BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

I. PENDAHULUAN. Rifampisin adalah terapi lini pertama dari TBC, terutama dalam kombinasi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

I. PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini kehidupan mulai beranjak kembali kepada obat-obatan

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dengan 80% dari

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

I. PENDAHULUAN. prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China,

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit rematik artikuler, namun sampai sekarang belum juga ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah HIV/AIDS. Pada tahun 2012, terdapat 8.6 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh rusaknya ketahanan mukosa gaster. Penyakit ini. anemia akibat perdarahan saluran cerna bagian atas (Kaneko et al.

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

I. PENDAHULUAN. Di zaman yang modern sekarang ini radikal bebas tersebar di mana mana,

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

1 Universitas Kristen Maranatha

thiobarbituric acid (TBA) tidak spesifik untuk MDA (Montuschi et al., 2004; Singh, 2006; Rahman et al., 2012). Isoprostan (IsoPs) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mycobacterium tuberculosis. Insidensi TB di Asia Tenggara pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imunologi. Sel sel hati atau hepatosit mempunyai regenarasi yang cepat. Oleh

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Mendis et al, 2011). Berdasarkan data The World Health Organization. mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Hardjojo, 2012; WHO, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah back to nature (Sari, 2006). Namun demikian,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya peningkatan akumulasi lemak tubuh yang disebabkan oleh asupan kalori

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme berupa suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tuberkulosis yang menyerang organ diluar paru-paru disebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World Health Organization (WHO) dalam annual Report On Global TB Control 2011 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden countries terhadap TB. Indonesia menduduki peringkat ke-4 setelah India, China, dan Afrika Selatan dalam menyumbang jumlah kasus TB di dunia. Estimasi insiden TB menular ( basil tahan asam (+) ) di Indonesia adalah 107 per 100.000 penduduk untuk tahun 2004, sedangkan untuk tahun yang sama prevalensi TB adalah 110 per 100.000 penduduk (Aditama, 2008). Lima obat lini pertama yang sering digunakan dalam pengobatan TB adalah isoniazid, rifampisin, pirazinamid, ethambutol, dan streptomisin. Isoniazid dan rifampisin merupakan 2 obat yang paling aktif sehingga digunakan sepanjang waktu pengobatan (Chambers, 2001). Rifampisin bersifat bakterisid luas terhadap fase pertumbuhan Mycobacterium tuberkulosae, baik yang berada di luar maupun di dalam sel. Obat ini mematikan kuman yang dormant selama fase pembelahan yang singkat. Sehingga obat ini sangat penting untuk membasmi semua basil guna mencegah kambuhnya TB. Rifampisin menimbulkan warna oranye yang tidak berbahaya pada urin, keringat, air

mata, dan lensa mata. Efek samping yang sering terjadi salah satunya adalah gangguan fungsi hati (Katzung, 2007). Rifampisin salah satu obat yang sering dilaporkan menyebabkan hepatotoksik (Tasduq, 2006). Rifampisin menimbulkan kerusakan hepar melalui jalur idiosinkratik. Rifampisin merupakan induktor aktivitas enzim sitokrom P-450. Keterlibatan rifampisin pada aktivitas sitokrom P-450 ini mempengaruhi homeostasis kalsium. Jalur lain yang bertanggung jawab pada kerusakan hepar akibat rifampisin adalah melalui mekanisme stress oksidatif dimana terjadi peningkatan lipid peroksidase (Tasduq, 2006). Rifampisin menyebabkan peningkatan potensi dari isoenzim sitokrom P-450 yang menyebabkan kerusakan hati yang menjadi salah satu masalah dalam pengobatan tuberkulosis. Ada pengaruh kuat antara kerusakan hati dengan stress oksidatif pada percobaan hewan yang diberikan obat antituberkulosis. Pemberian antioksidan mungkin dapat menghambat perubahan oksidatif yang menyebabkan hepatotoksik (Tassaduq, 2011). Mahkota dewa ( Phaleria macocarpa) merupakan salah satu tumbuhan yang mempunyai potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi bahan obat karena tumbuhan tersebut diketahui mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Buahnya bulat, hijau ketika muda, dan merah marun ketika tua. Ukuran buahnya bervariasi dari sebesar ukuran bola pingpong sampai sebesar apel dengan ketebalan kulit 0,1-0,5 mm (Harmanto, 2002). Meskipun demikian akhir-akhir ini tumbuhan mahkota dewa banyak digunakan sebagai obat tradisional, baik secara tunggal maupun dicampur dengan obat-obatan tradisional lainnya. Hal tersebut disebabkan tumbuhan mahkota dewa mengandung senyawa-senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, resin, tanin, dan

