BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

Universitas Sumatera Utara

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

Bab IV Memahami Tubuh Kita

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN TEORI

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

KASUS III. Pertanyaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di

Merawat Bayi Prematur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang

Gambar II.3. Postur Bayi 3 b. Square Window 3,4 Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dapat melakukan penyesuaian diri dan kehidupan intrauterin ke

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

Mei Vita Cahya Ningsih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berat badan kurang 2500 gram (Surasmi, Handayani & Kusuma, 2003, hlm.

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

2. Tunduk Syukur. 3. Duduk Perkasa

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

PENGURUTAN (MASSAGE)

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJUAN PUSTAKA

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

2

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

SURAT PERNYATAAN KASEDIAAN MENJADI RESPONDEN. Maka saya mengharapkan kesediaan ibu menjadi responden dalam penelitian ini

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

Gangguan Pada Bagian Sendi

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

PERKEMBANGAN MASA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur atau berat badan lahir rendah adalah : a. Faktor ibu: (1) Gizi saat hamil yang kurang; (2) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun; (3)Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat; (4) Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok); (5) Faktor pekerja yang terlalu berat. b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; (3) Perdarahan antepartum; (4) Komplikasi hamil: pre-eklampsia/ eklampsia, ketuban pecah dini. c. Faktor janin: (1) Cacat bawaan; (2) Infeksi dalam rahim d. Faktor yang masih belum diketahui (Manuaba, 2007, hlm.432).

3. Diagnosis dan Gejala Klinik a. Sebelum bayi lahir: (1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati; (2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan; (3) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut; (4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya; (5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligihidramnion atau bisa pula dengan hidramnion; (6) hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum, atau perdarahan antepartum. b. Setelah bayi lahir: (1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin; (2) Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu; (3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin; (4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi, dan sebagainya (Manuaba, 2007, hlm.438). Menurut Maryunani (2009, hlm.24) Tanda dan gejala bayi prematur adalah : (1) Berat badan kurang dari 2500 gram; (2) Letak kuping menurun; (3). Pembesaran dari satu atau dua ginjal; (4) Ukuran kepala kecil; (5) Masalah dalam pemberian makanan (refleks menelan dan mengisap berkurang); (6) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm; (7) Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm; 8) Rambut lanugo masih banyak; (9) Jaringan lemak subkutan tipis atau

kurang; (10) Tumit mengilap, telapak kaki halus; (11) Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora; (12) Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah; (13) Fungsi saraf kurang matang atau tidak efektif, dan tangisannya lemah; (14) Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang; (15) Varniks kaseosa tidak ada atau sedikit. 4. Perawatan Bayi Prematur Menghadapi bayi prematur harus memperhatikan masalah sebagai berikut: a. Suhu tubuh: (1) Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna; (2) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah; (3) Otot bayi masih lemah; 4) Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehinnga cepat kehilangan panas badan; (5) Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36º sampai 37º C. b. Pernapasan: (1) Pusat pengatur pernafasan belum sempuran; (2) Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna; (3) Otot pernafasan dan tulang iga lemah; (4)

Dapat disertai penyakit: penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan. c. Alat pencernaan makanan: (1) Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan dengan banyak lemah/ kurang baik; (2) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung berkurang; (3) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia. d. Hepar yang belum matang (immatur) Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubinia, sehingga mudah terjadi hiperbilirubinia (kuning) sampai ke ikterus. e. Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi edema. f. Perdarahan dalam otak: (1)Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh, dan mudah pecah; (2) Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam otak; (3) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi; (4) Pemberian O² belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis (Manuaba. 1998. hlm.328).

