Temu Kembali Citra Makanan Menggunakan Representasi Multi Texton Histogram

dokumen-dokumen yang mirip
TEMU KEMBALI CITRA MAKANAN MENGGUNAKAN REPRESENTASI MULTI TEXTON HISTOGRAM

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA UNTUK E- COMMERCE MENGGUNAKAN PROSEDUR PENCARIAN DUA FASE DENGAN FITUR HISTOGRAM MULTI TEKSTON

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4

Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector Machine

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju

PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-664

BAB II LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI NASABAH ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERBASIS BACKWARD ELIMINATION

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA GEDUNG BERDASARKAN INFORMASI GARIS PADA BENTUK GEDUNG

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

BAB III METODE PENELITIAN

ANALYSIS PERFORMANCE FITUR BENTUK, WARNA DAN TEKSTUR CITRA PADA PENELUSURAN INFORMASI ASET BERBASIS CBIR

INDEXING AND RETRIEVAL ENGINE UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTED INDEX

Implementasi Metode Kombinasi Histogram Of Oriented Gradients Dan Hierarchical Centroid Untuk Sketch Based Image Retrieval

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR

BAB III METODE PENELITIAN

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

TEMU KEMBALI CITRA UNTUK PENGENALAN BATIK PADA CITRA 2D MENGGUNAKAN FITUR TEKSTUR MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN DAN FUNGSI JARAK CANBERRA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Identifikasi manusia dapat dilakukan secara otomatis dengan bantuan

HASIL UJI COBA 1 (2) Tugas Akhir KI /18/2011

BAB 2 LANDASAN TEORI

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-534

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

IDENTIFIKASI BIOMETRIK FINGER KNUCKLE PRINT MENGGUNAKAN FITUR EKSTRAKSI PCA DAN GLCM

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc

pola-pola yang terdapat pada suatu daerah bagian citra. Tekstur juga dapat membedakan permukaan dari beberapa kelas.

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

II TINJAUAN PUSTAKA. * adalah operasi konvolusi x dan y, adalah fungsi yang merepresentasikan citra output,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dataset

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

PENERAPAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK DETEKSI BAKTERI E-COLI

Latent Semantic Analysis dan. Similarity untuk Pencarian. oleh : Umi Sa adah

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

BAB 3 METODE PERANCANGAN

PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

Deteksi Senyum Menggunakan Fitur Gabor dan Histograms of Oriented Gradients pada Bagian Mulut, Hidung, dan Mata

Latar Belakang. Perlunya inventarisasi data dari tiap motif batik dari seluruh daerah di Indonesia

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2


Sistem perolehan citra berbasis isi Berdasarkan tekstur menggunakan metode Gray level co-occurrence matrix dan Euclidean distance

