

Transkripsi:

PENELITIAN TENTANG PEMBIAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH : STUDI KASUS DI TIONGKOK Abstrak Batasan pendanaan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah sebuah alasan penting dari perkembangannya di beberapa tahun terakhir, kebijakan nasional dan aspek legal juga merupakan usaha keras untuk mempromosikan perkembangan UKM, pembiayaan UKM masih merupakan halangan terbesar bagi para wirausahawan. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai analisis alasan pembiayaan UKM dan membimbing institusi keuangan untuk menjadi produk-produk keuangan inovatif dan mengembangkan layanan keuangan, variasi pembiayaan pada saat yang bersamaan, mengembangkan saluran-saluran pembiayaan untuk UKM, bisa juga membangun sistem keamanan kredit multi level. Keamanan masih menjadi isu yang sulit dipecahkan bagi UKM. Perkembangan UKM di Tiongkok memainkan peran yang penting bagi perkembangan ekonomi negara tersebut. Terdapat lebih dari 10 juta UKM atau sebesar 99% dari jumlah total perusahaan terdaftar, nilai total hasil produk dan keuntungan mencapai 60% pencapaian nasional dan menyediakan sekitar 75% dari kebutuhan lapangan pekerjaan. Jadi pemecahan masalah pembiayaan bagi UKM secara layak menjadi penting. Baru-baru ini, Komisi Perkembangan dan Reformasi Nasional Tiongkok mengeluarkan hasil survey : pinjaman UKM turun sebesar lebih dari 56%. Sebuah survey dari Biro Nasional Statistik juga menunjukkan bahwa hampir 25% dari modal kerja dari perusahaan perorangan diperoleh dari lintah darat. Membiayai perkembangan UKM menjadi salah satu masalah utama. Dari sudut pandang global, pembiayaan juga sangat membatasi perkembangan UKM. 1. Kesulitan pembiayaan UKM Tiongkok disebabkan alasan-alasan utama sebagai berikut Di tahun 2003, 56% dari PDB Tiongkok, 59% dari penjualan di masyarakat, 46% dari pendapatan, 62% dari ekspor, 75% dan penyerapan tenaga kerja berasal dari UKM. Namun peran yang besar ini tidak proporsional dengan sumber daya keuangan UKM. 1.1. Status pembiayaan UKM 1.1.1. Dana operasional dan darurat normal tidak mencukupi

UKM tidak seperti perusahaan besar yang dapat menerbitkan obligasi, saham, dan jenis instrumen keuangan lainnya untuk mengumpulkan dana. Pada saat yang bersamaan, sulit bagi UKM untuk mengajukan pinjaman dana dari lembaga keuangan karena kecilnya jumlah laba ditahan, depresiasi aset, dan akumulasi modal internal. 1.1.2. Kurangnya akses untuk dukungan kredit Berdasarkan statistik, 3.000.000 pengajuan kredit individual ke bank hanya disetujui 10% saja. Berdasarkan survey di Provinsi Zhejiang pada tahun 2001, investasi perorangan yang berasal dari pinjaman bank hanya sebesar 20,1% saja. Dibandingkan dengan perusahaan besar, struktur keuangan UKM berada dalam kondisi yang jauh lebih sulit. Umumnya, UKM memiliki kondisi keuangan yang lemah dan tingkat kredit rendah. Ketika lembaga keuangan memberikan kredit untuk UKM, jaminan dan garansi yang diminta sangat ketat bahkan hanya untuk mengubah termin pinjaman, misalnya memperpendek periode pinjaman, menyesuaikan tingkat bunga dan sebagainya. Di sisi lain, prosedur kredit yang rumit juga mempengaruhi pembiayaan UKM. 1.1.3. Saluran yang sempit untuk pembiayaan langsung Dikarenakan tingginya ambang batas untuk pasar saham dan sistem permodalan usaha, sulit untuk mengumpulkan modal melalui pasar modal bagi UKM. Berdasarkan survey People s Bank of China di bulan Agustus 2003, 98,7% pembiayaan UKM berasal dari bank. Artinya hanya 1,3% berasal dari pembiayaan langsung. 1.1.4. Kekurangan dana sendiri Perusahaan non-terbuka di Tiongkok dari kecil ke besar dan dari lemah ke kuat utamanya bergantung pada akumulasi dana mereka sendiri, yang sangat membatasi perkembangan bisnis dan pertumbuhan ukuran dan kekuatan yang cepat. Berdasarkan penelitian International Finance Corporation, pemilik modal dan laba ditahan yang memiliki sumber pendanaan sendiri adalah sejumlah 30% dan 26%, sementara obligasi dan pendanaan eksternal sejumlah kurang dari 1%. 1.2. Penyebab utama pembiayaan UKM UKM memiliki pertimbangan mereka sendiri dalam pendanaan, namun bank dan lembaga keuangan sebagaimana politisi juga memiliki berbagai pertimbangan dan banyak alasan lain sebagai berikut : 1.2.1. UKM biasanya beroperasi dalam skala kecil UKM biasanya beroperasi dalam skala kecil, dengan kemampuan yang rendah untuk mengantisipasi risiko, kompetisi industri, dan bahkan lebih susah lagi untuk bertahan. Dengan alasan keamanan, bank akan lebih memilih memberikan kredit pada

