Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kecelakaan Unit Head Truck Menggunakan Metode Event and Causal Factor Analysis dan Tier Analysis. (Studi Kasus : Perusahaan Bongkar Muat)

SCHEDULE TRAINING 2016

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Petroleum menangani sejumlah besar material yang mudah terbakar

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

PERTEMUAN #1 PENGANTAR K3I (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI) TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

JADWAL SERTIFIKASI. 08 Agust sd 03 Sept. 21 nov sd 17 Des

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

PRAKUALIFIKASI UMUM CSMS (Contractor Safety Management System)

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator Pipa

K3 Konstruksi Bangunan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini bisa dicegah dengan melakukan Procedure Lock dan Tagging serta

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

GAMBARAN IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT CONTORLS (HIRAC) DI AREA DERMAGA PT SUMBER HIJAU PERMAI

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONTRUKSI OIL DAN GAS DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION ABSTRAK ABSTRACT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Universitas Indonesia Library >> UI - Disertasi (Membership)

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( )

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

FIAN SYAFRUDIN ABRAHAM

MANAJEMEN RESIKO K3I

V,rr. \ qsc -u. KESELAMATAN KEzuA DAN PENANGANAN KECELAKAAN KERJA. .b4t_. _b4t_ \ QS( -/ Prepared by Checked by Approved by

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) *

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

IDENTIFIKASI TINGKAT KECELAKAAN KERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

#11 MANAJEMEN RISIKO K3

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD

Training & Consulting

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) DI.PG CANDI BARU, SIDOARJO SKRIPSI

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data observasional dan kuesioner.

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEKNIK DAN PROSES KESELAMATAN KERJA KODE / SKS : AK / 2

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Aji Dwijayanto Widodo R

h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d T a u f i q u r R a c h m a n TKT302 K3I Materi #12

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN OHSAS 18001:2007 DI PT. SASMITO GENERAL CONTRACTOR SURABAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Selviani R

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

Pembahasan Materi #12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 473 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB I PENDAHULUAN I.1

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA (PT. PDSI)

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

IMPLEMENTASI HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND CONTROL PADA PROSES PRODUKSI BC. CASTING GEDUNG C PT. SHOWA INDONESIA MANUFACTURING CIKARANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

PEDOMAN PROSEDUR MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Bisnis Proses Mapping Perusahaan Target Tiap Proses Ruang Lingkup Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades Darul Khairansyah 2 1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 2 Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 Email: thebat.soad@gmail.com Abstrak PT. Produsen baja adalah perusahaan yang didirikan disidoarjo Indonesia tahun 1976, dimana setiap proses produksi perusahaan diselimuti oleh standart Incident Investigation bersumber dari Fatallyti Prevention Audit (FPA). Berdasarkan sumber data kasus kecelakaan mulai bulan Januari 2014 hingga bulan Juni 2016 terdapat 11 kasus hilangnya waktu kerja akibat kecelakaan dan merupakan kasus yang sering terjadi. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab permasalahan digunakan metode Event and Casual Factor Analysis (ECFA). Hasil analisa metode (ECFA) berupa Dirrect Cause, Root Cause, Contributing Cause, dihubungkan pada level dan poin yang terdapat pada Incident Investigation bersumber dari Fatallyti Prevention Audit (FPA). Dari hasil analisa yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa timbul ketidaksesuaian terhadap standart Managing Contractor level 1, poin 10, level 2, poin 1 dan Hazard Identifications and Risk Assesment level 0, poin 1, level 1, poin 1, poin 9, level 3, poin 10. Oleh karena itu perusahaan perlu meningkatkan implementasi standart Fatallyti Prevention Audit (FPA) dan memberikan pelatihan-pelatihan terhadap peraturan terkait. Kata Kunci : Kecelakaan, Event and Casual Factor Analysis (ECFA), Incident Investigation (FPA). PENDAHULUAN Perusahaan produsen baja didirikan disidoarjo Indonesia tahun 1976 dan beroprasi sejak tahun 1980, adalah perusahaan yang dirancang sebagai greenfield project dengan kapasitas produksi tahunan melampaui 650.000 ton. Perusahaan tersebut merupakan produsen wire rod terbesar diindonesia, produk tersebut merupakan hasil dari fasilitas modern dari pembuatan baja malalui tanur listrik dengan penyadapan bagian bawah yang bebas slag, metallurgi skunder dengan pengecoran continue untuk baja yang bersih. Dilanjutkan dengan proses rolling otomatis dengan control, hasil produksi berada dibawah pengawasan yang ketat untuk pengendalian kualitas dan pengujian pada setiap tahap proses dengan identifikasi lengkasp dan pengecekan untuk setiap wire rod. Dalam melaksanakan kegiatan proses produksi perusahaan juga melakukan sertifikasi produk dan kegiatan produksi untuk melindungi produk yang dihasilkan, serta karyawan yang terlibat dalam proses produksi, sebagai upaya pencegahan terhadap dampak lingkungan dan K3. Hampir tidak ada perusahaan yang terbebas dari potensi bahaya ataupun kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak terkontrol atau terkendali yang disebabkan oleh factor situasi lingkungan, mesin, manusia atau gabungan dari ketiganya yang terjadi pada saat proses kerja yang memungkinkan menghasilkan kesakitan, luka, kematian dan kerusakan property atau kejadian yang tidak diinginkan (David, 1990) dalam jurnal (Kurniawan, 2014). Berdasarkan sumber data gambar 1.1 terdapat beberapa kreteria kecelakaan yaitu: P3K, MTI (Perawatan Berjalan), LWD (Hilangnya Waktu Kerja), FATALITY (Meninggal), ALAT. Dan pada penelitian ini dilakukan analisa menggunakan metode Event and Casual Factor Analysis (ECFA) untuk mencari dan mengetahui factor- 176

faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Menurut (J.Kingston-Howlett, 1995), ECFA merupakan aplikasi dari metode analisi kecelakaan untuk menentukan factor penyebab dengan mengidentifikasi kejadian-kejadian dan kondisi-kondisi signifikan yang dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan dan dihubungkan dengan Incident Investigation standart Fatallity Prevention Audit (FPA) terhadap 11 kasus kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja atau dengan kreteria Lose Work Day (LWD). 6 5 4 3 2 1 0 2014 2015 2016 Gambar 1.1 Data Kecelakaan 2014 2016 (Sumber produsen baja) Metode ini dipilih dikarenakan memiliki kelebihan dapat mengetahui factor-faktor penyebab permasalahan dari tiap kecelakaan, dapat diketahui kejadian dan juga kondisi yang berkontribusi menyebabkan terjadinya kecelakaan. Hal ini tentu sangat membantu dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan investigasi tersebut agar mencapai suatu rekomendasi dan prioritas perbaikan yang tepat. METODOLOGI Event and Causal Faktor Analysis Event and Causal Faktor Analysis merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menganalisa kecelakaan dengan berorientasi pada kondisi dan kejadian yang berkontribusi menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan. Dimana dari masing-masing kondisi dan kejadian tersebut juga dilakukan asumsi-asumsi dari kondisi dan kejadian awal yang menyebabkan kondisi dan kejadian utama yang menyebabkan kecelakaan tersebut terjadi. Chart dari metode Event and Causal Faktor Analysis menggambarkan kejadian-kejadian yang sesungguhnya pada suatu rangkaian logic, dimana chart tersebut tidak hanya digunakan untuk menganalisa kecelakaan dan mengevaluasi bukti-bukti kecelakaan selama investigasi, tetapi juga dapat digunakan untuk membantu meyakinkan keakuratan sistem analisa kecelakaan awal. Systematic factors Contributing factors Secondary events Primary events Secondary events Contributing factors Systematic factors 177

