BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
JASA 2. Mengingatkan pelanggan kembali, dan Memelihara hubungan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. dan jasa yang diproduksi oleh produsen umumnya kepada masyarakat, dan khususnya

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Permintaan Konsumen. mengkonsumsi barang atau jasa yang mereka butuhkan. barang atau jasa (Sukirno, 2005: 5).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

MARKETING MIX RUMAH SAKIT. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II Landasan Teori

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Makalah Strategi Bisnis Ritel

melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan.

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

BAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAB II KERANGKA TEORI. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORETIS

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

Definisi Marketing Mix

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. dimana para pengusaha tentu berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB II LANDASAN TEORI

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

Setelah mempelajari Bab ini

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Novianthi (2006), dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dan berpenganruh satu sama lain, sehingga harus diupayakan untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 KEBIJAKAN PEMASARAN PADA PRODUK TENSI METER DIGITAL OMRON DI PT MEDIKA RAYA ALKESINDO PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu perusahaan dalam usahanya untuk mengembangkan, mendapatkan

PENDAHULUAN. A. PENGERTlAN PEMASARAN

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (mobil, komputer, handycraft), sampai wedding pun tersedia. Event Organizer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bauran Pemasaran Menurut Stanton (1992) pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan marketing tidak akan terlepas dengan konsep bauran pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Peran fungsi pemasaran adalah mencapai sasaran perusahaan dengan menghasilkan penjualan produk/jasa yang menguntungkan di pasar sasaran. Strategi fungsional pemasaran harus menjadi pedoman para pengambil keputusan (manajer pemasaran) dalam menentukan siapa akan menjual apa, dimana, kepada siapa, berapa banyak, dan bagaimana caranya (Pearce dan Robinson, 1997). Menurut Pearce dan Robinson (1997) strategi ini biasanya meliputi empat komponen : produk, harga, tempat (distribusi) dan promosi. 7

Bauran pemasaran pada produk barang yang dikenal selama ini, berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang. Bauran pemasaran produk barang mencakup 4P : product, price, place dan promotion. Beberapa buku terbaru menambahkan bauran pemasaran menjadi 6 : product, price, promotion, market entry dan pengelolaan pelanggan. Market entry lebih kepada sasaran market atau segmen yang dituju, apakah untuk semua orang, siapa saja, kapan saja dan dimana saja bisa menjadi target pasar, (undifferenciated market) atau termasuk segmen terpilih (differeciated market). Sedangkan untuk bidang jasa, keempat hal tersebut (4P : product, proce, promotion, place) masih dirasa kurang mencukupi. Para pakar pemasaran menambahkan tiga unsur lagi : poeple, process, dan customer service(lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana tahapan operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan serta mengikutsertakan konsumen serta pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain terjadi interaksi langsung antara keduanya (meski tidak untuk semua jenis jasa). Empat komponen strategi fungsional pemasaran (marketing mix strategy) 4P menurut Pearce dan Robinson (1997) maka dapat disusun beberapa hal yang menjadi kunci dalam pemasaran strategi fungsional : a. Produk atau Jasa - produk/jasa mana yang diutamakan - produk/jasa mana yang paling banyak berkontribusi terhadap profitabilitas - apa citra produk/jasa yang ingin ditonjolkan 8

- apa kebutuhan konsumen yang akan dipenuhi oleh produk/jasa - apa perubahan yang akan mempengaruhi orientasi pelanggan b. Harga - apa yang diutamakan dalam bersaing dalam harga - dapatkah perusahaan menawarkan diskon atau modifikasi harga yang lain - apa kebijakan penetapan harga yang dimiliki memiliki standar nasional atau ada pengawasan regional - mana segmen harga yang dibidik (tinggi, menengah, rendah, sedang dsb) - berapa marjin laba kotor perusahaan - apa perusahaan menekankan penetapan harga berdasarkan biaya/permintaan atau persaingan c. Tempat - berapa tingkat liputan pasar yang dibutuhkan - adakah daerah geografis prioritas - apa saluran permintaan yang utama - bagaimana sasaran, struktur dan manajemen saluran - perlukah manajer pemasaran mengubah tingkat kebergantungan pada distributor, perwakilan penjualan, dan penjual langsung - bagaimana organisasi penjualan yang diinginkan - apakah armada penjualan diorganisasi menurut wilayah, pasar atau produk d. Promosi - apa saja prioritas dan rancangan promosi yang utama 9

