BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mempunyai wewenang untuk mempunyai hak-hak khususnya. wewenang untuk mempunyai hak-hak keperdataan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. batasan mengenai anak sah, yaitu dalam pasal 42 disebut bahwa anak

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem

2 alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Sedangkan Peristiw

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN TERHADAP ANAK YANG TERLAMBAT MENDAPAT AKTA (Studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. yang berada didalam dan di luar Kabupaten Aceh Tengah. terciptanya keadaan masyarakat yang tertib dan teratur serta demi

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. hidup rumah tangga setelah masing-masing pasangan siap untuk melakukan

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan hukum seseorang sebagai penyandang hak dan kewajiban dimulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

PENETAPAN HAKIM TERHADAP PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT UNDANG-UNDANG NO.4 TAHUN 1979 (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

PERUBAHAN STATUS TANAH HAK MILIK MENJADI HAK GUNA BANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN PT (PERSEROAN TERBATAS) MELALUI KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam penegakan hukum dalam masyarakat lewat peradilan maupun

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PELAYANAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kadang-kadang naluri ini terbentur pada Takdir Illahi, di mana kehendak

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu wadah yang disebut masyarakat, dan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. istri, tetapi juga menyangkut urusan keluarga dan masyarakat. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

DIMAS WILANTORO NIM: C.

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB II PERANAN KANTOR CATATAN SIPIL DALAM PENCATATAN KELAHIRAN. dinamakan dengan Burgerlijke Stand (BS). Pada zaman Belanda, Burgerlijke

BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PELAKSANAAN PEWARISAN HAK ATAS TANAH DI KOTA SURAKARTA. ( Studi Kasus Penetapan Pengadilan Negeri Nomor : 170/Pdt.P/2014/PN.Skt

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

FERY PRAMONO C

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TABUNGAN ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah sebagai salah satu sumber kekayaan alam memiliki hubungan erat

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB II PENGATURAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN D. Pengertian Akta Kematian dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. hukum modern, fungsi negara tidak hanya sebatas fungsi Eksekutif, Legislatif

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

PROSES PERKAWINAN ANTAR PENGANUT AGAMA YANG BERBEDA (ISLAM DAN KRISTEN) (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

PELAKSANAAN PENINGKATAN HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK UNTUK RUMAH TINGGAL DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan memiliki kaitan yang mendasar dalam hubungannya dengan hukum,

: FUNGSI AKTA OTENTIK DALAM PERJANJIAN JUAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

Transkripsi:

13 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia lahir di dunia ini membawa hak-hak pada dirinya. Dalam pasal 1-3 Kitab Undang-undang Hukum Perdata ( KUH Perdata ) menyatakan bahwa setiap manusia berstatus sebagai orang dalam hukum, artinya bahwa setiap manusia mempunyai wewenang untuk mempunyai hak-hak khususnya wewenang untuk mempunyai hak-hak keperdataan. Wewenang manusia dimulai pada saat lahirnya dan status manusia sebagai persoon berakhir pada saat orang itu meninggal dunia. 1 Dalam menentukan status seseorang terdapat peristiwa-peristiwa atau kejadian yaitu : kelahiran, perkawinan, pengakuan anak, pengesahan anak, perceraian, kematian dan pergantian nama. Peristiwaperistiwa tersebut merupakan hal yang amat penting sehingga diperlukan suatu bukti tertulis, sedang untuk memiliki bukti dalam status kejadian di atas maka orang tersebut harus mendaftarkan peristiwa atau kejadian itu pada lembaga catatan sipil, dengan demikian orang tersebut akan memperoleh bukti tertulis yang berupa Akta Catatan Sipil. 2 Akta catatan sipil itu merupakan hal yang sangat penting karena dengan demikian orang dapat dengan mudah memperoleh kepastian akan kejadian tersebut, hal ini sesuai dengan tujuan lembaga catatan sipil yakni suatu 1 R. Soetojo Prawirohamidjojo dan Asis Safioedin, Hukum Orang dan Keluarga, Alumni : Bandung, 1982, hal. 22. 2 Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Aspek Hukum Akta Catatan Sipil di Indonesia, Sinar Grafika : Jakarta, 1991, hal. 1.

