PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BATIK DI KAMPUNG BATIK KLIWONAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. FINANSIA MULTI FINANCE CABANG PALOPO

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPENSASI, MOTIVASI DAN TRAINING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PLN CABANG SOLO

Rogayah, Khairinal 1, Iwan Putra 2

ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER

PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA (Studi pada Karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

Pengaruh Motivasi, Pelatihan Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

Universitas Diponegoro,

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

Disusun oleh: TIKA YUWATI B

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Tetap PT Karoseri Tentrem Sejahtera Kota Malang)

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

Badriyah et al., Pengaruh Pengembangan Karir, Penilaian Prestasi Kerja dan...

Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pengamanan PT. Angkasa Pura II Pekanbaru

JURNAL PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN JAMINAN K3 TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PABRIK TEMBAKAU PT GELORA DJAJA KERTOSONO

PENGEMBANGAN KARIR DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG TANJUNG MORAWA

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

Kata kunci : lingkungan kerja, komitmen organisasi, kepuasan kerja dan prestasi kerja.

MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN SEKOLAQ DARAT KABUPATEN KUTAI BARAT

Oleh: ERNAWATI B

PENGARUH KOMPENSASI, KESEJAHTERAAN, DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BPJS KESEHATAN MANADO

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SDN 005 SEKOLAQ MULIAQ DI KUTAI BARAT ABSTRACT

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI T E R H A D A P K I N E R J A K A R Y A W A N BANK MANDIRI KCP BOYOLALI Oleh: Betiningsih

ARTIKEL PENGARUH PELATIHAN KERJA, PROMOSI JABATAN, DAN MUTASI JABATAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BANK JATIM CABANG NGANJUK

PENGARUH PELATIHAN DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN MARKETING PT. NASMOCO GOMBEL SEMARANG

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, dan kinerja karyawan. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INSANI BARAPERKASA DI SAMARINDA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Paiton)

PENGARUH OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS) TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA (SMK) TERHADAP PENCAPAIAN KINERJA PEGAWAI PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

Pendahuluan. Arief et al., Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa pada...

Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi SNITek 2017 ISSN Jakarta, 18 Mei 2017

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang)

ANALISIS PERILAKU KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BOSOWA BERLIAN MOTOR Oleh: Nur Alfi

PENGARUH KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) WILAYAH SULUTTENGGO AREA PALU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo**

PENGARUH PENERAPAN JOB DESCRIPTION, PELATIHAN KERJA, DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV MULIA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

PENGARUH KOMPETENSI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE PT. PEB BATAM

ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK, DESAIN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL HONDA JAZZ DI KOTA SURAKARTA ABSTRACT

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS BANJARMASIN 70000

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT. X

PENGARUH BUDAYA KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

PENGARUH KOMPENSASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DEVI PUSPITO SARI B

JURNAL PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

Abstrak. Kata kunci : Lingkungan kerja fisik, Lingkungan kerja non fisik, Kinerja karyawan, Outsourcing, Pengaruh Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

FAJAR WIJAYA B

Nila Hotiana 1, Febriansyah 2 Manajemen, Fakultas Bisnis Institute Teknologi dan Bisnis Kalbis, Jakarta, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR CABANG BOYOLALI

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank NTB Cabang Utama Pejanggik)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Program Studi Manajemen OLEH :

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KEMAMPUAN LAYANAN KARYAWAN PADA HOTEL MADANI

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PDAM SRAGEN

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. AXA FINANCIAL INDONESIA SURABAYA

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Pelayanan dan Jaringan Area Situbondo)

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp

PENGARUH KOMUNIKASI, KONFLIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Pendahuluan. Heti et al., Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi...

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Sunyoto,2008. Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta: Badan. Arikunto Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

PENGARUH ABSENSI, MOTIVASI, KEDISIPLINAN, LINGKUNGAN KERJA, KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV.YHUEN GARMENT BOYOLALI.

