BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat, sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Secara garis besar, infrastruktur merujuk ke dalam berbagai bidang, yaitu infrastruktur dalam bidang teknis atau fisik, infrastruktur dalam bidang sosial dan infrastruktur dalam bidang teknologi dan informasi. Infrastruktur dalam bidang teknis atau fisik merupakan infrastruktur yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolaan limbah, listrik, telekomunikasi dan infrastruktur lainnya yang selain fasilitas akan tetapi dapat pula mendukung aktivitas ekonomi masyarakat. Infrastruktur sosial merupakan infrastruktur yang mendukung kebutuhan dasar seperti sekolah dan rumah sakit. Dalam bidang militer infrastruktur sosial merujuk pada bangunan permanen dan instalasi yang diperlukan untuk mendukung operasi militer. Infrastruktur dalam bidang teknologi dan informasi merupakan infrastruktur yang mendukung komunikasi formal dan informal serta ketersediaan informasi online dan internet. Infrastruktur juga dapat dibagi menjadi enam kategori besar, yaitu kelompok jalan yang meliputi jalan raya dan jembatan, kelompok transportasi yang meliputi transit, jalan rel, pelabuhan dan bandar udara, kelompok air yang meliputi air bersih, air kotor dan sistem saluran air, kelompok manajemen limbah, kelompok bangunan dan fasilitas olahraga luar dan kelompok produksi dan distribusi energi yang meliputi minyak dan gas (Griggs, 1995). Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia, sehingga Kota Medan layak disebut kota metropolitan. Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan infrastruktur yang memadai. Pada praktiknya pembangunan infrastruktur di Kota Medan telah banyak dilakukan, namun perlu ada pengembangan dan
2 perbaikan. Adanya pengembangan dan perbaikan tersebut dinilai sangat penting karena akan menunjang Kota Medan sebagai kota metropolitan dengan perekonomian yang baik dan masyarakat yang sejahtera. Tidak dapat dipungkiri, pengembangan infrastruktur di Kota Medan harus memakan dana yang sangat besar, maka pengembangan infrastruktur ini harus dilakukan secara bertahap dengan adanya prioritas. Prioritas infrastruktur yang akan dikembangkan dapat dilihat dari apa yang dibutuhkan oleh Kota Medan terutama yang dibutuhkan oleh masyarakat. Penentuan prioritas ini dinilai cukup sulit karena banyaknya infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat yang harus dikembangkan. Dalam penentuan prioritas infrastruktur ini, harus diperhatikan kriteria-kriteria infrastruktur. Kriteria-kriteria tersebut digunakan untuk membandingkan infrastruktur yang akan dikembangkan sebagai prioritas. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang tepat dalam menentukan prioritas infrastruktur yang akan dikembangkan di Kota Medan. Metode AHP ini mulai dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika yang bekeja pada University Of Pittsburgh di Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor logika, pengalaman, pengetahuan, emosi dan rasa untuk dioptimasi dalam suatu proses yang sistematis. Metode AHP dapat memecahkan masalah yang sangat kompleks tidak terstruktur yang disebabkan ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan, serta ketidakpastian ketersediaan data statistik yang akurat. Komponen utama dari model metode AHP ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya merupakan persepsi manusia. Artinya masalah tersebut dipecah dalam kelompok-kelompok yang akan menjadi suatu bentuk hirarki. Berdasarkan uraian tersebut, proses pengambilan keputusan pada metode AHP sangat tepat untuk mencari prioritas infrastruktur yang akan dikembangkan di Kota Medan.
