TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM BUKU PETUAH TANAH LELUHUR: KUMPULAN CERITA RAKYAT KALIMANTAN BARAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

TINDAK TUTUR KOMISIF DALAM DEBAT PILKADA KABUPATEN SAMBAS TAHUN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA LAKON SUMUR TANPA DASAR KARYA ARIFIN C. NOER

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017 ISBN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Lili Hasmi Dosen STKIP Abdi Pendidukan Payakumbuh

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMUNIKATIF DALAM NOVEL SEPETAK RUMAH UNTUK TUAN BISWAS KARYA V.S NAIPAUL ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

KAJIAN PRAGMATIK PERCAKAPAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA ADVENT BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

Pelaksanaan Tindak Ujaran. Dwiyanti Nandang ( ) Meita Winda Lestari ( ) Pamela Yunita Sari ( ) Riza Indah Rosnita ( )

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA PADA RADIO MERCY FM TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

Transkripsi:

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM BUKU PETUAH TANAH LELUHUR: KUMPULAN CERITA RAKYAT KALIMANTAN BARAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH DWI NURUL FEBRIANA PUTRI NIM F11112086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM BUKU PETUAH TANAH LELUHUR: KUMPULAN CERITA RAKYAT KALIMANTAN BARAT Dwi Nurul Febriana Putri, Patriantoro, Amriani Amir Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan, Pontianak Email: dimanmomo05@gmail.com Abstrak.Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena saat berkomunikasi, terjadilah penyampaian pesan atau penyampaian maksud penutur kepada mitra tuturnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi dalam buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk dalam penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa di dalam buku Petuah Tanah Leluhur Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat digunakan tindak tutur ilokusi dalam bentuk arsetif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam buku Petuah Tanah Leluhur Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat ini berjumlah 35 data dengan rincian 4 tindak tutur arsetif, 19 tindak tutur direktif, 5 tindak tutur ekspresif, 2 tindak tutur komisif dan 5 tindak tutur deklaratif. Kata Kunci: Tindak Tutur, Tindak Tutur Ilokusi, Kumpulan Cerita Rakyat Abstract. Background of this research is when do communication, it will happen deliver message or deliver purpose of speaker to his friend. The purpose of this research is to describe ilocution speech in Ancestors Religious Advice: West Borneo folk story book". Method of this research is decriptive method. Data form of this research is qualitative research. Based on data analyze result has found if in this Ancestors Religious Advice of West Borneo Folk Story Book is used as ilocution speech act in form of assertive, directive, expressive, commitive and declarative. Ilocution speech act that be found in this Ancestors Religious Advice of West Borneo folk Story Book amount of 35 data consist of 4 assertive speech acts, 19 directive speech acts, 5 expressive speech acts, 2 commitive speech acts and 5 declarative speechacts. Keywords: Speech act, Ilocution Speech Act, Folk Stories B ahasa merupakan alat komunikasi masyarakat. Bahasa digunakan dalam menyampaikan informasi maupun melakukan sebuah tindakan. Menurut Chaer dan agustina (2010:11) bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa itu bersifat dinamis, maksudanya bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Terdapat sejumlah bentuk tuturan penutur dalam menyampaikan maksudnya. Cara-cara tersebut bergantung pada kemampuan pembicara dalam menyampaikan 1