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-368 Temu Kembali Citra Makanan Menggunakan Representasi Multi Texton Histogram Imagine Clara Arabella, Nanik Suciati, dan Dini Adni Navastara Departemen Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: nanik@if.its.ac.id Abstrak Temu kembali citra merupakan suatu metode pencarian citra dengan melakukan perbandingan antara citra query dengan citra yang terdapat dalam database berdasarkan informasi yang ada. Temu kembali citra untuk pengenalan makanan sangat dibutuhkan untuk pasien diet. Dalam penelitian ini diusulkan suatu metode temu kembali citra makanan berdasarkan input berupa citra makanan yang dibandingkan dengan database citra makanan yang ada. Penelitian ini secara khusus membahas mengenai perancangan sebuah sistem temu kembali citra makanan dengan representasi multi-texton histogram (MTH). Proses pertama dilakukan deteksi orientasi tekstur menggunakan metode sobel edge detection. Setelah itu dilakukan kuantisasi warna pada ruang warna RGB serta deteksi texton untuk tahap ekstraksi fiturnya. Untuk mendapatkan kemiripan citra, dihitung jarak antar citra dengan menggunakan distance metric. Setelah didapatkan jarak antar citra, jarak diurutkan dari yang terdekat sampai terjauh untuk menentukan citra mana yang terdekat. Hasil yang didapat adalah berupa ditemukannya citra-citra yang mirip dengan citra query. Berdasarkan uji coba, hasil temu kembali citra terbaik dengan rata-rata nilai precision 40,5% dan rata-rata nilai recall 8,61% pada 18 level orientasi dan 64 level kuantisasi warna. Kata Kunci Citra Makanan, Edge Detection, Multi Texton Histogram, Temu Kembali Citra. I I. PENDAHULUAN NFORMASI merupakan sebuah data yang telah diolah sehingga memiliki arti dan berupa fakta atau nilai yang bermanfaat. Berbagai macam informasi yang ada saat ini antara lain berupa dokumen, berita, gambar video, dan lain sebagainya. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah informasi menjadi lebih berkualitas. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi masa kini, informasi pun menjadi semakin bervariasi dan dapat semakin mudah didapatkan. Seiring dengan berkembangnya informasi, permasalahan utama yang ada adalah cara pemilihan informasi yang berguna secara selektif dan relevan. Pemilihan informasi tidak mungkin dilakukan secara manual karena kumpulan informasi tersebut sangat besar. Dengan banyaknya informasi yang ada sekarang, dibutuhkan adanya pengolahan informasi yang baik. Salah satu metode yang digunakan adalah sistem temu kembali informasi. Pada sistem yang dibuat ini dibatasi dengan pencarian informasi hanya berupa citra. Salah satu teknik untuk menemukan citra sudah berkembang berbagai macam teknik. Terdapat pencarian yang menggunakan keyword teks, adapula yang menggunakan content based image retrieval. Beberapa teknik temu kembali informasi berbasis isi sudah dikembangkan. Website yang mendukung sistem temu kembali citra salah satunya adalah TineEye Reverse Image Search yang menggunakan image matching engine yang memungkinkan untuk melakukan perbandingan citra berskala besar untuk berbagai kebutuhan [1]. Kemudian terdapat Google Similar Image yang merupakan Advanced Google Search Engine, Google juga dapat melakukan pencarian dengan sebuah citra sebagai query. Dewasa ini banyak hal dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Untuk memeroleh tubuh yang ideal, banyak orang melakukan diet ketat tanpa didasari pengetahuan kesehatan yang cukup baik. Kita ketahui bahwa diet yang tidak sehat dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes, obesitas, serta dapat menimbulkan resiko bagi orang-orang yang memiliki alergi makanan. Oleh karena itu, diperlukan penilaian diet tentang makanan yang dikonsumsi untuk diet. Biasanya penilaian dilakukan sendiri yang menyebabkan hasil yang kurang akurat. Teknologi yang ada sekarang terutama dibidang automatic images recognition memungkinkan untuk dibagun sebuah sistem temu kembali dan klasifikasi citra makanan untuk mengganti sistem penilaian diet yang konvensional menggunakan metode anti textons [2]. Pada tugas akhir ini dilakukan implementasi temu kembali citra makanan menggunakan metode multi-texton histogram (MTH). Dalam proses pengembangan sistem ini dilakukan beberapa tahapan yaitu mendapatkan texture orientation detection, mengkuantisasi warna pada ruang RGB, mendeteksi texton dan mendapatkan representasi multi-texton histogram. Data citra yang digunakan adalah citra makanan dari UNICT- FD1200 [3]. A. Deteksi Orientasi Tekstur II. METODE Analisis orientasi tekstur berperan penting dalam komputasi visi dan pengenalan pola. Contohnya, orientasi digunakan untuk persiapan sebelum mengkarakterisitik texton. Orientasi dari tekstur memiliki peran penting dalam persepsi manusia terhadap tekstur citra. Orientasi tektur juga dapat menjadi peta dalam citra yang merepresentasikan ciri objek dan struktur

