PENYAJIAN LISAN (PRESENTASI ILMIAH)

dokumen-dokumen yang mirip
Untuk. Stikom Bandung PRESENTASI & PIDATO. Nantia Rena Venus

PRESENTASI ILMIAH. Oleh: Suci Sundusiah, M.Pd. Rika Widawati, S.S., M.Pd. Disampaikan dalam mata kuliah bahasa Indonesia

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN ETIKA DAN ESTETIKA BERBAHASA INDONESIA DALAM FORUM ILMIAH 2012

BAB V HASIL DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian terutama berkaitan dengan rancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 R a g a m I l m i a h

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

29/05/2012 PRESENTASI ILMIAH. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2012 K14 MPPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

Modul ke: PUBLIC SPEAKING Pidato dan Outputnya. 7Ilmu. Fakultas. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB III LANDASAN TEORI

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

ali muqoddas, S.Sn, M.Kom Teknik Presentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A)

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

Kode Buku : Bobot (B) Skor (S) KOMPONEN DAN ASPEK A. MATERI/ISI. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

Bab II Pengembangan Area Emosional

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KERANGKA PIDATO. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAHASA TATA TULIS ILMIAH

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

Fighting Inequality for Better Growth

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

KAJIAN PUSTAKA. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

Teknik Pengolahan Audio

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan rangkaian kegiatan siswa

Makalah. Perencanaan Pesan-pesan Bisnis

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

II. KAJIAN PUSTAKA. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu (a) menyimak, (b) berbicara, (c)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah scaffolding memang tidak terlalu asing akhir-akhir ini. Hammond

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Transkripsi:

Makalah Bahasa Indonesia PENYAJIAN LISAN (PRESENTASI ILMIAH) Disusun Oleh: Kelompok 6 (Agroteknologi C) Andi Khusnul Fatima Bahar UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menampilkan sebuah karya yang akan dipublikasikan dan agar diketahui orang banyak tentu saja diperlukan adanya penyajian secara lisan, agar hal yang akan dipublikasikan ataupun hal yang akan diberitahu kepada orang banyak akan lebih mudah dipahami oleh orang lain. Walaupun penyajian lisan ini dapat disejajarkan dengan berbicara dan terdengar sangat mudah karena hanya menggerakkan bibir dan mengeluarkan suara, namun dalam penyajian lisan ini dibutuhkan suatu keterampilan berbicara. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan masa kanak-kanak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah keterampilan berbicara dipelajari. Sebagai mahasiswa tentu saja akan sangat diperlukan dalam melakukan presentasi ilmiah maupun pidato yang mana kemampuan berbicara akan sangat berguna. Kemahiran dalam penyajian lisan bukan hanya menuntut penguasaan bahasa yang baik dan lancar melainkan juga menghendaki persyaratanpersyaratan lain, misalnya: kebenaran, ketegangan sikap, kesanggupan mengadakan reaksi dan cepat tepat, kesanggupan menampilkan gagasan secara lancar dan teratur, serta ketidakkakuan dan ketidak canggungan gerak. Seiring dengan perkembangan bahwa penyajian lisan itu sudah menjadi salah satu kebutuhan mahasiswa. Alasannya bahwa disamping mahasiswa harus mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiahnya ke dalam berbagai bentuk karya tulis ilmiah yang berkualitas, juga mereka harus mampu menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya di depan forum sesuai dengan kriteria penyajian yang baik. Berdasarkan hal diatas, maka kami akan coba mengkaji tentang penyajian lisan agar wawasan dan pengetahuan kita tentang penyajian lisan bertambah.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka diumuskan masalah sebagai berikut: 1. bagaimanakah cara presentasi ilmiah? 2. bagaimanakah teknik dalam melakukan presentasi? 3. bagaimanakah cara berpidato? 1.3 Tujuan Masalah Adapun tujuan yang akan dicapai adalah: 1. untuk mengetahui cara presentasi ilmiah 2. untuk mengetahui teknik dalam melakukan presentasi 3. untuk mengetahui cara berpidato 1.4 Manfaat Manfaat yang diharapkan adalah: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang cara melakukan presentasi ilmiah dan berpidato yang baik dan benar. 2. Membantu mahasiswa untuk dapat menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya didepan forum sesuai dengan kriteria penyajian yang baik. 3. Menambah pengetahuan mahasiswa akan teknik-teknik dalam presentasi sehingga nantinya mahasiswa dapat melakukan presentasi yang menarik namun masih tetap sesuai kriteria penyajian yang baik. 4. Diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan berkualitas tentang penyampaian lisan khususnya presentasi ilmiah dan pidato. BAB II

2.1. Presentasi Ilmiah TINJAUAN PUSTAKA Berpidato ilmiah merupakan kegiatan yang lazim digunakan dalam dunia ilmiah. Kegiatan tersebut berfungsi untuk penyebaran informasi ilmiah, baik informasi konseptual maupun informasi prosedural. Bagi mahasiswa, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah merupakan kebutuhan. Berikut dikemukakan beberapa hal yang perlu dipahami berkaitan dengan presentasi ilmiah. 2.1.1. Pengertian dan Kiat Presentasi Ilmiah Presentasi ilmiah yang efektif adalah penyajian bahan ilmiah oleh seseorang di suatu forum yang di dalamnya hadir sejumlah peserta yang secara sukarela terlibat aktif dalam interaksi verbal ilmiah menuju tercapainya tujuan selama waktu yang tersedia. Agar presentasi dapat berjalan secara efektif, ada kiat yang perlu diterapkan. Beberapa kiat yang dimaksud adalah sebagai berikut. a. Menarik minat dan perhatian peserta b. Mengarahkan perhatian peserta c. Mempertahankan minat dan perhatian peserta d. Menjaga agar presentasi tetap berfokus pada masalah yang dibahas e. Menjaga etika. Untuk menarik minat pada apa yang dibahas, seorang penyaji dapat menggunakan media yang menarik, yang dapat berupa media visual seperti gambar dengan warna yang menarik, suara yang cukup keras bagi peserta, dan/atau ilustrasi, anekdot, dan demonstrasi. Selajutnya, perhatian mereka perlu diarahkan pada focus pembahasan dengan cara yang menarik pula dengan memanfaatkan informasi latar belakang peserta. Perhatian mereka perlu dijaga atau dipertahankan dengan cara menjaga agar suara tidak menonton, dan dengan menggunakan variasi media. Dalam hal ini multimedia sangat membantu. Akan tetapi, apabila perangkat keras sangat terbatas, paling tidak cara berbicara yang bervariasi. Alur presentasi perlu dijaga agar tetap fokus dengan menyatakan terus terang fokus pembahasan dan penyaji manaati bahan yang telah dipersiapkan serta memberi penjelasan singkat dan padat mengenai butir-butir ini. Etika dijaga

dengan cara menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain. butir-butir rinci tentang etika akan diuraikan di bawah ini. a. Tata Cara dan Etika Presentasi Ilmiah Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji menaati ketiga tata cara yang lazim. 1) Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis juga (baik bahan penuh dalam bentuk makalah maupun bahasan presentasi powerpoint). Jika diperlukan, bahan disertai dengan ilustrasi yang relevan. 2) Penyaji menyajikan bahan-bahan dalam waktu yang tersedia.untuk hal ini penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberika oleh moderator. 3) Penyaji menaati etika. Etika berkenaan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan mana yang salah dan man yang secara moral benar atau diterima. Satu nilai yang harus dipegang dalam menjaga etika adalah menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain. Kerugian mencakup kehilangan hak atau kesempatan, kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Hak dalam forum ialah hak untuk berbicara, hak untuk mempertahankan atau membela pendapatnya, dan hak untuk mendapatkan pengakuan. Bila seseorang telah melakukan sesuatu yang sangat berharga, dia mempunyai hak untuk mendapat pengakuan. Butir lain yang perlu diperhatikan dalam hal etika adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah, kejujuran merupakan butir etis penting. Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam segala hal yang menyangkut informasi yang disajikan. Jika dia menyajikan data, dia harus secara jujur menyebutkan apakah data itu hasil penelitiannya, ataukah diambil dari sumber dari sumber lain yang juga harus disebutkan lengkap sesuai dengan kelaziman dunia ilmiah. Dalam forum ilmiah seperti presentasi ilmiah, selain ada penyaji pasti ada pemeran lain yang ikut terlibat, yakni presentasi, moderator, dan notulen serta bila diperlukan tenaga teknisi. Semua pemeran tersebut wajib menjaga etika agar penyajian tetap berlangsung secara baik dan efektif. Peserta misalnya, harus jujur terhadap dirinya. Artinya, dia akan bertanya apabila tidak tahu, akan mencari klarifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah

pemahamannya sedah benar dan sebagainya. Selain itu, setiap peserta wajib mengahrgai pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara. Jalannya suatu forum ilmiah banyak ditentukan oleh peran seorang moderator sebagai pemandu. Etika harus dijaga adalah bahwa dia harus adil dan taat jadwal. Dia harus adil dalam arti bahwa semua peserta sedapat mungkin memperoleh kesempatan yang relative sama dalam berpartisipasi aktif selama forum berlangsung. Keseimbangan wilayah, kesimbangan kesetaraan jender, dan keseimbangan persoalan yang diangkat harus benar-benar dijaga oleh moderator. Semua hal yang terungkap selama forum berjalan sebaiknya secara rapi oleh notulen. Hasil catatn yang telah ditata ringkas sebaiknya dicetak dan dibagikan kepada semua orang yang telibat. Hal ini memberikan kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk meluruskan jika ada hal-hal yang kurang tepat. Teknisi wajib memastikan bahwa peralatan teknologi yang digunakan bekerja dengan baik. Dia harus melakukan pengecekan melakukan pengecekan akhir sebelum forum dimulai, dan secara teratur mengontrol jalannya forum dari segi teknologi. Apabila terjadi sesuatu pada teknologi, dia harus bertindak menyelamatkannya jalannya kegiatan. b. Penyiapan Bahan Presentasi Ilmiah Dalam era teknologi informasi ini, presentasi ilmiah dengan multimedia sudah merupakan kebutuhan karena beberapa alas an. 1) Presentasi akan menjadi menarik 2) Penyaji dapat menghemat waktu 3) Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang dikendaki secara menarik 4) Peserta dapat langsung mengopi file presentasi jika diperlukan 5) Penyaji sangat dienakkan dengan hanya membawa bahan dalam flasdisk 6) Bahan presentasi dapat dibuat sangat ringkas Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi ilmiah perlu dipersiapkan dengan baik. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menyiapakan bahan presentasi: 1) Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas

2) Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian rutut dan runut (Koheren dan Kohesif) 3) Kerangka piker perlu diungkap dan disajikan dalam bentuk diagram atau bagan alir untuk menunjukkan alur penalarannya 4) Tuliskan semua dalam bingkai powerpoint dengan ukuran huruf/gambar yang memadai 5) Pilih rancangan slide yang cocok (perhatikan kontras warna) 6) Penayangan uji coba untuk memastika bahwa semua bahan dalam slide terbaca seluruh peserta yang berada dalam ruangan 7) Cetak bahan untuk dipakai sebagai pegangan peserta dalam penyajian c. Melaksanakan Presentasi Ilmiah Presentasi ilmiah pada intinya adalah mengomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta forum ilmiah. Di dalam pelaksanaannya berlaku prinsip-prinsip komunikasi. Beberapa prinsip komunikasi berikut dipertimbangkan oleh penyaji. 1) Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif Memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak Memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media Menghindari kemungkinan penafsiran ganda ungkapan yang dipilih Berpikir positif tentang peserta Membuat pesertamerasa nyaman, berterima, dihormati, dan dihargai Mempertimbangkan budaya peserta Bersikap terbuka terhadap sikap dan pendapat orang lain yang berbeda Memastikan pilihan kostumnya sudah sesuai dan tepat dengan forum 2) Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi Memastikan bahwa suaranya terdengar semua peserta Memastikan bahwa penyaji dapat dilihat oleh semua peserta Menjadi penyimak/pendengar yang baik Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, cari klarifikasi dll Mendorong peserta untuk aktif terlibat Mersepon pada kebutuhan peserta Menggunakan media yang menarik dan tepat guna 2.2. Berpidato 2.2.1. Pengertian Pidato Pengertian pidato menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengungkapan pikiran dl bentuk kata-kata yg ditujukan kpd orang banyak; (2) wacana yg disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. Berdasarkan pada uraian diatas maka pidato adalah sebuah kegiatan dimana dilakukan penyempaian lisan kepada orang banyak dan dapat memberi kesan positifbagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. 2.2.2. Cara Berpidato Setiap orang yang hendak berpidato pasti berusaha dan berharap pidato yang disampaikan dinilai oleh pendengar sebagai pidato yang baik. Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria, diantaranya : a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung; b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar; c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara; d. Isi jelas, benar, dan objektif; e. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti pendengar, serta f. Disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat. Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Langkah-langkah dan urutan berpidato secara umum diawali dari oembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. sebagai hasil penjabarn gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Sementara penutup pidato berisi penegasn kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dan terima kasih kepada semua pihak.

Etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai kepatutan yaqng perlu diperhatikan dan dijunjung ketika seseorang berpidato. Nilai-nilai (values) yang patut diperhatikan adalah : a. Tidak menyimggung perasaan orang lain; b. Upaya menghargai dan membangun optimisme pendengarnya; c. Sikap jujur dan terbuak, dan d. Rasa empati dan persahabatan Menulis naskah pidato perlu dilakukan apabila kegiatan berpidato yang akan dilakukan memang dipersiapkan sebelumnya. Akan tetapi, apabila kegiatan itu dilakukan secara spontan tentu tidak perlu menulis naskah pidato sebelum kegiatannya dilakukan. Hakikat menulis pidato adalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahsa tulis yang siap dilisankan melalui kegiatan berpidato. Pilihan kosakata dan kalimat serta paragrafnya sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan ketika seseorang menuliskan naskah (ilmiah) yang lain. Situasi resmi dan tidak resmi akan menentukan pilihan kosakata dalam menulis naskah pidato. sekalipun naskah pidato itu merupakan bahsa tulis, ia tetap merupakan bahasa tulis yang akan dilisankan sehingga konteks kelisanan perlu diperhatikan. Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah dipersiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato di depan hadiranm, melainkan perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana. Untuk menciptakan interaksi yang hangat dengan para pendengar. Untuk itu, sesorang yang akan berpidato harus mampu menganalisis situasi dan memanfaatkan hasil analisisnya itu untuk menghidupkan suasana ketika ia berpidato. Apabila pidato yang disampaikan bukan atas nama orang lain (bukan membacakan naskah pidato atasan atau orang lain), kita masih dapat melakukan penambahan-penambahan sepanjang waktu yang disediakan memadai. Yang terpenting, penambahan itu memperkaya isi pidato, dapat menghangatkan suasana, dan bermanfaat, serta dapat memperjelas isi dalam naskah pidato. BAB III

PENUTUP Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dalam melakukan presentasi ilmiah perlu diperhatikan tiga hal: (1) Penyaji perlu memberi informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis juga (baik bahan penuh dalam bentuk makalah maupun bahan bahasan presentasi power point). Jika diperlukan, bahan disertai dengan ilustrasi yang relevan. (2)Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk hal ini penyaji perlu merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan oleh moderator. (3) Penyaji menaati etika. 2. Teknik dalam melakukan presentasi adalah dengan memanfaatkan teknologi saat ini dengan menggabungkan antara tata cara penyajian lisan yang baik dengan sarana multimedia yang akan sangat membentu selama proses presentasi. 3. Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Langkah-langkah dan urutan berpidato secara umum diawali dari oembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. sebagai hasil penjabarn gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Sementara penutup pidato berisi penegasn kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dan terima kasih kepada semua pihak. 3.2 Saran Penyajian lisan sangat penting dalam duniamahasiswa dimana kita akan selalu dituntut untuk menampilkan karya-karya yang telah kita buat. Penyajian lisan yang baik merupakan hal yang diharapkan, sehingga diharapkan kepada mahasiswa agar mengetahui tata cara penyajian lisan yang baik. DAFTAR PUSTAKA

http://riskynurhikmayani.blogspot.co.id/2013/04/makalah-penyajian-lisan.html Tim Pengajaran Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin.2008.Bahasa Indonesia.Makassar: UPT MKU UNIVERSITAS HASANUDDIN