BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dapat melakukan penyesuaian diri dan kehidupan intrauterin ke

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dapat melakukan penyesuaian diri dan kehidupan intrauterin ke"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Bayi Baru Lahir a. Pengertian Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara gram pada usia kehamilan minggu (Karyuni, 2009). b. Klasifikasi Bayi Baru lahir Klasifikasi bayi baru lahir dibedakan menjadi dua macam yaitu klasifikasi menurut berat lahir dan klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan. 1) Klasifikasi menurut berat lahir yaitu : a) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi b) Bayi Berat Lahir Cukup/Normal Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > gram c) Bayi Berat Lahir Lebih Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram 6

2 7 2) Klasifikasi menurut masa gestasi atau umur kehamilan yaitu : a) Bayi Kurang Bulan (BKB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari) b) Bayi Cukup Bulan (BCB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara minggu ( hari) c) Bayi Lebih Bulan (BLB) Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari) (Kosim, 2012). c. Ciri ciri Bayi Baru Lahir Normal 1) Bayi lahir aterm antara minggu. 2) Berat badan bayi gram, panjang badan cm, lingkar dada cm, lingkar kepala cm dan lingkar lengan cm. 3) Frekuensi denyut jantung kali per menit. 4) Frekuensi pernafasan kali per menit. 5) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa. 6) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna. 7) Kuku agak panjang dan lemas. 8) Nilai APGAR >7 dan gerakannya aktif serta bayi lahir langsung menangis kuat.

3 8 9) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut), reflek sucking (isap dan menelan), reflek morro (gerakan memeluk jika dikagetkan) dan reflek grasping (menggenggam) sudah terbentuk dengan baik. 10) Genetalia : pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora. Pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada. 11) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan. (Dewi, 2011), (Putra, 2012) dan (Sondakh, 2013). d. Bayi Baru Lahir Risiko Tinggi Kondisi kondisi yang menjadikan neonatus berisiko tinggi, antara lain : 1) Bayi dengan berat badan lahir rendah Bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah diantaranya adalah penyakit hipotermia, gangguan pernafasan, membran hialin, ikterus, pneumonia, aspirasi dan hiperbilirubinemia (Prawirohardjo, 2010). 2) Asfiksia neonatorum Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat

4 9 memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Karyuni, 2009). 3) Perdarahan tali pusat Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena trauma pada pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga dapat sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi (Dewi, 2010). 4) Kejang neonatus Kejang pada neonatus bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama terjadinya kejang adalah kelainan bawaan pada otak, sedangkan sebab sekunder adalah gangguan metabolik atau penyakit lain seperti penyakit infeksi. Di negara berkembang, kejang pada neonatus sering disebabkan oleh tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis, pendarahan otak, dan cacat bawaan (Tanto, Liwang, 2014). 2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) a. Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa melihat usia gestasi. BBLR merupakan

5 10 salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatus (Tanto, Liwang, 2014). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan dibawah 2500 gram pada saat lahir (Karyuni, 2009). Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan diatas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Prematuritas murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (Manuaba, 2007). a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm. b) Masa gestasi atau umur kehamilan kurang dari 37 minggu. c) Gerakan kurang aktif dan otot masih hipotonis. d) Kepala lebih besar dari badan, rambut tipis dan halus. e) Tulang tengkorang lunak, fontanela besar dan sutura besar. f) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana. g) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan. h) Lemak subkutan kurang. i) Pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu.

