Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

dokumen-dokumen yang mirip
repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal kerja (Andi Fauzi, 2009). Pasar modal juga dapat mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi operasi perusahaan sehari hari. Kemampuan investor. dalam membuat keputusan investasinya. Indikator ekonomi makro yang

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, NILAI KURS DOLLAR DAN PERTUMBUHAN GROSS DOMESTIC PRODUCT

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengunakan harga minyak mentah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bulanan kurs rupiah, suku bunga (BI rate), Jakarta Islamic Index (JII) dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan investasi merupakan pertimbangan untuk harapan. meningkatnya nilai dan perhatian terhadap memperkecil resiko di masa

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini mengambil lokasi di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

III. METODE PENELITIAN. Indonesia periode Penelitian ini menggunakan PBV, ROE, dan PER

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pasar modal merupakan tempat diperjual belikanya berbagai instrument

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran...

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

Transkripsi:

Judul : Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Nama : Sangga Yoga Wismantara NIM : 1315251131 Abstrak Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian dalam suatu negara. Pasar modal merupakan salah satu instrument ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Saham adalah bentuk instrumen yang sering diperjual belikan di pasar modal. Untuk mengukur kinerja saham yang diperdagangkan di bursa digunakan suatu indeks, yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).Dengan IHSG investor dapat memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu negara dan perkembangan investasi di suatu negara. Ada beberapa variabel ekonomi makro yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. Dalam penelitian ini, faktor makro yang digunakan adalah nilai tukar, suku bunga dan inflasi.data yang diambil adalah data closing price untuk setiap variabel independen dan dependen. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan metode pengumpulan data dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Periode penelitian yang diambil adalah dari tahun 2011 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tukar dan suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 9 1.3 Tujuan Penelitian... 10 1.4 Kegunaan Penelitian... 11 1.5 Sistematika Penulisan... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 13 2.1.1 Investasi... 13 2.1.2 Risk and Return... 14 2.1.3 Analisis Fundamental Makro... 16 2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG... 18 2.1.5 Fungsi IHSG... 22 2.1.6 Hubungan Faktor Fundamental Makro dengan IHSG... 24 2.1.7 Kurs Nilai Tukar... 25 2.1.8 Suku Bunga... 30 2.1.9 Inflasi... 33 2.2 Hipotesis Penelitian... 37 2.2.1 Pengaruh Kurs Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan... 37 2.2.2 Pengaruh Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan... 2.2.3 Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.... 2.3 Model Penelitian... 39 40 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 43 3.2 Lokasi dan Obyek Penelitian... 43 3.3 Identifikasi Variabel... 43

3.4 Definisi Operasional Variabel... 44 3.4.1 Variabel Dependen... 44 3.4.2 Variabel Independen... 45 3.5 Jenis dan Sumber Data... 46 3.5.1 Jenis Data... 46 3.5.2 Sumber Data... 46 3.6 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 47 3.6.1 Populasi Penelitian... 47 3.6.2 Sampel Penelitian... 47 3.7 Metode Pengumpulan Data... 47 3.8 Teknik Analisis Data... 48 3.8.1 Analisis Linier Berganda... 48 3.8.2 Uji Prasyarat (Uji Asumsi Klasik)... 48 3.9.2.1 Uji Normalitas... 48 3.9.2.2 Uji Multikolinearitas... 49 3.9.2.3 Uji Heterokedastisitas... 49 3.9.2.4 Uji Autokorelasi... 49 3.8.3 Uji Pengaruh Parsial (Uji t)... 50 3.8.4 Uji R 2 (Koefisien Determinasi)... 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 52 4.1.1 Bursa Efek Indonesia 52 4.2 Deskripsi Data Hasil Peneltian... 54 4.3 Uji Asumsi Klasik... 55 4.3.1 Uji Normalitas... 55 4.3.2 Uji Multikolinearitas... 56 4.3.3 Uji Autokolerasi... 57 4.3.4 Uji Heteroskedastisitas... 58 4.4 Analisis Regresi Linear Berganda... 60 4.5 Uji Hipotesis... 61 4.2.4.1 Uji t... 61 4.2.4.2 Koefisien Determinasi... 63 4.3 Pembahasan... 64 4.3.1 Pengaruh Nilai Tukar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan... 64 4.3.2 Pengaruh Suku Bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan... 65 4.3.3 Pengaruh Inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan...... 66 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 68 5.2 Saran... ` 68