perusahaan berskala besar. Dalam pendanaan, tanah, properti, dan aset lainnya sering digunakan sebagai jaminan. Jaminan inilah yang tidak banyak dimiliki oleh UKM di Tiongkok sehingga susah untuk mendapatkan pinjaman. 1.2.2. Lemahnya garansi skala kecil, risiko terdesentralisasi, dan kapasitas kredit perusahaan Berdasarkan survey, rasio pinjaman UKM mencapai 23,8%. Karena implementasi pengamanan, sebanyak 32.3% kredit tidak dapat disetujui. Jumlah total penolakan pinjaman mencapai 56,1%. Bagaimanapun juga, nilai jaminan yang dimiliki oleh UKM memang tidak bisa mencukupi kebutuhan kredit perusahaan. Pendirian agen penjaminan kredit yang dibiayai pemerintah biasanya juga hanya menjamin perencanaan pendanaan awal untuk dukungan keuangan, kurangnya tindak lanjut mekanisme kompensasi. Pemilikan agen penjaminan pribadi juga menimbulkan diskriminasi karena hanya mau memberi jaminan untuk orang-orang tertentu saja. 1.2.3. Penilaian kredit UKM yang lebih rendah juga mempengaruhi antusiasme bank memberikan kredit Kapasitas yang terbatas dari UKM terhadap pendanaan, informasi asimetris, dampak dari antusiasme perbankan. Lemahnya dasar manajemen dari UKM, dan kurangnya mekanisme dukungan pemerintah. Sebagai bagian kecil dari pelaporan keuangan di belakangnya, kurangnya transparansi informasi, kurangnya departemen audit memberikan sinyal bahwa bank akan menghadapi risiko yang besar jika memberikan pinjaman pada UKM. Selain itu, kompleksitas terkait transaksi, sistem keuangan dan level transparansi yang rendah bukan kondisi yang bagus untuk mengajukan kredit. Pengajuan pinjaman UKM dikategorikan sebagai tidak terlalu penting dan sering. Pinjaman bank yang diberikan pada UKM seringkali merupakan hasil dari informasi asimetris, transaksi kredit dan biaya pengawasan dan risiko yang lebih besar daripada pinjaman. Di tahun 2003, dari jumlah pinjaman bank ke UKM menghasilkan angka NPL sebesar 32,1% sehingga makin menurunkan ketertarikan bank untuk memberikan pinjaman pada UKM. 2. Sistem pembiayaan juga mempengaruhi keuangan UKM Sudah lama UKM hanya memperoleh porsi kredit yang sedikit dari bank. Kebijakan dan sistem keuangan di Tiongkok dibuat berdasarkan perusahaan-perusahaan milik negara, khususnya yang besar. Hal ini menyebabkan ketimpangan yang menghambat perkembangan UKM, khususnya dalam hal-hal berikut ini :