pesannya kepada lawan bicaranya. Oleh karena itu, untuk memahami dan menafsirkan sebuah wacana, perlu dilakukan kajian tindak tutur agar maksud yang disampaikan penutur dapat diterima dengan baik oleh penutur. Proses memahami dan menafsirkan sebuah wacana agar tidak terjadi kerancuan tersebut membuat peneliti tertarik dan memilih tindak tutur sebagai kajian. Manusia berkomunikasi dengan bahasa. Saat berkomunikasi, terjadilah penyampaian pesan dan maksud penutur kepada mitra tuturnya. Saat proses penyampaian maksud tersebut terjadi peristiwa tutur atau tindak tutur yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah proses komunikasi. Objek yang diteliti yaitu kumpulan cerita Kalimantan Barat. Cerita rakyat yang dipilih yaitu cerita rakyat yang ada dalam Buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat. Data dalam penelitian ini adalah cerita versi Bahasa Indonesi dalam buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat yang berjumlah delapan cerita rakyat. Alasan pemilihan cerita rakyat tersebut adalah 1) karena cerita rakyat dalam buku tersebut mawakili beberapa daerah yang ada di Kalimantan Barat, 2) karena cerita rakyat tersebut menceritakan terbentuknya suatu pulau atau sungai yang ada di Kalimantan Barat. 3) karena menurut temuan awal, terdapat beberapa tindak tutur ilokusi yang bisa dianalisis dalam cerita rakyat tersebut, 4) karena tindak tutur yang ada di dalam cerita rakyat tersebut belum pernah diteliti. Alasan peneliti memilih tindak tutur adalah 1) karena tindak tutur merupakan alat komunikasi sehari-hari, 2) tindak tutur dapat menyampaikan informasi kepada lawan bicara, dan 3) tindak tutur memperjelas alur dan watak tokoh dalam sebuah cerita. Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang diturunkan secara turun temurun. Di dalamnya terdapat tindak tutur tokoh-tokoh rekaan atau tokoh-tokoh fiksi. Tindak tutur tersebut sudah sepatutnya dikaji agar tidak terjadi kerancuan atau kesalahpahaman. Pengkajian tindak tutur diharapkan dapat membantu proses penafsiran dan pemahaman wacana yang ada dalam warisan budaya masyarakat secara turun temurun dan tidak terjadinya kerancuan pesan yang berakibat fatal bagi masyarakat yang mendengar atau membaca sebuah tuturan terutama pada cerita rakyat yang dekat dengan masyarakat Alasan pemilihan tindak tutur ilokusi sebagai kajian dalam penelitian ini dijabarkan secara lengkap sebgai berikut. 1) tindak tutur ilokusi adalah bagian sentral dari sebuah komunikasi hingga menarik untuk diteliti, 2) menurut observasi awal terdapat banyak sekali tindak tutur ilokusi yang ditemukan pada cerita rakyat dalam buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat, 3) tindak tutur yang ada pada cerita raykat perlu dianalisis lagi agar tidak terjadi kesalahpahaman pembaca terhadap tuturan-tuturan yang terdapat dalam cerita rakyat dalam buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat sehingga pembaca dapat memahami maksud dari penulis, dan 4) peneliti ingin mendalami tindak tutur khususnya tindak tutur ilokusi sebagai implementasi mata kuliah pragmatik. Terdapat penelitian terdahulu tentang tindak tutur yang pernah diteliti mahasiswa FKIP Universitas Tanjungpura sebagai berikut. Tio Novaria Sinaga (2015) yang berjudul Analisis Tindak Tutur Pada Lakon Sumur Tanpa Dasar Karya Arifin C. Noer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 15 tuturan 2

lokusi, 80 tuturan ilokusi (terdapat 17 tindak tutur arsetif, 59 tindak tutur direktif, 1 tindak tutur komisif, dan 3 tindak tutur ekspresif), terdapat 13 tuturan perlokusi dan Mariana (2015) yang berjudul Tindak Tutur Direktif dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 18 tindak tutur direktif requestives, 36 tindak tutur direktif question, 14 tindak tutur direktif requirements, 4 tindak tutur direktif prohibitive, 4 tindak tutur direktif permissivess dan 15 tindak tutur direktif advisories. Perbedaan hasil peneliti dengan penelitian terdahulu dilihat dari data yang digunakan, Tio menggunakan dialog drama, Mariana menggunakan novel dan peneliti sendiri menggunakan cerita rakyat. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tindak tutur ilokusi dalam Buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat. Peneliti menggunakan teori Searle yang menggolongkan tindak tutur ilokusi itu ke dalam lima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif, yaitu asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi. Ruang lingkup penelitian ini merujuk pada objek yang diteliti yaitu kumpulan cerita Kalimantan Barat. Cerita rakyat yang dipilih yaitu cerita rakyat yang ada dalam Buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat. Terdapat tiga bahasa dalam buku tersebut yakni bahasa daerah, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah cerita versi Bahasa Indonesi dalam buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat yang berjumlah delapan cerita rakyat. Menurut Tarigan (2015:31) pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelaskan secara tuntas oleh referensi langsung pada kondisi-kondisi kenbenaran kalimat yang diucapkan. Rustono (1999:33), tindak tutur atau tindak ujar merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik sehingga menjadi dasar bagi analisis topiktopik pragmatik lain seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama, prinsip kesantunan, dan sebagianya. Tanpa memperhitungkan tindak tutur, kajian pragmatik masih berada di persimpangan. Gunawan (dalam Rustono, 1999:36-37) mengatakan tidak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Lokusi semata-mata merupakan tindak tutur atau tindak bertutur, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan makna kalimat sesuai dengan makna kata itu di dalam kamus dan makna kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya. Searle (dalam Rahardi, 2010:36), Tindakan perlokusi adalah tindak menumbuh pengaruh (effect) kepada mitra tutur. Tindak tutur ini disebut dengan the act of affecting someone. Tuturan tanganku gatal, misalnya dapat digunakan untuk menumbuhkan pengaruh (effect) rasa takut kepada mitra tutur. Rasa takut itu muncul, misalnya, karena si penutur itu berprofesi sebagai seseorang tukang pukul yang pada kesehariannya sangat erat dengan kegiatan memukul dan melukai orang lain. Austin (dalam Rustono, 1999:37) tindak ilokusi merupakan tindak untuk melakukan sesuatu. Hal tersebut membuat pembicaraan yang kita lakukan sangat berfungsi banyak dan membuat perbedaan besar untuk tindakan kita dalam arti 3