14 lembaga yang memberikan kepastian yang sebesar-besarnya dan selengkapnya, serta sejelas-jelasnya akan kejadian atau peristiwa seperti di atas, oleh karena peristiwa atau kejadian tersebut harus dibukukan atau didaftarkan sehingga baik yang bersangkutan sendiri atau orang lain yang berkepentingan mempunyai bukti sendiri atau kepastian hukum tentang peristiwa tersebut. 3 Semua akta yang dikeluarkan oleh catatan sipil adalah merupakan akta autentik yang mengandung kebenaran murni, mempunyai kekuatan dan kepastian hukum dan tidak dapat dikatakan palsu sebelum dinyatakan oleh Pengadilan Negeri dengan ketetapan atau keputusannya serta tidak dapat diralat atau dibatalkan atau diperbaharui selain atas izin Pengadilan Negeri serta mengikat semua pihak. 4 Salah satu akta yang dikeluarkan oleh catatan sipil adalah akta kelahiran. Akta ini sangat penting bagi diri seseorang artinya, akta ini menunjukkan identitas, kedudukan hukum dan status seseorang yang sebenarnya. Selain itu akta kelahiran dapat membuktikan bahwa orang yang bersangkutan telah mencapai umur tertentu sebagaimana yang telah ditentukan oleh Undangundang untuk melakukan perbuatan hukum tertentu misalnya perkawinan. Akta kelahiran juga dapat dijadikan bukti bahwa dirinya adalah ahli waris yang sah dari seorang pewaris. 5 Seorang anak sejak sejak dilahirkan sudah mempunyai hak dan kewajiban termasuk hak atas status dirinya untuk diakui baik oleh orang tuanya maupun 3 Ibid., hal. 2. 4 Ibid., hal. 34. 5 Ibid., hal.41.

15 oleh orang lain yang berkepentingan, dari hal tersebut maka setiap anak di Indonesia harus mempunyai akta kelahiran sebagai bukti jati dirinya tidak terkecuali anak terlantar. Anak terlantar menurut pasal 1 angka 7 UU No.4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak yaitu : anak yang karena suatu sebab orangtuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tersebut tidak dapat terwujud dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial. Realitas keadaan anak dimuka peta ini masih belum mengembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai, penting, penerus masa depan bangsa dan sejumlah simbolik lainnya. Pada tataran hukum hak-hak yang diberikan hukum pada anak belum sepenuhnya bisa ditegakkan. Hak-hak anak sebagaimana yang dimaksud dalam dokumen hukum mengenai perlindungan hukum terhadap hak-hak anak belum cukup ampuh bisa menyingkirkan keadaan buruk terhadap anak. Pada kenyataannya tatanan dunia dan perilaku kehidupan masyarakat masih meyimpan masalah anak 6. Pada dasarnya masalah anak muncul bukan saja akibat perang/konflik bersenjata atau pada kawasan negara yang belum mempunyai keamanan nasional akan tetapi juga melanda pada anak-anak yang berada pada kawasan atau negara yang tengah giat membangun sekalipun termasuk Indonesia. Pembangunan ekonomi membuat masalah lain yang mengejutkan diantaranya adalah anak jalanan (street children), pekerja anak (child labour), perdagangan anak (child trafickking), penculikan anak dan 6 Muhammad Joni dan Zhulaihana Tanamas, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hak Anak, Citra Aditiya Bakti : Bandung, 1999, hal. 1.

16 perlakuan kekerasan (voalation) dan penyiksaan (turtore) terhadap anak, oleh karena itu untuk menjaga agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi terhadap seorang anak maka perlu adanya suatu perlindungan terhadap anak tersebut. Perlindungan anak mempunyai maksut sebagai suatu usaha yang mengadakan kondisi dimana setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya. Adapun perlindungan anak merupakan suatu usaha untuk mewujudkan keadilan dalam suatu masyarakat, dengan demikian maka perlindungan anak harus diusahakan dalam berbagai bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat. 7 Sudah merupakan kewajiban Negara untuk melindungi anak-anak khususnya anak-anak terlantar, salah satunya dengan memberikan pelayanan administrasi yang digunakan mereka suatu saat. Pembuatan akta kelahiran adalah merupakan salah satu masalah yang mungkin selama ini dianggap sebagai suatu masalah yang sepele dan kurang mendapat perhatian, menurut penulis amat penting karena mereka membutuhkan bukti tertulis yang autentik atas identitasnya serta status dan kedudukan hukum dirinya, untuk anak terlantar biasanya pemerintah memberikan suatu dispensasi untuk lebih mempermudah mereka dalam memperoleh akta kelahiran. Dispensasi akta kelahiran adalah pemerintah memberikan kemudahan baik itu syarat maupun prosedur yang khususnya bagi Warga Negara Indonesia untuk mendapatkan akta kelahiran. Prosedur untuk memperoleh akta kelahiran dengan cara dispensasi lebih mudah, sederhana dan cepat tanpa melalui sidang Pengadilan 7 Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Presindo : Jakarta, 1989, hal. 18.

