Perkembangan Peradaban Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan

dokumen-dokumen yang mirip
SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa-2

sherila putri melinda

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

A. Pengertian Orde Lama

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini

Hubungan Islam Dan Orde Baru. Written by Wednesday, 08 September :03

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

Memaknai Pancasila sebagai Dasar Negara*

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Parpol Islam dan yang berbasis massa Islam, tak lagi terlihat menyuarakan Islam, bahkan seakan menghindar untuk diidentikkan dengan Islam.

BAB IV SIKAP ORGANISASI MASYARAKAT TERHADAP POLITIK ORDE BARU

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

TUGAS FINAL PEMILU INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH ERAKEMERDEKAAN INDONESIA D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. Ekonomi & Bisnis. Akuntansi.

DINAMIKA POLITIK MUHAMMADIYAH PADA MASA SUKARNO SAMPAI MASA SOEHARTO PADA TAHUN SKRIPSI. Oleh FAJAR IWANTORO NIM

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik adalah diselenggarakannya pemilu di Indonesia. Kita tahu bahwa

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM

Mam MAKALAH ISLAM. Kementerian Agama Pilar Konstitusi Negara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

BAB I PENDAHULUAN. meliputi semua aspek kehidupan. Salah satu aspek yang diatur pula dalam Islam

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi"

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

Presiden Seumur Hidup

Pancasila era Orde Lama reformasi

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

POLITIK DAN ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Abd. Qohar 1. Abstrak

Sosialisme Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

Transformasi Pemikiran dan Gerakan Islam Indonesia

Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara

[102] Pancasila di Tangan Orba Monday, 22 April :22

BAB VII KESIMPULAN. penguatan institusi pesantren dan parti politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai

Masa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya pemerintahan Orde Baru sesungguhnya, sebagaimana dikatakan Amien

SANG PENARIK GERBONG ITU 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab. I. Pendahuluan. Oetomo pada tahun Semenjak berdirinya organisasi ini telah memberikan

BAB II KEBIJAKAN SOEHARTO DALAM PEMERINTAHAN ORDE BARU. ini merupakan langkah awal kemunculan pemerintahan Orde Baru. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

Demokrasi Parlementer (Liberal)

Dinamika Politik Muhammadiyah

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

TELAAH REZIM PARTAI POLITIK DALAM DINAMIKA KETATANEGARAAN INDONESIA

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

Tap XXXIII/MPRS/1967

Transkripsi:

Perkembangan Peradaban Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan Islam mulai memasuki wilayah politik indonesia sejak pertama kali negara indonesia mengadakan pemilihan umum (pemilu). Dengan cara membuat suatu wadah, yaitu mendirikan partai politik. Pada waktu itu partai yang berasaskan islam yaitu ada dua pertama, Partai Masyumi dan Partai NU. Melalui wadah ini umat islam memainkan perannya sebagai seorang politikus yang ingin menanamkan nilai-nilai islam. Dalam tesis Harun Nasution yang berjudul The Islamic State in Indonesia. The Rise of the Ideology, the Movement for its Creation and the Theory of the Masjumi, beliau mengemukakan bahwa ada perbedaan besar antara NU dan Masyumi. Kaum modernis di dalam Masyumi pada umumnya mereka hendak membangun suatu masyarakat muslim dan sebagai akibatnya mereka mengharapkan suatu negara islam. Kelompok yang diwakili NU lebih sering memperjuangkan suatu Negara sebagai langkah pertama dan melalui negara islam ini mereka hendak mewujudkan suatu masyarakat islam (hlm. 76-77). Suatu perbedaan lain adalah, bahwa ulama mendapat kedudukan yang penting dalam organisasi negara konsep NU, sedangkan posisi mereka tidak begitu menonjol dalam pemikiran kaum Masyumi (92). 1 A. Masa Revolusi dan Demokrasi Liberal Pada waktu proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, Piagam Jakarta sama sekali tidak digunakan. Soekarno-Hatta justru membuat teks proklamasi yang lebih singkat, karena ditulis secara tergesa-gesa. Semenjak BPUPKI diubah menjadi PPKI, persentase Nasionalis Islam pun merosot tajam. Yang sedikit agak melegakan hati umat Islam adalah keputusan KNIP. Komite yang dipimpin Sutan Syahrir ini membahas usul agar dalam Indonesia merdeka ini soal-soal keagamaan digarap oleh satu kementrian tersendiri dan tidak lagi diperlakukan sebagai bagian tanggung jawab Kementrian Pendidikan. Sedikit banyak, keputusan tentang 1 Sudirman, Pembaharuan Hukum Islam : Mempertimbangkan Harun Nasution, dalam Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam, Jakarta: LSAF, 1989, Hal. 153 1