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-369 Gambar. 1. 4 Tipe texton didefinisikan dalam MTH (a) 2x2 grid (b) T1 (c) T2 (d) T3 (e) T4 tekstur, dan hal itu menyediakan sebagian besar informasi penting didalam citra. Operator sobel diaplikasikan terhadap setiap kanal merah, hijau dan biru dari citra warna. Alasan diaplikasikan sobel operator adalah karena sobel operator tingkat kesensitifannya lebih rendah terhadap noise dibandingkan dengan operator gradien atau pendeteksi tepi yang lain [4]. Gradien sepanjang direksi x dan y dapat ditujukkan oleh dua vektor dan, dimana R x menunjukkan gradien dalam kanal R (merah) sepanjang direksi x (horizontal) dan seterusnya[]. (2) Setelah didapatkan gradien sepanjang direksi x dan y dilanjutkan dengan proses mendapatkan magnitude [6] dengan menggunakan persamaan berikut : (4) Hasil dari perhitungan magnitude digunakan untuk mencari 18 orientasi dengan masing-masing 10 derajat [4]. B. Kuantisasi Warna pada ruang RGB Sudah banyak diketahui bahwa warna banyak mengandung informasi yang sangat penting untuk temu kembali citra atau pengenalan pengenalan objek, bahkan dalam ketiadaan informasi bentuk. Dalam hal pemrosesan digital, ruang warna RGB paling sering digunakan dalam latihan dan itu sangat mudah. Untuk mengekstrak informasi warna dan menyederhanakan mannipulasi, ruang warna RGB digunakan dan dikuantisasi menjadi 64 warna. Kanal RGB dikuantisasi secara merata menjadi 4 bins sehingga diperoleh 64 warna. Intensitas warna masing-masing dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan rentang intensitas 0-63, 64-127, 128-191, dan 192-255. C. Deteksi Texton Texton adalah proses yang sangat berguna untuk analisis tekstur. Umumnya, texton didefinisikan sebagai satu set gumpalan atau pola yang muncul yang berbagi properti bersama di seluruh citra [5]. Texton yang digunakan adalah 4 tipe texton yang berukuran 2x2 dengan model yang ditunjukkan dalam gambar 1. Langkah deteksi texton memanfaatkan 4 texton terkait dengan citra warna yang dikuantisasi. 4 tipe texton ditunjukkan (1) (3) Gambar. 2. Skema pencarian texton pada citra (a) Model texton (b) Citra asli (c) Daerah texton dan tipe texton (d) Citra texton pada Gambar 1. Langkah konvolusi dilakukan dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, diagonal kiri dan diagonal kanan. Dimensi grid yang digunakan adalah piksel 2x2 yang ditandai dengan V 1, V 2, V 3, V 4. Apabila terdapat dua piksel yang sama, maka grid dideteksi sebagai texton. Apabila sebuah texton terdeteksi, nilai piksel dalam grid 2x2 tetap, namun apabila tidak terdeteksi sebagai texton makan nilai piksel dalam grid 2x2 berubah menjadi 0 [4]. Skema pencarian texton pada citra ditunjukkan pada Gambar 2. D. Multi-texton Histogram Hasil dari proses deteksi texton menghasilkan beberapa nilai yang didapatkan dari deteksi horizontal, vertikal, diagonal kanan dan diagonal kiri. Semua hasil tersebut diproses untuk mendapatkan hasil multi-texton histogram. Untuk memaksimalkan hasil dari histogram, digunakan deskriptor multi-texton histogram [4]. Nilai dari citra texton T dinotasikan sebagai W={0,1,...,W- 1}. Notasi P 1=(x 1,y 1) dan P 2=(x 2,y 2) adalah 2 piksel tetangga dengan nilai T(P 1)=W 1 dan T(P 2)=W 2. Dalam citra orientasi tekstur ϴ(x,y), sudut pada P 1 dan P 2 dinotasikan oleh ϴ(P 1)=v 1 dan ϴ(P 2)=v 2. Dalam citra texton T, dua orientasi tekstur yang berbeda dapat memiliki warna yang sama, sedangkan dalam citra orientasi ϴ(x,y), dua warna yang berbeda dapat memiliki orientasi tekstur yang sama. Dinotasikan oleh Y angka cooccurence dari dua nilai v 1 dan v 2, dan oleh Ȳ angka cooccurence dari dua nilai w 1 dan w 2. Dengan dua piksel tetangga dimana jarak adalah D, didefinikan MTH sebagai berikut : Algoritma yang diusulkan menganalisis korelasi spasial antara pewarnaan tetangga dan orientasi tepi berdasarkan empat tipe spesial texton dan mendeskripsikan atribut dari texton matiks menggunakan histogram. Inilah kenapa disebut dengan multi-texton histogram (MTH). A. Dataset III. HASIL UJI COBA Dataset yang digunakan adalah UNICT FD-1200 yang berisi citra makanan [2]. Dataset ini dari website milik ''University of Catania''. Data ini terdiri dari 4754 citra makanan dari 1200 (5) (6)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-370 Tabel 1. Confusion Matrix Precision dan Recall Relevant