saat menuturkan sesuatu. Menurut Ibrahim (1992:22) asertif (assertives) mendaftar variasi dalam kekuatan kepercayaan yang diekspresikan dan maksud yang sesuai dengan yang diekspresikan. Menurut Ibrahim (1992:27) direktif (directives) mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitra tutur. Menurut Rustno (1999:41) tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Menurut Ibrahim (1992:34) komisif (comissives) merupakan tindak mewajibkan seseorang atau menolak untuk mewajibkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dispesifikasi dalam ini proposisinya yang bisa juga menspesifikasi kondisikondisi tempat isi itu dilakukan atau tidak harus dilakukan. Menurut Rustono (1999:42) tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Lahirnya sastra rakyat atau sastra lisan lebih dahulu daripada sastra tulis. Buktinya sastra lisan masih ada disetiap daerah-daerah sampai sekarang. Menurut Fang (1975:2) cerita asal usul adalah cerita rakyat yang tertua. Cerita-cerita ini sebenarnya sudah boleh dimasukkan ke dalam bidang mitos (myth). Cerita asal usul mungkin berupa sebuah cerita asalnya nama suatu tempat. Bascom (dalam Danandjaja, 2002:50), cerita prosa rakyat dapat dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu: (1) mite (myth), (2) legenda (legend), dan (3) dongeng (folklare). Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. METODE Metode penelitian bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian bahasa. Tujuan penelitian bahasa adalah mengumpulkan dan mengkaji data, serta mempelajari fenomena-fenomena kebahasaan (Djajasudarma, 2006:4). Penelitian mengenai tindak tutur ilokusi dalam kumpulan cerita rakyat pada Buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat karya Musa dan Setia dapat dikategorikan sebagai penelitian bahasa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hal ini dikarenakan metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah dengan cara mengungkapkan subjek atau objek sesuai fakta. Penelitian ini didasarkan pada fakta mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam Buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat. Alasan pemilihan metode deskriptif karena penelitian ini memberikan gambaran yang objektif mengeai objek penelitian tersebut. Bentuk dalam penelitian ini digunakan bentuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian. Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini mencoba untuk menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis di dalam masyarakat. Menurut Djajasudarma (2006:11), metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa. Data dalam penelitian ini adalah kalimat tuturan atau dialog antartokoh dalam cerita yang di dalamnya memuat tindak tutur 4