- mana prioritas dan rancangan iklan/komunikasi yang terkait dengan berbagai produk, pasar dan wilayah - media apa yang paling konsisten dengan strategi pemasaran keseluruhan Sedangkan secara lebih khusus di bidang jasa, menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), sebagai suatu bauran, unsur-unsur tersebut (7 unsur di bidang jasa) saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran secara keseluruhan. Pada penelitian ini, untuk mengungkapkan faktor-faktor tidak tercapainya kredit Kupedes, digunakan teori bauran pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2008). Mereka menyatakan untuk dapat memenangkan pasar, maka manajemen harus memperhatikan unsur-unsur dalam bauran pemasaran. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), unsur bauran pemasaran terdiri dari 7 hal.perumusan strategi bauran pemasaran dikelompokkan menjadi 7P (product, price, promotion, place, people, process, customer service), adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Product (produk) : jasa seperti apa yang ingin ditawarkan. b. Price (harga) : bagaimana strategi penentuan harga. c. Promotion (promosi) : bgaimana promosi yang harus dilakukan. d. Place (tempat) : bagaimana sistem penyampaian jasa yang akan diterapkan. e. Poeple (orang) : jenis kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa. 10

f. Process (proses) : bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut. g. Customer service(layanan konsumen) : tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen. 2.1.1 Produk (Product) Selnes (1993) mendefinisikan konsep produk yang berkaitan dengan reputasi produk sebagai persepsi dari kualitas barang atau jasa yang berhubungan dengan nama produknya. Dalam konteks yang lebih luas, reputasi produk seringkali dikaitkan dengan image Kepuasan pelanggan dan loyalitas. Menurut Heide dan John (1992) kualitas produk merupakan norma (norms) antara duapihak yaitu penjual dan pembeli sehingga kemampuan untuk memberikan produk dengan kualitas yang diharapkan akan mempengaruhi kepuasan pengguna produk. Sedangan konsep Kennedy, et al (2001) menyatakan bahwa kualitas produk berhubungan dengan kepercayaan terhadap tenaga penjual dan perusahaan. Dari kaca mata pemasaran jasa, produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidakhanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dariproduk tersebut yang disebut the offer. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Yang 11

dimaksud dalam pembahasan produk jasa di sini adalah totalproduk. Total produk terdiri atas: Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk tersebut. Produk yang diharapkan (expected product). Produk tambahan (augmented product) Produk potensial (potential product) Tiga unsur selain core product di atas merupakan unsur yang potensial untuk jadi nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut berbeda dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat dibedakan dan bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki citra sendiri. Yang penting diperhatikan dalam desain dan produk jasa Bank adalah atribut yang menyertai, seperti : system, prosedur dan pelayanannya. Desain produk dan jasa Bank juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan ukuran bentuk, dan kualitas. 2.1.2 Harga (Price) Abdul Muhmin (2002) memandang harga bukan hanya merupakan bentuk nominal namun lebih cenderung diarahkan pada elemen-elemen program pemasaran seperti harga jual produk, diskon, rebate dan sistem pembayaran yang diterapkan kepada pengguna produk. Bagi pelanggan harga merupakan hal yang penting karena mampu membuat pelanggan dari pasar industri memperoleh keuntungan. Biong (1993) mengatakan bahwa produk yang mampu memberikan 12

