PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL TATA CAHAYA. Desain Interior Universitas Esa Unggul. Oleh: Muhammad Fauzi. S.Des., M.Ds

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

o. Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku

PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO.7 TAHUN 1964 tentang SYARAT KESEHATAN, KEBERSIHAN SERTA PENERANGAN DALAM TEMPAT KERJA MENTERI PERBURUHAN

Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

Bab 11 Standar Pencahayaan

BAB IV ANALISIS DATA. menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang diperoleh,

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

11. Batasan dan Definisi Judul I 1.2. Latar Belakang Permasalahan I

BAB III LANDASAN TEORI

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

KAJIAN KOORDINASI SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS HALUOLEO)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DESAIN PENCAHAYAAN LAPANGAN BULU TANGKIS INDOOR ITS

PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA DI LINGKUNGAN SEKITAR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN IPB

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi masyarakat daerah dan sekitar perindustrian yang berkembang dalam

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB

Efektivitas Pencahayaan Alami pada Bangunan 2 Tingkat dan Kaitannya dengan Kebutuhan Penghuni

Analisa Sistem Pencahayaan Buatan Ruang Intensive Care Unit. Hanang Rizki Ersa Fardana, Pembimbing : Ir. Heri Joestiono, MT

BAB 3 METODE PENELITIAN

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA TENAGA KERJA BAGIAN RECING P.T. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT PENERANGAN (ILUMINASI) RUANG KENDALI UTAMA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA PTRKN-BATAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Penerangan Alami Dan Bukaan Bangunan

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

A. SISTEM UTILITAS Sinar Matahari

Analisis standar dan prosedur pengukuran intensitas cahaya pada gedung

Konservasi energi pada sistem pencahayaan

Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan

Oleh : Heri Justiono

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB V KAJIAN TEORI. yang dipadukan dengan sentuhan arsitektur modern yang. dalam kehidupan masyarakat serta keselarasan antara alam, bangunan, dan

GAMBARAN INTENSITAS PENERANGAN DI LINE PAINTING PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR...

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

ANALISA SISTEM PENCAHAYAAN BUATAN RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Bab 13 Pergerakan Matahari dan Pemodelan Angkasa. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T Pergerakan Matahari

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

RANCANGAN ILUMINASI PADA RUANG BACA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA (BAPERASDA) TUGAS SARJANA. Rilpani Orien Meliala

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH

SOAL PERSIAPAN IPA-FISIKA TAHUN PELAJARAN

PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150 Pekanbaru

BAB III METODE PEMBAHASAN

Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

PERMASALAHAN Intensitas penerangan yang kurang dapat menyebabkan gangguan visibilitas dan eyestrain Intensitas penerangan yang berlebihan juga dapat menyebabkan glare, reflections, excessive shadows, eyestrain

SUMBER PENCAHAYAAN Pencahayaan alami yaitu bersumber dari sinar matahari Pencahayaan buatan yaitu bersumber dari pencahayaan yang dibuat manusia seperti lampu pijar, lampu TL, lampu merkuri dan lainnya

MACAM PENCAHAYAAN Berdasarkan cara pengukuran, dibagi menjadi 3: 1 Pencahayaan lokal atau setempat yaitu penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan 2 Pencahayaan umum yaitu penerangan di seluruh area tempat kerja a) Untuk ruang yang tidak teratur misal adanya penghalang, susunan lampu yang tidak teratur maka titik pengukuran acak dan banyak b) Untuk ruang yang teratur misal tidak ada hambatan atau rintangan atau sekat dalam pengukuran maka titik pengukurannya harus berdasarkan luas ruangan 3 Pantulan cahaya (refflectance) diukur dengan cara membandingkan intensitas pantulan dengan intensitas sumber cahaya lokal

DEFINISI 1. Lux adalah satuan intensitas penerangan per meter persegi yang dijatuhi arus cahaya 1 lumen 2. Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penerangan dalam satuan lux

ALAT UKUR

PERATURAN Intensitas penerangan menurut jenis pekerjaan diatur dalam Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

TINGKAT PENERANGAN (NAB) Penerangan darurat Area Kegiatan Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seper:: Mengerjakan bahan-bahan kasar Mengerjakan arang atau abu Mengerjakan barang-barang yang besar Mengerjakan bahan tanah atau batu Gang-gang, tangga di dalam gedung yang selalu dipakai Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan kasar Tingkat Penerangan Minimal (Lux) 5 lux 20 lux 50 lux

TINGKAT PENERANGAN (NAB) Area Kegiatan Pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas, seper:: Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah selesai Pemasangan yang kasar Penggilingan padi Pengupasan/pengambilan dan penyisihan bahan kapas Mengerjakan bahan-bahan pertanian Kamar mesin dan uap Alat pengangkut orang dan barang Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil Kakus, tempat mandi dan tempat kencing Tingkat Penerangan Minimal (Lux) 100 lux

TINGKAT PENERANGAN (NAB) Area Kegiatan Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil agak teli:, seper:: Pemasangan alat-alat yang sedang (:dak kasar) Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang Menjahit teks:l atau kulit yang berwarna muda Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng Pembungkusan daging Mengerjakan kayu Melapis perabot Tingkat Penerangan Minimal (Lux) 200 lux

TINGKAT PENERANGAN (NAB) Area Kegiatan Pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan kontras sedang dan dalam waktu yang lama, seper:: Pemasangan yang halus Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus Pemeriksaan yang halus Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran) Penjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, menge:k atau pekerjaan kantor yang lama dan teli: Tingkat Penerangan Minimal (Lux) 500 1000 lux

TINGKAT PENERANGAN (NAB) Area Kegiatan Pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama, seper:: Pemasangan ekstra halus (arloji, dll) Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat) Percobaan alat-alat yang ekstra halus Tukang mas dan intan Penilaian dan penyisihan hasil-hasil tembakan Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua Tingkat Penerangan Minimal (Lux) Paling sedikit 1000 lux

ALAT UKUR Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya dapat langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor.