2.1. Distribusi sumber daya keuangan dan distribusi UKM tidak seimbang, dan kebijakan pemerintah tidak cukup kuat Untuk mengantisipasi risiko keuangan, bank-bank komersial milik negara banyak mengutamakan kucuran dana untuk proyek besar milik perusahaan besar di kota besar. Strategi ini menyebabkan rendahnya porsi kredit untuk UKM. Pemerintah Tiongkok telah menyiapkan pendanaan inovasi teknologi dan pendanaan pengembangan pasar internasional untuk UKM, namun tiap tahunnya hanya 10 M yang berhasil disalurkan pada UKM. 2.2. Insentif bank yang tidak memadai Bank-bank besar meningkatkan manajemen risiko mereka sehingga rasio NPL (Non Performing Loan) kredit harus ditanggung seumur hidup, dan keuntungan ekonomis yang dihasilkan dari pemberian pinjaman tidak cukup memberikan insentif sehingga bank menjadi enggan memberikan jaminan. 2.3. Agen layanan sosial tidak sempurna Untuk memperoleh pinjaman, UKM harus memiliki jaminan yang layak. Sementara itu, tidak ada mekanisme evaluasi dan supervisi kredit nasional, lembaga anggaran pusat belum mengeluarkan kebijakan yang jelas. Jika UKM ingin menyediakan jaminan untuk pengajuan pinjaman, mereka harus mengajukan aplikasi penilaian properti, mendaftar, membuat asuransi, mengurus ke notaris, dan prosedur rumit lainnya yang melibatkan banyak departemen fungsional dan harus menyediakan banyak sekali informasi relevan serta biaya administrasi. 3. Pengukuran yang digunakan UKM untuk pembiayaan Untuk mendorong peran UKM di perkembangan ekonomi dan sosial Tiongkok, negara perlu mengambil beberapa langkah pengukuran dalam kesulitan keuangan. 3.1. Membimbing institusi keuangan, produk keuangan yang inovatif dan meningkatkan jasa keuangan Di tahun 1998, empat bank komersial utama milik negara telah dibentuk oleh kementerian keuangan dengan tujuan untuk menyesuaikan suku bunga pinjaman bagi UKM serta mendorong dan mengatur bisnis bank untuk menguatkan dan meningkatkan layanan keuangan bagi UKM. Sebagai contoh, bank sentral melakukan pendanaan dan pemotongan ulang serta menerbitkan obligasi untuk UKM dengan tujuan melayani

institusi keuangan berskala kecil-menengah. Dorongan-dorongan ini diharapkan mampu meningkatkan antusiasme UKM untuk berkembang. 3.2. Memperluas saluran pembiayaan untuk UKM Yang pertama adalah dengan mengadakan pendanaan untuk inovasi teknologi bagi UKM melalui diskon suku bunga. Dalam kurun waktu 1999-2003, negara telah menginvestasikan dana sebesar total 3,3 M yuan untuk mendukung 4.946 UKM berteknologi tinggi, yang kemudian secara cepat mendorong perkembangan UKM dan wirausahawan. Yang kedua adalah dengan mengadakan saham properti di lantai bursa. Saat ini, Tiongkok telah mengadakan lebih dari 200 level dan ukuran berbeda dari saham properti di bursa. Pada tahun 2003, volume perdagangan saham properti di Shanghai telah melebihi 30 M yuan untuk semua jenis aset. Yang ketiga adalah dengan memberikan dorongan kepada pegadaian untuk dapat menyalurkan dana pada UKM dengan jaminan yang tidak terlalu besar. 3.3. Sulit untuk membangun sistem garansi kredit multilevel bagi UKM untuk memecahkan masalah keamanan Pemerintah lokal di semua level perlu mendukung UKM. Dari pengalaman bertahuntahun, Tiongkok telah secara bertahap mengeksplor UKM berdasarkan pepatah kuno Satu badan, dua sayap, empat lantai. Satu badan atau integrasi berarti model badan utama menekankan pada diversifikasi pendanaan dan operasi perusahaan berorientasi pasar. Dua sayap mengacu pada garansi keamanan komersial dan sipil sebagai pelengkap dan kondisi mutualistik yang diraasa perlu. Empat lantai mengacu pada level pusat, level provinsi, level kota, dan level distrik. Berdasarkan statistik, di akhir 2003, negara telah mendirikan beberapa jenis garansi kredit bagi UKM. 3.4. Untuk mempromosikan sistem kredit UKM, meningkatkan kapasitas pembiayaan UKM Agar UKM mampu meningkatkan kualitas dan daya saing secara keseluruhan, kredit harus distandarisasi dan ditingkatkan. Di satu sisi, mendirikan dan meningkatkan bisnis eksternal UKM membutuhkan sistem informasi dan sistem evaluasi kredit secara bertahap. Sementara itu, penting bagi bank untuk menyediakan informasi kredit dan menjaga janji untuk memperhatikan UKM. Di sisi lain, memperkuat sistem kredit perusahaan membutuhkan usaha untuk memperkuat manajemen internal dari kontrak, pemasaran, pengumpulan data klien, investigasi manajemen dan akuntansi.