6 11 j) Putting susu belum terbentuk sempurna. k) Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltic usus dapat terlihat. l) Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora. m) Reflek menghisap dan menelan belum sempurna (Ridha, 2014). 2) Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilannya. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrautein dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (Hassan, 2005). Pre term : sama dengan bayi prematur murni Post term : a) Kulit pucat, mekonium kering keriput, tipis. b) Vernix caseosa tipis/ tidak ada. c) Jaringan lemak dibawah kulit tipis. d) Bayi tampak gesit, aktif dan kuat. e) Tali pusat berwarna kuning kehijauan. b. Etiologi Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin

7 12 juga merupakan penyebab terjadinya BBLR. BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1) Faktor ibu a) Penyakit Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, penyakit lainnya yaitu nefritis akut, diabetes melitus, infeksi akut atau tindakan operatif (Kosim, 2012). b) Usia Angka kejadian prematuritas tertinggi yaitu pada usia ibu dibawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah yaitu pada usia ibu antra tahun (Manuaba, 2007). c) Keadaan sosial-ekonomi Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial-ekonomi yang rendah dan perkawainan yang tidak sah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang (Hassan, 2005). d) Sebab lain Ibu yang perokok, ibu yang peminum alkohol dan ibu pecandu narkotika termasuk faktor lain yang mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR (Mochtar, 2012).

8 13 2) Faktor janin Cacat bawaan, infeksi dalam rahim, kehamilan ganda dan kelainan kromosom umumnya akan mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR (Manuaba, 2007). 3) Faktor lingkungan Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya BBLR, meliputi tempat tinggal dataran tinggi, radiasi, dan zat-zat beracun (Mochtar, 2012). c. Masalah masalah atau kelainan pada bayi berat lahir rendah menurut Manuaba (2007), masalah pada BBLR yaitu : 1) Suhu Tubuh a) Pusat mengatur nafas tubuh masih belum sempurna. b) Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah. c) Otot bayi masih lemah. d) Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas badan. e) Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36 sampai 37 C. 2) Pernafasan a) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna

9 14 b) Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga perkembangan tidak sempurna c) Otot pernafasan dan tulang iga masih lemah d) Dapat disertai penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru, gagal pernafasan. 3) Alat pencernaan makanan a) Penyerapan makanan masih lemah atau kurang baik karena pencernaannya belum berfungsi sempurna. b) Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempuna sehingga pengosongan lambung berkurang. c) Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia. 4) Hepar belum matang Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai menyebabkan ikterus. 5) Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi oedema. 6) Perdarahan dalam otak a) Pembuluh darah bayi dengan berat badan lahir rendah masih rapuh dan mudah pecah.

10 15 b) Karena mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadi perdarahan dalam otak. c) Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian pada bayi. d) Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis. d. Patofisiologi Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Secara umum bayi berat badan lahir rendah ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur dan disebabkan karena dismaturitas. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh faktor ibu, komplikasi hamil, komplikasi janin, plasenta yang menyebabkan suplai makanan ibu ke bayi berkurang. Faktor lainnya yang menyebabkan bayi berat badan lahir rendah yaitu faktor genetik atau kromosom, infeksi, kehamilan ganda, perokok, peminum alkohol, dan sebagainya (Mochtar, 2012). Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang, bayi prematur cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Berkaitan dengan hal itu, maka menghadapi bayi prematur harus memperhatikan masalahmasalah sebagai berikut :

11 16 a) Sistem pengaturan suhu tubuh (Hipotermia) Dalam kandungan, bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 36 sampai dengan 37 C. segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia terjadi apabila suhu tubuh turun dibawah 36,5 C. Apabila seluruh tubuh bayi teraba dingin maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32 sampai dengan 36 C). Disebut hipotermia berat apabila suhu tubuh kurang dari 32 C (Pantiawati, 2010). Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas (Maryunani, Puspita 2014). b) Gangguan pernafasan Asfiksia adalah suatu keadaan kegagalan bernafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir. Kegagalan ini menyebabkan terjadinya hipoksia yang diikuti dengan asidosis respiratorik. Apabila proses berlanjut maka metabolisme sel dalam suasana anaerob akan menyebabkan asidosis metabolik yang selanjutnya

