PENINGKATAN PEMBINAAN PRESTASI LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BERBEBAN SECARA PERIODIK PADA ATLETIK USIA ANAK REMAJA

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA ANAK SD MELALUI ELEVATION BOARD (PAPAN ELEVASI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BEBAN DAN RASIO ANTHROPOMETRIK TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

KEKUATAN OTOT LENGAN ATLET ATLETIK PPLP (PUSAT PENDIDIKAN LATIHAN PELAJAR ) DKI JAKARTA. Fatah Nurdin 1, Aisyah Kemala 2

TES POWER VERTIKAL JUMP. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LARI 50 METER DAN LATIHAN LOMPAT GELANG TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 30 MUARO JAMBI

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORITIK

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. diantaranya dalam kamus olahraga, menurut Syarifudin (1985: 62) lompat

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

MEMBENTUK DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI MELALUI METODE LATIHAN MAXEX.

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK SINGLE LEG HOP DAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN WAKTU TEMPUH PELARI 110 METER GAWANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

PENGARUH LATIHAN INTERVAL ANAEROB DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG 100 METER GAYA FRONT CRAWL

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR FKIP UNP Kediri.

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN PEKAN OLAHRAGA MAHASISWA NASIONAL (POMNAS) XI PALEMBANG, Oktober 2009

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS METODE MELATIH FISIK PENCAKSILAT. No. Revisi : 00 Tgl. Mar 10 Hal 1 dari 3

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.

LOMPAT TINGGI. Ad 1. Tinggi CG saat take off (H1)

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRIC LATERAL CONE HOPS DAN RIM JUMPS DENGAN METODE INTERVAL TRAINING 1:5 DAN 1:7 TERHADAP POWER DAN KECEPATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

JURNAL. Oleh: HENGKI SAPUTRA NPM: Dibimbing oleh : 1. BUDIMAN AGUNG PRATAMA, M.Pd 2. YULINGGA NANDA HANIEF, M.Or

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional. Untuk dapat dan menjunjung tinggi nama baik negara kita

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK KEBELAKANG TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MURID SD NEGERI KALUKUANG 1 MAKASSAR.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN POWER OTOT

Key word : Sprint, interval anaerob training, work interval, rest interval.

PENGARUH LATIHAN INTERVAL ANAEROB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan. yaitu Athlon atau athlum yang berarti lomba atau

BAB III METODE PENELITIAN

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN FISIK PEMAIN BOLAVOLI. Oleh: Suharjana Fakultas Ilmu Keolahraaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN 2016

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

Muhammad Yudas Azhari Bambang Sujiono dan Roy Widyonarto

Cara Mengembangkan Kecepatan Lari. Oleh : Slamet Widodo 1

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMBINAAN PRESTASI LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BERBEBAN SECARA PERIODIK PADA ATLETIK USIA ANAK REMAJA Oleh: Titin Kuntum Mandalawati,S.Pd.,M.Or. PGSD IKIP PGRI MADIUN PENDAHULUAN Lompat jauh adalah suatu gerakan melompat mengangkat kaki keatas dan kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (mela di udara) dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untukmencapaijarak sejauh-jauhnya. Lompat jauh merupakan perpaduan antara lari dan lompatan atau tolakan. Ada 4 (empat) tahapan gerakan harusdikuasai oleh seorang pelompat, yaitu awalan, tolakan, saat mela di udara dan pendaratan.keempat unsure ini merupakan suatu kesatuan urutan rangkaian gerak tidak terputus. Padaumumnyapelompatdalammelakukanlompatjauhhasilnyakurang optimal, sebagianbesardisebabkankarenakesalahanteknik, latihandanjugakarenafaktorfisik kurangmenunjang. Untukdapatmelakukanlompatjauhdenganbaik, diperlukansuatuteknikataumetodelatihan tepatsertadukungankondisifisik prima.hal inisesuaidenganpendapatm.sajoto (1995) bahwa "Kondisifisikadalahsatuprasyarat sangatdiperlukandalamusahapeningkatanprestasiseorangatletbahkandapatdikataka nsebagaikeperluandasar tidakdapatditundaatau di tawartawarlagi".upayauntukmengatasipermasalahantersebut, diantaranyaadalahdenganmemberikanlatihan dapatmeningkatkankecepatandankekuatanatletsecarabersama-sama. Salah satumetodelatihan cukupefektifuntukmeningkatkankemampuantersebut satu diantaranyaadalahdengan latihanberbebanmelaluisirkuit training. Latihansirkuit training dilakukan agar dalampemberianpembebanandapatdilakukansecaramenyeluruhdanmaksimal.

