BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang Perum Perhutani adalah perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1897 yang mengelola hutan di pulau jawa dan Madura. Hingga saat ini Perum Perhutani menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan induk holding BUMN Kehutanan di Indonesia (Perhutani, sejarah 2015). Wilayah kerja Perum Perhutani adalah kawasan hutan Negara di Propinsi Jawa Tengah, Propinsi Jawa Timur, Propinsi Jawa Barat dan Banten seluas 2.446.907,27 hektar (Perhutani, profil 2015). Luas hutan yang di kelola Perum Perhutani tidak termasuk kawasan hutan suaka alam dan hutan wisata yang di kelola oleh Kementrian Kehutanan. Perum Perhutani dibagi menjadi 57 Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) dalam pengelolaan kawasan hutannya. Pengelolaan kawasan hutan di Perum Perhtuani tahun 2015 dibagi menjadi tiga tipologi hutan yaitu Produksi, Adaptif dan Ekologi. Perum Perhutani memiliki 26.437 karyawan (Perhutani, profil 2015). Dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia di Perum Perhutani sudah menerapkan pengelolaan Sumber Daya Manusia berbasis kompetensi yang dikenal dengan metode Competency Based Human Resource Management (CBHRM) dari tahun 2010. Dalam CBHRM yang diterapkan oleh Perum Perhutani memakai dua kompetensi yaitu soft kompetensi dan hard kompetensi. Untuk hard kompetensi dibagi menjadi tiga kompetensi yaitu kompetensi bisnis, kompetensi manajerial dan kompetensi produksi. Pada soft kompetensi Perum Perhutani memiliki 19 kompetensi. Setiap karyawan sudah dibagi soft kompetensinya berdasarkan jenjang jabatan. Untuk hard kompetensi Perum Perhutani memiliki 504 kompetensi yang terbagi sesuai dengan jabatannya. Dari tahun 2010 Perum Perhutani sudah melakukan pengukuran kompetensi yang hasilnya untuk setiap karyawan dinamakan nilai competency level index (CLI). Nilai cli adalah hasil pengukuran dari soft kompetensi dan hard kompetensi. Tipologi hutan yang telah diklasifikan sudah ditentukan soft kompetensi dan hard kompetensinya. Klasifikasi tipologi hutan yang ada di Perum Perhutani antara lain tipologi hutan produksi, tipologi hutan ekologi dan tipologi hutan adaptif. Untuk menjabat administratur pada kesatuan pemangkuan hutan pada tipologi tertentu dibutuhkan karyawan dengan kompetensi yang sesuai dengan tipologi hutannya. 1
2 Dalam menentukan karyawan untuk promosi atau kenaikan jabatan selama ini Perum Perhutani menggunakan penilaian manajemen. Penilaian manajemen memiliki lima kriteria yaitu masa kerja dalam jenjang terakhir, masa kerja total, jumlah menduduki jabatan pada jenjang terakhir, nilai cli dan penilaian kinerja. Pengambil keputusan untuk jabatan administratur adalah bagian SDM dan jajaran Direktur Perum Perhutani antara lain Direktur Utama, Direktur SDM, Direktur Komersial Kayu, Direktur Komersial non Kayu, Direktur Perencanaan dan Direktur PSDH. Dalam mengambil keputusan, jajaran Direktur memiliki bobot yang sama untuk penilaian manajemen hasil dari kesepakatan yang telah disepakati. Belum ada pembagian bobot yang berbeda untuk setiap pengambil keputusan. Dari permasalahan di atas, diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan kelompok dalam menentukan karyawan untuk jabatan administratur yang akan ditempatkan pada kesatuan pemangkuan hutan sesuai dengan tipologinya. Pada penelitian ini, penulis mengajukan sistem pendukung keputusan kelompok atau Group Decision Support System (GDSS) menggunakan metode AHP dan VIKOR sebagai model untuk pengambil keputusan. Penggunakan GDSS bertujuan untuk mengakomodir penilaian lebih dari satu pengambil keputusan, dengan demikian diharapkan penilaian yang dilakukan lebih obyektif. Metode AHP didasarkan atas tiga prinsip dasar, yaitu penyusunan hirarki penentuan prioritas dan konsistensi logis. Menurut Saaty (2008), metode AHP dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang kompleks, dengan parameter atau kriteria yang dipertimbangkan cukup banyak. Metode AHP pada penelitian ini digunakan untuk melakukan pembobotan kriteria dan parameter yang digunakan dalam mengambil keputusan. Metode VIKOR sabagai salah satu model decision dalam multi criteria decision making dapat digunakan untuk memberikan alternatif kepada para pengambil keputusan yang didasarkan pada konsep solusi kompromi yang paling dekat ke solusi ideal dalam menentukan perankingan, dan setiap alternatif dievaluasi menurut fungsi dari masing-masing kriteria yang ideal. Alternatif solusi dengan nilai terbesar adalah solusi optimal untuk direkomendasikan menjabat jabatan administratur pada kesatuan pemangkuan hutan. 1.2.! Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan suatu masalah bagaimana membuat sistem pendukung keputusan untuk penentuan karyawan dengan metode AHP (Analytic Hierarchy Process) - VIKOR (Vlse Kriterijumska Optimizacija I