12 17 terjadi perubahan kardiovaskuler. Menurunnya atau terhentinya denyut jantung menyebabkan iskemia. Iskemia setelah mengalami asfiksia selama 5 menit menyebabkan penyumbatan pembuluh darah kecil dimana akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan menetap (Maryunani, Puspita 2014). c) Hipoglikemia Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin. Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Hipoglikemia bila kadar gula darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl (Pantiawati, 2010). d) Sitem imunologi Kemungkinan terjadi kerentanan pada bayi dengan berat lahir rendah terhadap infeksi mengalami peningkatan. Konsentrasi Ig G serum pada bayi sama dengan bayi matur. Imunoglobulin G ibu ditransfer secara aktif melalui plasenta ke janin pada trimester terakhir. Konsentrasi Ig G yang rendah mencerminkan fungsi plasenta yang buruk berakibat pertumbuhan janin intra uterin yang buruk dan meningkatkan risiko infeksi post natal. Oleh karena itu

13 18 bayi dengan berat lahir rendah berpotensi mengalami infeksi lebih banyak dibandingkan bayi matur (Maryunani, Puspita 2014). e) Perdarahan intracranial Pada bayi dengan berat badan lahir rendah pembuluh darah masih sangat rapuh hingga mudah pecah. Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir, disseminated intravascular coagulopathy atau trombositopenia idiopatik. Matriks germinal epidimal yang kaya pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perdarahan selama minggu pertama kehidupan (Pantiawati, 2010). f) Rentan terhadap infeksi Pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan. Bayi dengan berat badan lahir rendah mudah menderita infeksi karena imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi mudah menderita infeksi. Selain itu, karena kulit dan selaput membran bayi dengan berat badan lahir rendah tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan (Pantiawati, 2010). g) Hiperbilirubinemia Pada bayi dengan berat badan lahir rendah lebih sering mengalami hiperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum

14 19 sempurna. Kadar bilirubin normal pada bayi dengan berat badan lahir rendah 10 mg/dl. Sesungguhnya hiperbilirubinemia merupakan keadaan normal pada bayi baru lahir selama minggu pertama, karena belum sempurnanya metabolisme bilirubin bayi (Hassan, 2005). Berikut skema patofisiologi bayi baru lahir dengan BBLR : Bayi Baru Lahir Bayi dengan berat badan lahir normal (2500 gram 4000 gram). Bayi dengan berat badan lahir rendah atau BBLR (<2500 gram). Prematur Dismatur Sitem organ dalam tubuh belum terbentuk sempurna Masalah yang dapat terjadi : 1. Hipotermia (suhu tubuh bayi >36,5 C) 2. Asfiksia (kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir) 3. Hipoglikemia (bila kadar gula darah <20 mg/dl) 4. Rentan terhadap infeksi (konsentrasi Ig G yang rendah) 5. Perdarahan intracranial (terjadi karena trauma lahir) 6. Hiperbilirubinemia (terjadi karena belum maturnya fungsi hepar) Gambar 1. Patofisiologi Bayi Berat Lahir Rendah Sumber : (Pantiawati, 2010), (Maryunani, Puspita, 2014) dan (Hassan, 2005)

15 20 e. Faktor predisposisi 1) Faktor ibu meliputi riwayat kehamilan prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung atau penyakit kronis lainnya, hipertensi, preeklamsi, tumor, ibu yang menderita penyakit akut dengan gejala panas tinggi dan penyakit kronis seperti TBC, jantung, tifus abdominalis, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, infeksi, jarak kehamilan yang terlalu dekat, trauma, kelainan letak plasenta, dan lain-lain. 2) Fakor janin meliputi cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, infeksi (misaln ya rubella, sifillis, toksoplasmosis), insufisiensi plasenta, inkompabilitas darah ibu dan janin. 3) Keadaan sosial ekonomi yang rendah. 4) Kebiasaan meliputi pekerjaan yang melelahkan, merokok. 5) Faktor yang masih belum diketahui (Saifuddin, 2009). f. Diagnosa dan gejala klinis 1) Sebelum bayi lahir a) Pada anamnesis sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati. b) Pembesaran uterus tidak sesuai masa kehamilan.