17 Negeri dan tidak terikat dimana anak tersebut dilahirkan. Mengenai peraturan tentang pembuatan akta kelahiran bagi anak terlantar dengan cara dispensasi ini, untuk kota surakarta berdasar pada PERDA Kota Surakarta No.6 tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk Dan Akta Catatan Sipil pada pasal 18 ayat (2a) yang menyatakan bahwa: Anak terlantar yang pelaporan kelahirannya melebihi jangka waktu yang telah ditentukan maka harus mendapat persetujuan walikota bagi yang tunduk pada stb. 1920 No.751 tentang pencatatan sipil bagi orang Indonesia, stb. 1933 No. 75 tentang pencatatan sipil bagi bangsa Indonesia Kristen jawa, madura dan minahasa dan non stb yang ditandatangani oleh kepala dinas atas nama walikota. Dari pasal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk anak terlantar yang pelaporan kelahirannya melebihi jangka waktu yang telah ditentukan maka dengan persetujuan walikota yang berdasar pada PERDA No.6 tahun 2002 ini pembuatan akta kelahirannya mendapat dispensasi. Dari uraian tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa akta kelahiran merupakan bukti tertulis bagi setiap orang sebagai identitas tertentu untuk pemenuhan status perdata seseorang. Untuk mendapatkan akta harus melalui lembaga catatan sipil karena catatan sipil merupakan lembaga yang menerbitkan akta kelahiran tersebut. Lembaga catatan sipil dalam menerbitkan akta kelahiran tersebut harus mendasarkan pada rekomendasi dari orang yang menagani kelahiran tersebut. Bagi anak atau orang yang terlambat untuk mendapatkan akta kelahiran harus meminta dahulu suatu penetapan dari Pengadilan Negeri, akan tetapi bagi anak terlantar yaitu seorang anak yang karena suatu sebab dimana orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tersebut tidak dapat

18 terwujud dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial maka anak terlantar ini harus mendapatkan dispensasi dari pemerintah untuk mempermudah mereka dalam mendapatkan akta kelahiran. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul : PROSES PEROLEHAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK TERLANTAR YANG BELUM MENDAPAT AKTA KELAHIRAN ( Studi Kasus di Kantor Catatan Sipil Surakarta ). B. Perumusan masalah Untuk lebih memfokuskan penelitian ini maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran? 2. Bagaimana akibat hukum dari anak terlantar tersebut setelah mendapatkan akta kelahiran? 3. Hambatan apa yang ada dalam memperoleh akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran dan bagaimana upaya penyelesaiannya? C. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

19 1. Untuk mengetahui bagaimana proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran. 2. Untuk mengetahui akibat hukum dari anak terlantar tersebut setelah mendapatkan akta kelahiran. 3. Untuk mengetahui hambatan apa yang ada dalam memperoleh akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran dan bagaimana upaya penyelesaiannya. D. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.Bagi diri sendiri Sebagai usaha untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pemikiran bagi penulis dalam bidang hukum perdata khususnya, mengenai masalah akta kelahiran khususnya mengenai proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar. 2.Bagi ilmu pengetahuan Dapat digunakan sebagai sumbangan penelitian dalam memecahkan masalah yang timbul dalam proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar. 3.Bagi masyarakat Memberikan sumbangan, masukan dan informasi kepada masyarakat sehingga mereka mengetahui tentang proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar

20 E. Metode penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan tentang proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses perolehan akta kelahiran anak terlantar ini dan bagaimana akibat hukum bagi anak terlantar tersebut setelah mendapatkan akta kelahiran serta hambatan dalam memperoleh akta kelahiran bagi anak terlantar dan upaya penyelesaiannya, maka dari apa yang dikemukakan oleh penulis di atas metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penulisan ini adalah : 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode pendekatan yuridis sosiologis karena dalam penelitian ini selain menerapkan pendekatan ilmu hukum juga berusaha untuk menerapkan ilmu sosial lainnya, yang dimaksut dengan pendekatan yuridis adalah hukumlah yang digunakan dalam meninjau atau melihat serta menganalisa suatu masalah kemudian yang dimaksut dengan pendekatan sosiologis adalah peneliti berusaha mengadakan pendekatan secara langsung kebeberapa responden yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. 2. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bersifat diskriptif. Penelitian diskriptif adalah suatu penelitian untuk memberikan data seteliti mungkin mengenai suatu manusia, keasaan atau gejala-gejala lainnya maksutnya yaitu mempertegas hipotesis-hipotesis agar dapat membantu memperkuat teori