ilokusi bentuk asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi dalam buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat. Terdapat tiga bahasa dalam buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat karya Musa dan Setia dan diterbitkan pada tahun 2016. Data yang digunakan peneliti dalam rancangan penelitian ini yaitu Bahasa Indonesia. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku cerita rakyat yang berjudul Buku Petuah Tanah Leluhur: Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Barat, terbitan Penerbit Pijar Publishing, tahun 2016. Di dalam buku tersebut terdapat delapan judul cerita rakyat yakni Asal-Usul Kota Sintang Petong Keempat dan Aji Melayu, Asal-Usul Sungai Kawat, Bukit Tampun Jauh, Asal-Usul Bukit Kelam dan Sungai Melawi, Asal-Usul Bukit Piantus, Asal-Usul Gunung Senujuh, Asal-Usul Sanggau dan Asal Mula Nama Kampung Meraban yang berasal dari Kabupaten Sambas. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumenter. Teknik studi dokumenter dilakukan dengan cara menelaah buku kumpulan cerita yang menjadi sumber data dalam penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrument kunci. Peneliti sebagai instrument kunci berkedudukan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, sehingga pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Peneliti sebagai instrumen kunci memiliki otoritas tentang yang ditelitinya. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop yang digunakan untuk mencatat data, dan ada pula digunakan alat tulis berupa pensil, pulpen, dan buku untuk mencatat data yang sudah dikelompokkan. Langkah- langkah teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu, 1) klasifikasi data, 2) inventarisasi data, dan 3) analisis data. Langkah-langkah analisis data yaitu, reduksi data, model data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari data yang ditemukan tersebut, terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi asertif yakni 3 arsetif menyatakan dan 1 arsetif menyarankan. Keempat data atau kalimat yang merujuk ketindak tutur asertif jelas tampak pada tuturan penutur kepada mitra tuturnya. Terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi direktif yakni 4 requestives yang terdiri dari 2 direktif mengajak dan 2 direktif meminta, 10 questions yang terdiri dari 10 direktif bertanya, 4 requirements yang terdiri dari 2 direktif menyuruh dan 2 direktif memerintah, 2 advisories yang terdiri dari 2 direktif menasihati. Terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi ekspresif yakni terdiri dari 3 ekspresif kekhawatiran dan 2 ekspresif menyalahkan. Terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi komisif yakni 2 komisif menawarkan. Terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi deklarasi yakni 5 deklarasi memberi nama. 5

Pembahasan Asertif (A) Asertif adalah bentuk tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Misalnya, menyatakan, menyarankan, membual, mengeluh, dan mengklaim. Berikut ini analisis dari data ilokusi asertif yang terdapat di dalam kumpulan cerita rakyat Kalimantan Barat. ah adik masak kamu tidak mau berhujan, kan enak mandi air hujan, kita kan bisa bermain apa saja kalau berhujan. (A1- AUKS:hlm 5) Tuturan di atas merupakan tuturan asertif yang berupa menyatakan dalam wacana tersebut yang dibuktikan dengan tuturan Petong Keempat untuk mandi bersama kakaknya. Tuturan kesepahaman terlihat saat petong tertarik oleh ajakkan kakak-kakaknya dan mengikuti kakaknya bermain hujan saat hujan panas. Dari tuturan tersebut tampak kakaknya menyatakan bahwa ia bisa bermain apa saja saat hujan turun. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk asertif yaitu menyatakan. mungkin Petong Keempat ada di kamarnya berbaring di balai buluh.(a2-auks:hlm6) Tuturan di atas merupakan tuturan asertif yang berupa menyatakan sesuatu dalam wacana tersebut yang dibuktikan dengan tuturannya yang menyatakan Petong Keempat ada di dalam kamarnya. Mendengar tuturan tersebut mitra tutur (Ibu) langsung melakukan sebuah tindakkan yakni mencari Petong Keempat ke dalam kamar untuk diajak makan bersama. Dari tuturan tersebut tampak menyatakan sesuatu antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk asertif yaitu menyatakan. Direktif (D) Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Misalnya bertanya, memesan, memerintah, memohon, menasihati, dan merekomendasikan. Berikut ini analisis dari data ilokusi direktif yang terdapat di dalam kumpulan cerita rakyat Kalimantan Barat. tolong jaga baik-baik adikmu petong Keempat, jangan disuruh ia berenang ataupun berhujan-hujan apalagi hujan panas oleh karena itu pesan ibu ini jangan sampai kalian lupakan. Kalau sampai kalian melupakannya akan terjadi bencana. Kalau terjadi bencana maka tidak ada cerita lagilah hidup kita nih hancur lebur.(d1-re,auks:hlm 4) Tuturan di atas merupakan tuturan direktif yang berupa berpesan dan menyuruh dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yang memerintah dan berpesan kepada anaknya untuk menjaga adik bungsunya saat hujan panas. Dari tuturan tersebut tampak pesan yang diberikan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk direktif requirements yaitu memerintah. Setelah mendengar tuturan tersebut, mitra tutur melakukan suatu tindakan yakni mengingat dan menuruti pesan dari Ibunya. 6

