KAWASAN PEMUKIMAN SEKITAR PABRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

Lokasi Pabrik ditentukan

PERATURAN PEMERINTAH NO. 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

STRATEGI LOKASI Suhada, ST, MBA

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

SISTEM PRODUKSI MODUL LOKASI INDUSTRI OLEH WAHYU PURWANTO

PLANT LOCATION. Iman P. Hidayat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

BEBERAPA PERTIMBANGAN DI DALAM PENENTUAN LOKASI

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI

WALIKOTA PROBOLINGGO

UU NO 4/ 1992 TTG ; PERUMAHAN & PERMUKIMAN. : Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian & sarana pembinaan. keluarga.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA KAWASAN INDUSTRI

Makalah Kewirausahaan. Ketegasan dalam Aspek Produksi. Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari. Irfan Priabodo

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

VII. TATA LETAK PABRIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN INDUSTRI KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 1 - BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN. TENTANG

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

BAB II KERANGKA TEORI

Kawasan Cepat Tumbuh

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. batasan, asumsi, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Tujuan Penyediaan Prasarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

PERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

BAB III METODE PERANCANGAN

Transkripsi:

KAWASAN PEMUKIMAN SEKITAR PABRIK Oleh : Akbar Alip S, Dian C, Eviyanti S, Fadli F, Resa L, Siti H, Tomi H, Yudi W 1. Layar Belakang 1 Pabrik!! Apakah anda pernah mendengar kata pabrik? Ya, pabrik adalah salah satu dari berbagai industri yang terdapat di Indonesia. Terdapat berbagai macam bentuk pabrik seperti PT,CV,FIRMA dll. Dalam kesempatan ini kelompok kami akan meneliti perihal masalah kawasan pabrik dan kehidupan manusia atau masyarakat yang hidup di sekitar kawasan pabrik. Adapun dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh pabrik tersebut. Namun walaupun masarakat sudah mengetahui dampak positif dan negatifdari pabrik tersebut seperti pencemaran air,polusi udara,dan pencemaran akibat limbah lainnya yang tidak baik bagi kesehatan tetapi tetap saja banyak masyarakat yang mendirikan pemukiman di sekitar kawasan pabrik. 2. Maksud dan Tujuan Kajian observasi ini, dimaksudkan untuk mengetahui keadaan masyarakat yang hidup di kawasan pabrik. Untuk mengetahui bagaimana cara masyarakat setempat menanggulangi masalah yang disebabkan oleh pabrik tersebut. Untuk mengetahui reaksi masyarakat setempat. 3. Manfaat 1 Makalah ini disampaikan dalam diskusi Geografi di kelas XI tahun 2012. Semoga penelitian maupun makalah ini dapat bermanfaat atau berguna bagi teman-teman seangkatan,sekolah,adik kelas khususnya masyarakat lain pada umumnya dalam rangka menjaga lingkungan,kebersihan dan pola hidup sehat. 4. Kajian Kepustakaan Pemukkiman menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah bagian kota ataw wilayah besar yang khusus digunakan untuk tempat tinggal penduduk. Pabrik adalah industri, bidang mata pencaharian yang digunakan keterampilan dalam ketekunan kerja yang menghasilkan suatu barang produksi. 5. Rumusan Masalah Banyaknya pemukiman warga dan semakin banyaknya penduduk dan banyaknya pula yang mendirikan pabrik disekitar pemukiman warga, sehingga banyak warga yang terpaksa mendirikan pemukiman di kawasan pabrik dan merasakan pengaruh yang ditimbulkan pabrik tersebut. 6. PEMBAHASAN Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian Halaman - 1

dantempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan {Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, Bab I, Pasal 1 (5)}. Permukiman yang dimaksudkandalam Undang-undang ini mempunyai lingkup tertentu yaitu kawasan yang didominasi oleh lingkungan huniandengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana, sarana lingkungan, dan tempatkerja terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan sehingga fungsi permukiman tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna. Prasarana yang harus dilengkapi di dalam kawasan hunian ini adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yangmemungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti: (1) jaringan jalanuntuk mobilitas manusia dan angkutan barang, mencegah perambatan kebakaran serta untuk menciptakan bangunan yang teratur; (2)jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan ; (3)jaringan saluran air hujan untuk pematusan (drainase) dan pencegahan banjir setempat.ada pula ketentuan pada pasal ini bahwa apabila tidak terdapat air tanah sebagai sumber air bersih, jaringan air bersih merupakan sarana dasar Sarana lingkungan yang semestinya ada di dalam kawasan lingkungan ini adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Fasilitas penunjang ini dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain, tersedianya bangunan perniagaan atau perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan, sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi aspek sosial budaya, antara lain berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintah, pendidikan dan kesehatan, peribadatan,rekreasi dan olahraga, pemakaman dan pertamanan. Jadi kawasan permukiman tidak saja hanya sebagai lingkungan tempat tinggal, tapi juga sebagai sarana tempat berlangsungnya proses kehidupan manusia yang menentukan kualitas dari suatu komunitas manusia saat ini bahkan manusia yang akan datang (future generation). Untuk itu pula perumahan (hunian) dan permukiman(kawasan hunian) perlu penataan, dimana penataan ini bertujuan untuk: (a)memenuhi kebutuhan rumah sebagaisalah satu kebutuhan dasar manusia (basic needs), dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraanrakyat;(2)mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi danteratur; (3)memberikan arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional; (4)menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidangbidang lain. Pabrik [plant atau factory] adalah tempat di mana factor-faktor produksi seperti manusia, mesin, alat, material, energi, uang [modal/capital], informasi dan sumber daya alam [tanah, air, mineral, dan lain-lain] dikelola bersamasama dalam suatu system produksi guna menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisien dan aman. Halaman - 2

Klasifikasi Industri 1. Industri Penghasil Bahan Baku [extractive/primary industry] Industri dengan aktivitas produksi mengolah sumber daya alam guna menghasilkan bahan baku maupun bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa. Contoh : industri perminyakan, industri pengolahan bijih besi, dan lain-lain. 2. Industri Manufaktur [The Manufacturing Industries]. Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan bermacam-macam bentuk/model produk, baik yang masih berupa produk setengah jadi [semi finished good] ataupun produk jadi [finished goods product]. Di sini akan terjadi transformasi proses baik secara fisik maupun kimiawi terhadap input material dan akan memberi nilai tambah terhadap material tersebut. Contoh : industri permesinan, industri mobil, dan lain-lain. 3. Industri Penyalur [Distribution Industries]. Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri baik untuk bahan baku maupun finished goods product. Di sini bahan baku ataupun bahan setengah jadi akan didistribusikan dari produsen yang lain dan dari produsen ke konsumen. Operasi kegiatan akan meliputi aktivitas pembelian dan penjualan, penyimpanan, sorting, grading, packaging dan moving goods [transportasi]. 4. Industri Pelayanan/ Jasa [Service Ibndustries]. Industri yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan/jsa kepada konsumen. Contoh : Bank, jasa angkutan, asuransi, rumah sakit, hotel, dan lain-lain. Beberapa Pertimbangan Penentuan Lokasi Pada umumnya ada beberapa kondisi yang akhirnya dapat membawa ke persoalan penentuan lokasi pabrik, yaitu: 1. Perluasan pabrik [expansion] 2. Pemecahan pabrik ke dalam sentralsentral unit kerja [decentralization] 3. Faktor-faktor ekonomis [perubahan pasar, penyediaan tenaga kerja, dan lain-lain]. Dasar-Dasar Perencanaan Lokasi Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan lokasi suatu pabrik, yaitu pemilihan daerah atau teritorial secara umum dan pemilihan berdasarkan size dari jumlah penduduk (community) dan lahan secara luas. Berdasarkan telaah literatur Yamit (1996), Wignyosoebroto (1994), dan Assauri (1993) terdapat beberapa kondisi umum seperti tersebut di bawah ini yang akan ikut mengambil peranan di dalam proses penentuan lokasi pabrik, yaitu : 1. Lokasi di kota besar (city location) a. Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah yang besar b. Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya hanya terdapat di kota besar seperti listrik, gas dan lainlain c. Kontak dengan suplier dekat dan cepat d. Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan Halaman - 3

e. Banyak persoalan tenaga kerja f. Ekspansi sulit dilakukan dan harga tanah mahal 2. Lokasi di pinggir kota (suburban location) a. Semi -skilled atau female labor mudah diperoleh b. Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak di kota besar c. Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik d. Rencana ekspansi pabrik akan mudah dilakukan e. Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak timbul 3. Lokasi jauh di luar kota (country location) et al. (1990) faktor faktor yang mempengaruhi perencanaan atau pemilihan lokasi adalah : 1. Dekat dengan pasar 2. Integrasi dengan organisasi 3. Tersedia tenaga kerja dan tenaga ahli 4. Tersedia fasilitas 5. Tersedia transportasi 6. Tersedia masukan 7. Tersedia jasa jasa 8. Kecocokan tanah dan iklim 9. Peraturan peraturan regional 10. Ruangan untuk perluasan 11. Persyaratan keamanan 12. Biaya tempat Senada dengan pendapat Lockyer et al., Assauri (1993) mengemukakan terdapat dua faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, yaitu : a. Lahan yang luas sangat diperlukan baik untuk keadaan sekarang maupun rencana ekspansi yang akan datang b. Pajak terendah lebih dikehendaki c. Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar lebih dikehendaki d. Standar upah minimum relatif lebih rendah e. Tenaga kerja lebih mudah didapatkan f. Baik untuk proses manufakturing produk-produk yang berbahaya Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Menentukan Lokasi. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi di mana fasilitas produksi dari sebuah pabrik seharusnya didirikan. Menurut Lockyer 1. Faktor Utama meliputi : letak dari pasar, letak dari sumber bahan mentah, terdapatnya fasilitas pengangkutan, supply dari buruh dan tenaga kerja yang tersedia, dan terdapatnya pembangkit tenaga listrik (power station). 2. Faktor Sekunder meliputi : rencana masa depan, biaya dari tanah dan gedung, kemungkinan perluasan, terdapatnya fasilitas service, terdapatnya fasilitas pembelanjaan, persediaan air, tinggi rendahnya pajak dan Undang Undang Perburuhan, masyarakat di daerah itu (sikap, besar, dan keamanan), iklim, tanah, perumahan yang ada dan fasilitas fasilitas lainnya. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi dapat dikelompokkan Halaman - 4

menjadi faktor - faktor yang berkaitan dengan input dan output produksi, faktor - faktor yang berkaitan dengan proses produksi dan faktor - faktor yang berkaitan dengan kondisi lingkungan luar. 7. Hasil Pengamatan Hasil pengamata kami, kami mewawancarai salah satu penduduk yang tinggal di sekitar kawasan pabrik tersebut. Siapakah nama anda? Saya bernama ibu Yayat, saya asli penduduk sini dan saya berdagang di depan rumah sudah sekitar 25 tahun. 1992 dan dari tahun itu saya sudah memesan PAM hingga sekarang. Mengapa anda mendirikan pemukiman disini? Karena saya ikut suami saya yang memeng penduduk asli sini. Apa saja suka dan duka selama anda tinggal disini? Sukanya, saya tinggal di pinggir jalan seperti ini jadi apabila saya akan berpergian tidak kelihatan oleh orang lain dan dukanya adalah apabila sudah timbul bau yang tidak sedap dari pabrik dan suka banyak sekali kecelakaankecelakaan yang terjadi di depan rumah jadi ngeri! Apa saja keluhan anda selama tinggal disini? Banyak sekali yang saya dan keluarga saya rasakan seperti timbulnya bau yang tidak sedap yang berasal dari pabrik INDOSCO. Selama ibu tinggal disini dan merasakan keluhan-keluhan yang ditimbulkan oleh pabrik, apakah ada penggantinya atau konvensasi yang diberikan oleh pabrik itu sendiri? Iya ada, seperti pabrik indosco sula member ¼ sampai 1 ons minyak kelapa dan kalau dari grantex biasanya setiap lebaran suka dikasih kain, tapi sudah 3 tahun belakang ini tidak member. Bagaimana resapan air bersih di daerah ini? Kalau untuk resapan air bersih kami disini menggunakan PAM karena apabila kami membuat sumur sudah tidak bias karena sudah nanyak terambil dari pabrik dan itu sudah dari tahun 8. Penutup Dengan diadakannya observasi ini kita akan dapat menarik kesimpulan untuk mengetahui masyarakat yang berada atau tunggal di kawasan pabrik tersebut dan dapat mengetahui bagaimana keluhan-keluhan para penduduk tinggal di kawasan pabrik tersebut dan dampak yang ditimbulkan dari pabrik tersebut. Dan ternyata masih banyak penduduk yang merasakan dampak dari pabrik tersebut. Mungkin kita belum bias menghilangkan dampak tersebut dan paling tidak kita bias meminimalisirnya. Maka dari itu kita harus menjaga lingkungan kalau bukan kita siapa lagi! Karena itu kembali kepada diri kita sendiri. Halaman - 5

PERNYATAAN Dalam kesempatan ini, atas nama anakanak, kami mohon maaf kepada semua pihak, yang ide dan pemikirannya dikutip oleh anak-anak kami, tetapi mereka khilaf melakukan perujukannya. Halaman - 6