BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas. pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. permainan beregu, maka kerjasama yang baik dalam melakukan Passing (

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidkan jasmani merupakan suatu kajian yang sangat luas, untuk peningkatan gerak manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk. memiliki budi pekerti luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah dengan pembaharuan system pendidikan. abad XIX, banyak pakar dan guru pendidikan jasmani di Negara-negara maju

PENGARUH PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP MINAT DAN KETERAMPILAN PASSINGSTOPPING PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cepat menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, disamping memliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Guru pedidikan jasmani merealisasikan tujuannya dengan

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. media gerak siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dijenjang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru belanda yang mengajar di sekolah-sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani di sekolah mempunyai peran unik dibanding bidang studi lain, karena melalui pendidikan jasmani selain dapat digunakan untuk pengembangan aspek fisik dan psikomotor, juga ikut berperan dalam pengembangan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran pendidikan jasmani disekolah, yaitu pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total. Dalam era reformasi sekarang ini, permasalahan yang harus ditanggapi secara arif dan bijaksana oleh semua pihak, khususnya dalam mereformasi bidang pendidikan perlu lebih mengedepankan kepentingan bangsa dengan cara mencarikan solusinya, dan tidak perlu mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, hal ini tiada habisnya. Oleh karena itu, terobosan baru perlu dilakukan khususnya terkait dengan masalah peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Konsep Penjas merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hannya dekorasi atau ornament yang di tempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan waktu senggang, terlibat dalam waktu yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat,berkembang secara sosial dan menyumbang pada kegiatan fisik dan mentalnya. Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah tepat untuk mengatakan penjas diselenggarakan semata-mata agar anak-anak bergembira dan bersenang senang. Bila demikian seolah-olah penjas hanyalah sebagai mata pelajaran selingan tidak berbobot,dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik. Keberhasilan suatu pembelajaran tidak hannya tergantung pada siswa saja, tetapi juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mengkondisikan kelas dan memilih gaya mengajar dengan 1

2 tepat agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru adalah bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikannya dapat di terima peserta didik dengan baik dan tuntas. Guru dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan tidak monoton serta dapat meningkatkan peran siswa dalam proses pembelajaran, maka harus dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk belajar serta dapat berinterkasi dengan baik satu dengan lainnya. Pembelajaran adalah suatu serangkaian aktifitas untuk menciptakan suatu kondisi yang dapat membantu, memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar dapat memperoleh (mendapatkan), mengubah, serta membangun pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan demikian pengajaran bukanlah sekedar menyangkut persoalan penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu bagaimana menciptakan kondisi hubungan yang dapat membantu, membimbing dan melatih siswa untuk belajar. Gaya mengajar adalah strategi mengajar yang digunakan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Gaya mengajar merupakan cara guru berinteraksi dengan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Gaya mengajar memberikan andil yang sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar, karena penggunaan gaya mengajar yang tepat dan sesuai tentu akan menghasilkan suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien serta diharapkan mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan. Hal ini berarti bahwa penggunaan gaya mengajar yang baik dan tepat akan dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan bergairah. Tinggi rendahnya hasil belajar pendidikan jasmani tergantung pada proses pembelajaran yang dihadapi oleh siswa. Dalam pembelajaran penjas guru harus menguasai materi yang di ajarkan dan cara menyampaikannya, dan harus juga dilengkapi dengan fasilitas yang memadai sarana dan prasarana. Cara penyampaian dengan cara satu arah akan membingungkan siswa, karena siswa akan menjadi pasif (bersifat menerima saja) tentang apa yang dipelajari, materi abstrak tidak bermakna, sehingga proses pembelajaran penjas membosankan.

3 Untuk itu penggunaan gaya dalam suatu proses belajar-mengajar sangat di perlukan, karena gaya mempunyai kelebihan kemampuan teknis yang mampu menyajikan suatu peristiwa secara terpadu akan menyajikan konsep secara utuh dan benar serta menjadi saluran atau pranata dalam menyampaikan pesan. Pesan tersebut hendaknya telah di ubah kedalam bentuk lambang yang dapat dipahami oleh siswa. Sehingga pesan yang diterima siswa dapat dipahami dengan jelas dan tidak bersifat abstrak. Permainan bola voli adalah salah satu materi yang diajarkan di sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai SMA. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup banyak penggemarnya dan dari tahun ketahun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Permaian bola voli merupakan permainan beregu dan dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dan masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain. Oleh karena itu kekuatan dari tim atau regu sangat didukung oleh kecakapan, keterampilan dari masingmasing individu yang tergabung dalam regu tersebut. Selain itu sifat toleransi antar pemain, saling percaya, kerjasama dan kekompakan dalam bermain merupakan faktor yang menentukan juga dalam kekuatan suatu regu, hal ini dapat tercipta bila mana setiap individu dalam tim tersebut telah menguasai teknik dasar bola voli. Permainan bola voli dilakukan dengan cara bola voli dipantulkan sebanyak-banyaknya tiga kali Teknik dasar permainan bola voli meliputi: (1). Servis, (2). Passing, (3). Umpan/set-up, (4). Smash/spike, (5). Bendungan/block. Tujuan dari permainan bola voli ini adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan.setiap tim dapat memainkan tiga kali pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan block). Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA N 1 Dolok Masihul kabupaten Serdang Bedagai pada bulan April 2015 mengenai pembelajaran Passing Bawah bola voli, peneliti menyimpulkan masih rendahnya hasil belajar siswa, hal ini disebabkan siswa belum memahami dengan benar tehnik dasar passing bawah bola voli tersebut. Dari 34 orang siswa X MIP A SMA Negeri 1 Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2015/2016, ternyara masih rendah dengan 11 siswa atau (32,35%) yang telah memiliki ketuntatasan

4 belajar passing bawah bola voli sedangkam 23 siswa atau (66%) yang belum memiliki ketuntasan belajar passing bawah bola voli.diantaranya 13 siswa yang tidak mencapai kriteria dengan perkenaan lengan pada bola tidak pas, dan 10 orang yang tidak mencapai sikap awalan dan sikap akhir. Nilai KKM di sekolah ini adalah 75. Hal ini merupakan salah satu masalah yang harus dicari solusinya, perlu dicari gaya, metode atau media mengajar yang dapat mendukung guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah yang baik dan benar. Menurut peneliti, kelemahan dalam proses pembelajaran bola voli khususnya passing bawah yang dilakukan oleh guru penjas adalah kurangnya memberikan evaluasi dan melakukan koreksi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa,gaya mengajar yang masih monoton dan kurang bervariasi, serta masih rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin menuntaskan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dolok Msihul sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Gaya mengajar yang di pilih adalah menggunakan Visual Auditori Kinestetik. Dalam penggunaan Metode visual auditori Kinestetik pembelajaran menjadi lebih menarik karena media dapat menyampaikan informasi sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atau prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengakap dan jelas. Rasa keingintahuan dapat dibangkitkan melalui media, pendengaran, dan gerak secara langsung, untuk menghidupkan suasana kelas, merangsang siswa untuk bereaksi terhadap penjelasan guru dan lain-lain. Media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran membantu siswa mengkongkritkan sesuatu yang abstrak dan membantu guru. Sehubungan dengan kenyataan tersebut, Maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Melalui Visual Auditori Kinestetik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2015/2016.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang timbul antara lain: 1. Gaya mengajar yang masih monoton dan kurang bervariasi. 2. Guru kurang memberikan evaluasi dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa. 3. Kurangnya minat belajar siswa dalam melakukan passing bawah bola voli sehingga siswa malas dan merasa jenuh. 4. Apakah dengan menerapkan gaya mengajar melalui Visual Auditori Kinestetik dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli kelas X SMA Negeri 1 Dolok masihul Kabupaten Serdang Bedagai tahun ajaran 2015/2016? C. Pembatasan Masalah Meningkat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dan kemampuan peneliti maka perlu ada pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli dengan menggunakan metode Visual Auditori Kinestetik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dolok Masihul Tahun Ajaran 2015/2016. D. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah upaya peningkatkan Hasil belajar passing bawah bola voli melalui Visual Auditori Kinestetikpada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2015/2016. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Untuk meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli melalui pembelajaran visual, auditori, kinestetik pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Ajaran 2015/2016.

6 F. Manfaat Penelitian Dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan harus ada manfaat yang harus dipetik dari penelitian tersebut. Dari penelitian tersebut pastinya ada manfaatmanfaat, sehingga dari pekerjaan tersebut tidak sia-sia dan menjadi pelajaran yang sangat bermanfaat bagi siswa-siswi atau pihak sekolah yang dijadiakan subjek penelitian. Adapun manfaat penelitian tersebut yaitu : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam penggunaan metode Visual Auditori Kinestetik pada proses belajar mengajar. 2. Sebagai masukan bagi guru dan pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Sebagai masukan bagi peneliti yang lain untuk meneliti tentang media pembelajaran. 4. Memperkaya ilmu pengetahun terhadap berbagai cabang olahraga khususnya bagi mahasiswa FIK di Unimed. 5. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti serta meningkatkan pengetahuan dan berpikir ilmiah tentang media pembelajaran.