16 21 c) Pergerakan janin yang pertama ( quickening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lama walaupun kehamilannya sudah agak lanjut. d) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. e) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidramnion atau bisa pula dengan hidramnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia gravidarum atau perdarahan antepartum. 2) Setelah bayi lahir a) Bayi dengan reterdasi pertumbuhan intrauterin secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering, berlipat-lipat, mudah diangkat. Abdomen cekung atau rata, jaringan lembek dan berwarna kehijauan. b) Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu. Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotoni, dan kulit tipis, merah dan transparan. c) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin.

17 22 d) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi, dan sebagainya, pada bayi kecil untuk masa kehamilan ( small for date) alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur berat badan sama, karena itu akan lebih mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan dengan bayi matur dengan berat badan normal (Mochtar, 2012). g. Prognosis Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi, makin tinggi angka kematian), asfiksia, sindrom gangguan pernafasan, perdarahan interventrikular, fibroplasia retinolenta dan aspirasi pneumonia. Apabila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan lainnya. Prognosis ini juga tergolong dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan pos natal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernafasan, asfiksia hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain-lain) (Mochtar, 2012) dan (Maryunani, Puspita 2014).

18 23 h. Penatalaksanaan 1. Pemberian vitamin Kı Pemberian vitamin Kı diberikan secara Injeksi 1 mg IM, atau 2 mg secara oral sebanyak 3 kali (lahir usia 3-10 hari, usia 4-6 minggu) (Tanto, Liwang, 2014). 2. Pengaturan suhu lingkungan Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir dapat dilakukan dengan lima cara yaitu kontak kulit dengan kulit, kangaroo mother care (dada dan perut bayi kontak kulit dengan dada ibu dengan kepala bayi sedikit ditengadahkan, posisi dipertahankan dengan gendongan kain dan pakaian ibu), pemancar panas, inkubator (alat yang berfungsi membantu terciptanya suhu lingkungan yang cukup dengan suhu normal), dan ruangan yang hangat (Putra, 2012) dan (Tanto, Liwang, 2014). Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur : a) Bayi berat badan dibawah 2000 gram 35 C. b) Bayi berat badan 2000 gram sampai 2500 gram 34 C. Suhu inkubator diturunkan 1 C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar C (Mochtar, 2012). 3. Diatetik (pemberian nutrisi yang adekuat) pada bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu :

19 24 a) Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi sedikit. b) Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui sendok atau pipet. c) Apabila bayi belum ada reflek mengisap dan menelan harus dipasang sonde fooding. Bayi dengan berat badan lahir rendah mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk itu sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama : a) Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali. b) Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi minimal 2 kali seminggu (Pantiawati, 2012).

20 25 4. Pemantauan (monitoring) a. Pemantauan saat dirawat 1) Terapi a) Terapi untuk penyulit tetap diberikan apabila diperlukan. b) Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu. 2) Tumbuh kembang Memantau berat badan bayi secara periodik. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh bayi tersebut. a) Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500 gram. b) Apabila bayi sudah mendapatkan ASI secara putih (pada semua kategori besar lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari harus diperhatikan, antara lain : (1) Meningkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari. (2) Meningkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatkan berat badan agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari.

21 26 (3) Bayi dengan kenaikan berat badan tidak adekuat, jumlah pemberian ASI harus ditingkatkan hingga 200 ml/kg/hari. (4) Mengukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu. b. Pemantauan setelah pulang Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah atau mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut : 1) Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30 dan dilanjutkan setiap bulan. 2) Menghitung umur koreksi. 3) Pertumbuhan : berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. 4) Tes perkembangan, Denver Development Screening Test (DDST). 5) Mengawasi adanya kelainan bawaan. 6) Mengajarkan ibu/orang tua cara : a) Membersihkan jalan nafas b) Mempertahankan suhu tubuh c) Mencegah terjadinya infeksi

22 27 d) Perawatan bayi sehari-hari meliputi : memandikan, perawatan tali pusat, pemberian ASI. 7) Menjelaskan pada ibu (orang tua) mengenai : a) Pemberian ASI b) Makanan bergizi bagi ibu c) Mengikuti program KB segera mungkin. 8) Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada perubahan atau keadaan umum semakin menurun bayi harus dirujuk ke rumah sakit (Pantiawati, 2010). B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan yaitu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Permenkes, 2007). 2. Pengertian Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Permenkes, 2007).