Not Relevant Retrieved TP FP Not Retrieved FN TN Tabel 2. Hasil Uji Coba Level Orientasi Level orientasi Rata-rata Precision (%) Rata-rata Recall (%) 9 39 8,29 12 39 8,29 18 40,5 8,61 36 39,25 8,35 makanan dari negara yang berbeda (Inggris, Jepang, India, Itali, Thailand, dan sebagainya). Setiap makanan difoto selama beberapa kali (rata-rata 4 kali) dan keseluruhan dataset mempunyai variabilitas secara geometrik dan fotometrik. Semua foto makanan diambil dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dari foto makanan diambil menggunakan kamera ponsel dengan pengaturan seperti background yang berbeda dan memperhatikan kondisi cahaya. Citra dataset sudah diberi label secara manual kedalam delapan kategori, yaitu : Appetizer, Main Course, Second Course, Single Course, Side Dish, Dessert,, [2]. Dataset yang digunakan terdiri dari 40 citra makanan yang digunakan sebagai data testing dan 376 citra makanan digunakan sebagai data training. Dari keseluruhan 416 citra makanan, dikelompokkan menjadi 8 kategori, sehingga tiap kategori terdiri dari 52 citra yang mewakili 13 makanan yang berbeda, dimana setiap makanan difoto sebanyak 4 kali. B. Distance Metric Setiap template citra pada database, sebuah vektor fitur M- dimensional T=[T 1,T 2,..., T n] akan diekstrak dan disimpan didalam database. Q=[Q 1,Q 2,..., Q n] adalah vektor fitur dari sebuah citra query, metrik jarak diantara citra ditunjukkan pada persamaan dibawah : (7) Rumus diatas adalah rumus yang sama sederhana untuk menghitung jarak L 1. C. Pengukuran Performa Untuk mengevaluasi keefektifan dari metode yang digunakan, digunakan precision dan recall yang banyak digunakan untuk mengevaluasi performa temu kembali. Precision adalah persentase rasio jumlah record relevan yang ditemukan terhadap jumlah record yang tidak relevan dan relevan. Precision digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan antara citra masukan dan citra hasil keluaran. Sedangkan recall adalah persentase rasio jumlah record relevan yang ditemukan terhadap jumlah total record yang relevan dalam database. Tabel 3. Hasil Precision Uji Coba Level Kuantisasi Warna Level Kuantisasi Hasil Precision (%) Orientasi 9 12 18 36 64 39 39 40,5 39,25 128 21,5 21,5 21,5 21,5 Tabel 4. Hasil Precision Uji Coba Level Kuantisasi Warna Level Kuantisasi Hasil Recall (%) Orientasi 9 12 18 36 64 8,29 8,29 8,61 8,35 128 4,57 4,57 4,57 4,57 Perhitungan recall digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem dalam menemukan kembali citra. Confusion matrix perhitungan precision dan recall ditunjukkan pada tabel 1. TP (True Positives) yaitu citra yang relevan dan ditemukan kembali. FP (False Positives) adalah citra yang tidak relevan namun ditemukan kembali. FN (False Negatives) merupakan citra yang tidak relevan namun ditemukan kembali. TN (True Negatives) adalah citra yang tidak relevan dan tidak ditemukan kembali. Perhitungan precision dan recall masing-masing dijelaskan pada persamaan berikut : D. Performa Temu Kembali Dalam uji coba, level kuantisasi dari orientasi tekstur dan warna yang berbeda digunakan untuk menilai performa dari metode MTH yang digunakan dalam ruang warna RGB. Terdapat tiga skenario uji coba yang dilakukan untuk menilai performa dari metode yang digunakan, yaitu uji coba berdasarkan level orientasi, uji coba berdasarkan level kuantisasi warna dan uji coba berdasarkan jumlah kategori. Uji coba berdasarkan level orientasi yaitu uji coba kuantisasi orientasi menjadi 9 orientasi, 12 orientasi, 18 orientasi, 24 orientasi, dan 36 orientasi. Uji coba level orientasi diaplikasikan pada 8 kategori makanan. Dari tabel 2, menunjukkan nilai rata-rata presicion dan recall terendah pada level orientasi 9 dan 12. Sedangkan pada level orientasi 18 menunjukkan nilai rata-rata precision dan recall tertinggi yaitu sebesar 40,5% precision dan 8,61% recall. Uji coba berdasarkan level kuantisasi warna yaitu mengkuantisasi warna menjadi 64 atau 4 bin dan 128 atau 2 bin warna pada ruang warna RGB. Untuk kuantisasi menjadi 64, intensitas warna masing-masing dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan rentang intensitas 0-63, 64-127, 128-191, 192-255. Sedangkan untuk kuantisasi menjadi 128, intensitas warna masing-masing dikelompokkan menjadi 2 kelomok dengan rentang intensitas 0-127, dan 128-255. Tabel 3 dan 4 menunjukkan hasil uji coba level kuantisasi warna. (8) (9)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-371 Tabel 5. Hasil Uji Coba Jumlah Kategori Jumlah Kategori Precision (%) Recall (%) 8 40,5 8,61 6 42,67 9,07 4 52,5 11,17 2 67 14,25 Kategori : fruit (a) Jarak : 3.57 Jarak : 3.71 Jarak : 5.03 Jarak : 7.91 Kategori : (a) Jarak : 7.94 Jarak : 8.53 Jarak : 9.13 Jarak : 9.41 Jarak : 9.12 Jarak : 9.66 Jarak : 12.84 Jarak : 13.90 Jarak : 14.96 Jarak : 15.02 Jarak : 15.89 Jarak : 15.56 Jarak : 15.92 (b) Jarak : 15.58 Gambar. 