5. Prognosis Bayi Prematur Prognosis bayi prematur ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya masa gestasi (makin mudah masa gestasi/ makin mudah berat bayi makin tinggi angka kematian), terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatus seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya (Wiknjosastro,2002, hlm.783). B. Pijat bayi 1. Defenisi Pijat Bayi Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktikkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi (Roesli, 2001, hlm.2) Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping (Trans, 2001, dalam Hizkia, 2007 hlm. 8) Lain lagi di cina yang mempunyai sejarah panjang tentang pengobatan. Pijat bayi merupakan salah satu teknik perawatan bayi yang sangat khusus, biasanya untuk merawat bayi yang sakit perut, sembelit, atau kembung setelah banyak minum. Titik tekan pengobatan pada bayi berbeda dengan orang dewasa yang membuat pijatan itu lebih efektif (Prasetyono, 2009, hlm.18)

2. Manfaat Pijat Bayi Menurut Roesli (2001, hlm.7) manfaat pijat bayi adalah: (a) Meningkatkan berat badan; (b) Meningkatkan pertumbuhan; (c) Meningkatkan daya tahan tubuh; (d) Meningkatkan konsentrasi bayi dan memuat bayi tidur lebih lelap; (e) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak; (f) Meningkatkan produksi ASI. Menurut Gichara (2006, hlm. 55) mengatakan, Ada dua aspek dalam tubuh bayi yang dipengaruhi ketika pemijatan berlangsung, yaitu aspek emosional dan fisik. a. Aspek emosional tersebut meliputi: (1) Menanamkan rasa percaya diri, bebas dan aman, dan seimbang; (2) Menanamkan kepercayaan antara orang tua dan anak; (3) Menguatkan hubungan antara orang tua dan anak serta memberikan percaya diri dalam mengurus anakanaknya; (4) Mengurangi hormon kortisol (pemicu stres) dalam aliran darah atau menjaga kestabilannya selama pemijatan; (5) Merangsang produksi hormon endokrin (pereda rasa sakit) sehingga menimbulkan rasa nyaman pada bayi; (6) Menjaga kedekatan antara orang tua dan bayi lewat kontak fisik, seperti kontak mata, mencium, membelai lembut, mengusap dan mengajaknya berbicara. b. Aspek fisik meliputi: (1) Melancarkan pencernaan dan pembuangan sehingga bayi terangsang untuk menyusui dengan baik; (2) Menghindari sembelit, kolik dan diare.; (3) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi; (4) Meningkatkan hormonhormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari; (5)

Melancarkan aliran darah dalam tubuh sehingga timbullah rasa hangat pada tangan dan kaki; (6) Merileksasikan otot-otot dan melenturkan persendian terutama saat bayi meregangkan tubuh untuk memulai lebih banyak gerakan fisiknya; (7) Membantu menghilangkan sel-sel mati dan membuang racun-racun tubuh melalui kulit; (8) Melancarkan pernafasan seperti : mengurangi lendir, mengatasi batuk, flu, infeksi pada telinga, dan gangguan pada hidung. Sedangkan menurut prasetyono (2009, hlm. 35) selain manfaat utama di atas yang dapat dirasakan secara langsung oleh ibu dan bayi, pijat bayi juga dapat memberikan keuntungan tambahan seperti dalam beberapa keadaan tertentu, misalnya: (a) Pasangan menikah dini; (b) Orang yang kurang tertarik pada bayinya; (c) Orang tua angkat; (d) Bedah caesar; (e) Sakit perut; (f) Gangguan pernafasan; (g) Janin dari ibu pecandu narkoba; (h) Bayi dari ibu penderita HIV; (i) Bayi yang dirawat di Rumah Sakit; (j) Bayi lahir prematur Roesli (2001, hlm.14) pijat pada bayi prematur akan memberikan dampak positif berikut ini: (1) Meningkatkan berat badan bayi 47% per hari lebih banyak; (2) Bayi dapat pulang dari rumah sakit 6-10 hari lebih cepat; (3) Penghematan biaya $ 10.000.00 per bayi; (4) Bayi tampak lebih aktif dan siaga serta tidur lebih lelap; (5) Lebih sedikit terjadi serangan apnoe (pernafasan berhenti) dan bradycardia (detak jantung melemah).