Kementrian Agama ini merupakan semacam konsesi kepada kaum Muslimin yang bersifat kompromi, kompromi antara teori sekular dan muslim. 2 Setelah dikeluarkan maklumat Presiden tentang diperkenankannya mendirikan partai-partai, tiga kekuatan yang tadinya bertikai muncul kembali. Masyumi (07-11-1945) sebagai wadah aspirasi umat Islam, Partai Sosialis (17-12- 1945) yang mengkristalisasikan falsafah hidup marxis, dan PNI (29-01-1946) yang mewadahi cara hidup nasionalis sekular. Namun, dalam perjalanan sidangsidang konstituante, perdebatan ideologis mengenai dasar negara terkristal menjadi Islam dan Pancasila. Ketika Dekrit Presiden dikeluarkan, konstituante dinyatakan bubar dan UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali. Hal ini menandai era baru, yaitu Demokrasi Terpimpin. Masyumi pun dibubarkan dan para anggotanya mengundurkan diri dari partai. B. Masa Demokrasi Terpimpin Dengan bubarnya Masyumi, partai Islam tinggal NU, PSII, dan Perti. Partai-partai ini mulai menyesuaikan diri dengan keinginan Soekarno yang tampaknya mendapat dukungan dari dua pihak yang bermusuhan, ABRI dan PKI. Mereka bertujuan agar nasibnya berbeda dengan Masyumi, yang tokoh-tokohnya, pada waktu itu,diintimidasi oleh golongan-golongan yang pro-soekarno. Namun sayangnya, tak ada jabatan menteri berposisi penting yang diserahkan kepada Islam. Satu-satunya kepentingan Islam yang diluluskan adalah keputusan MPRS tahun 1960 yang memberlakukan pengajaran agama di universitas dan perguruan tinggi. 3 Di masa ini, Soekarno kembali menyuarakan ide lamanya Nasakom (Nasionalis, Agamis dan Komunis). Dan yang paling dominan adalah PKI. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan umat Islam, kaum nasionalis dan angkatan bersenjata. Masa Demokrasi Terpimpin itu berakhir dengan gagalnya Gerakan 30 September PKI Tahun 1965, Umat Islam bersama ABRI dan goloongan lainnya bekerja sama menumpas gerakan ini. 2 Dr. Badri Yatim, MA, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT Raja Grafindo Peserta, 2006, h. 265. 3 Taufiq Abdullah (Ed.), Sejarah Umat Islam di Indonesia, (Jakarta: MUI, 1991), h. 405. 2

C. Masa Orde Baru Setelah Orde Lama hancur, kepemimpinan Indonesia berada di tangan Orde Baru. Tumbangnya Orde Lama memberikan harapan-harapan baru kepada kaum muslimin. Namun sayangnya, rehabilitasi Masyumi tidak diperkenankan. Orde baru memang sejak semula mencanangkan pembaruan sistem politik. Parpol difusikan ke dalam PPP dan PDI (05-02-1973). Penataan kehidupan kepartaian berikutnya adalah penetapan asas tunggal, Pancasila, untuk semua Parpol, Golkar dan organisasi lainnya, tidak ada asas ciri, tidak ada lagi ideologi Islam, dan oleh karena itu, tidak ada lagi partai Islam. Asas tunggal merupakan awal dari era baru peran Islam dalam kehidupan berbangsa ini. Peran politik (formal) Islam tidak ada lagi, tetapi sebagai agama yang mengaku tidak memisahkan dari persoalan politik, tentu peran itu akan terus berlangsung. Mungkin dengan pendekatan yang berbeda. Dengan pengasastunggalan, sebagian umat Islam menganggap bahwa penyalur aspirasi pollitik Islam hilang. Terdapat kekhawatiran di kalangan sebagian mereka terhadap ancaman sekularisasi politik dan kehidupan sosial di Indonesia. Dengan asas tunggal bagi kekuatan politik dan organisasi kemasyarakatan, identitas keislaman mereka akan semakin memudar. Peran politik Islam dalam negara Indonesia cenderung mengalami kemunduran. Disebabkan karena adanya usaha represif terhadap partai politik yang berhaluan islam, yang dilakukan oleh penguasa pada waktu itu karena ketakutan akan kehilangan kekuasaannya. Selama kekuasaan orde baru hanya ada tiga partai yang diakui dan boleh ikut dalam pemilu. Dan partai yang berasas islam pada waktu itu adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Baru sejak dekade 1970-an, kegiatan Islam semakin berkembang bila dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Terlihat, ada tanda-tanda kebangkitan Islam kembali dalam masa orde baru ini. Fenomena yang sangat bisa dilihat adalah munculnya bangunan-bangunan baru Islam; masjid-masjid, mushalla-mushalla, madrasah-madrasah, juga pesantren-pesantren. Munculnya bangunan-bangunan masjid yang megah-megah itu diikuti pula dengan semakin ramainya jamaah shalat, terutama dari kalangan angkatan muda. Pengajian-pengajian agama juga semakin semarak. Departemen- 3