keuntungan, harga jual yang kompetitif, dan skema pembayaran yang lunak akan memungkinkan pengguna memperoleh margin keuntungan yang lebih tinggi. Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dan strategi pemasaran secara keseluruhan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Dalam memutuskan strategi penentuan harga juga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain: Bertahan. Memaksimalkan laba. Memaksimalkan penjualan. Gengsi atau prestis. Pengembalian atas investasi (return of investment - ROI). Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah: 1. positioning (pemosisian) jasa. 2. sasaran perusahaan. 3. tingkat persaingan. 4. siklus hidup jasa. 5. elastisitas permintaan. 6. struktur biaya. 7. sumber daya yang digunakan. 13

8. kondisi ekonomi secara umum 9. kapasitas jasa. Metode dalam penentuan harga antara lain: 1. penentuan harga biaya-plus (cost-plus pricing) 2. penentuan harga tingkat pembelian (rate of return pricing) 3. penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing) 4. penentuan harga rugi (loss leading pricing) 5. penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing) 6. penentuan harga relasional (relationship pricing) 2.1.3Lokasi (Place) Lokasi dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.dengan semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu: Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat yang dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. 14

Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik. Penyampaian jasa (saluran distribusi) juga dapat melalui organisasi maupun orang lain. Dalam penyampaian jasa ada tiga pihak yang terlibat, yaitu: 1. penyedia jasa 2. perantara 3. konsumen Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain: 1. penjual langsung (direct sales) 2. agen (agent) atau broker 3. agen/broker penjual atau pembeli 4. waralaba (franchises) dan pengantar jasa berkontrak (contracted servce deliverers) Baik lokasi maupun saluran distribusi, pemilihannya sangat tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri. Misalnya dalam jasa pengiriman 15

barang, bila pasar menginginkan pengiriman yang cepat, tepat waktu, dan sifat barang yang tidak tahan lama, maka lokasi yang dipilih harus strategis (misalnya, dekat pelabuhan) dan saluran distribusi yang dipilih sebaiknya penjualan langsung supaya dapat terkontrol. 2.1.4 Promosi (Promotion) Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri atas: iklan (advertising) penjualan perorangan (personel selling) promosi penjualan (sales promotion) hubungan masyarakat (public relation) informasi dari muluk ke mulut (word of mouth) surat pemberitahuan langsung (direct mail) Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kesuksesan promosi : 1. Identifikasi audiens dan target : berkaitan dengan segmentasi pasar. 2. Menentukan tujuan promosi : apakah untuk menyampaikan informasi, mempengaruhi atau mengingatkan. 3. Pengembangan pesan yang disampaikan : berkaitan dengan isi pesan (apa yang harus disampaikan), struktur pesan (bagaimana penyampaian pesan 16

secara logis), gaya pesan (menciptakan bahasa yang kuat), sumber pesan (siapa yg menyampaikan). 4. Pilihan bauran komunikasi : komunikasi personal atau nonpersonal. 2.1.5 Orang (People) Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka orang berfungsisebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan terutama dalam hal sistem penyampaian jasa. Keputusan dalam orang ini berarti berhubungan dengan seleksi., pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka yaitu memberikan konsumen kepuasan dan memenuhi kebutuhannya. Orang dalam pemasaran jasa terkait erat dengan pemasaran internal, merupakan interaksi setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan sebagai konsumen internal atau pemasok internal. Tujuannya untuk mendorong orang dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen. Terdapat empat kriteria peranan atau pengaruh aspek orang yang mempengaruhi konsumen : - Contactors : berintaraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. - Medifiers : tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan (contoh : resepsionis). - Influencers : mempengaruhi konsumen dalam keputusan ntuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen. 17