ABSTRAK. Kata kunci : Sistem Pengendalian Manajemen, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Karyawan. Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah

ABSTRAK. Kata-kata kunci: sistem pengendalian manajemen, perencanaan strategis, dan kinerja karyawan

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal 1-7

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Studi Pada Alpha Hotel Pekanbaru)

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

PENGARUH PELATIHAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN KERJA (Studi pada Karyawan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cabang Kediri)

Abstrak. Kata kunci : Pelatihan Kerja, Kinerja Karyawan, Asosiatif, Regresi, dan Significant. Abstract

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Insentif dan disiplin kerja. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV CIBALUNG HAPPY LAND BOGOR

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN TRAVEL JOGLOSEMAR (Studi kasus pada Para Pengguna Jasa Travel Joglosemar Yogyakarta)

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B

PENGARUH KETERAMPILAN, KOMUNIKASI DAN PELATIHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PADA PT. TIRTA INVESTAMA SURABAYA

PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA (Studi pada karyawan PT Perkebunan Nusantara X (PG Watoetoelis) Sidoarjo)

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang)

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KONFLIK TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PADA PT X

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 2978

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. MANUNGGAL JAYA DI BOYOLALI SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KEMAMPUAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi pada Karyawan PR. Sejahtera Abadi Malang)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA UNIT INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RSUD DR.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kompensasi Langsung, Kompensasi Tidak Langsung, Kinerja.

Moh. Bukhori: Pengaruh Variabel Kompensasi Finansial, Variabel...33

Transkripsi:

Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.2, No.3, Oktober 2017: 373-380 P-ISSN 2527 7502 E-ISSN 2581-2165 PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN Evi Oktaviani 1, Ika Suhartanti Darmo 2 1-2 Manajemen, Fakultas Bisnis Institute Teknologi dan Bisnis Kalbis Email-Korespondensi : 1 evioktaviani05@yahoo.com, 2 ika.darmo@kalbis.ac.id Informasi Artikel Draft awal: 7 Agustus 2017 Revisi : 10 September 2017 Diterima : 25 Oktober 2017 Available online: 31 Oktober 2017 Keywords: training, motivation, performance Tipe Artikel : Research paper Diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Islam Attahiriyah ABSTRACT This research aimed to determine whether there is influence between Training and Work Motivation to Employee Performance of Directorate General of Financing and Risk Management Ministry of Finance of Indonesia. This research uses the quantitative method. The number of samples in this research was 50 respondents. This research uses the purposive sampling method to determine the samples with the criteria of employees who had attended training in 2016 2017. Method of completion of data used in this research were a questionnaire, interviews, and research literature. The result of t-test shows a significant influence of training variable on employee performance with t-value 2.382, meanwhile work motivation variable does not significantly affect the employee performance with t-value 1.654. Training and Work motivation variables simultaneously have an effect of 21.3% on employee performance. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden, penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria pegawai yang telah mengikuti pelatihan tahun 2016 2017. Metode pengumpulan data dengan menyebar kuesioner, wawancara, dan penelitian kepustakaan. Hasil uji t menunjukan variabel pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dengan thitung 2.382 > ttabel 2.011 dan variabel motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dengan t hitung 1.654 < t tabel 2.011. Variabel pelatihan dan motivasi kerja secara simultan memiliki pengaruh sebesar 21.3% terhadap kinerja pegawai Pedoman Sitasi : Evi Oktaviani, & Ika Suhartanti Darmo (2017). PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 2(3), 373-380

1. Pendahuluan Peran Sumber Daya Manusia (SDM) sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan tujuan perusahaan. SDM merupakan aset utama dan mempunyai peran yang strategis di dalam organisasi yaitu sebagai pemikir, perencana, dan pengendali aktivitas organisasi. Mengingat pentingnya SDM di dalam organisasi maka pengelolaan sumber daya ini juga merupakan bagian yang sangat penting dari pekerjaan manajemen. Salah satu aspek pokok dari pekerjaan manajemen yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia adalah aspek yang berkaitan dengan kinerja pegawai. Menurut Bangun (2012:231) Kinerja (Performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan (job requirement). Kinerja penting bagi seluruh organisasi karena kinerja akan menentukan efektivitas dari organisasi tersebut. Kinerja juga penting karena kinerja dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan manajer dalam mengelola organisasi dan sumber daya manusianya. Dalam meningkatkan kinerja pegawai, perusahaan harus dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai ialah pelatihan dan motivasi kerja. Dengan pelatihan yang maksimal dan motivasi yang kuat diharapkan kinerja yang dihasilkan karyawan dapat terus meningkat sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Faktor pertama yang terkait dengan peningkatan kinerja adalah pelatihan. Menurut Rae dalam Sofyandi (2013:113) pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi. Pelatihan semakin penting manfaatnya di masa kini karena adanya tuntutan pekerjaan dan perkembangan teknologi. Setiap individu dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, serta hasil pekerjaannya berkuantitas dan berkualitas baik. Selain pelatihan, motivasi kerja juga penting bagi pegawai. Jika pegawai tidak memiliki motivasi kerja dalam dirinya, maka hasil dari pekerjaannya tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Menurut Mangkunegara (2015:93) Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya. Subjek pada penelitian ini ialah instansi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan yang dulunya bernama DJPU (Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang). Setiap bagian dalam Sekretariat DJPPR mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, para pegawai Sekretariat DJPPR dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan dan keahlian mereka guna untuk mencapai hasil kinerja yang maksimal. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja, terdapat dua permasalahan yang berdampak pada kinerja para pegawai. Permasalahan yang pertama ialah kompetensi dan pendidikan para pegawai yang kadang tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan saat ini. Dan permasalahan yang kedua ialah kesediaan para pegawai untuk memiliki IKU yang berbobot dengan target yang menantang. Para pegawai cenderung memilih IKU yang mudah dan tidak mau memiliki IKU yang tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil Nilai Kinerja Pegawai (NKP) tahun 2016 berikut ini : 374 JRMB Volume 2, No 3, Oktober 2017: 373-380