lain-lain yang berkhasiat untuk antioksidan, antihistamin, obat asam urat, lever, rematik, kencing manis, ginjal, tekanan darah tinggi sampai kanker (Harmanto, 2002). Daun dan buahnya diketahui mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Selain itu didalam daunnya juga diketahui mengandung polifenol (Soeksmanto, 2007). Flavonoid dapat digunakan sebagai pelindung mukosa lambung, antioksidan, mengobati gangguan fungsi hati dan ginjal (Robinson, 1995). Untuk membuktikan hal ini maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan pemeriksaan makroskopis untuk melihat kerusakan hepar yang diinduksi oleh obat rifampisin. B. Perumusan Masalah Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap gambaran makroskopis hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin? C. Tujuan 1. Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada pengaruh pemberian ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap gambaran makroskopis hepar tikus ( Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi oleh rifampisin. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui efek ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap morfologi hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi oleh rifampisin. b. Mengetahui efek ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap berat hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi oleh rifampisin. c. Mengetahui efek ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap volume hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi oleh rifampisin. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap hepar. 2. Bagi Pembangunan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan yang akan mendukung upaya pemeliharaan tanaman mahkota dewa ( Phaleria macrocarpa) sebagai salah satu tanaman berkhasiat obat. Dengan demikian akan mendukung upaya pemerintah untuk menyukseskan program tanaman obat atau obat herbal.

3. Bagi FK Unila Meningkatkan iklim penelitian dibidang agromedicine sehingga dapat menunjang pencapaian visi FK Unila sebagai Fakultas Kedokteran Sepuluh Terbaik di Indonesia pada Tahun 2025 dengan kekhususan agromedicine. 4. Bagi Peneliti Lain a. Dapat dijadikan bahan acuan untuk dilakukannya penelitian yang serupa yang berkaitan dengan efek buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) b. Mencari khasiat senyawa lainnya yang terdapat dalam buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sehingga dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya. E. Kerangka Teori Hati adalah tempat detoksifikasi dan eksresi dari bilirubin. Beberapa plasma protein, termasuk albumin di sintesis di dalam hati. Hati juga melakukan regulasi terhadap plasma lipid dan lipoprotein. Jadi, kadar albumin, protein total, dan bilirubin dapat digunakan sebagai indikasi adanya kelainan fungsi hati. Aktivitas serum alanine aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST), dan alkaline phosphatase (ALP) dianggap sebagai penanda yang bagus terhadap kerusakan hati dan integritas hepatoseluler (Eminzade, 2008). Rifampisin adalah obat anti-tuberkulosis yang memiliki sifat bakterisid dengan cara menghambat DNA-dependent RNA polimerase (Sanofi, 2010). Obat ini memiliki efek samping yang sering terjadi yaitu hepatotoksik yang menjadi salah satu masalah dalam pengobatan tuberkulosis. Menurut Eminzade (2008) mekanisme hepatotoksik akibat rifampisin berhubungan dengan : 1) bioaktivasi obat oleh sitokrom P-450 2)

radikal bebas oksigen dan reaktif metabolisme dari obat 3) ketidakseimbangan pertahanan antara oksidan dan antioksidan, dan 4) peroksidase dari membran lipid yang memicu kehilangan intregitas hepatoseluler dan kegagalan fungsi hati. Rifampisin Hepar bioaktivasi obat oleh CTYP450 Radikal bebas oksigen Imbalance oksidan/antioksid Gangguan hepatoseluler dan Kadar bilirubin meningkatkan Penurunan albumin Fungsi Hati AST,ALT,dan ALP Gambar 1. Kerangka teori (Eminzade, 2008).

F. Kerangka Konsep Rifampisin Mahkota dewa (alkaloid, saponin dan flavonoid) Kerusakan hepar Makroskopis hepar Morfologi Berat Volume Gambar 2. Kerangka konsep. G. Hipotesis Ada pengaruh pemberian ekstrak buah mahkot dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap gambaran makroskopis hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diinduksi rifampisin.