3 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan dari penelitian ini dirumuskan untuk menentukan prioritas pengembangan infrastruktur Kota Medan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya masalah dalam penelitian ini, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut: 1. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data dari responden berupa wawancara atau pengisian angket. 2. Responden penelitian ini merupakan masyarakat Kota Medan yang sudah tinggal di Kota Medan selama lebih dari 10 tahun. 3. Responden penelitian ini merupakan masyarakat Kota Medan yang berumur 20 sampai 60 tahun yang diasumsikan telah mengetahui Kota Medan secara garis besar. 4. Infrastruktur yang akan dijadikan sebagai alternatif adalah enam kategori besar infrastruktur yaitu: a. Kelompok jalan b. Kelompok air c. Kelompok tranportasi d. Kelompok manajemen limbah e. Kelompok bangunan f. Kelompok produksi dan distribusi energy
4 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan prioritas pengembangan infrastruktur Kota Medan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), 1.5 Tinjauan Pustaka Menurut Thomas L. Saaty, Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan yang menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level di mana multi level pertama adalah tujuan, yang diikuti level factor, kriteria, sub kriteria dan alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. Hirarki tersebut digambarkan dalam bagan berikut: Gambar 1. 1 Bagan Pengelompokan Hirarki dalam AHP Menurut Prof. Dr. Iryanto, M. Si dalam tulisannya mengatakan bahwa Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu metode yang banyak digunakan dalam me-rating (memeringkat) berbagai masalah dan telah menunjukkan hasil
5 yang mengagumkan. Metode ini menyelesaikan permasalahan dengan memecah masalah sampai ke bagian yang paling kecil. Metode ini juga memiliki banyak keistimewaan seperti dapat digunakan tanpa data statistik dan dalam analisisnya menggunakan preferensi dari ahli. Namun demikian, metode AHP membutuhkan responden yang benar-benar ahli dalam bidang yang dianalisis. Dalam jurnal yang ditulis oleh Evangelos Triantaphyllou dan Stuart H. Mann, dikatakan bahwa banyak pengaplikasian teknik industri yang mengambil keputusan terakhir berdasarkan evaluasi dari alternatif-alternatif dalam ketentuan dari beberapa kriteria. Masalah ini disebut dengan pengambilan keputusan multikriteria. Kardi Teknomo dkk menguraikan tentang penggunaan AHP yang dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria, dan alternatifalternatif yang akan dibahas. Perbandingan berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari perbandingan berpasangan ini akan membentuk matriks di mana skala rasio diturunkan dalam bentuk eigenvektor utama. Dr. Rainer Haas dan Dr. Oliver Meixner dalam tulisannya mengatakan baha metode AHP dapat digunakan untuk masalah pengambilan keputusan yang sangat kompleks, di mana di dalamnya terdapat level kriteria dan sub kriteria. Metode AHP juga dapat digunakan untuk aplikasi yang bermacam-macam seperti strategi pemasaran, alokasi sumber daya, kebijakan bisnis dan publik, seleksi program dan lain sebagainya Ming-Lung Hung dkk dalam jurnalnya mengatakan bahwa metode AHP merupakan metode yang telah diaplikasikan secara ekstensif terhadap berbagai masalah pengambilan keputusan manajemen lingkungan. Pada beberapa kasus, proses pada metode AHP memiliki ketidaktentua, namun dapat dikurangi dengan menggunakan metode fuzzy linguistic.
6 1.6 Kontribusi Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai tolak ukur untuk pemerintah Kota Medan dalam pengambilan keputusan dalam memilih infrastruktur yang akan dikembangkan. 2. Sebagai bahan untuk pengembangan ilmu dalam bidang pengambilan keputusan. 1.7 Metodologi Penelitian Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Mencari dan melakukan studi literatur dari beberapa buku, jurnal dan karya tulis yang berhubungan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan tentang infrastruktur di Kota Medan. 2. Menentukan kriteria dan alternatif infrastruktur yang akan dikembangakan di Kota Medan. 3. Menyusun kuesioner penelitian serta pendistribusian kuesioner kepada responden. 4. Menganalisa data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan langkah-langkah: a. Mendefinisikan masalah. b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan, dilanjutkan dengan kriteria dan alternatif pilihan infrastruktur. c. Membentuk matriks perbandingan berpasangan. d. Menormalkan data. e. Menghitung nilai eigen vektor dari setiap matriks perbandingan berpasangan. f. Menguji konsistensi hirarki. g. Membuat kesimpulan dari hasil yang telah didapat.