Gambar 1. Nilai Kinerja Pegawai 2016 Nilai Kinerja Pegawai di Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko dibagi menjadi tiga kategori. Yaitu nilai <90 masuk dalam kategori cukup, nilai 90 100 masuk dalam kategori baik dan nilai >100 masuk dalam kategori sangat baik. Dari gambar 1.1 terlihat bahwa mayoritas pegawai Sekretariat DJPPR mempunyai NKP di kategori cukup. Banyaknya pegawai yang mempunyai NKP dengan kategori cukup ditegaskan oleh Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja karena adanya permasalahan kompetensi yang tidak sesuai dengan deskripsi pekerjaannya dan tidak bersedianya pegawai untuk memiliki IKU yang tinggi. Untuk mengatasi permasalahan kompetensi tersebut, Kementerian Keuangan telah menyiapkan pelatihan untuk para pegawainya. Menurut data dari bagian SDM Sekretariat DJPPR, selama periode satu tahun Kementerian Keuangan mengadakan 240 kali program pelatihan untuk para pegawainya. Dari 240 kali program pelatihan yang diberikan tersebut, di kelompokan kembali menjadi empat jenis pelatihan. Selain pelatihan, faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja individu dalam organisasi ialah motivasi. Makin tinggi motivasi kerja di dalam diri pegawai, maka pegawai akan lebih giat dalam melakukan pekerjaannya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah motivasi yang dimiliki pegawai, maka pegawai akan merasa malas dan kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja, motivasi yang diberikan DJPPR kepada pegawainya dibagi menjadi 2, yaitu motivasi financial dan non-financial. Motivasi financial diberikan dalam bentuk tunjangan untuk para pegawainya dan motivasi non-financial diberikan dalam bentuk kenaikan jabatan, beasiswa, apresiasi pegawai teladan dan pegawai berprestasi. Namun ternyata pemberian motivasi tersebut dirasa belum ampuh untuk meningkatkan semangat dan kedisiplinan para pegawai DJPPR. Selama peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan fenomena setelah para pegawai absen tepat pada waktu yang ditentukan para pegawai tidak langsung melakukan pekerjaannya. Para pegawai tersebut ada yang pergi ke kantin terlebih dulu untuk sarapan ataupun melakukan hal lainnya di luar pekerjaannya. Persentase tidak disiplinnya pegawai DJPPR akan ditunjukan dalam gambar 1 berikut ini : Evi Oktaviani, & Ika Suhartanti Darmo / Pengaruh pelatihan dan motivasi 375

Gambar 1. Persentase Tidak Disiplin Pegawai 2017 Dari seluruh pegawai Sekretariat DJPPR, yang datang dan langsung melakukan pekerjaannya hanya sebanyak 49 orang atau 47%. Sedangkan sebanyak 55 orang atau 53% lainnya tidak langsung melakukan pekerjaannya. Ada yang terlebih dahulu pergi ke kantin untuk sarapan ataupun melakukan hal lainnya di luar pekerjaannya walaupun sudah masuk jam berkerja. Hal tersebut merupakan bentuk ketidakdisiplinan pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Tidak disiplinnya pegawai tersebut dapat dipengaruhi dari faktor kurangnya motivasi dalam diri individu pegawai untuk bekerja dengan giat dan benar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut : (1) Apakah pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai level pelaksana di Sekretariat DJPPR, Kementerian Keuangan?; (2) Apakah motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai level pelaksana di Sekretariat DJPPR, Kementerian Keuangan?; (3) Apakah pelatihan dan motivasi kerja secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai? Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah Pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai level pelaksana di Sekretariat DJPPR, Kementerian Keuangan ; (2) Untuk mengetahui apakah Motivasi Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai level pelaksana di Sekretariat DJPPR, Kementerian Keuangan ; (3) Untuk mengetahui apakah Pelatihan dan Motivasi Kerja secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai level pelaksana di Sekretariat DJPPR, Kementerian Keuangan 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Konsep Gomes (2003) mengemukakan definisi kinerja karyawan sebagai ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Selanjutnya, definisi kinerja menurut Mangkunegara (2005) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan uraian tersebut diatas mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja pegawai harus dapat ditentukakan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai organisasi. Kinerja individual mengacu pada prestasi kerja individu yang diatur berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Kinerja individual yang tinggi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Abraham Sperling mengemukakan bahwa motivasi itu didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri (Mangkunegara, 2005. William J. Stanton mendefinisikan motivasi Suatu motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa 376 JRMB Volume 2, No 3, Oktober 2017: 373-380