21 lama dalam menyusun teori baru. 8 Dalam hal ini penulis menggambarkan, menguraikan dan mendiskripsikan mengenai proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran 3. Sumber Data Penelitian ini menggunakan 2 sumber data yang meliputi : a. Data Primer yaitu data yang berasal dari sumber data utama yang berupa tindakan-tindakan sosial dan kata-kata dari pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. 9 b. Data Sekunder yaitu data yang berasal dari bahan kepustakaan yang berupa peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan obyek penelitian. 4. Lokasi penelitian Penulis memilih lokasi penelitian di Kantor Catatan Sipil Surakarta yang berkedudukan di Jl. Bayangkara No.3 Surakarta, karena instansi ini yang berwenang untuk menyelenggarakan pembuatan akta kelahiran. 5. Subyek penelitian Yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah Responden dalam hal ini adalah Kepala atau staf di Kantor Catatan sipil Surakarta yang mengetahui atau mengerti tentang proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar tersebut. 6. Metode pengumpulan data 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian, UGM Press : Jogjakarta, 1997, hal. 3. 9 Soerjono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press : Jakarta, 1993, hal. 10.

22 Dalam penelitian ini akan digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a) Studi Kepustakaan Tahap ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, pendapat-pendapat para sarjana, dokumen-dokumen perundang-undangan yang berkaitan dengan obyek penelitian. b) Studi lapangan Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan cara peneliti turun langsung ke lapangan guna memperoleh data yang diperlukan. Adapun cara pengumpulan datanya adalah melalui 3 tahap: 1. Observasi (pengamatan) Yaitu dilakukan dengan mengamati secara langsung pada obyek penelitian dalam hal ini di Kantor Catatan Sipil Surakarta. 2. Wawancara Yaitu merupakan cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah terarah yaitu yang telah ditentukan pelaksanannya, telah diatur daftar pertanyaannya membatasi jawabannya serta membatasi aspek-aspek dari masalah yang akan diperiksa. Dengan wawancara tersebut diharapkan akan didapat data yang sesuai dengan masalah yang diteliti dan menutup kemungkinan adanya perluasan

23 pembicaraan yang tidak sesuai dengan materi permasalahan yang diteliti. 3. Penarikan Sampel Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tehnik Porposive Sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subyek yang didasarkan pada tujuan tertentu. Tehnik ini dipilih karena alasan keterbatasan waktu dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar jumlahnya dan jauh letaknya. 10 Dalam hal ini penulis memilih kelompok subyek yang didasarkan atas ceritera tertentu yang berhubungan erat dengan proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran. Subyek dalam penelitian ini adalah kepala atau staf di Kantor Catatan Sipil Surakarta yang mengetahui atau mengerti akan permasalahan tentang proses perolehan kata kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran. F. Metode analisis data Tehnik analisis data tidak dapat dipisahkan dari jenis data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini tehnik analisis data yang digunakan adalah bersifat diskriptif kualitatif yaitu data-data atau keterangan-keterangan yang terkumpul disajikan dalam bentuk uraian dengan memadukan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian 10 Roni Hadi Tejo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia : Jakarta, 1990, hal. 11.

24 kepustakaan adalah penelitian yang digunakan untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, pendapat para sarjana, dokumen serta perundang-undangan yang berkaitan dengan obyek penelitian sedangkan Penelitian lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer yang dilakukan dengan cara observasi dan interview dari responden sehingga dapat digambarkan lengkap mengenai proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar, dan kemudian dianalisis secara kualitatif dicari pemecahannya dan ditarik kesimpulannya. G. Sistematika Skripsi Penulisan skripsi ini dibagi menjadi empat bab dan setiap bab dibagi menjadi sub-sub bab. Sistematika ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh dari rencana penulisan skripsi dengan judul: PROSES PEROLEHAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK TERLANTAR YANG BELUM MENDAPAT AKTA KELAHIRAN ( Studi Kasus di Kantor Catatan Sipil Surakarta ). Adapun sistematika dari skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah B. Perumusan masalah C. Tujuan Penelitian D. manfaat penelitian E. Metode penelitian

25 F. Metode Analisis Data G. Sistematika skripsi BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian anak pada umumnya B. Pengertian anak terlantar C. Pengertian akta kelahiran D. Pentingnya akta kelahiran E. Fungsi akta kelahiran F. Proses perolehan akta kelahiran pada anak umumnya dan pada anak terlantar G. Akibat hukum bagi anak yang telah mendapatkan akta kelahiran. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1) Proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran 2) Akibat hukum dari anak terlantar tersebut setelah mendapatkan akta kelahiran 3) Hambatan dalam memperoleh akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran dan upaya penyelesaiannya

26 B. PEMBAHASAN 1) Proses perolehan akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran 2) Akibat hukum dari anak terlantar tersebut setelah mendapatkan akta kelahiran 3) Hambatan dalam memperoleh akta kelahiran bagi anak terlantar yang belum mendapat akta kelahiran dan upaya penyelesaiannya BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN