repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kian meningkat dalam aktivitas sehari-harinya. Pertumbuhan sektor politik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Peta Wilayah Study. Jakarta adalah ibukota Indonesia berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang baik dan ideal antara komponen komponen transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota Indonesia berpenduduk lebih dari 9 juta jiwa dengan

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota 1.1 LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :

SEMARANG. Ngaliyan) Oleh : L2D FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong merupakan salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN. sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi. mempererat hubungan antar bangsa.

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jakarta sebagai ibukota negara dan sebagai tempat perputaran ekonomi terbesar

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan jumlah penduduknya. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

I. PENDAHULUAN. Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI PRIMER KAWASAN PASAR UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH AKTIVITAS PERDAGANGAN DAN JASA TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN HERTASNING KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PADA GUNA LAHAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN DI PUSAT KOTA WONOGIRI TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pembahasan mengenai Model Bangkitan Pergerakan Perumahan Perumahan di Kota Cimahi ini muncul dilatar belakangi oleh beberapa ayat Al Quran d ibawah ini : 1. Al-Quran Surat Saba ayat 18 : Artinya : Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman. 2. Al-Quran Surat Al Hasyr ayat 18 : Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Pada ayat pertama di atas mengandung makna bahwa Allah SWT menciptakan beberapa negeri di antara negeri-negeri besar sebagai tempat persinggahan dengan jarak-jarak yang dapat dicapai manusia sehingga manusia dapat dengan aman dan nyaman melakukan kegiatan atau pergerakan, baik malam maupun siang hari. 1

2 Makna ayat kedua yaitu Surat Al-Hasyr ayat 18 bahwa setiap manusia baik pribadi maupun seluruhnya hendaknya dalam membuat suatu program di masa yang akan datang perlu adanya evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan di masa lalu dan disesuaikan dengan kondisi sekarang agar tercipta suatu kondisi yang lebih ideal dan kondusif. Berdasarkan kedua ayat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya negeri-negeri atau daerah-daerah akan menimbulkan pergerakan yang dilakukan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan terciptanya pergerakan tersebut akan berdampak langsung terhadap aktivitas kehidupan dan perkembangan suatu daerah, dimana untuk menunjang pergerakan tersebut dibutuhkan sarana transportasi sebagai penghubungnya. Sehubungan dengan timbulnya pergerakan maka mulailah dilakukan studi mengenai pergerakan, salah satunya adalah studi tentang bangkitan pergerakan. Oleh karena itu maka perlu dilakukan suatu studi dengan didasari masa kini dan masa lalu untuk kepentingan masa kini dan masa yang akan datang. Studi yang dimaksud adalah studi mengenai bangkitan pergerakan manusia dari rumah ke tempat tujuan. 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan suatu kota memberi dampak langsung terhadap peningkatan jumlah pergerakan yang terjadi. Hal tersebut terjadi hampir di semua kota-kota yang sedang berkembang di Indonesia, salah satunya di Kota Cimahi. Pertumbuhan jumlah penduduk yang diiringi dengan banyaknya sektor industri yang tumbuh dan berkembang di Kota Cimahi mengakibatkan kebutuhan akan sarana perumahan (real estate) menjadi meningkat. Kebutuhan akan sarana perumahan tersebut secara otomatis akan mengakibatkan pengalihan fungsi lahan dari lahan tak terbangun menjadi lahan terbangun, salah satunya sarana perumahan. Munculnya berbagai perumahan-perumahan tersebut mengakibatkan bertambahnya jumlah pergerakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas yang kemudian menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan tingkat pelayanan tersebut berlangsung sampai pada macetnya lalu lintas jalan terutama pada peak hour antara jam 06.00 09.00 pagi maupun antara jam 16.00 19.00 pada sore hari.

3 Peningkatan kebutuhan akan sarana perumahan tersebut membutuhkan ruang untuk menampung kegiatan-kegiatan penduduk dalam ruang perkotaan yang semakin terbatas. Dampak langsung dari peningkatan kebutuhan tersebut adalah meningkatnya harga lahan di daerah perkotaan, sehingga mendorong munculnya kawasan kegiatan baru di pinggiran kota, memperluas kawasan kota, serta terjadinya peningkatan penggunaan jalan. Dengan berkembangnya bangkitan pergerakan dari perumahan tersebut maka masing-masing anggota keluarga yang menetap di daerah tersebut secara kolektif maupun tersendiri akan melakukan aktivitas perjalanan baik searah maupun berlainan arah, yang secara jelas menimbulkan bangkitan pergerakan dari asal dan tujuan perumahan. Perkembangan ini diikuti oleh bertambahnya sarana transportasi untuk menopang pergerakan tersebut seperti kendaraan umum dan pribadi yang tidak diiringi dengan perluasan prasarana jalan yang ada, yang menimbulkan adanya kongesti di lokasi-lokasi tertentu. Masalah lain yang tidak kalah pentingnya dari adanya penyediaan jalan adalah tempat parkir, manajemen lalu lintas, tata guna lahan yang kesemuanya itu turut serta menjadi penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi. Permasalahan transportasi berupa kemacetan, tundaan, serta polusi suara dan udara yang sering kita temui di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kota Cimahi sudah berada pada tahap yang sangat kritis. Sebelum dapat ditentukan cara pemecahan yang terbaik, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mempelajari dan mengerti secara terinci pola keterkaitan antar faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif (terukur). Perencanaan dan pemodelan transportasi adalah media yang paling efektif dan efisien yang dapat menggabungkan semua faktor tersebut dan keluarannya dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan transportasi baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Model yang digunakan dalam pemodelan transportasi adalah model untuk mencerminkan hubungan antara sistem tata guna lahan (kegiatan) dengan sistem prasarana transportasi (jaringan) dengan menggunakan beberapa seri fungsi atau persamaan (model matematik). Model tersebut dapat menerangkan cara kerja sistem dan hubungan keterkaitan antar sistem secara terukur. Menurut Black (1981), salah satu alasan penggunaan dari model matematik untuk

4 mencerminkan sistem tersebut adalah karena matematik merupakan bahasa yang lebih jauh lebih tepat dibandingkan dengan bahasa verbal. Ketepatan yang didapat dari penggantian kata dengan simbol sering menghasilkan penjelasan yang jauh lebih baik daripada penjelasan dengan bahasa verbal. Dalam rangka mengatasi permasalahan transportasi tersebut pemerintah daerah hendaknya mampu membuat perencanaan yang terpadu di Wilayah Kota Cimahi, salah satunya perencanaan transportasi. Penyusunan perencanaan transportasi sebagai salah satu alternatif pemecahan permasalahan untuk melakukan perkiraan jumlah perjalanan yang dilakukan oleh keluarga-keluarga dari daerah permukiman penduduk tersebut. Perkiraan jumlah perjalanan yang dihasilkan oleh keluarga-keluarga dari suatu zona sangat penting mengingat perkiraan jumlah bangkitan perjalanan digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan sistem transportasi di masa yang akan datang. Kota Cimahi sebagai lokasi yang dipilih dalam penelitian ini, memiliki luas 40,2 Km 2 dan terletak diantara 107 30 30 BT 107 34 30 dan 6 50 00 6 56 00 LS dengan jumlah penduduk 612.168 jiwa ( Database Kependudukan Kota Cimahi, 2011). Kota Cimahi saat ini terus mengalami perkembangan dari segi fisik kota maupun dari segi ekonomi, sosial dan budaya sebagai dampak dari fungsinya yang menyanggah Kota Bandung, dengan kondisi perkembangan tersebut membuat kebutuhan akan sarana perumahan di Kota Cimahi pun meningkat, imbas dari pertambahan penduduk yang terjadi. Pertambahan tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan yang cukup memadai untuk perumahan. Keterbatasan lahan untuk perumahan adalah salah satu masalah yang timbul akibat dari perkembangan tersebut. Walaupun pada akhirnya muncul perumahan baru di wilayah ini yang dibangun oleh pengembang perumahan, hal tersebut juga memberikan dampak pada permasalahan upaya pengembangan transportasi. Maka karena itu sangat menarik untuk meninjau keberadaan kawasan perumahan di wilayah Kota Cimahi, khususnya dari sisi bangkitan pergerakan (Trip Generation). Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang tumbuh secara pesat di Kota Bandung telah meningkatkan kebutuhan hunian di Kota Cimahi dan sekitarnya, sehingga menjadi hal yang lumrah jika pertumbuhan pembangunan perumahan di Kota Cimahi berlangsung sangat cepat. Kecamatan Cimahi Tengah merupakan salah satu daerah yang mengalami pertumbuhan perumahan yang cepat mengingat

5 lokasinya yang strategis dimana menghubungkan mobilitas penduduk Kota Cimahi ke padalarang (Kabupaten Bandung Barat) maupun ke Kota Bandung. Salah satu perumahan yang lokasinya berada di wilayah Cimahi Tengah adalah Perumahan Pemda dan Padasuka Indah. Alasan pemilihan Perumahan Pemda dan Padasuka Indah menjadi wilayah studi dalam penelitian ini adalah karena kedua perumahan tersebut merupakan perumahan pertama di Kecamatan Cimahi Tengah dimana mayoritas penduduknya bekerja di dua lokasi yaitu Kota Bandung maupun Padalarang. Alasan berikutnya dikarenakan hampir sebagian besar perumahan-perumahan di Kecamatan Cimahi Tengah, misalnya Perumahan Sariwangi Village, Perumahan Green Sariwangi, Perumahan Nusa Cisangkan Permai, Perumahan Cibaligo Permai, Perumahan Paku Haji Cimahi, dan lain-lain, masih berada dalam tahap proses pengembangan dimana banyak unit rumah yang belum terisi sehingga jika dijadikan lokasi studi akan kurang optimal mengingat belum lengkapnya data unit rumah yang tersedia. Adanya bangkitan pergerakan dari penghuni perumahan Pemda dan Padasuka Indah di Kota Cimahi dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan utama di Kota Cimahi. Untuk mengantisipasi kebutuhan dan memperhitungkan daya tamping jalan, diperlukan studi tentang bangkitan pergerakan dari penghuni perumahan tersebut sehingga nantinya untuk pembangunan kawasan perumahan yang baru atau yang akan datang dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kapasitas jaringan jalan di Kota Cimahi. 1.2 Perumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian di atas, maka rumusan masalah bagi studi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana model bangkitan pergerakan yang ditimbulkan oleh Perumahan Pemda dan Padasuka Indah Kota Cimahi? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari Perumahan Pemda dan Padasuka Indah Kota Cimahi? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan tujuan penelitian merupakan langkah awal dalam suatu proses penelitian. Tujuan penelitian ditetapkan berdasarkan fenomena yang terlihat pada kenyataan di lapangan. Adapun tujuan dari studi ini adalah :

6 1. Untuk mendapatkan model bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh Perumahan Pemda dan Padasuka Indah Kota Cimahi. 2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya bangkitan pergerakan dari Perumahan Pemda dan Padasuka Indah Kota Cimahi. Adapun manfaat yang diharapkan tercapai dari penelitian antara lain : o Dengan model yang dihasilkan, maka dapat diperkirakan jumlah pergerakan ke luar dan masuk Perumahan Pemda dan Padasuka Indah, sehingga kemampuan jalan-jalan yang berada di sekitarnya dalam menampung arus lalu lintas akan dapat diperkirakan, dan rencana-rencana yang sesuai dapat dikembangkan apabila diperlukan perubahan-perubahan. o Manfaat untuk Pemerintah Daerah dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai parameter dalam pengaturan serta pengembangan perencanaan sistem transportasi yang akan datang di daerah tersebut. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup ini terdiri dari ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi. Ruang lingkup wilayah akan menunjukkan batas dan letak wilayah studi, sedangkan ruang lingkup materi menjelaskan mengenai materi yang dibahas. 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Wilayah yang menjadi objek studi penelitian adalah Perumahan Pemda dan Perumahan Padasuka Indah. Perumahan Pemda dan Perumahan Padasuka Indah berada di Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Untuk lebih jelasnya mengenai orientasi wilayah studi dapat dilihat pada gambar 1.1. Perumahan Pemda berada di RW 14 yang terdiri dari 9 RT (RT 1,2,3,4,5,6,7,8 & 9) dan Perumahan Padasuka Indah berada di RW 13 yang terdiri dari 7 RT (RT 1,2,3,4,5,6 &7). Untuk lebih jelasnya peta wilayah studi dapat dilihat pada gambar 1.2.

7 Gambar 1.1 Peta Orientasi Wilayah Studi

8 Gambar 1.2 Peta Wilayah Studi

9 1.4.2 Ruang Lingkup Materi Berdasarkan tujuan dari studi ini adalah mendapatkan model bangkitan pergerakan di Perumahan Pemda dan Padasuka Indah Kota Cimahi, maka yang menjadi lingkup materi dalam studi ini meliputi : 1. Mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi pergerakan. Variabel yang mempengaruhi pergerakan (variabel bebas) berdasarkan studi yang pernah dilakukan meliputi variabel karakteristik keluarga yang terdiri dari jumlah anggota keluarga, jumlah kepemilikan kendaraan, dan jumlah pendapatan keluarga. 2. Menghitung jumlah pergerakan yang dihasilkan oleh setiap unit rumah. Jumlah bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh setiap unit rumah akan diperoleh dari pengolahan data primer hasil kuesioner. Bangkitan pergerakan ini merupakan variabel tak bebas (disimbolkan Y), yang akan diestimasikan nilainya. 3. Merumuskan model bangkitan. Perumusan model bangkitan Perumahan Pemda dan Padasuka Indah dilakukan melalui beberapa proses yang terdiri dari : a. Penghitungan sampel b. Penyebaran dan pengolahan data kuesioner c. Pengujian sampel d. Pemodelan bangkitan pergerakan dengan regresi linier berganda : Koefisien Korelasi Tujuan dari menghitung koefisien korelasi adalah untuk mengetahui seberapa besar saling mempengaruhi antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat atau diantara variabel-variabel bebas. Metode Kuadrat Terkecil Dengan metode kuadrat terkecil kita dapat menghitung a dan b berdasarkan nilai hasil observasi Y dan X. Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antar variabel. Koefisien Determinan Koefisien determinan adalah ukuran yang menunjukkan berapa banyak variansi dalam data dapat dijelaskan oleh model regresi yang dibangun. Tidak ada ukuran yang pasti berapa besarnya R 2 untuk mengatakan

10 bahwa suatu pilihan variabel sudah tepat. Namun demikian, jika R 2 semakin besar atau mendekati 1, maka model makin tepat. Uji F Untuk Signifikansi Menyeluruh Jika R 2 merupakan perbandingan antara variasi Y (variasi total) yang bisa dijelaskan oleh variabel penjelas, maka uji F adalah perbandingan antara variasi Y yang dapat dijelaskan oleh variabel di dalam model dibanding variasi yang dijelaskan oleh variabel di luar model. R 2 dan uji F bersifat sejalan / saling menggantikan. Uji t Untuk Signifikansi Individual Uji t bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. 1.5 Hipotesa Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperjelas hubungan antar variabel penelitian yang ada. Fungsi dari hipotesa adalah sebagai pedoman dan memberikan arah penelitian. Pada penelitian ini dibuat terlebih dahulu hipotesa awal, yaitu : Model bangkitan pergerakan di Perumahan Pemda dan Padasuka Indah dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, kepemilikan kendaraan, dan pendapatan. 1.6 Sistematika Penyajian Dalam penyusunan Tugas Akhir Model Bangkitan Pergerakan Perumahan Perumahan di Kota Cimahi ini dilakukan melalui sistematika penyajian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup wilayah dan materi, hipotesa serta sistematika penyajian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam studi yang dilakukan.

11 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian berisi tentang metode-metode yang terdiri dari pendekatan studi, pengumpulan data dan informasi, dan metode analisis. BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Bab ini akan menyajikan mengenai data gambaran umum wilayah studi, pengolahan data hasil kuesioner serta analisis bangkitan pergerakan berupa analisis regresi linier berganda. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk studi selanjutnya.