BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL

BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) demontrasi. (Trianto, 2011:222).

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

UPAYA MEMANFAATKAN ALAT PERAGA AGAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN. Agustin Patmaningrum

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMBUAT ANIMASI MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maju, karena dengan membaca dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

PEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATERI MENGENAL BAGIAN TUBUH DI KELAS BIPA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI. Rina Agustina, M. Pd. 1), Ira Vahlia, M. Pd. 2)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

BAB II KAJIAN TEORITIK

PENGARUH METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR II PADA MAHASISWA SEMESTER II T.A GENAP 2008/2009 PRODI FISIKA UNIB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN LKK DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI LIMAS DAN PRISMA TEGAK

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alat Peraga Menurut Estiningsih, alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari (Sukayati,2009). Menurut Sudjana pengertian alat peraga adalah alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa alat peraga adalah alat bantu sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan konsep yang diberikan oleh guru. Enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar (Sudjana, 2008). Keenam fungsi tersebut adalah: 1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru. 5

6 3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. 4. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. 5. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. 6. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi. Menurut E.T. Ruseffendi ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga agar fungsi dan manfaat dari alat peraga tersebut sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran. a. Sesuai dengan konsep matematika. b. Dapat memperjelas konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman konsep matematika). c. Tahan lama. d. Bentuk dan warnanya menarik. e. Dari bahan yang aman bagi kesehatan peserta didik.

7 f. Sederhana dan mudah dikelola. g. Ukuran sesuai atau seimbang dengan ukuran fisik dari peserta didik. h. Peragaan diharapkan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik, karena alat peraga tersebut dapat dimanipulasi (dapat dipegang, diraba, dipindahkan, dipasangkan, dan sebagainya) agar peserta didik dapat belajar secara aktif baik secara individu maupun kelompok. i. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak. (Sukayati, 2009) B. Jobsheet Jobsheet adalah lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa pada waktu praktek (Eko. 2008). Jobsheet paling tidak akan memuat: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. C. Peduli Lingkungan Peduli lingkungan (Sulistyowati, 2012:31) adalah sikap atau tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Peduli lingkungan merupakan sikap merawat, menjaga, dan respon terhadap lingkungan. Nilai ini dapat dikembangkan dengan membuang sampah pada tempatnya, merawat tanaman dan binatang, membersihkan pekarangan dan

8 kelas, memanfaatkan barang bekas yang ada dilingkungan sekitar sebagai alat peraga pembelajaran/alat untuk bermain. Selain murah barang bekas juga mudah didapatkan seperti koran bekas, botol bekas, kertas bekas, plastik bekas, dan lain-lain. Dari keterangan diatas maka indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Membuang sampah pada tempatnya 2. Menanam dan merawat tanaman. 3. Memanfaatkan barang bekas D. Pembelajaran Kuantum 1. Pengertian Pembelajaran Kuantum Kuantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, dengan demikian dapat diartikan sebagai pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Pembelajaran Kuantum menciptakan belajar menjadi meriah dan menyenangkan. Pembelajaran Kuantum memiliki asas utama adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengaitkan materi yang diajarakan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.

9 2. Rancangan Pembelajaran Kuantum Dalam pembuatan jobsheet ini akan disusun berdasarkan kerangka rancangan belajar yang dikenal dengan istilah TANDUR, menurut Bobbi DePorter yaitu sebagai berikut: a. T : Tumbuhkan Jobsheet dapat menumbuhkan minat siswa dengan memuaskan Apakah Manfaatnya BagiKu, dan manfaatkan kehidupan pelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi Prisma dan Limas Tegak yaitu dengan cara mencantumkan manfaat dari mempelajari materi dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. b. A : Alami Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara siswa melakukan praktek dengan alat peraga yang ada sehingga siswa akan mengalaminya sendiri dan lebih mudah untuk memahami materi. Datangkan pengalaman dapat berbentuk permainan sehingga praktek pengalaman belajar menjadi lebih meriah. c. N : Namai Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi; sebuah masukan. Dalam hal ini kita menyediakan masukan, agar apa yang telah ditemukan dapat diberi nama dengan menggunakan kata kunci yang mudah dimengerti siswa.