23 28 3. Penerapan Manajemen Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), menurut 7 Langkah Varney meliputi : a. Langkah I. Pengkajian atau Pengumpulan Data Dasar Pengkajian pada bayi berat badan lahir rendah pada dasarnya sama dengan bayi baru lahir normal. Pengkajian merupakan langkah awal dari sebuah asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Data awal ini dapat berupa data subjektif dan data objektif. 1) Data subjektif Data subjektif adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara (anamnesa) langsung kepada klien dan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Data subjektif ini mencakup semua keluhan klien terhadap masalah kesehatan yang lain (Wahyuni, 2015). a) Identitas (biodata) Identitas dapat berupa nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat, umur, pendidikan dan pekerjaan orang tua, serta agama dan suku bangsa (Matondang, 2005). b) Anamnesa (1) Riwayat kehamilan ibu : kesehatan ibu selama hamil dapat mempengaruhi terjadinya BBLR. Pada bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah untuk masa kehamilan perlu ditanya apakah ibu merokok, atau

24 29 minum minuman keras, serta anamnesis yang cermat tentang makanan ibu selama hamil (Matondang, 2005). (2) Riwayat penyakit kehamilan : pada anamnesa perlu dikaji tentang riwayat penyakit kehamilan meliputi perdarahan, pre-eklamsia, eklamsia dan penyakit kelamin, penyakit-penyakit tersebut mempunyai faktor risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah ( Matondang, 2005). (3) Riwayat persalinan sekarang : usia kehamilan preterm kurang dari 37 minggu yaitu faktor terjadinya BBLR (Mochtar, 2012) (4) Pola kebiasaan sehari-hari : (a) Nutrisi : susu apa yang diberikan, ASI atau PASI. Apabila PASI perlu dinyatakan cara pemberian, frekuensi pemberian dan jumlah setiap kali pemberian. (b) Aktivitas : gerakan lemah dan tidak aktif. (c) Eliminasi : berkemih setelah 8 jam kelahiran, ketidakmampuan melarutkan ekskresi ke dalam urine (Karyuni, 2009). 2) Data Objektif Data objektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan diukur. Informasi tersebut biasanya diperoleh dari

25 30 pemeriksaan fisik (Wahyuni, 2015). Data yang dikaji pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut : a) Keadaan umum Pengkajian secara keseluruhan, kepala, badan, ekstremitas, tonus otot, tingkat aktivitas, warna kulit dan bibir, tangis bayi (Wahyuni, 2015). b) Tanda-tanda vital Pengkajian yang terdiri dari suhu tubuh, nadi, dan pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam respons terhadap lingkungan. (1) Suhu tubuh Bayi mempertahankan suhu tubuh dengan sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi pernafasan dan aktifitasnya. Kisaran suhu C, diperlukan nutrisi dan pergerakan yang cukup, sehingga tidak dianjurkan pembedongan yang terlalu kuat (Karyuni, 2009). (2) Nadi Denyut nadi BBLR kali/menit (Manuaba, 2012). (3) Pernafasan Frekuensi pernafasan BBLR kali permenit (Manuaba, 2012).

26 31 c) Pemeriksaan fisik Pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai kaki. (1) Kepala Ukuran kepala pada BBLR kecil kurang dari 33 cm. (2) Dada Pada BBLR bentuk dada sempit, atau kurang dari 30 cm. (3) Abdomen Pada BBLR abdomen relatif besar. (4) Ekstremitas Pada BBLR kuku pendek dan lunak (5) Genetalia Alat kelamin pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Sedangkan bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora kemungkinan bisa dikatakan BBLR karena belum sempurna. (6) Kulit Pada BBLR warna kulit putih atau merah pucat, lemak subkutan tampak jarang, keriput, kulit kering (Maryunani, 2008), (Pantiawati, 2010).