Gambar 2.1 Chart umum Event and Causal Factor Analysis (ECFA) Didalam Event and Causal Factor Analysis (ECFA) ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu direct cause, contributing cause, dan root cause. Direct cause merupakan penyebab yang berhubungan secara langsung dengan kejadian yang terjadi. Contributing cause merupakan penyebab yang memberikan pengaruh terhadap suatu kejadian, tetapi tidak secara langsung akan menyebabkan peristiwa. Root cause merupakan penyebab yang jika dapat diatasi maka dapat mencegah terjadinya kejadian atau masalah yang sama. Oleh karena itu metode ini merupakan salah satu cara yang sangat tepat dan efektif untuk menganalisa kecelakaan karena didalamnya menggunakan analisa kondisi dan kejadian, baik kondisi dan kejadian awal maupun kondisi dan kejadian utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut terjadi. Investigasi kecelakaan Investigasi kecelakaan dilakukan untuk mengetahui penyebab dari kejadian dan menentukan tindakan yang dapat diambil untuk mencegah kejadian tersebut terulang. Investigator kecelakaan melakukan investigasi dengan di dasarkan pada dua hal yaitu kejadian dan kondisi yang menyebabkan kecelakaan tersebut terjadi, sehingga penyebab utama kecelakaan (root cause) dapat teridentifikasi. Identifikasi penyebab utama ini dilakukan dengan cara mengamati dan mempelajari hubungan antara kejadian dan faktor penyebab / kondisi secara terstruktur mulai dari awal kejadian sampai terjadinya kecelakaan dan faktor utama pada kecelakaan yang menyebabkan timbulnya kejadian-kejadian secara bersamaan yang berinteraksi dengan kondisi yang ada. Diagram alir metode Agar diperoleh hasil penelitian yang terarah dan sistematis, maka dibuat diagram alir penelitian atau flowchart yang disajikan pada Gambar 3.1 berikut ini. 178

Gambar 3.1 Flow Chart Tugas Akhir HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil investigasi ketidaksesuaian kecelakaan terhadap standart (FPA). Tabel 4.2 Angka paling besar ketidaksesuaian yang terjadi antara kecelakaan dengan standart yang digunakan perusahaan. 179

Table 4.2 Angka paling besar ketidaksesuaian yang terjadi antara kecelakaan dengan standart yang digunakan perusahaan. Standart Level Poin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Managing contractor 1 10 2 3 0 5 HIRA 1 3 3 3 3 (Sumber : Pengolahan data, 2016) Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui bahwa penyebab kecelakaan terbesar adalah adanya ketidaksesuaian terhadap pemenuhan standart managing contractor level 1, poin 10 mengenai identifikasi risiko yang mungkin berasal dari gangguan antara area dan kegiatan, peralatan dan atau bahan, lalu level 2, poin 1 mengenai prosedur telah dikembangkan terkait dengan semua aturan keamanan yang berkaitan dengan tenaga kerja, semua tenaga kerja telah dilatih dalam persyaratan prosedur peraturan dan prosedur. Hazard identification and risk assement pada level 0, poin 1 mengenai area ini telah diidentifikasi dan dikomunikasikan persyaratan hukum dan lainnya untuk identifikasi sumber bahaya dan penilaian risiko, level 1, poin 1 mengenai identifikasi bahaya yang sedang berlangsung untuk kesahatab dan keslamatan, penilaian resiko yang sesaui, tindakan pengendalian atau mengurangi resiko, level 1, poin 9 mengenai apakah prosedur ini memperhitungkan: (Risiko biologi, zat berbahaya, risiko fisik, risiko psikologis, risiko kimia, risiko mekanik, risiko termal, risiko akibat radiasi, risiko listrik, risiko yang berasal dari kebisingan, risiko akibat kebakaran atau ledakan, resiko kesehatan, risiko lainnya karena lingkungan kerja, ruang terbatas, bekerja di ketinggian, transportasi, keselamatan, kontraktor, dan lain-lain). Level 3, poin 10 mengenai SOP (Standard Operating Procedure) disesuaikan bila diperlukan. Rekomendasi terhadap pemenuhan ketidaksesuaian standart. Berdasarkan hasil investigasi ketidaksesuaian kecelakaan terhadap standart perusahaan, maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah: 1. Perusahaan atau department sebaiknya memberikan pelatihan terhadap tenaga kerja, pelatihan ini disesuaikan terhadap kebutuhan jabatan dan fungsi masing-masing. Setelah diberikannya pelatihan pihak perusahaan atau department yang merekomendasikan pelatihan bertanggung jawab memastikan tenaga kerja mampu memahami hasil pelatihan dengan baik. 2. Ahli K3 dibantu oleh supervisor dan jajarannya melaksanakan inspeksi secara rutin sesuai interval terhadap peralatan, lingkungan, bahan, area kerja yang berada didalam seluruh plant atau departement perusahaan. Sehingga mampu meminimalisir resiko penyebab kecelakaan dan ditujukan agar mampu mencapai zero accident. 3. Ahli K3 dibantu oleh pihak seluruh departemen perusahaan bekerja sama untuk meningkatkan implementasi standart secara menyeluruh terutama pada level dan poin yang menjadi permasalahan pada penelitian ini. 4. Ahli K3 memberikan sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggaran dengan ketentuan dari perusahaan dengan tujuan agar pelanggar menjadi contoh yang tidak baik dan tidak diulangi oleh tenaga kerja yang lain. 5. Perusahaan memberikan penghargaan (reward) kepada setiap tenaga kerja ataupun department (divisi) yang mampu melaksanakan implementasi standart dengan baik. Dengan rekomendasi yang telah diberikan terhadap perusahaan, diharapkan timbul tindakan-tindakan untuk meningkatkan implementasi standart tidak hanya oleh petugas safety engineer melainkan meliputi setiap divisi (department) pada perusahaan secara menyeluruh agar jenis-jenis potensi penyebab permasalahan kasus kecelakaan yang serupa tidak terulang kembali. KESIMPULAN 180