3 Kompr omisno Resenje) untuk penentuan karyawan pada jabatan administratur pada kesatuan pemangkuan hutan berdasarkan competency based human resources management di Perum Perhutani. 1.3.! Batasan Masalah Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa batasan masalah yang digunakan agar penelitian ini lebih terarah yaitu : 1.! Desain dan implementasi dibatasi pada pengambilan keputusan menggunakan metode VIKOR, penentuan bobot kriteria menggunakan AHP dan pengambilan keputusan kelompok menggunakan agregasi dengan metode Borda. 2.! Jabatan yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah jabatan administratur 3.! Tipologi hutan yang digunakan adalah hutan produksi. 4.! Kompetensi yang digunakan disesuaikan dengan kompetensi untuk tipologi hutan produksi 1.4.! Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk menerapkan metode VIKOR dan AHP dalam sistem pendukung keputusan kelompok pada Perum Perhutani untuk memberikan pilihan alternatif karyawan terbaik yang sesuai dengan jabatan administratur pada kesatuan pemangkuan hutan dengan tipologi hutan di perum perhutani. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah memberikan alternatif kepada Perum Perhutani dalam memilih karyawan pada jabatan administratur yang sesuai untuk ditempatkan pada KPH sesuai tipologi hutan. 1.5.! Keaslian Penelitian Penelitian ini membahas tentang pengimplementasian sistem pendukung keputusan berbasis kelompok untuk memilih karyawan pada jabatan tertentu di Perum Perhutani dengan metode AHP dan VIKOR sejauh ini belum pernah dilakukan oleh pihak manapun baik desain maupun implementasinya. 1.6.! Metode Penelitian Metode penelitian dalam mengembangkan sistem ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
4 a.! Studi referensi dan kepustakaan Melakukan berbagai macam pengumpulan bahan referensi, seperti jurnal penelitian, akses internet, prosiding, tesis dan buku-buku teori yang memiliki kaitan dengan sistem pendukung keputusan khususnya sistem pendukung keputusan kelompok yaitu AHP dan VIKOR. b.! Penyiapan bahan untuk analisis model Tahap ini melakukan bahan untuk analisis model keputusan yaitu penentuan bobot parameter dengan cara wawancara pihak SDM Perum Perhutani sebagai pihak yang mengelola sumber data dan informasi. c.! Analisa data Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan sebelumnya dan menentukan model keputusan sehingga diperoleh model yang dapat memberikan rekomendasi keputusan terhadap penentuan karyawan yang akan menempati jabatan administratur pada tipologi hutan tertentu. Data primer yang diperoleh dari hasil wawancara untuk pembuatan model dianalisis dengan metode AHP dan VIKOR, sedangkan data sekunder dan data pendukung lainnya dikoleksi dan digunakan sebagai pelengkap data penelitian. Termasuk dalam proses ini melakukan analisis terhadap spesifikasi perangkat lunak yang akan dibangun. d.! Perancangan sistem Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan sistem yang akan dibuat yaitu untuk penentuan karyawan jabatan administratur pada Perum Perhutani, sistem yang dibuat menggunakan metode AHP dan VIKOR yang diharapkan dapat digunakan untuk sebagai alat bantu pendukung keputusan. Berdasarkan hasil analisis sistem selanjutnya dilakukan perancangan model keputusan, perancangan UML, perancangan tabel, dan perancangan antar muka. Adapun model analisis keputusan yang dibuat adalah sebagai berikut : 1)! Tahap pertama pengambil keputusan akan menentukan bobot kriteria yang digunakan untuk penilaian menggunakan metode AHP. Asisten Direktur akan menentukan bobot kriteria kompetensi dan jajaran Direktur akan menentukan bobot kriteria penilaian manajemen.
5 2)! Tahap kedua melakukan perankingan untuk masing-masing pengambil keputusan menggunakan metode VIKOR. 3)! Tahap terakhir adalah melakukan agregasi dengan metode Borda. e.! Implementasi Tahap ini hasil rancangan sistem dikembangkan menjadi perangkat lunak menggunakan bahasa pemrograman dan tools bantuan. Adapun bahasa pemrograman PHP untuk implementasi. Dan basis data yang digunakan adalah MySQL. f.! Pengujian Pada tahap ini akan dilakukan proses pengujian sebagai berikut: 4! Menguji sistem yang dikembangkan dengan menulusuri aturan pemodelan AHP dan VIKOR serta mengevaluasi hasil yang diberikan oleh sistem apakah sesuai dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan manual. 5! Menguji fungsionalitas sistem apakah sistem telah sesuai dengan apa yang diharapkan. g.! Evaluasi & perbaikan kesalahan Tahap ini akan dilakukan proses evaluasi dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam perangkat lunak yang dibuat. h.! Hasil & penyusunan laporan Pada tahap ini akan memberikan hasil dan laporan dari penelitian dari studi literatur hingga implementasi dan diikuti kesimpulan dan saran. 1.7.! Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun berdasarkan sistematikan penulisan sebagai berikut : BAB I BAB II PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang acuan yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penyusunan tesis.
6 BAB III LANDASAN TEORI Teori-teori yang mendasari penelitian dibahas pada bagian ini, antara lain teori mengenai sistem pendukung keputusan, metode AHP dan VIKOR yang digunakan untuk perhitungan model keputusan. BAB IV BAB V ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM Bab ini berisi analisis dan rancangan sistem yang dipergunakan sebagai acuan pemecahan masalah, antara lain pemodelan sistem, arsitektur sistem, penggambaran sistem dalam bentuk UML, serta rancangan antarmuka sistem. IMPLEMENTASI Bab ini berisi implementasi dan penjelasan potongan kode program berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat. BAB VI BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi pengujian terhadap proses-proses yang terjadi pada sistem pendukung keputusan, pembahasan terhadap pengujian yang telah dilakukan, serta pengujian perhitungan sistem dan manual. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengujian sistem, kemampuan dan kekurangan sistem, serta saran untuk penelitian selanjutnya.