3. Citra yang ditemukan berdasarkan 2 kategori (a) Citra query (b) Citra yang ditemukan Uji coba berdasarkan jumlah kategori dikelompokkan menjadi 8 kategori, 6 kategori, 4 kategori dan 2 kategori untuk mengetahui nilai precision yang paling besar. Pada uji coba jumlah kategori didapatkan bahwa semakin sedikit kategori yang digunakan maka semakin besar nilai precision yang dihasilkan. Hal ini karena tingkat kemiripan antar kategori yang tinggi. Hasil uji coba berdasarkan jumlah kategori dapat dilihat pada tabel 5. Pada uji coba berdasarkan 2 kategori, citra yang ditemukan nilai akurasinya lebih tinggi karena hanya 2 kategori saja yang digunakan. Dapat dilihat dari gambar 3, citra query yang digunakan adalah termasuk dalam kategori breakfast, dari 10 citra yang ditemukan, terdapat 1 citra yang bukan termasuk citra kategori breakfast. Pada uji coba berdasarkan 8 kategori, citra yang ditemukan nilai akurasinya lebih rendah karena terdapat 8 kategori yang digunakan dan tingkat kemiripan antar kategori yang tinggi. Dapat dilihat dari gambar 4, citra query yang digunakan adalah termasuk dalam kategori fruit, dari 10 citra yang ditemukan, hanya ditemukan 3 citra yang termasuk citra kategori fruit. Appetizer Jarak : 9.66 Second Course Jarak : 10.23 (b) Gambar. 4. Citra yang ditemukan berdasarkan 8 kategori (a) Citra query (b) Citra yang ditemukan IV. KESIMPULAN DAN SARAN Sistem yang dibangun dapat menemukan kembali citra sesuai dengan citra query. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai precision dan recall yang cukup pada level 2 kategori, yaitu sebesar 67% dan recall 14,25%. Selain itu, jumlah kategori mempengaruhi hasil precision citra, hal ini dikarenakan banyak citra dalam dataset yang mirip namun berbeda kategori. Hasil uji coba 8 kategori didapatkan hasil terbaik dengan dengan rata-rata nilai precision sebesar 40,5% dan recall 8,61% pada 18 level orientasi dan 64 level kuantisasi warna. Untuk penelitian selanjutnya, terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki. Mengelompokkan kembali kategori dalam dataset, citra yang serupa dikelompokkan menjadi satu. Hal ini perlu dilakukan karena kemiripan citra antara satu kategori dengan kategori yang lain mempengaruhi nilai hasil precision dan recall. Dapat menggunakan metode perbandingan jarak yang lebih beragam untuk mengetahui metode apa yang paling baik digunakan dalam kasus ini. Menggunakan tipe operator gradien yang lebih beragam dapat dijuga dilakukan untuk mengetahui operator gradien mana yang lebih tepat untuk mendeteksi gradien magnitude dan orientasi. Serta dapat dilakukan menggunakan ruang warna selain RGB dalam pembagian komponen warna untuk mengetahui ruang warna apa yang paling baik dalam metode ini. DAFTAR PUSTAKA [1] "TineEye reverse image search engine.," Idee Inc., 2016. [Online]. Available: www.ideeinc.com. [Accessed 14 Desember 2016].

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-372 [2] G. M. Farinella, D. Allegra, M. Moltisanti, F. Stanco and S. Battiato, "Retrieval and classification of food image," Computers in Biology and Medicine, p. 17, 2016. [3] G. M. Farinella, D. Allegra, M. Moltisanti, F. Stanco and S. Battiato, "UNICT-FD1200," 6 July 2016. [Online]. Available: iplab.dmi.unict.it/unict-fd1200/. [Accessed 14 Desember 2016]. [4] G. H. Liu, L. Z. Y. K. Hou, Z. Y. Li and J. Y. Yang, "Image retrieval based on multi-texton histogram," Pattern Recognition, pp. 2380-2389, 2010. [5] N. Ulinnuha and H. Sa'dyah, "Sistem Temu Kembali Citra untuk E- Commerce Menggunakan Prosedur Pencarian Dua Fase dengan Fitur Histogram Multi Tekston," vol. 1, pp. 35-41, 2015. [6] A. H. Abror and H. Tjandrasa, "Perbaikan Orientasi Citra Berdasarkan Keberadaan Manusia Menggunakan Fitur Gradien dan HAAR-LIKE," Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi, vol. 13, no.2, 2015.