departemen mengadakan pangajiannta masing-masing. Bahkan, pengajian dan diskusi-diskusi keagamaan memasuki hotel-hotel mewah dan merekrut elit-elit bangsa. Ini mungkin dapat disebutkan sebagai kelanjutan proses Islamisasi terhadap golongan abangan/priyai yang berpendidikan Barat, 4 yang dipandang belum sempurna pada masa-masa sebelumnya. Selain itu, pelajar dan mahasiswa banyak yang memakai busana muslim, baik di sekolah dan perguruan tinggi maupun di tempat-tempat umum. Di samping itu, banyak bermunculan apa yang disebut intelektual muda Muslim yang meskipun sering kontroversial, melontarkan ide-ide segar untuk masa depan umat. Kebanyakan mereka adalah intelektual Muslim berpendidikan umum. Yang terakhir ini sangat mungkin adalah buah dari kegiatan-kegiatan organisasi-organisasi mahasiswa Islam seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI, berdiri 05 Februari 1947) yang cukup dominan di perguruan tinggi umum, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Departemen Agama juga banyak berjasa dalam membentuk dan mendorong kebangkitan Islam di Indonesia. Empat belas Institut Agama Islam Negeri (IAIN) induk dengan sekian banyak cabangnya sangat berjasa menyiapkan guru-guru agama, pendakwah, dan mubaligh dalam kuantitas besar. Bahkan, DEPAG secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan mutu IAIN tersebut. Belum lagi, peranan departemen ini dalam membina madrasah dan pesantren-pesantren yang ada di seluruh wilayah Nusantara ini. Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, yang dibina langsung oleh Presiden Soeharto tidak bisa diabaikan. Adapula Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dapat dikatakan sebagai suatu forum pemersatu umat Islam Indonesia. Aspirasi-aspirasi umat, termasuk aspirasi politik, mungkin bisa tersalurkan melalui lembaga ini. Selain itu, bukan hanya PPP yang menghimpun politisi-politisi muslim, Golkar, partai pendukung pemerintah ini sekarang banyak merekrut tokoh-tokoh Islammenjadi pimpinannya dan duduk di DPR mewakili kekuatan politik itu. Dan 1, 1984. 4 Nurcholish Madjid, Islam in Indonesia: Challenges and Opprotunities, Mizan, no. 3, vol. 4

organisasi NU dan Muhammadiyah terus diperhatikan oleh setiap kekuatan politik. Setelah berlakunya asas tunggal, umat Islam dengan segala keberaniannya telah melepaskan suatu wadah politik. Mereka menerima Pancasila dan berharap dapat mengisinya dengan nilai-niilai agama. Lahirnya sejumlah partai politik Islam Pasca Orde Baru menandai bangkitnya kembali Islam Politik, yaitu Islam berkembang sebagai lembaga politik. Sebelumnya Islam politik telah berakhir sejak PPP mengganti asasnya Islam dengan Pancasila dalam muktamarnya yang pertama tahun 1984. Sejak hancurnya Islam politik muncul Islam budaya, yaitu Islam berkemmbang sebagai sebagai gerakan kebudayaan dan bukan lembaga politik. Islam budaya ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Peradilan Agama (UU No. 7 Tahun 1989) dan kompilasi hukum Islam berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 1991. 5 Juga lahirnya Ikatan Cendikiawan Muslim se Indonesia (ICMI) tahun 1990, Bank Muamalat Indonesia (BMI) tahun 1992, dan Harian Republika. Faktor lain yang menandai bangkitnya Islam Budaya adalah penyelenggaraan Festival Istiqlal tahun 1991 dan 1995, serta makin berkurangnya menteri nonmuslim dalam dua kabinet pembangunan terakhir Orde Baru, yaknni Kabinet Pembangunan VI dan VII. Adanya usaha represif yang dilakukan oleh rezim orde baru, yang berkuasa selama 32 tahun, rupanya menimbulkan kekecewaan pada banyak pihak. Puncak dari keramahan tersebut adalah dengan turunnya mahasiswa ke jalan dan menduduki gedung DPR-MPR. Yang dimotori oleh mahasiswa UIN, UGM, dan UI. Dampak dari demonstrasi tersebut membuat semakin memudarnya legitimasi politik rezim orde baru, sehingga pada tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto mengundurkan diri dari kursi kepresidenan. 6 D. Pada Masa Reformasi Babak baru dalam dunia perpolitikan di Indonesia dimulai. Pada pemilu yang dilangsungkan tahun 1999, organisasi islam banyak mendirikan partai politik yang berasaskan islam dan atau berbasis umat islam. Diantaranya: PPP, PAN, 5 Sudirman Tebba, Islam Pasca Orde Baru, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001, h. 55. 6 Ikrar Nusa Bhakti, Berbagai Faktor Penyebab Jatuhnya Presiden Soeharto, dalam Pers Dalam Revolusi Mei Runtuhnya Sebuah Hegemoni, Dedy N. Hidayat, dkk. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000, Hal. 61 5