Perlu diketahui dalam peralihan masa dari anak-anak ke dewasa juga diperhatikan program berbeban, pada prinsipnya mereka siap menerima program berbeban akan tetapi dalam pembebanannya juga tidak terlalu banyak, sehingga perlu adanya suatu adaptasi otot dalam masa pertumbuhan dan perkembangannnya. Sehingga dalam program usaha peningkatan prestasi lompat jauh juga akan berjalan maksimal. PengertianLompatJauh Lompatjauhmerupakansalahsatunomor diperlombakandalamcabangolahragaatletik, aktivitasnyadiawalidenganlariawalan, menolak, meladanmendarat.tujuanlompatjauhadalahuntukmencapaijaraklompatanseja uhmungkinkearahmendarat.danner danpangrahi (1989) menyatakanbahwalompatjauhmerupakansuatuaktivitas diawalidenganberlariuntukmengambilawalan, dilanjutkanmenolakdengansatu kaki tumpu, meladiudaradanmendaratdengankedua kaki secarabersamasama.selanjutnyadikatakanpencapaianhasillompatan baikdapatdicapaimelaluipemantapankoordinasigerakteknikmelompat meliputi: teknikawalan, teknikmenolak, teknikbadan di udara, danteknikbadanwaktumendarat masing-masingmempunyaicara-carasendiri (Bunn, 1972). Rosandich (1962) menambahkanbahwauntukmendapatkanlompatan baik, seorangatlitharusmempunyaikomponensebagaiberikut :1) awalan makinmeningkatkecepatannya, teratur, terarahdanmencapaikecepatanmaksimalpadasaatmencapaipapantolakan, 2) gerakanpadasaatmenolak, 3) gerakansaatmeladan 4) gerakanwaktumendarat. Dalam rangkaian lompat jauh tersebut lompat jauh tidak hanya cepat dalam mengambil awalan tetapi harus kuat dalam menolak ataupun menumpu sehingga perlu sekali diperlukan adanya latihan pembebenan secara periodik pada anak usia remaja.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Lompat jauh Pelaksanaan lompat jauh menurut pendapat para ahli sudah disebutkan sebelumnya adalah: 1)awalan, 2)menolak, 3)mela dan, 4) mendarat. Awalan Lariawalandalamlompatjauhbiasanyaberjarakantara 30-40 meter biasanyadilakukandengankecepatanmaksimalsebelummelakukanlompatan.jaraklar iawalantersebutbagiseorangatletlompatjauhsudahmendapatkecepatanmaksimal. Hal inididukungolehpendapatrosandich (1962) menyatakanbahwajarak 40 meter atau 50 yard sudahakantercapaikecepatanmaksimal. Laricepatpadasaatmelakukanawalandilakukansecaraprogresifsampaimenca paimaksimal, kemudianmemeliharakecepan, danpersiapan kaki tumpupadapapantumputolak.selainituseorangatletlompatjauhharusmemilikikema mpuanlari baikdandapatmengaturpace larinya, karenamengubahubahkecepatanmembutuhkankekuatantambahankarenaadanyaper cepatan (Hidayat, 1997) pelompat tidakdapatmengaturpace larinyaakankehilangankecapatan dibangundariawalan, danpadasaatmenolakakanmengalamikegagalankarenapelompatakanmemaksakandi riuntukmencapaibaloktumpuandengancaramemperpanjang/memperpendekpaceny a. Kecepatanlari terkontroldenganbaikwaktumenolakharusdidukungolehdayaledakotottungkai.hal inididukungolehpendapatbresnahan (1956) menambahkanbahwakeuntunganpenambahanjarakdalamlompatjauhdibandingkanl ompatjauhtanpaawalanadalahmerupakanandildarifaktorkecepatan. Kecapatan lari dalam pengambilan awalan lompat jauh ditentutan beberapa faktor, antara lain: daya ledak otot-otot tungkai, jenis otot, dan keseimbangan, dari sini jelas tidak hanya ditunjang adanya kecepatan saja akan tetapi perlu adanya latihan berbeban untuk memperkuat wilayah otot pada sub bagian tubuh.