27 32 d) Refleks Refleks sucking yaitu refleks menghisap. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah refleks sucking lemah (Putra, 2012). e) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan hemoglobin pada bayi term < 14 gr/dl dan pada bayi preterm Hb <13 gram/dl (Ladewig, 2005). b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa, kebutuhan dan masalah klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar datadata yang telah dikumpulkan. 1) Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan yaitu diagnosis yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan. Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus pasien bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah adalah pada bayi Ny.S umur 0 hari, lahir normal atau buatan, kurang masa kehamilan dengan Berat Badan Lahir Rendah (Prawirohardjo, 2010).

28 33 2) Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis (Purwoastuti, 2014). Masalah yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah adalah malas minum, yang berkaitan dengan keadaan tubuhnya yang lemah (Prawirohardjo, 2010). 3) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data (Purwoastuti, 2014). Muncul atau tidaknya kebutuhan bergantung dari data pengkajian yang didapatkan. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah kebutuhan yang muncul adalah perlunya perawatan yang intensif (Mitayani, 2009) dan meemberikan ASI atau PASI sesuai kebutuhan bayi (Karyuni, 2009). c. Langkah III. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganan Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, apabila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

29 34 mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap apabila diagnosis/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman (Purwoastuti, 2014). Diagnosa potensial yang mungkin muncul pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah adalah hipotermi, sindrom gawat nafas, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, kerusakan integritas kulit, perdarahan intrakranial dan rentan terhadap infeksi. Maka untuk mencegah diagnosa potensial tersebut terjadi, diperlukan langkah antisipasi yang tepat untuk menjaga kehangatannya agar tidak terjadi hipotermia yaitu dengan pengawasan dan perawatan yang intensif (Hassan, 2005). d. Langkah IV. Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Purwoastuti, 2014). Tindakan segera yang dapat dilakukan oleh bidan pada kasus bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah adalah dengan melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk menentukan jenis tindakan atau terapi yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi atau keadaan pasien (Hassan, 2005). Terapi awal berupa antibiotik untuk pencegahan infeksi yang diberikan bayi

30 35 dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu indikasi penggunaan antibiotik Cefotaxime (Saifuddin, 2009). e. Langkah V. Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh Langkah ini merupakan perluasan dari identifikasi masalah dan diagnosa yang telah diantisipasi dan melibatkan usaha untuk memperoleh data atau keperluan penyusunan data (Purwoastuti, 2014). Menurut Mitayani (2009) Perencanaan tindakan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah antara lain : 1) Observasi KU dan VS bayi 2) Beri informasi pada ibu tentang keadaan bayinya 3) Tempatkan bayi dalam inkubator 4) Jaga personal hygiene 5) Pasang sonde 6) Rawat tali pusat 7) Melakukan advis dokter spesialis anak f. Langkah VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman Kegiatan yang dilakukan dari rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah sebelumnya, dilaksanakan secara efisien dan aman (Purwoastuti, 2014). Pada pelaksanaan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah disesuaikan dengan pelaksanaan tindakan berdasarkan prioritas utama kasus (Prawirohardjo, 2010).

31 36 g. Langkah VII. Evaluasi Evaluasi adalah untuk mengetahui keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya (Purwoastuti, 2014). Evaluasi dari bayi dengan berat badan lahir rendah adalah meningkatnya berat badan dan terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi, mempertahankan suhu kulit, dan peningkatan berat badan (Mitayani, 2009). C. Follow Up Data perkembangan Kondisi Klien Tujuh langkah Varney disarikan menjadi 4 langkah, yaitu SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment dan Plan). Soap disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai perkembangan catatan kemajuan keadaan klien. S : Data Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah 1 Varney. Reflek hisap membaik, bayi menyusu dengan adekuat, dan berat badan meningkat.