DAFTAR RUJUKAN... 70 LAMPIRAN... 77

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan 2011-2015... 3 2.1 Pengukuran Tingkat Keuntungan IHSG... 23 4.1 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian... 54 4.2 Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov Smirnov)... 56 4.3 Uji Multikolinieritas (Tolerance dan Variance Inflation Factor)... 57 4.4 Uji Autokorelasi (DW-Test)... 57 4.5 Uji Heterokedastisitas (Uji Glesjer)... 59 4.6 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda... 60 4.7 Uji t... 62 4.8 Uji Koefisien Determinasi... 63

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Model Penelitian... 42

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Tabulasi Data Penelitian... 77 2. Deskriptif Variabel Penelitian... 79 3. Analisis Regresi Linear Berganda... 80 4. Uji Normalitas... 82 5. Uji Heterokedastisitas... 83 6. Uji Multikolinearitas... 84 7. Uji Autokorelasi... 86

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian seluruh negara. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini tidak terlepas dari berkembangnya kegiatan investasi akhir-akhir ini yang disebabkan kemudahan berinvestasi, deregulasi peraturan, dan kebebasan aliran informasi. Investor yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal dapat berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indikator berupa indeks harga saham seperti JSX, KLSE, PSE, SGX, SETI, mencerminkan kinerja dari pasar saham (Sunariyah, 2004:122). Indeks tersebut bisa digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik kinerja suatu saham atau bursa saham sehubungan dengan saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Harga dari suatu saham menentukan indeks dari saham secara keseluruhan, indeks harga saham lebih dipengaruhi oleh saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar dan liquid. Penghitungan indeks tidak ditentukan oleh sedikit atau banyaknya transaksi, tapi oleh harga. Indeks harga saham gabungan memasukkan semua saham dalam proses perhitungannya, sedangkan indeks yang lain memasukkan sebagian saham dengan kriteria yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai

salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal, terdapat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Kompas100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, dan Indeks Individual. Salah satu indeks yang sering diperhatikan investor ketika berinvestasi di Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini disebabkan indeks ini terdiri atas seluruh saham yang tercatat di dalam Bursa Efek Indonesia. IHSG menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di bursa efek pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. IHSG mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek. Maksud dari gabungan itu sendiri adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan lebih dari satu, bahkan seluruh saham yang tercatat di bursa efek tersebut (Sunariyah, 2004; 135). Pasar modal terdapat beberapa variabel yang juga ikut serta dalam mempengaruhi harga saham yang kemudian tercemin di dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) antara lain adalah Tingkat Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah pada US Dollar. Menurut (Sunariyah, 2004;130) perubahan atau perkembangan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi suatu negara akan memberikan pengaruh kepada pasar modal.

Apabila suatu indikator ekonomi makro jelek maka akan berdampak buruk bagi perkembangan pasar modal. Tetapi apabila suatu indikator ekonomi baik maka akan memberi pengaruh yang baik pula terhadap kondisi pasar modal. Tabel 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2011 2015 Tahun IHSG Perkembangan (%) 2011 3942-2012 4317 9,51 2013 4274-1,00 2014 5227 22,30 2015 4911-6,05 Sumber : SEKI-Bank Indonesia, 2015 Tabel grafik di atas menunjukkan bahwa IHSG tahun 2011 2015 berfluktuasi (mengalami kenaikan dan penurunan). Pada tahun 2011 IHSG sebesar 3942, kemudian naik sebesar 9,51 persen menjadi 4317 pada tahun 2012. Pada tahun 2013 IHSG turun sebesar 1 persen dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan pesat sebesar 22,30 persen. Pada Juni 2015 IHSG turun lagi sebesar 6,05 persen menjadi 4911. Tabel di atas menunjukkan bahwa pergerakan IHSG yang fluktuatif. Investor yang berinvestasi di BEI sangat berkepentingan dengan naik turunnya (volatilitas) IHSG, karena nilai portofolio saham para investor tercermin dari perubahan volatilitas IHSG (Katti, 2014). Christner (2009), volatilitas indeks harga saham cenderung berbeda sebelum terjadi krisis, saat terjadi krisis, dan setelah terjadi krisis. Gumanti dan Palupi (2008), pada Agustus 2007, IHSG

anjlok hingga 185,39 poin atau sebesar 9,57 persen. Krisis keuangan global tahun 2008 mengakibatkan IHSG di triwulan III tahun 2008 menurun tajam sebesar 22,0 persen menjadi level 1.833, dibandingkan dengan IHSG di triwulan II tahun 2008, dan mengalami penurunan kembali sebesar 26,04 persen menjadi 1.355,4. Jadi, dari awal tahun 2008, IHSG anjlok dari 2.830 menjadi 1.111 di akhir tahun 2008 (turun lebih dari 60 persen) (Mudrajad, 2009). Ishomuddin (2010), kerugian dialami investor mencapai Rp 364 triliun dalam kurun waktu Februari 2008 - Agustus 2008, karena kapitalisasi pasar anjlok dari Rp 2.009 triliun menjadi Rp 1.645 triliun, namun pada awal hingga akhir tahun 2009, kepercayaan masyarakat mulai terlihat, hal ini tercermin dari kenaikan IHSG yang mulai tampak. Lawrence (2013), kondisi IHSG pasca subprime mortgage keadaan di mana banyak rumah yang disita dimulai dari negara Amerika Serikat yang dimulai pada resesi tahun 2006 dan menjadi krisis keuangan global pada tahun 2007 cenderung meningkat dan peningkatan ini diiringi dengan pulihnya kondisi ekonomi global terutama ekonomi Indonesia. Setiap investor di pasar modal, membutuhkan informasi yang relevan dengan perkembangan transaksi di bursa. Hal ini akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal (Hismedi dkk, 2013). Setelah krisis 1997/1998, para investor berpikiran untuk berpindah investasi yang selama ini hanya menitik beratkan pada bunga deposito. Pasar modal di Indonesia yang biasa disebut dengan Bursa Efek Indonesia dilihat investor sebagai peluang investasi lain yang memiliki return lebih baik dari deposito.

Investasi merupakan kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dengan memberikan komitmen terhadap sejumlah dana untuk diarahkan kepada beberapa asset dimana asset tersebut dimaksudkan untuk ditahan selama beberapa waktu di masa yang akan datang. Besar kecilnya resiko di pasar modal mempengaruhi investor untuk menanamkan modalnya. Resiko tersebut biasanya dipengaruhi oleh kondisi negara khususnya di bidang ekonomi, sosial dan politik. Keadaan ini juga mempengaruhi naik turunnya harga saham. Maka dari itu, kondisi di BEI dapat direfleksikan atau dicerminkan dengan kenaikan dan penurunan dari IHSG (Anton dkk, 2011). Ada beberapa faktor atau variabel ekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham antara lain pertumbuhan GDP, mata uang, produksi industri, inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, pengangguran dan anggaran defisit (Chen, 2014). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham di suatu negara, antara lain tingkat suku bunga domestik, kurs nilai tukar, kondisi perekonomian internasional, siklus ekonomi suatu negara, tingkat inflasi, peraturan perpajakan, dan jumlah uang yang beredar (Samsul, 2008;79). Untuk melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Ada dua faktor fundamentantal yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor variabel

makro dan mikro. Faktor fundamental mikro (faktor internal) merupakan faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor fundamental mikro. Faktor-faktor fundamental makro (faktor eksternal) merupakan hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar kemampuan manajemen untuk mengendalikan (Sunariyah:2006:13). Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Seorang investor harus mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu investor dalam membuat keputusan investasinya. Indikator ekonomi makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah nilai tukar, suku bunga dan inflasi. Nilai tukar rupiah merupakan perbandingan nilai atas harga rupiah dengan harga mata uang asing, masing- masing negara memiliki nilai tukarnya sendiri yang mana nilai tersebut merupakan perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang disebut dengan kurs valuta asing (Pratikno, 2009). Informasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS umunya sangat diperhatikan oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia, karena selain dolar AS digunakan oleh perusahaan secara umum untuk melakukan pembayaran bahan produksi dan transaksi bisnis bisnis lainnya. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya

berpengaruh terhadap laba suatu perusahaan, karena perusahaan yang menggunakan bahan produksi dari luar negeri akan mengalami peningkatan nilai hutang apabila nilai rupiah terhadap mata uang asing menurun atau terdepresiasi, nilai tukar juga sangat berpengaruh bagi perusahaan yang melakukan ingin melakukan investasi, karena apabila pasar valas lebih menarik daripada pasar modal maka umumnya investor akan beralih investasi ke pasar valas, oleh karena itu perubahan nilai tukar akan berpengaruh terhadap harga saham di pasar modal. Nilai tukar yang digunakan adalah kurs tengah rupiah terhadap AS dolar, Jika nilai tukar dolar sedang melemah terhadap rupiah dan diprediksi akan kembali menguat di masa mendatang, serta ketika alternatif investasi lain dinilai kurang menjanjikan, maka investor cenderung menginvestasikan dananya ke dalam bentuk mata uang dolar (Amin, 2012), dijelaskan bahwa hal ini dilakukan dengan harapan ketika kurs dolar terhadap nilai rupiah kembali meningkat, investor akan menjualnya lagi ke dalam bentuk mata uang rupiah, sehingga memperoleh gain dari selisih kurs. Kondisi tersebut selanjutnya akan berdampak pada aktivitas pasar modal, yang akhirnya akan berakibat pada pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010) menemukan hasil bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG, sama halnya dengan Kewal (2012) mengemukakan bahwa kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan penelitian oleh Heru (2008) memperlihatkan hasil bahwa variabel kurs berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Indeks LQ45. Artinya semakin besar variabel perubahan kurs mata uang, semakin meningkat kinerja saham LQ45. Hasil yang sama juga ditemukan dari penelitian

yang dilakukan oleh Krisna dan Wirawati (2013) bahwa variabel nilai tukar rupiah dikatakan berpengaruh positif dan signifikan pada IHSG. Tingkat bunga dan harga saham memiliki hubungan yang negatif (Tandelilin, 2010). Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan dan juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Bank Indonesia memiliki kewenangan atau otoritas untuk menetapkan tingkat suku bunga yang kita kenal dengan BI Rate. Suku bunga tersebut ditetapkan sebagai acuan atas suku bunga pinjaman dan simpanan. Bank-bank di Indonesia, harus melihat suku bunga BI sebagai dasar dalam menetapkan bunga pinjaman maupun bunga simpanan (deposito). Namun BI Rate tidak bersifat memaksa, artinya jika BI menetapkan rate intereset 7,5 persen maka Bank boleh menetapkan bunga pinjaman dan simpanannya sama atau lebih tinggi dan lebih rendah dari BI Rate. Hasil penelitian Lestari (2015) menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG sedangkan menurut Amin (2012) menunjukkan bahwa tingkat bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Inflasi merupakan suatu variabel ekonomi makro yang menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode tertentu. Tingginya tingkat inflasi erat kaitannya dengan keadaan ekonomi yang semakin buruk. Permintaan

atas produk yang melebihi penawaran, mengakibatkan harga suatu barang cenderung naik. Tingginya tingkat inflasi mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat dan mengurangi pendapatan riil yang diterima oleh investor (Tandelilin, 2001). Inflasi akan cenderung meningkatkan biaya produksi dari perusahaan, sehingga margin keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah. Dampak lanjutan dari hal ini adalah menjadikan harga saham di bursa menjadi turun. Apabila hal ini dialami oleh banyak perusahaan di pasar modal maka kinerja IHSG juga akan menurun. Setiawan (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG, sedangkan Appa (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Penelitian ini akan mengkaji IHSG dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya yaitu inflasi, tingkat suku bunga, kurs (Rupiah terhadap dolar AS). Berdasarkan research gap dari beberapa penelitian terdahulu yang memberikan hasil yang berbeda, berdasarkan itu akan dilakukan penelitian dengan variabel independen yang sama, namun menggunakan variabel dependent yang berbeda dengan judul Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini diharapkan memperoleh hasil atas variabel yang diteliti apakah sesuai dengan temuan penelitian sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah Adapun uraian dari latar belakang penelitian dan identifikasi penelitian yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Apakah nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia 2011-2015? 2) Apakah suku bunga berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia 2011-2015? 3) Apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia 2011-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun uraian dari rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh nilai tukar terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia 2011-2015. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh suku bunga terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia 2011-2015. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh inflasi terhadap IHSG pada Bursa Efek Indonesia 2011-2015.

1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat penelitiannya adalah : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat bukti empiris dan dijadikan perbandingan, pengembangan, dan penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang bagaimana pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar, suku bunga, inflasi terhadap IHSG 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh faktor fundamental yaitu nilai tukar, suku bunga dan inflasi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dan mengurangi resiko-resiko yang disebabkan oleh kurs nilai tukar, suku bunga dan inflasi dalam mengambil keputusan untuk berinvenstasi di Pasar Modal. Penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi investor memberikan informasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lain mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya

penelitian, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan saham, teori fundamental, teori investasi, teori inflasi, risk and return, teori tentang kurs, teori suku bunga, IHSG, hipotesis penelitian, serta model penelitian. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian, deskripsi data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Dalam bab ini diuraikan mengenai tentang simpulan dan saran yang diperoleh dari hasil analisis penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang dapat digunakan oleh emiten dan investor.