BAB I PENDAHULUAN. ibadah kepada Allah SWT. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

Modul ke: Etos Kerja. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Press 2002, Khoirun Nisa, Peranan Analisis Jabatan (Job Analysis)

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan. mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

KESEIMBANGAN DALAM BERISLAM UNTUK MENCAPAI KEMENANGAN DUNIA DAN AKHIRAT. Oleh : Mirza Azkia

BAB I PENDAHULUAN. bagi perushaan atau instansi, peranan sumberdaya manusia bagi peruahaan tidak

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Masih Spiritualitas Bisnis

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

3 Wasiat Agung Rasulullah

Kata Kunci: etos kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Motivasi dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja. bebas yang secara bersamaan saling mempengaruhi variabel terikat.

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,


BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

OLAH RAGA DALAM PANDANGAN ULAMA. Abdullah Al-Baatil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengabdi kepada Allah dengan tegas dinyatakan-nya dalam Al Quran surat Az

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hukum Seputar Zakat Fitrah

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Pendidikan Agama Islam

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

EKSISTENSI MANUSIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

PERANAN MENTORING AL ISLAM DALAM PENDISIPLINAN SHOLAT MAHASISWI UMS SKRIPSI

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di bawa Nabi Muhammad SAW adalah agama yang dapat

Takwa dan Keutamaannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Program Bimbingan Keagamaan Islam dalam Coping Stress Narapidana

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

FALSAFAH EKONOMI ISLAM. Oleh Muhammad Ismail Yusanto

EFEK KESEHARIAN TAKWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

Mendidik Anak di Zaman Yang Sulit

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan Allah dalam dua dimensi untuk melakukan hal-hal positif

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I AKHLAK TASAWUF

Merasakan Manisnya Keimanan

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

Pendidikan Agama Islam

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Perilaku Pemimpin dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Secara Simultan (Uji F)

Motivasi Agar Istiqomah

BAB IV ANALISIS TENTANG PERILAKU KONSUMSI ISLAM PEMIKIRAN MONZER KAHF. (Studi Kasus di Perumahan Taman Suko Asri Sidoarjo)

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis penelitian mengenai konsep tujuan pendidikan Islam

JIKA WAKTU TERSIA-SIAKAN..

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja dalam pandangan Islam merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah SWT. Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani), dan di dalam mencapai tujuannya tersebut dilakukan dengan kesungguhan guna mewujudkan prestasi yang optimal (Tasmara, 2002 : 15). Etos kerja merupakan syarat mutlak untuk dapat mencapai keberhasilan dalam bekerja, karena dengan etos kerja yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula. Etos kerja yang tinggi dapat diraih dengan jalan menjadikan motivasi ibadah sebagai pendorong utama di samping motivasi penghargaan dan hukuman serta perolehan material. Menurut Toto Tasmara (2002:15), Etos kerja adalah sifat, watak dan kualitas kehidupan manusia, moral dan gaya estetik serta suasana batin mereka. Dengan berpedoman pada etos kerja itulah seseorang dapat bekerja dengan baik. Akan tetapi jika etos kerja pegawai mengalami penurunan maka hasil pekerjaan yang jadi tanggung jawabnya pun tidak akan maksimal.

2 Sebagaimana yang telah dipahami, agama Islam yang berdasarkan al-qur an dan al-hadits mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja melainkan juga memberikan tuntunan dalam kaitannya dengan bekerja. Seperti firman Allah dalam surat al-nahl ayat 97 :! '.* %# %&'( * ',- 678&9:;<='>5'01 234 AB%CD?!@ F :5E Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Kehidupan yang baik dunia dan akhirat menurut ayat di atas adalah karunia yang disediakan Allah SWT untuk orang-orang yang dapat memenuhi dua syarat yaitu beriman dan beramal shalih, baik itu laki-laki ataupun perempuan mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan karunia itu. Muhammad Nasib Ar Rifa i (1999: 1064) menjelaskan bahwa ayat ini merupakan janji Allah SWT bagi orang yang mengerjakan amal shaleh yaitu amal yang sejalan dengan kitab Allah dan sunah Rosul-Nya, baik itu laki-laki maupun perempuan, baik manusia maupun jin. Janji itu adalah bahwa Allah akan memberinya kehidupan yang baik di dunia dan akan membalasnya di akhirat dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya. Kehidupan yang baik mencakup seluruh jenis nikmat yang menggembirakan hati, baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini

3 sebagaimana ditegaskan dalam Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar, bahwasannya Rosulullah SAW bersabda : ا # "! ا و ر ز ق و الله ا ه (روه ا) Sungguh berntunglah orang yang berserah diri, yang diberi rezeki dengan rasa cukup dan yang merasa puas dengan apa yang telah diberikan kepadanya (HR Ahmad) Begitu pula yang diungkapkan oleh Mahmud Yunus (2004: 394-395) bahwa Allah akan memberikan kehidupan yang lebih baik daripada amalnya. Adapun yang dikatakan amal shaleh itu bukanlah sembahyang, puasa, haji dan sebagainya, melainkan berusaha mencari penghidupan untuk keperluan diri, keluarga, dan penolong isi negeri adalah termasuk amalan shaleh juga. Islam mengajarkan bagaimana membangun kehidupan yang membuahkan akhlak mulia, mendorong umat mengembangkan ilmu pengetahuan, menjalin pengaruh silaturrahim, bekerja keras dan dorongan untuk hidup berkualitas. Namun secara nyata dalam kehidupan kaum muslimin sehari-hari belum nampak seindah dan sesempurna yang diajarkan, termasuk dalam membangun budaya kerja. Umat Islam dalam menunaikan amanah, misalnya belum berorientasi pada kualitas. Kualitas kerja belum dikaitkan dengan keberagamannya. Mereka masih menganggap ada keterpisahan antara beragama dengan bekerja sehari-hari. Beragama masih diposisikan sebagai sesuatu yang terbatas, berupa kegiatan ritual seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Kegiatan spiritual

4 seperti itulah yang disebut sebagai beragama. Sedangkan bekerja yang juga seharusnya dimaknai sebagai bagian ibadah, belum mendapatkan perhatian yang cukup (Rochdjatun S, 2009: 2). Rasulullah SAW mengajarkan kepada manusia dalam meraih kebahagiaan dunia dan akhirat haruslah secara seimbang. Sebagai seorang muslim, dituntut agar tidak hanya mementingkan kepentingan duniawi saja atau kepentingan akhirat saja, tetapi seimbang diantara keduanya (Buchari dkk, 2009:158). Hal ini seperti firman Allah SWT : KL> EN J *- GHIDE 5,.RST E PEQJE OJE KG VV3RW K 9 U RB% 5 *PX>E KLY*>Z OJE SB% J ]^ 3B \Y>E GIV U 5 (Nb U aje &FZ 5 A_IPT`E ^cxrby\7 Y>E Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS Al Qhasash (28): 77). Dalam memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat secara seimbang, Agama Islam mengajarkan agar umatnya melakukan kerja keras, baik dalam bentuk ibadah maupun amal shaleh. Ibadah merupakan perintah-perintah yang harus dilakukan oleh umat Islam yang berkaitan langsung dengan Allah SWT dan telah ditentukan secara terperinci tentang cara pelaksanaannya. Sedangkan amal shaleh adalah perbuatan-perbuatan