hai kalian, kalau kalian ingin bersahabat dengan aku ayo sini ikut aku, mumpung aku ini sendirian Kata Petong keempat. (D2-R,AUKS:hlm 10) Tuturan di atas merupakan tuturan direktif yang berupa ajakkan dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yang mengajak sepasang kijang untuk menemaninya. Dari tuturan tersebut tampak ajakkan yang diberikan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk direktif requestives yaitu ajakan. Setelah mendengar tuturan tersebut, mitra tutur melakukan suatu tindakan yakni menghampiri Petong keempat. Ekspresif (Ek) Ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Misalnya, berterimakasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji, dan berbelasungkawa. Berikut ini analisis dari data ilokusi ekspresi yang terdapat di dalam kumpulan cerita rakyat Kalimantan Barat. Wah, panas sekali tubuhmu? Kata Ibunya. (Ek1-AUKS:hlm 6) Tuturan di atas merupakan tuturan ekspresif yang berupa kekhawatiran dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yaitu tuturan yang menyatakan rasa khawatir kepada anak bungsunya. Dari tuturan tersebut tampak kekhawatiran yang dituturkan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk ekspresif khawatir. Setelah mendengar tuturan tersebut, mitra tutur melakukan suatu tindakan yakni Petong Keempat menceritakan bahwa ia bersama kakak-kakaknya bermain hujan saat hujan panas sehingga semua rahasia kakaknya diketahui Ibunya. Bagaimana adikmu bisa berjalan di hutan, jangan kalian saja yang pergi adik kalian tidak boleh. (Ek2-AUGS:hlm 49) Tuturan di atas merupakan tuturan ekspresif yang berupa kekhawatiran dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yaitu tuturan yang menyatakan rasa khawatir kepada anak bungsunya yang akan di bawa kakakkakaknya ke tengah hutan. Dari tuturan tersebut tampak kekhawatiran yang dituturkan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk ekspresif khawatir. Setelah mendengar tuturan tersebut, mitra tutur melakukan suatu tindakan yakni anak tertua menjelaskan dan memberi pengertian kepada ayahnya, mereka akan menggendong secara bergantian sampai ke tepi sungai. Komisif (K) Komisif adalah tuturan yang menyatakan janji atau penawaran. Misalnya, berjanji, bersumpah, dan menawarkan sesuatu. Berikut ini analisis dari data ilokusi komisif yang terdapat di dalam kumpulan cerita rakyat Kalimantan Barat. Jangan susah merasa tinggal disini, jangan sedih, kami bersedia mengawal Ratu, melayani Ratu yang akan melahirkan nanti. (K1- AUBP:hlm 39) 7