3. Kapan Bayi Dipijat Bayi dapat dipijat setelah bayi lahir. Semakin cepat bayi dipijat akan semakin besar manfaatnya terlebih bila dilakukan setiap hari sampai bayi berumur 6-7 bulan (Gichara, 2006, hlm.57) Sebaiknya pemijatan dilakukan pagi harisebelum mandi, bisa juga malam hari sebelum bayi tidur, karena aktivitas bayi sepanjang hari yang cukup melelahkan. Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai (Prasetyono, 2009, hlm. 45) Menurut Gichara (2006, hlm 57) pijat bayi dilakukan pada: (a) Saat tidur; (b) Saat menyusui; (c) Saat menangis Menurut prasetyono(2009, hlm.46), mengatakan berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika hendak memijat bayi: (a) Jangan memijat segera setelah bayi selesai makan; (b) Jangan sekali-kali membangunkan bayi hanya untuk dipijat; (c) Jangan memijat bayi yang tidak sehat atau tak mau dpijat; (d) Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi; (e) Jangan memaksa bayi untuk dipijat, tetapi lakukan dengan gembira dan menyenangkan; (f) Jangan menggunakan balsam atau minyak tawon untuk pemijatan, tetapi sebaiknya digubanakan baby oil ; (g) Persiapkn dulu perlengkapan bayi seperti handuk, popok, baju ganti, dan baby oil atau baby lotion; (h) Gunakan perlak atau alas yang mempunyai permukaan yang rata, lembut, dan bersih untuk membaringkan bayi; (i) Pilihlah ruangan yang nyaman,

hangat dan tidak pengap untuk kegiatan ini. Lakukan secara menggebirakan bagi anda maupun dibayi. 4. Teknik Memijat Bayi Prematur Menurut Roesli(2001, hlm.24) mengatakan, Setiap gerakan dikerjakan 2 x 5 detik dan diulang enam (6) kali pada setiap bagian. Urutan pijat bayi prematur a. Memberi rangsangan raba (tactile stimuli) selama lima (5) menit 1) Bayi dalam posisi ditengkurapkan 2) Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2 x 5 detik 3) Tiap gerakan diulang enam(6) kali 4) Dikerjakan selama lima (5) menit a) Kepala : dengan menggunakan kedua telapak tangan, usap kepala dari puncak kepala sampai leher, kemudian kembali lagi ke puncak kepala b) Bahu : dengan dua jari tangan kanan dan kiri usap kedua belah bahu bayi dari pertengahan punggung ke pangkal lengan, kemudian kembali ke pertangahan punggung c) Punggung : dengan dua jari kedua tangan usaplah leher ke pantat, lalu ke leher d) Kaki : dengan dua jari kedua tangan usaplah : 1) Kedua kaki secara bersamaan 2) Kedua pangkal paha ke pergelangan kaki, kemudian kembali lagi ke pangkal paha e) Lengan : dengan dua jari kedua tangan usaplah :

1) Kedua lengan secara bersamaan 2) Dari pangkal bahu ke pergelangan tangan, kemudian kembali pangkal bahu. b. Memberi rangsangan kenistetik (kenistetic stimuli) selama (5) menit 1) Bayi dalam keadaan ditelentangkan 2) Tiap gerakan dilakukan dalam waktu 2 x 5 detik 3) Tiap gerakan diulang enam (6) kali 4) Dikerjakan selama lima (5) menit a) Lengan : enam (6) gerakan pada tiap lengan 1) Dikerjakan satu per satu 2) Pegang lengan pada pergelangan kaki, kemudian tekuk di daerah lutut dan pinggul b) Kaki : enam (6) gerakan tiap kaki 1) Dikerjakan satu per satu 2) Pegang daerah pergelangan kaki, kemudian tekuk di daerah lutut dan pinggul c) Kaki : enam (6) gerakan 1) Dikerjakan pada kedua kaki secara bersamaan 2) Pegang daerah pergelangan kaki, kemudian tekuk di daerah lutut 3) Tekan kedua kaki ke arah perut.

5. Efek Samping Pemijatan Pemijatan adalah teknik relaksasi yang lembut dan jarang menyebabkan efek samping. Namun bila pemijatan dilakukan terlalu dalam, dapat menyebabkan perdarahan pada organ vital seperti hati dengan adanya pembentukan penumpukan darah (Subakti, 2008, hlm. 20).