5 baik yang dilakuan oleh umat Islam, dimana perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara maupun bagi Agama Islam sendiri. Membangun budaya kerja dalam perspektif Islam adalah meningkatkan kualitas keislaman bagi umat Islam sendiri. Kualitas yang dimaksudkan meliputi keimanan, keihsanan, amal sholeh dan akhlakul karimah. Semua itu harus dimaknai secara sempurna. Misalnya Islam mengajarkan bahwa menunaikan pekerjaan harus diwarnai oleh suasana ikhlas, sabar, amanah dan istiqomah (Rochdjatun, 2009: 2). Bekerja yang tidak ikhlas tidak akan mendapatkan pahala. Ikhlas dimaknai sepenuh hati, sungguh-sungguh dan totalitas. Sabar artinya menerima resiko apapun sebagai keterlibatan dalam menjalankan pekerjaan itu. Sebagai seorang yang sabar maka ia tidak akan mengeluh, gelisah, dan menyesal. Namun sebaliknya, orang yang sabar akan menerima apapun atas konsekuensi dari menjalankan pekerjaan itu. Amanah artinya menunaikan pekerjaan itu dengan sepenuh hati, tidak setengah-setengah dan tidak ada kebohongan. Istiqomah artinya konsisten hingga pekerjaan itu selesai sampai tuntas. Namun menjalankan pekerjaan juga tidak boleh lepas dari pertimbangan harus mementingkan kualitasnya. Tuntunan ajaran Islam tersebut jika dijalankan dan dijadikan pegangan sepenuhnya, tentu akan melahirkan kualitas kerja yang tinggi dan bagus. Etika Islam sesungguhnya sudah sangat jelas dan komprehensif. Bekerja tidak hanya diukur dari aspek-aspek yang bersifat

6 lahiriah saja, melainkan juga harus mengutamakan aspek-aspek batiniah atau spiritual itu. Islam tidak membolehkan apapun dilakukan dengan pura-pura, apalagi palsu. Jadi, jika selama ini kulitas kerja mereka dirasakan masih rendah, sehingga tidak memberikan kepuasan pada masyarakat, misalnya produk-produk kualitas pelayanannya masih rendah, maka yang perlu dilihat kembali adalah bagaimana sesungguhnya kaum muslimin selama ini mempersepsi ajaran Islam terkait dengan konsep bekerja ini. Untuk mencapai kualitas kerja yang bagus, salah satunya bisa ditempuh dengan adanya pengadaan siraman rohani, penyuluhan agama maupun kegiatan keagamaan lainnya. Karena tak lain dari kebutuhan manusia yang penting adalah kebutuhan rohani. Para pekerja perlu mendapatkan siraman-siraman rohani untuk meyakinkan bahwa bekerja adalah salah satu ibadah kepada Allah SWT. Pegawai perlu pemahaman bahwa bekerja tidak hanya semata untuk kepentingan duniawi saja, namun juga merupakan kepentingan akhirat. Di Indonesia sendiri misalnya, bekerja masih dianggap sebagai sesuatu yang bersifat rutinitas. Bahkan pada sebagian pegawai, bisa jadi bekerja dianggap sebagai beban mereka karena pemahaman pegawai tentang budaya kerja produktif masih lemah. Budaya kerja produktif sama halnya dengan budaya kerja yang Islami, karena sesungguhnya budaya kerja Islam adalah budaya kerja yang mengutamakan produktivitas dengan memakai nilai-nilai Syari at Islam (Raharjo,1999:251).

7 Salah satu contoh pegawai yang bagus etos kerjanya adalah pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag Provinsi Jawa Tengah). Hal ini terbukti bahwa pada kenyataannya sudah banyak pegawai yang mendapatkan nilai baik dalam pekerjaannya. Sebagaimana yang telah tercatat dalam penilaian daftar kerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, (wawancara dengan Ibu Ida pada tanggal 13 Maret 2013). Selama ini masih dianggap ada keterpisahan antara beragama dengan bekerja sehari-hari. Beragama masih diposisikan sebagai wilayah pengabdian terbatas, berupa kegiatan ritual, zakat, puasa dan haji. Kegiatan spiritual itulah yang selama ini dianggap sebagai beragama. Sedangkan bekerja belum mendapatkan perhatian yang cukup. Maka dari itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah memulai untuk membekali para pegawai dengan kegiatan-kegiatan beragama untuk memantapkan keyakinannya, yang merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan etos kerja pegawai. Pada dasarnya setiap pegawai mempunyai semangat kerja yang berbeda, baik itu karena dorongan pribadi, keyakinan beragama maupun yang lainnya. Pengadaan kegiatan keagamaan seperti penyuluhan islam, mengkaji Al Qur an dan kegiatan sholat berjamaah merupakan salah satu cara untuk menggugah etos kerja pegawai. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh antara kegiatan keagamaan yang telah diterapkan kaitannya dengan etos kerja