PKB, PNU, PBB, PK sekarang PKS, dll. Pada masa itu simbol-simbol agama sangat mewarnai kancah perpolitikan indonesia. Simbol-simbol keagamaan yang diekspresikan apparatus birokrasi, tentu memiliki makna sosial. Bisa jadi ia merupakan representasi dari kesalehan dan kesadaran spiritual apparatus birokrasi, tetapi juga bukan mustahil ia juga bisa berubah menjadi sumber pengumpulan legitimasi. 7 Hasil dari pemilu tahun 1999 tersebut membawa Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi presiden RI ke-4. Sejak pemilu tahun 1999 sampai dengan sekarang, umat islam mulai kebingungan akan pilihan yang harus ia pegang. Sebab, semuanya mengaku bernafas islam dan mementingkan hak rakyat. Dalam tubuh partai politik-pun banyak mengalami perebutan kepemimpinan dan atau pecah menjadi beberapa partai. Perubahan setting politik pasca-orde Baru tanpa diduga memberi ruang bagi berkembangnya wacana penegakkan syariat islam di indonesia. 8 Seperti yang telah dilakukan oleh Aceh, dan beberapa daerah yang menginginkan penggunaan syariat islam. Pada era reformasi pun muncul beberapa perkembangan yang memperkuat Islam Budaya. Di antaranya lahir sejumlah undang-undang dan kebijaksanaan pemerintah yang menunjang pelaksanaan hukum Islam. Undang-undang yang menunjang pelaksanaan hukum Islam adalah Undang-undang tentang penyelenggaraan Ibadah Haji (UU No. 17 Tahun 1999) dan Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat (UU No. 38 Tahun 1999). Sedang kebijaksanaan pemerintah yang memperkuat pelaksanaan hukum Islam terutama terjadi di bidang ekonomi, yaitu lahirnya bank-bank syariah yang didirikan oleh pemerintah yakni Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah BNI. Perkembangan ini juga diikuti oleh sejumlah bank swasta. Masih menguatnya Islam budaya lebih jelas lagi terkihat pada pelaksanaan Pemilu 1999 yang lalu. Pemilu ini diikuti 19 partai politik Islam dari 48 partai 7 Zainuddin Maliki, Agama Priyayi, Makna di tangan Elite Penguasa, Yogyakarta: Pustaka Marwa, 2004, Hal. 6 8 Arskal Salim, Islam di Antara Dua Model Demokrasi, dalam: Wajah Liberal Islam di Indonesia, Jakarta: TUK, 2002, Hal. 27 6

peserta pemilu. Dari 19 partai Islam hanya tiga partai yang memperoleh suara yang cukup signifikan, yaitu PPP, PKB dan PBB. Tampaknya kelompok Islam modernis lebih menyukai partai politik yang memiliki komitmen pada Islam, tetapi tidak membawa bendera Islam, seperti PAN dan Golkar. Mereka berpandangan bahwa politik bukanlah tujuan, melainkan hanya satu sarana untuk memperjuangkan aspirasi umat. Mereka menyadari bahwa aspirasi umat tidak hanya di bidang politik, tetapi juga ekonomi dan pendidikan. Peningkatan pendidikan umat islam menyandarkan mereka mengenai keterbelakangan di bidang pengetahuan, teknologi dan ekonomi. Karena itu kemudian aspirasi umat islam tidak hanya di bidang politik,tetapi juga perlunya memajukan kehidupan ekonomi dan iptek. Namun reformasi ini tidak berarti bagi perkembengan Islam bila kemudian muncul pemerintahan yang tidak berpihak kepada kepentingan Islam dan kaum muslimin. Gerakan budaya dan politik Islam bisa jadi terhambat kalau pemerintah yang berkuasa membatasi perkembangan Islam. 7