Tolakan Tolakan merupakan peralihan dari lari awalan ke tolakan mempunyai fungsi penentu pada jarak lompatan. Tolakan adalah penolakan kaki maksimal pada papan tolakan kaki terkuat (Kosasih, 1985). Urutan gerakan tolakan adalah sebagai berikut: saat kaki kontak dengan balok tumpuan dimulai dengan tumit, kemudian diangkat sampai sebagian jari-jari kaki direnggangkan keatas, dan pada saat bersamaan pandangan, kepala dan dada pada posisi tegak (Morhensen, 1980). Pada saat melakukan tolakan kaki tumpu pada papan tolak dengan tumit menyentuh lebih dahulu, kemudian dilanjutkan seluruh telapak kaki mendatar. Pelompat harus menghindari lekukan pada lutut terlalu dalam agar tidak kehilangan gerakan. Secara teknis tujuan tolakan adalah untuk mendapat ketinggian efisien dengan usaha maksimal agar momentum dibangun dari awal tidak berkurang. Tenaga mendorong kearah vertical adalah kemampuan daya ledak otot tungkai. Banyak sekali kesalahan atlet dalam melakukan tolakan hanya sebatas menolak dan tidak memperhitungkan usaha maksimal untuk momentum keatas, sehingga secara prinsip teknik latihan didapat atlet cepat turun pada saat landingnya. Maka dalam hal ini perlu adanya penekanan untuk menolak sekuat mungkin dalam upaya untuk meraih sudut ketinggian ideal lompat jauh salah satunya melalui program latihan pembebanan secara periodik.

Mela Mela adalah lanjutan dari tolakan pada papan tumpuan dan berakhir saat tumit menyentuh pasir pada bak lompatan. Seorang pelompat dapat mela melintasi suatu garis para bola membutuhkan kecepatan dan kekuatan, karena tubuh mempunyai gaya gravitasi. Salah satu upaya untuk mampu bertahan sesaat diudara tungkai ada dibelakang diayun kedepatan atas dengann maksimal (Ropimpandang, 1962). Pada saat mela ada tiga macam gaya sering digunakan atlet dalam lompat jauh yaitu: a) gaya jongkok atau sit domn in the air, b) gaya gantung atau hang style, dan c) gaya berjalan diudara atau walking in the air LompatJauh Gaya JongkokAtausit down in the air

Lompat jauh Gaya Gantung atau hang style LompatJauh Gaya Berjalan di Udaraatauwalking in the air Mendarat Mendarat merupakan kelanjutan dari rangkaian gerak penting untuk mendapatkan momentumm diperoleh dari awalan dan tolakan. Selanjutnya gerakan masih biasa dilakukan oleh seorang pelompat ialah menjulurkan tungkai kedepan sejauh mungkin dan menundukkan kepala, gunanya untuk membantu titik berat badan maju ke depan. Salah satu prinsif harus dipahami dalam mendarat adalah untuk mencapai sejauh mungkin jarak lompatan. Seorang pelompat harus meraih jarak dengan lutut setiap incii dapat diraihnya, tetapi raihan jangan terlalu jauh, karena dapat mengakibatkan hilangnya control pada saat akhir pendaratan (Rosandich, 1962). Untuk lebih jelasnya posisi mendarat pada lompat jauh dapat

dilihat pada gambar 1..9 berikut ini: Atlet A dan B membuat gerakan berbeda, jalannya titik berat badan (h) adalah sama, tetapi posisi A lebih menguntungkan dari pada posisi B saat mendarat ( Hidayat, 997). METODE LATIHAN BERBEBAN PADA ANAK USIA REMAJA Latihanberbebandilaksanakanmelaluiberbagaimetodelatihan.Metode- metode diterapkanharusmenjaminbahwalatihanberbebandapatdilatihdandikembangkansec aramaksimal. Uatamanya harus diperhatikan adalah masa-masa usianya apakah sudah siap menerima pembebanan ataupun belum, sehingga dalam pembebanan ini ada saatnya untuk memperhatikan anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam program pembebanan pada anak usia remaja latihanberbebantersebutdiaturmenurutdasar prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Prinsipdurasi 2. Prinsip internal 3. Prinsipulangan 4. Prinsipkompetitif