PERSYARATAN PENGUKURAN a. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan b. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan

METODE PENGUKURAN a. Hidupkan luxmeter yang telah terkalibrasi dengan membuka penutup sensor/ fotosel b. Lakukan pengukuran pada titik yang sudah ditentukan, baik untuk pengukuran intensitas penerangan setempat atau umum c. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil d. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan e. Matikan luxmeter setelah selesai melakukan pengukuran

CARA KERJA 1. Sebelum pengukuran, tutup fotosel dengan bahan tidak tembus cahaya dan memastikan bahwa jarum/ display menunjukkan angka O 2. Sebelum pembacaan dilakukan pindahkan penutup dan biarkan sel terpapar cahaya selama 5 menit 3. Bila pengukuran dilakukan pada bidang horizontal setinggi + 0,85 m di atas lantai 4. Bila pengukuran dilakukan pada tangga atau koridor, maka luxmeter harus di letakkan di lantai atau tempat injakan kaki

CARA KERJA 6. Bila tingkat iluminasi pada bidang vertikal atau condong diukur maka pembacaan harus dilakukan pada bidang relevan 7. Bila pengukuran dilakukan di tempat karja dimana sumber cahaya lampu TL atau lampu merkuri pembacaan dilakukan paling sedikit 5 menit setelah lampu tersebut menyala 8. Pakaian surveyor hendaknya berwarna gelap. Hal ini untuk mencegah pantulan cahaya dari pakaian surveyor

CARA KERJA 9. Pembacaan dilakukan dengan keadaan perabot dan penghuni ruang pada posisi kerja normal 10. Bila suatu ruang kerja menggunakan cahaya alami dan buatan, maka dilakukan a) Pengukuran dilakukan dengan semua lampu menyala, membuka tirai sehingga sumber cahaya alami ikut terukur b) Pembacaan dilakukan setelah 5 menit terpajan c) Setelah pembacaan, matikan lampu lalu diukur kembali dan lakukan pembacaan d) Hasil gabungan pada proses diatas pada poin a) dikurangi hasil pembacaan poin c), jika belum mewakili bisa dilakukan pengukurandi malam hari

PENGUKURAN PENERANGAN UMUM & LOKAL 1. Penerangan Umum a. Ruang Teratur (regular) - tidak ada hambatan/ rintangan/ sekat dalam pengukuran - titik pengukuran dengan jarak 90-100 cm b. Ruang Tidak Teratur (irregular) - adanya penghalang, susunan lampu tidak teratur - titik pengukuran acak dan banyak 2. Penerangan Lokal a. Luxmeter di letakkan pada dasar tempat kerja (misalnya : meja) b. Pengukuran dilakukan > 1 kemudian di rata-rata

PENGUKURAN PENERANGAN UMUM & LOKAL 3. Pantulan a. Hadapkan fotosel pada dinding/ meja kemudian fotosel perlahan diangkat menjauh hingga angka/ jarum tetap (misal B) b. Mengukur intensitas cahaya lokal (misal A)

ANALISIS 1. Pencahayaan umum & lokal semua intensitas intensitas (lux) = titik pengukur IP 1 + IP 2 + IP 3 +... + IP n = n =... Lux 2. Pantulan intensitas pantulan % pantulan = X 100% intensitas sumber B = X 100% A =... %

NILAI PANTULAN YANG DIANJURKAN Deskripsi Pantulan (%) A Langit langit 80 90 B Dinding 40 60 C Meja, kursi & mesin 25 45 D Lantai 20

PROSEDUR KERJA b. Penerangan umum 1) contoh denah titik pengukuran luas ruangan kurang dari 10 meter persegi 1 m 1 m 1 m

PROSEDUR KERJA 2) Contoh DenahTitik Pengukuran dengan luas ruangan > 10 dan <100 meter persegi 3 m 3 m

PROSEDUR KERJA 3) Contoh Denah Titik Pengukuran dengan luas ruangan > 100 m persegi 6 m 6 m

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Keadaan tempat kerja secara keseluruhan 2. Penerangan umum dan penerangan tambahan 3. Kebersihan lampu, perlengkapan lampu 4. Jumlah lampu hidup, rusak, dan mati 5. Warna dinding, langit-langit, lantai, perabotan serta kebersihannya 6. Sumber kesilauan, sumber pencahayaan alami 7. Bayangan yang mengganggu 8. Petugas menggunakan pakaian yang tidak memantulkan cahaya

TUGAS INDIVIDU Carilah contoh-contoh pencahayaan di tempat kerja: Pencahayaan alami Pencahayaan buatan Pencahayaan lokal Pencahayaan umum Pantulan cahaya Glare Direct lighting Indirect lighting Semi direct lighting Semi indirect lighting General diffuse lighting