32 37 O : Data Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data dari pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa keadaan umum baik, vital sign normal, pemeriksaan fisik normal, refleks sucking/menghisap membaik, pemeriksaan penunjang dalam keadaan baik. A : Assesment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa yaitu bayi baru lahir pada bayi Ny. X umur Y hari, bersalin spontan, kurang masa kehamilan dengan riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). P : Plan Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang telah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif: penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan sebagai langkah 3, 4, 5, 6, dan 7 Varney. (Kepmenkes RI No.938/Menkes/SK/VII/2007). a. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan Hasil : keadaan sudah membaik, pemberian vitamin K 1 telah diberikan, kehangatan bayi terjaga dengan inkubator. b. Memonitor keadaan umum dan vital sign (suhu, nadi, pernafasan) dan menimbang berat badan

33 38 Hasil : keadaan umum baik, suhu dalam keadaan normal, nadi dan pernafasan normal, dan berat badan meingkat. c. Menganjurkan ibu memberikan ASI on demand (Pantiawati, 2010). Hasil : ibu bersedia memberikan ASI on demad d. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk melanjutkan terapi dan tindakan sampai berat badan bayi mencukupi (Hassan, 2005). Hasil : diharapkan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian terapi dan melanjutkan tindakan sampai bayi dalam keadaan baik dan berat badan bayi meningkat. e. Memberikan konseling pada ibu untuk perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah di rumah yaitu Bayi dijaga tetap kering, diselimuti, dan biberikan topi. Atau dengan metode kangguru yaitu dada dan perut bayi kontak kulit dengan dada ibu dengan kepala bayi sedikit ditengadahkan, posisi dipertahankan dengan gendongan kain dan pakaian ibu (Tanto, Liwang 2014). Hasil : ibu bersedia melakukannya dirumah.

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PARITAS 2.1.1 PENGERTIAN PARITAS Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita (BKKBN, 2006). Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prematur atau berat badan lahir rendah adalah : b. Faktor kehamilan : (1) Hamil dengan hidramnion ; (2) Hamil ganda; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur 1. Pengertian Bayi Prematur Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 37 minggu (PERINASIA, 2003, hlm. 2). 2. Etiologi Faktor-faktor

Lebih terperinci

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Berat badan 2500-4000 gram. Panjang badan lahir 48-52 cm. Lingkar dada 30-35 cm. Lingkar kepala 33-35 cm. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari** ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015 Ida Susila* Dini Novia Sari** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) REFERENSI Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Palayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Ed. 1, Cet. 3. 2002, Jakarta: YBP-SP (Hal :376-378)

Lebih terperinci

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14 1. PENGERTIAN Bayi dari ibu diabetes Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang berisiko tinggi pada saat kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD Karanganyar dilakukan dengan manajemen 7 langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanpa memandang masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Definisi BBLR Berat Badan Lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (Pantiawati, 2010). BBLR adalah bayi yang lahir

Lebih terperinci

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil

LBM 1 Bayiku Lahir Kecil LBM 1 Bayiku Lahir Kecil STEP 1 1. Skor Ballard dan Dubowitz : penilaian dilakukan sebelum perawatan bayi, yang dinilai neurologisnya dan aktivitas fisik 2. Kurva lubschenko dan Nellhause : 3. Hyaline

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009). BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas asuhan kebidanan pada bayi S dengan ikterik di RSUD Sunan Kalijaga Demak menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Berat Bayi Lahir 2.1.1. Pengertian Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Hubungan antara berat lahir dengan umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Tempat : RSUD Sunan Kalijaga Demak Hari / Tanggal : Rabu, 11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih Lampiran 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prematuritas merupakan persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu atau berat badan lahir antara 500 2499 gram. Kejadiannya masih tinggi dan merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari 2500 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berat Badan Bayi Lahir Rendah ( BBLR ) Definisi dari bayi berat badan lahir rendah menurut Saputra (2014), bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi yang lahir kurang dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa gagal nafas secara spontan dan teratur beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan hipoksemia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis 1. Pengertian a. Menurut (Sarwono Prawirohardjo, 2007) Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby (bayi dengan berat lahir

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup terutama disebabkan

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akibatnya sering terjadi komplikasi yang berakhir dengan kematian. Bulan Sesuai untuk Masa Kehamilan (NKB-SMK). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kematian Bayi BBLR Menurut Departemen Kesehatan (1999) bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap tahunnya, sekitar 65% mengalami ikterus. Ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi bayi baru lahir yang baru mengalami proses kelahiran sangat perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3). Kehidupan antara intrauterine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Berat Badan Lahir Rendah Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan (Sarwono, 2007). Menurut Sylviati (2008)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Prematur Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan

Lebih terperinci

Mei Vita Cahya Ningsih

Mei Vita Cahya Ningsih Mei Vita Cahya Ningsih ASKEP BBLR PENGERTIAN BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan < 2500 gr. Gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ. Kematian PEMBAGIAN BBLR 1. Bayi kurang bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar

BAB I PENDAHULUAN. fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Marmi, 2012). Bayi baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sampai dengan saat kelahiran dihitung dari pertama haid terakhir. Berat Lahir adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sampai dengan saat kelahiran dihitung dari pertama haid terakhir. Berat Lahir adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa Gestasi atau Masa Kehamilan 7 Masa Gestasi atau umur kehamilan adalah Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran dihitung dari pertama haid terakhir. Berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayi yang dilahirkan sebelum masa gestasi 38 minggu dianggap sebagai bayi prematur. Ada banyak alasan yang menyebabkan kelahiran prematur, beberapa faktor seperti

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan asfiksia neonatorum dengan daya reflek sucking bayi baru lahir umur 0 hari di RSUD Karanganyar menggunakan instrumen data rekam medis dan

Lebih terperinci

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : 09.45 WIB Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.soehadi Prijonegoro Sragen. No. Register : 365238 1. Pengumpulan Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat waktu lahir, tubuh bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode transisi-periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari mulai hari pertama

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kematian per kelahiran hidup. (Kemenkes RI 2015,h.104). Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan Angka Kematian Ibu yang signifikan yaitu 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi Rangkuman Kasus 3 Bayi Bambang berusia 1 minggu, dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari desanya, dengan riwayat demam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mulai dari kehamilan, persalinan bayi baru lahir dan nifas yaang secara berurutan berlangsung secara fisisologis dan diharapkan ibu pasca melahirkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Konsep Dasar Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Lahir asfiksia merupakan penyebab terbesar kelima kematian anak balita (8,5%) setelah pneumonia, diare, infeksi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul Rudi Harjanto 1 dan Alfaina Wahyuni 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan komprehensif merupakan asuhan yang diberikan secara fleksibel, kreatif, suportif, membimbing dan memonitoring yang dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR masih merupakan penyebab utama kematian neonatus. BBLR dapat terjadi karena berbagai sebab sehingga terkadang agak sulit dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut WHO ( World Health Organization)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2 sampai 68 per 1000 kelahiran hidup dimana negara Kamboja dan Myanmar memiliki angka kematian bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang bulan (prematur), masih merupakan problem dunia dan nasional karena mempunyai angka kematian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau sampai dengan 2500 gram disebut low birth weight infant atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau sampai dengan 2500 gram disebut low birth weight infant atau 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI MEDIS 1. Berat Badan Lahir Rendah a. Definisi WHO (1961), bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang atau sampai dengan 2500 gram disebut low birth weight

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang sehat. Bayi lahir sehat artinya tidak mempunyai gejala sisa atau tidak mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lalage (2013) anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan hidup anak dapat ditunjukkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB) dalam suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan banyaknya kematian bayi berusia dibawah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri atau

Lebih terperinci

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI DiajukanOleh: DENTA ADITYA EPISANA J 500 060

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar 25 50% bayi baru lahir menderita ikterus pada minggu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dalam prosesnya

Lebih terperinci

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. (14019) 6.Ratna A. (14024) 7.Tetie (14026) ADAPTASI BAYI

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI Kustini Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Persalinan gemelli merupakan salah satu penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang normal dan alamiah. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah kondisi sehingga membuat kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, masalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa semua bayi baru baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Nama Ibu : Marni Umur : 26 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Tebing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM Supriyanti*, Tri Indah Idi Retnani* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

Lebih terperinci