Metode-metodemenurutprinsiptersebutdikelompokkanmenjadiempat : 1. Metodedurasi / terdiridarimetodeterus-menerus 2. Metode interval di dasaripadaperubahan direncanakanantarapembebanandan recovery. 3. Metodeulanganinidicirikandenganintensitassubmaksimumdanmaksimum 4. Metodekompetitifdan control, metodeinidigunakanuntukpengecekan power secarakhusus diperlukandalamolahragaatletikkhususnyanomorlompatjauh. Dalampemberianintensitaslatihanharustepat pula, jangansampaiterlaluberatdanjangansampaiterlaluringan.apabilaterlaluberatmakah asil didapatbukan power melainkankekuatanselainitujugandapatmenimbulkanciderapadaatlet.tetapisebalik nyaapabilaterlaluringanmakatidakdiperolehhasil over load. PetunjukLatihan Berbeban Dalam pelaksanaan latihan berbeban tidak asal-asalan untuk memberikan porsi latihan khususnya anak usia remaja karena masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, berikut disajikan petunjuk praktis dalam latihan berbeban: 1. Latihandilaksanakandalamtigatahap: a. Pemanasan 15 menit b. Latihaninti (sesuaiwaktulatihankeseluruhan ±90 menit) c. Pendinginan 15 menit 2. Awallatihandilaksanakantesujicobauntukmenentukanintensitasbebanlatihanden gantesmengangkatbebanmaksimaldengansatu kali angkatan (1RM). 3. Bebanawallatihan 55% darimaksimaldenganiramacepat, agar diperoleh power maksimal. Karenakekuatan kali kecepatandiperolehhasilsuatu power. 4. Jenislatihan dilakukanadalah: a) Leg Squat b) Bent over rowing c) Heel raise d) Twisting sit up e) Leg Extention

f) Hip raise g) Leg Extention h) Bent knee leg raise i) Split squat j) Bench push up k) Step ups l) Incline leg raise 5. Dosislatihaninimenurutpendapat J. Nossek (1982:81) bahwa pembebananuntuklatihan power adalah 50%-75% daribebanmaksimal, repetisi 6-10 kali ulangan, jumlah set 4-6 kali danistirahatantar set (interval) 3-5 menitdenganlatihaniramacepat (eksplosif). 6. Program latihan circuit dari FOX (1988) merujukpetunjukumumlatihansirkuitsebagaiberikut: a. Frekuensisebaiknyatiga kali tiapminggu. b. Biasanyasirkuitdilakukan 2-3 kali tiapsession. c. Berisi 6-15 pos. d. Bebantiaplatihanantara 40-50% darimaksimumulangantunggal. e. Jumlahulanganpadatiappos 75-100% darijumlahmaksimum dapatdicapaidariperiodekerja. f. Periodekerjaselama 15-30 detikdanperiodeistirahat (waktuuntukbergantianpos) antara 15-60 detik.

DAFTAR PUSTAKA Bompa, O. T.1994. Power Training For Sport: Plyometrics For Maximum Power Development. Ontario: Mosaic Press. Fox, E. L., 1984. Sport The Physiology. 2 nd edition. Tokyo: Holt-Saunders. Fos, M.L. &Keteyian, S.J. 1998. Physiological Basic For Exercise and Sport. Dubuque: McGraw-Hill Companis. Fox, E. L., Bowers, R. W., & Foss, M. L, 1988.The Physiologycal Basis Of Physical Education And Athletics. Philadelphia: W. B. Sounders Company. M.sajoto. 1995.Metodologikepelatihan. Jakarta Press Nossek, J. 1982. General Theory of Training. National Institute for Sports, Lagos: Pan African Press. Pyke, F.S. 1991. Toward Better Coaching The Art and Science of Coaching. Canbera, Australia: Government Publishing Service. Suharno HP. 1993. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: Andi Offset.