Tuturan di atas merupakan tuturan komisif yang berupa menawarkan dan berjanji dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yaitu kedua perempuan yang berwujud manusia tersebut berjanji dan menawarkan diri akan membantu Ratu dalam proses melahirkan hingga selesai melahirkan. Dari tuturan tersebut tampak berjanji dan menawarkan yang dituturkan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk komisif berjanji dan menawarkan. Setelah mendengar tuturan tersebut, mitra tutur melakukan suatu tindakan yakni sang Ratu meminta tolong dan memohon supaya kedua perempuan tersebut membantunya. Saya ada sebuah ide, kita bunuh adik kita yang bungsu, kita bawa ke hutan jadi bagaimana? kata kakak tertua kepada adik adiknya. (K2- AUGS:hlm 48) Tuturan di atas merupakan tuturan komisif yang berupa menawarkan dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yaitu kakak tertuanya yang menawarkan ide untuk membunuh adik bungsunya di hutan. Dari tuturan tersebut tampak menawarkan yang dituturkan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk komisif menawarkan. Setelah mendengar tuturan tersebut, mitra tutur melakukan suatu tindakan yakni menyetujui tawaran dari kakak terua dan memikirkan cara membawa adik bungsunya keluar dari rumah. Deklarasi (De) Deklarasi adalah bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan. Misalnya, berpasrah, memecat, membabtis, memberi nama, mengangkat, mengucilkan, dan menghukum. Berikut ini analisis dari data ilokusi deklarasi yang terdapat di dalam kumpulan cerita rakyat Kalimantan Barat. Sejak peristiwa itu, masyarakat setempat menyebut sungai tempat tenggelamnya nelayan itu dengan nama sungai kawat.(de1-ausk:hlm 26) Tuturan di atas merupakan tuturan deklarasi yang berupa memberikan nama dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yaitu menyebutkan nama suatu sungai yaitu sungai kawat. Dari tuturan tersebut tampak memberi nama yang dituturkan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk deklarasi memberi nama. Nama tersebut diberikan di sebuah sungai yang menenggelamkan seorang nelayan yang serakah akan harta yang didapatnya yaitu kawat emas. Akhirnya dapat diketahui bahwa kata Piantus berasal dari kata menancapkan atau menibakkan dan nama Sungai Piantus berasa dari menancapkan atau menibakkan pisau ke air sungai.( De2-AUBP:hlm 46) Tuturan di atas merupakan tuturan deklarasi yang berupa memberikan nama dalam wacana tersebut yang dibuktikan dari maksud tuturannya yaitu menyebutkan nama suatu sungai yaitu sungai piantus. Dari tuturan tersebut tampak memberi nama yang dituturkan antara penutur terhadap mitra tuturnya. Tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur ilokusi bentuk deklarasi memberi 8

nama. Bukit piantus tercipta karena seorag laki-laki yang tidak bisa di sunat dan anak tersebut menyuruh menancapkan pisau ke air sungai saat ia sudah mati. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis pada Bab IV disimpulkan bahwa terdapat 4 tindak tutur ilokusi asertif pada kumpulan cerita rakyat Kalimantan barat Petuah Tanah Leluhur. Dari data yang ditemukan tersebut, terdapat 4 tindak tutur ilokusi asertif pada kumpulan cerita rakyat Kalimantan barat Petuah Tanah Leluhur. Dari data yang ditemukan tersebut, terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi asertif yakni 3 arsetif menyatakan dan 1 arsetif menyarankan. Terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi direktif yakni 4 requestives yang terdiri dari 2 direktif mengajak dan 2 direktif meminta, 10 questions yang terdiri dari 10 direktif bertanya, 4 requirements yang terdiri dari 2 direktif menyuruh dan 2 direktif memerintah, 2 advisories yang terdiri dari 2 direktif menasihati. Terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi ekspresif yakni terdiri dari 3 ekspresif kekhawatiran dan 2 ekspresif menyalahkan. Terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi komisif yakni 2 komisif menawarkan. terdapat tuturan yang merupakan bagian dari tindak tutur ilokusi deklarasi yakni 5 deklarasi memberi nama. Saran Berdasarkan analisis pada bab IV terdapat beberapa saran yaitu (1) dalam kumpulan cerita tersebut sebaiknya diperhatikan dalam menandai dialog antar tokoh, (2) pemilihan diksi yang digunakan dalam bahasa Indonesia, (3) ejaan yang digunakan disesuaikan sesuai EYD, (4) bagi pembaca penelitian ini bukan hanya memahami tindak tutur ilokusi melainkan memahami ketiga tindak tutur yakni lokusi, ilokusi dan perlokusi, (5) bagi peneliti selanjutnya ini sebaiknya mendalami kajian tentang tindak tutur dan objek penelitian yang lebih luas seperti novel DAFTAR RUJUKAN Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolingistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Linguistik. Bandung: PT Rafika Aditama. Djanandjaja, James.2002. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lainlain. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. Ibrahim, Abd Syukur. 1992. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Mariana. 2015. Tindak Tutur Direktif Dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sinaga, Tio Novaria. 2015. Analisis Tindak Tutur Pada Lakon Sumur Tanpa Dasar. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung: CV Angkasa. 9