puas. Mangkunegara (2005) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal Dessler (2009) memberikan definisi pelatihan sebagai proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, pegawai non manajerial memperoleh pengetahuan keterampilan teknis untuk memperbaiki berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kinerja. 2.2. Kerangka Pikir dan Hipotesis Motivasi merupakan kekuatan dalam diri individu untuk mengerahkan daya upayanya. Motivasi mengarah ke suatu tingkatan upaya uang dilakukan individu. Akan tetapi, usaha saja tidak cukup. Kinerja merupakan hasil kombinasi dari upaya yang dikerahkan oleh individu dengan tingkat kemampuan yang mereka miliki (menggambarkan pengetahuan dan keterampilan). Dengan demikian, motivasi berkombinasi dengan kemampuan untuk menghasilkan kinerja tertentu (dalam Usmara, 2003). Motivasi dipandang sebagai kekuatan dalam diri individu untuk mengerahkan daya upayanya. Motivasi mengarahkan ke suatu tingkatan upaya yang dilakukan individu. Namun, usaha saja tidak cukup. Kinerja merupakan hasil perkalian antara motivasi yang berdampak kepada upaya dengan kemampuan pegawai. Mangkunegara (2005) menerangkan bahwa tujuan pelatihan dan pengembangan paling tidak akan berdampak kepada : (1) peningkatan penghayatan dan ideologi; (2) meningkatkan produktivitas kerja; (3) meningkatkan kualitas kerja; (4) meningkatkan ketetapan perencanaan SDM; (5) meningkatkan sikap moral dan semangat kerja; (6) meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal; (7) meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja; (8) menghindari keusangan; dan (9) meningkatkan perkembangan pribadi pegawai. Berdasarkan penjelasan di atas jelas bahwa pelatihan merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki berbagai permasalahan di tempat kerja yang secara langsung berhubungan dengan kinerja pegawai. Dalam hal ini, pelatihan pegawai diperlukan untuk menyesuaikan perubahan teknologi, sistem, peraturan yang diterapkan oleh organisasi sehingga kinerja pegawai tetap terjaga. Model penelitian dibuat dari variabel-variabel yang sudah dijelaskan di atas. Pada penelitian ini, model penelitian bisa dilihat di bawah ini : Evi Oktaviani, & Ika Suhartanti Darmo / Pengaruh pelatihan dan motivasi 377

Gambar 2. Model Penelitian 3. Metode Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:23), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. 3.1. Populasi dan Sampel Subjek penelitian yang akan diteliti adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Mei 2017. Populasi penelitian berjumlah 104 pegawai. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah Non Probability Sampling dengan metode purposive sampling, dengan kriteria responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pegawai yang telah mengikuti program pelatihan pada tahun 2016 2017. Sampel penelitian berjumlah 50 pegawai. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang peneliti peroleh dalam penelitian ini melalui pengumpulan kuesioner yang berisi jawaban dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian yang diisi oleh responden dalam penelitian ini yaitu pegawai Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan serta wawancara langsung. Data Sekunder didapatkan melalui dokumen atau catatan yang berasal dari data internal Sekretariat Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan. 3.2. Teknik Analisis Menurut Sunyoto (2011:126) analisis regresi berganda dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi (b n) secara simultan terhadap variabel terikat (Y). Dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b1x1 + b2x2 +...+bnxn + e Keterangan: Y = Variabel terikat (Kinerja Pegawai) a = Konstanta b1.. b2 = Koefisien regresi b... b2 X1 = Pelatihan X2 = Motivasi Kerja e = error 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini ialah pegawai Sekretariat DJPPR Kementerian Keuangan sebanyak 50 orang. Terdapat empat karakteristik responden yang dimasukan ke dalam dalam penelitian ini, yaitu : jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama bekerja. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari responden pria sebanyak 33 orang dan responden wanita sebanyak 17 orang. Dapat disimpulkan bahwa responden lebih banyak pria, yakni sebanyak 33 orang. Jumlah responden berdasarkan usia terdiri atas responden berusia 20 30 tahun sebanyak 38 orang, responden berusia 31 41 tahun sebanyak 10 orang, responden berusia 41 50 tahun sebanyak 2 orang, dan responden berusia >50 tahun sebanyak 0 orang. Dapat disimpulkan bahwa responden usia 20 30 tahun lebih banyak dari responden usia yang lain yakni sebanyak 38 orang. 378 JRMB Volume 2, No 3, Oktober 2017: 373-380

Jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir terdiri atas responden dengan pendidikan terakhir SMU/Sederajat sebanyak 0 orang, responden dengan pendidikan terakhir D3/S1 sebanyak 47 orang, dan responden dengan pendidikan terakhir S2/S3 sebanyak 3 orang. Dapat disimpulkan bahwa responden dengan pendidikan terakhir D3/S1 lebih banyak dari responden yang lainnya yakni sebanyak 47 orang. 4.2. Hasil Regresi Setelah uji asumsi klasik terpenuhi, maka selanjutnya adalah menginterpretasi hasil regresi. Uji regresi linear berganda bertujuan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan masingmasing nilai koefisien regresi secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 : Uji determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Hasil uji determinasi dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1. Hasil uji koefisien determinasi Tabel 1 menunjukan angka pada kolom Adjusted R Square sebesar 0,213 atau sebesar 21,3%. Hal tersebut berarti bahwa besarnya persentase variabel pelatihan (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama terhadap Variabel Kinerja Pegawai (Y) adalah sebesar 21,3% dan sisanya sebesar 78,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel dengan Ftabel pada α = 0.05.Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 12 : Tabel 2. Hasil uji F Tabel 2 menunjukan bahwa variabel pelatihan dan motivasi kerja nilai F sebesar 7.617 > 3.195. Sehingga dapat disimpulkan pelatihan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Persamaan yang diperoleh dari tabel koefisien adalah: Y (Kinerja Pegawai) = 25,564 + 0,306X1 (Pelatihan) + 0,376X2 (Motivasi Kerja) + e Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut : Konstanta sebesar 25.564 artinya pelatihan (X1) dan motivasi kerja (X2) ditiadakan (bernilai 0) maka kinerja pegawai (Y) bernilai 25,564. Koefisien regresi variabel pelatihan (X1) sebesar 0,306, artinya jika variabel pelatihan (X1) mengalami kenaikan sebesar 1 tingkat dan variabel motivasi kerja (X2) nilainya tetap, maka kinerja pegawai (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,306. Koefisien regresi variabel motivasi kerja (X2) sebesar 0,376, artinya jika variabel pelatihan (X1) nilainya tetap dan variabel motivasi kerja (X2) Evi Oktaviani, & Ika Suhartanti Darmo / Pengaruh pelatihan dan motivasi 379

mengalami kenaikan sebesar 1 tingkat, maka kinerja pegawai (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,376. Tabel 3. Koeifisien regresi linier berganda Berdasarkan uji t diketahui bahwa variabel pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan koefisien sebesar 0.306 (sig 0.021 < 0.05), sedangkan motivasi memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan (sig > 0.05). 5. Keterbatasan Penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan sehingga perlu dilakukan pengujian ulang. Penelitian mendatang disarankan menggunakan sampel yang lebih besar dan skala motivasi yang dapat diadaptasi dari riset-riset sebelumnya. 6. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan secara garis besar mengenai kesimpulan yang diuraikan sebagai berikut : (1) pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat DJPPR Kementerian Keuangan; (2) Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat DJPPR Kementerian Keuangan; (3) Pelatihan dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat DJPPR Kementerian Keuangan. Daftar Pustaka Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga. Dessler, Gary. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1 dan 2. edisi 10. Jakarta : Indeks Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mangkunegara, Anwar Prabu. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mangkunegara, Anwar Prabu., (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI Sofyandi. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Danang. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi, cetakan pertama. Yogyakarta: CAPS. 380 JRMB Volume 2, No 3, Oktober 2017: 373-380