Dari hasil analisa setiap kasus kecelakaan menggunakan metode Event and Causal Factor Analysis (ECFA) serta mengkaji ulang tentang penerapan standart, dapat disimpulkan bahwa : 1. Dengan menggunakan metode Event and Causal Factor Analysis (ECFA) dapat diketahui bahwa akar permasalahan dari setiap kasus kecelakaan seperti tenaga kerja kurang pemahaman risiko penggunaan peralatan yang tidak sesuai, kurang pengawasan, memperbaiki SOP, bekerja pada posisi yang kurang aman, dan prosedur lain yang terkait sehingga menyebabkan dampak kasus kecelakaan. 2. Dari hasil analisa investigasi ketidaksesuaian kecelakaan terhadap standart sistem audit dapat diketahui bahwa penyebab kecelakaan sering terulang adalah adanya ketidaksesuaian terhadap pemenuhan standart Managing contractor level 1, poin 10, level 2, poin 1, dan standart Hazard identification and risk assesment level 0, poin 1, level 1, poin 1, poin 9, level 3, poin 10. 3. Rekomendasi yang dapat diberikan terhadap perusahaan adalah perusahaan sebaiknya memberikan rekomendasi pelatihan untuk tenaga kerja, pelatihan ini disesuaikan terhadap kebutuhan jabatan dan fungsi masing-masing. Setelah diberikannya pelatihan pihak perusahaan atau department yang merekomendasikan pelatihan bertanggung jawab memastikan tenaga kerja mampu memahami hasil pelatihan dengan baik dan setiap divisi mampu menekankan kepada anggota bekerja sesuai peraturanperaturan yang terkait berupa kebijakan dari standart. Kemudian melaksanakan inspeksi secara rutin sesuai interval terhadap peralatan, lingkungan, bahan, area kerja yang berada di dalam seluruh plan perusahaan. Serta meningkatkan implementasi pada standart Managing Contractor level 1, poin 10, level 2, poin 1, dan Hazard Identifications and Risk Assesment level 0, poin 1, level 1, poin 1, poin 9, level 3, poin 10, adalah penyebab kecelakaan akibat kurang atau ketidaksesuaian dari standart sistem audit tersebut pada seluruh plant. DAFTAR PUSTAKA Suardi, Rudi. (2007). Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. PPM. Jakarta. Sklet, S. (2002). Methods for Accident Investigation. NTNU Norwegian University of Science and Technology. OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MANAGEMENT SYSTEMS REQUIREMENTS, OHSAS 18001:2007. J.Kingston-Howlett. (1995). Event and Causal Factors Analysis. Tecnical Research and Analysis Center. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (2010). direktorat pengawasan norma keselamtan dan kesehatan kerja. Kurniawan, A. (2014). Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan PT.Nuansa Cipta. ilmu pemerintahan. 181