10 d. D : Demonstrasi Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan bahwa mereka tahu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan peluang untuk menunjukan dan menerapkan pengetahuan siswa dengan cara siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan Prisma dan Limas Tegak. e. U : Ulangi Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa untuk mengingat materi yang disampaikan guru dengan mudah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara siswa mencatat kesimpulan-kesimpulan dari apa yang telah ditemukan oleh siswa. f. R : Rayakan Keberhasilan dan prestasi yang diraih siswa, sekecil apapun, harus diberi apresiasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab. Hal ini untuk menumbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada gilirannya akan melahirkan kepercayaan diri untuk berprestasi lebih baik lagi hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan point sebagai penghargaan atas usaha yang telah dilakukan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan Prisma dan Limas Tegak.

11 E. Alat Peraga dan Jobsheet Berbasis Peduli Lingkungan dengan Pembelajaran Kuantum Dalam pembuatan alat peraga yang berbasis peduli lingkungan yaitu dimana alat peraga yang akan dirancang terbuat dari barang-barang bekas yang ada dilingkungan sekitar. Alat peraga dirancang untuk materi Prisma dan Limas Tegak yang terbuat dari barang-barang bekas yang ada dilingkungan sekitar. Sehingga dengan cara memanfaatkan barang-barang bekas yang ada dilingkungan siswa, maka siswa akan dilatih untuk menjaga dan peduli lingkungan. Jobsheet disini akan memuat gambar dan ilustrasi yang dapat mengajak siswa untuk dapat membuang sampah pada tempatnya, menanam dan merawat tanaman, dan memanfaatkan barang bekas. Jobsheet yang disusun dengan rancangan Pembelajaran Kuantum, sehingga jobsheet yang disusun berdasarkan rancangan tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan (TANDUR). Jobsheet juga harus memenuhi beberapa kriteria yang diantaranya susunan tampilan menyangkut urutan yang mudah, tampilan menarik dengan ukuran huruf yang berbeda dan warna yang menarik, judul yang singkat, memuat gambar-gambar dan permainan yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar dan peduli terhadap lingkungan, memuat indikator, alat dan bahan, langkah-langkah praktikum dan tugas. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa dan komunikatif. F. Model pengembangan 4-D Model pengembangan 4-D adalah model pengembangan perangkat pembelajaran yang disarankan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan

12 Melvyn I. Semmel (dalam Trianto, 2009) atau diadapasikan menjadi model 4-P yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Model ini dapat digambarkan seperti diagram berikut : Analisis Awal Akhir Analisis Siswa Analisis Tugas Analisis Konsep Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Alat Pemilihan Format Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan Uji Validasi pengemasan Penyebaran dan Pengadopsian PENDEFINISIAN PERANCANGAN PENGEMBANGA PENYEBARAN Diagram 2.1 : Model Pengembangan (Thiagaranjan, Semmel, dan Semmel, 1974)

13 Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2009) 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tujuan tahap ini yaitu untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syaratsyarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini terdiri dari 5 langkah yaitu: a. Analisis awal akhir b. Analisis siswa c. Analisis tugas d. Analisis konsep e. Perumusan tujuan pembelajaran 2. Tahap Design (perancangan) Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu: a. Penyusunan tes acuan patokan, tes ini disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran. b. Pemilihan alat peraga yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran. c. Pemilihan format. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkaji formatformat perangkat yang sudah ada.

14 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar (para ahli) dan uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru lain. Tujuan tahap ini adalah untuk menguji efektifitas penggunaan perangkat di dalam KBM. G. Materi Pada penelitian ini, akan mempelajari tentang Prisma dan Limas Tegak yang meliputi : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur Prisma dan Limas Tegak serta bagianbagiannya. 2. Membuat jaring-jaring prisma dan limas tegak 3. Menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas tegak