8 pegawai. Bagaimana perubahan etos kerja pegawai setelah diberikan berbagai macam kegiatan keagamaan. Apakah semakin meningkat ataukah justru akan semakin menurun?. Berdasarkan gambaran permasalahan di atas, peneliti bermaksud untuk mengadakan suatu penelitian yang berkaitan antara pelaksanaan kegiatan keagamaan dengan etos kerja pegawai, yang berjudul PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merumuskan dua permasalahan pokok yaitu : 1.2.1 Bagaimana intensitas PNS Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dalam mengikuti kegiatan keagamaan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah? 1.2.2 Bagaimana peningkatan etos kerja PNS di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji kebenaran teori yang menyatakan bahwa agama yang menjadi anutan seseorang jika

9 diyakini dan dihayati secara mendalam mampu memberikan suatu tatanan moral yang dijadikan sebagai pedoman tingkahlaku seseorang dalam bertindak sesuai ajaran agamanya. Teori ini dikutip dari Jalaludin Rahmat dalam bukunya Psikologi Agama. Selanjutnya teori ini akan diuji pada pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian ini dapat ditinjau secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang intensitas mengikuti kegiatan keagamaan dalam pengaruhnya terhadap peningkatan etos kerja pegawai. Sedangkan Manfaat Praktis dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pikiran bagi para pemimpin untuk bisa meningkatkan etos kerja pegawai dan memberikan masukan dalam mengembangkan kinerjanya di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. 1.4 Tinjauan Pustaka Guna memperkuat analisis skripsi ini, peneliti mencoba menelaah beberapa penelitian skripsi yang mendukung dengan judul skripsi ini antara lain : 1.4.1 Skripsi M Zama Syari (062411079) dengan judul penelitian : Pengaruh Etos Kerja dan Budaya Kerja Islam terhadap

10 Produktivitas Kerja Pegawai (Study pada KJKS/UJKS wilayah Kabupaten Pati). Hasil penelitiannya adalah menunjukkan bahwa hasil analisis penerapan budaya kerja Islam menunjukkan adanya pengaruh yang siginifikan antara Budaya Kerja Islam dengan Produktivitas kerja pegawai pada KJKS/UJKS wilayah Kabupaten Pati. Ditunjukkan dengan nilai t-hitung hitung budaya kerja Islam 3,752 yang nilainya lebih besar dari t-tabel 1,682. Sehingga variabel X2 terhadap variabel Y signifikan dan hipotesis dapat diterima. 1.4.2 Maulia Masithoh (4101056) dengan judul penelitian : Peran Bidang Kerohanian dalam Meningkatkan Etos Kerja Pegawai Rumah Sakit Roemani Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh kegiatan-kegiatan yang diadakan bidang kerohanian bagi pegawai Rumah Sakit Roemani Semarang tentunya akan memberikan dampak bagi pegawai yang mengikuti. Hal ini dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa pegawai yang merasa ada perubahan sikap menjadi lebih baik sebanyak 83,33 % dan sisanya pegawai yang merasa tidak ada perubahan atau tetap setelah mengikuti kegiatan yang diadakan oleh bidang kerohanian sebesar 16,66 %. 1.4.3 Mayya Puji Febriana dalam penelitan skripsinya yang berjudul : Pengaruh Etos Kerja Islam Terhadap Kinerja Pegawai Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah Artha Mas Abadi Kabupaten

11 Pati. Dalam variabel etos kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pegawai di BPRS Artha Mas Abadi sebesar 71,3% dilihat dari KMO dan Barlett s Test itu menunjukkan 0,5 dengan signifikan 0,000 adalah dibawah 0,05 Dari beberapa penelitian di atas, sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang membahas tentang pengaruh intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap peningkatan etos kerja pegawai negeri sipil di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Harapannya penelitian ini nantinya menjadi pengetahuan baru dari penelitian-penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang belum dikaji oleh peneliti lain, yaitu mengenai pengaruh intensitas mengikuti kegiatan keagamaan yang dikaitkan dengan peningkatan etos kerja pegawai baik laki-laki maupun perempuan. Sedangkan yang diteliti oleh M Zama Syari adalah mengenai etos kerja kaitannya dengan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut.