BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Letak geografis Indonesia diantara dua benua dan dua samudera serta terletak disekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan. Pada posisi geografis seperti ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklom El Nino Shortem Oscilation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut pasifik equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Saat musim kemarau sebagian wilayah di Indonesia mengalami kekeringan dan kesuliatan air dari tahun ke tahun jumlah wilayah yang mengalami bencana kekeringan terlihat semakin meningkat dan meluas. Kondisi seperti ini tidak hanya menyebabkan sulitnya mendapatkan air untuk irigasi, namun yang lebih penting juga menyebabkan sulitnya penduduk untuk mendapatkan air bersih terutama untuk kehidupan sehari-hari. Kekeringan di Indonesia dapat terjadi akibat berkurangnya hujan, yang biasanya tinggi di daerah tropis. Kekeringan ekstrim telah dilaporkan terjadi pada tahun 1848 dan terjadi lagi pada tahun 1872 yang melanda wilayah Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah sehingga mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia.( Bohlam Inspirasi 2011) 1
2 Kekeringan ( balai hidrologi: 2003) adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kecamatan Tawangsari sukoharjo terletak didaratan tinggi, dengan tinggi 118m diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 39,96km. Kecamatan ini terdiri dari 12 desa yaitu: Desa Watubonang, Pundungrejo, Lorog, Grajegan, Kedug jambal, Ponowaren, Kateguhan, Dalangan, Pojok, Tangkisan, Majasto, dan Desa Tambakboyo (bpbd.sukoharjo.kekeringan). Kekeringan yang terjadi mengakibatkan banyak kerugian-kerugian dan penderitaan yang cukup berat. Maka diperlukan upaya yang dapat mengurangi resiko bencana dengan melakukan kesiapsiagaan bencana. Penanggulangan bencana kekeringan agar tidak berdampak pada masalah sosial, maka diperlukan adanya pengetahuan. Dengan harapan adanya respon dan kesiapan siswa dalam menanggulangi bencana dapat mengurangi dampaknya. Siswa diharapkan memahami dan mengerti tentang informasi daerah rawan kekeringan dan informasi iklim, sehingga dapat terhindar dari bencana kekeringan.
Batas Batas Batas PETA RAWAN BENCANA KEKERINGAN DESA PUNDUNGREJO KECAMATAN TAWANGSARI SKALA 1:22.000 0,2 0,1 0 0,2 0,4 0,6 0,8 KM Kecamatan Tawangsari Desa Pundungrejo 476500 mt 478000 Banaran Puluk Sirahan Kali Sirahan Lingkap Semutan Wungurejo Sendungrejo Ngaren Lomanis Tohong Sanin Suwitan 9141000 Kali Langkap Sentul 9141000 9142500 9142500 110 44'0" BT 110 47'30" 110 51'0" Kabupaten Klaten Kecamatan Nguter Kecamatan Weru Kecamatan Bulu 110 44'0" 110 47'30" 110 51'0" 7 45'0" 7 41'30" mu 7 45'0" 7 41'30" Disusun oleh : Anggi Pratiwi (A610090064) Proram Studi Pendidikan Geografi Desa Watubonang 2U Proyeksi : Transverse Mercator Grid Koordinat : Universal Tranverse Mercator Zona : 49 South Datum : WGS - 1984 Legenda Sekolah Kantor Desa Kecamatan DESA Dusun sungai Rawan Tidak Rawan 3 Desa Pundungrejo Jalan LS KECAMATAN WERU KECAMATAN BULU Sumber : 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25000 Badan Informasi Geospasial 2. Survey Koordinat Sekolah 3. Peta Administrasi Desa Pundungrejo 476500 478000 Peta Rawan Bencana Kekeringan Desa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari
4 Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepatdan tepat guna. Kesiapsiagaan adalah Penyusun rencana penanggulangan bencana,pemeliharaan dan upaya personil. Maka dengan itu peneliti ingin meneliti dengan judul KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII A DAN B DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI SMP NEGERI 3 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO PELAJARAN TAHUN 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini dilakukan karena Kecamatan Tawangsari merupakan salah satu daerah di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan daerah rawan bencana kekeringan, yang terjadi pada bulan September Desember 2008.(solopos.com). Sekarang pada tahap ini: 1. Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana kekeringan. 2. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini perlu adanya pembatasan terhadap masalah yang diteliti:
5 1. Membatasi permasalahan agar dalam melaksanakan pembahasan masalah tidak meluas. 2. Membatasi ruang lingkup permasalahan mengenai tingkat resiko bencana kekeringan dan tingkat kesiapsiagaan siswa. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pembatasan terhadap masalah agar penulisan tidak menyebar kemana-mana dan penulisan lebih terfokus pada masalah yang akan diteliti. Dengan dasar dan pertimbangan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo? 2. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo? E.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan bagian yang penting dari suatu penelitian, karena akan menentukan arah dari hasil penelitian secara terperinci. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui tingkat pengetahuan dalam menghadapi bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo 2. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
6 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis a. Sebagai rujukan dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya b. Memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kesiapsiagaan bencana kekeringan. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi penelitian yang sejenis. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis: dapat dijadikan ilmu pengetahuan sebagai pengkayaan dan pengembangan pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana kekeringan b. Bagi siswa : sebagai motivasi untuk pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana kekeringan c. Mengajak siswa untuk mengetahui pentingnya kesiapsiagaan bencana kekeringan d. Bagi peneliti selanjutnya : penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau referensi untuk penelitian yang selanjutnya.