- Isolateds : tidak secara langsung ikut serta dalam bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen (contoh : bagian administrasi, SDM, bagian pemrosesan data). 2.1.6 Proses (Process) Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dariprosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, rutinitas dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. Proses dibedakan dalam dua cara, yaitu : Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah tahapan proses. Keragaman (devergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses. Sehubungan dengan dua cara di atas terdapat empat alternatif mengubah proses yang dapat dipilih oleh pemasar : 1. Mengurangi keragaman, berarti terjadi pengurangan biaya, peningkatan produktivitas dan kemudahan distribusi. 2. Menambah keragaman, berarti memperbanyak kustomisasi dan fleksibilitas dalam produksi yang dapat mengakibatkan naiknya harga. 3. Mengurangi kompleksitas, cenderung lebih terspesialisasi. 4. Menambah kompleksitas, lebih cenderung ke penetrasi pasar dengan cara menambah jasa yang diberikan. 18

2.1.7 Layanan Konsumen (Customer Service) Layanan konsumen (customer service) pada pemasaran jasa dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra transaksi, saat transaksi, dan pasca transaksi. Kegiatan pra transaksi atau sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi, karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi. Strategi layanan konsumen menurut Chistopher Lovelock (1991) mencakup : Identifikasi misi jasa. Penentuan sasaran dari layanan konsumen. Perumusan strategi layanan konsumen. Implementasi Dari semua unsur-unsur bauran pemasaran di atas, maka yang harus lebih diperhatikan dalam pengembangannya adalah : 1. Konsistensi, berhubungan dengan keserasian/kecocokan secara logis dan penggunaannya antara unsur satu dengan unsur lainnya dalam bauran pemasaran. 2. Integrasi, terdapat hubungan yang harmonis di antara unsur-unsur dalam bauran pemasaran. 19

3. Leverage (pengungkit), hal ini berhubungan dengan pengoptimalan kinerja tiap unsur bauran pemasaran secara lebih profesional sehingga lebih mendukung bauran pemasaran untuk mendapatkan daya saing. 2.2Teori Tentang Keputusan Pembelian Keputusan atau niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Keputusan pembelian merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan keputusan pembelian sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan perilaku konsumen di masa mendatang (Setiadi, 2003). Keputusan atau niat untuk membeli terbentuk dari sikap konsumen terhadap kenyakinan konsumen terhadap kualitas produk, maka akan menyebabkan menurunnya keputusan atau niat untuk membeli konsumen. Dalam usaha mengenal konsumen, perusahaan perlu mempelajari perilaku-perilaku konsumen yang merupakan perwujudan dari seluruh jiwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Persepsi-persepsi pengaruh orang lain dan motivasi-motivasi internal akan berinteraksi untuk menentukan keputusan terakhir yang dianggap paling sesuai. Menurut Handoko (2000), perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. 20

Ada dua aspek penting dari perilaku konsumen, yaitu: 1. Proses pengambilan keputusan. 2. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis. Dalam perilaku konsumen tersebut, karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu.tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli, sedangkan tugas manajer adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembelian antara datangnya stimulasi luar dan keputusan pembelian (Kotler, 2007). Menurut Kotler (2007), bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan memengaruhi pelanggan, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian keputusan untuk membeli. Menurut Simamora (2005), terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian yaitu : 1. Pemrakarsa : orang yang pertamakali menyarankan membeli suatu produk atau jasa. 21

2. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan /nasehatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir. 3. Pengambil keputusan : orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli. 4. Pembeli : orang yang melakukan pembelian nyata. 5. Pemakai : orang yang mengkomsumsi atau menggunakan produk atau jasa. Menurut Kotler (2007), ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Berikut adalah gambar model proses pembelian lima tahap tersebut : Sumber : Kotler (2007) Gambar-1 : Model Proses Pembelian Lima Tahap Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai. 1. Pengenalan kebutuhan Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan 22

yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu. 2. Pencarian informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal 3. Evaluasi alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. 23

4. Keputusan pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatifalternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli 5. Perilaku setelah pembelian Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya Penelitian yang dilakukan oleh Shoham dan Dalakas (2005), mengemukakan 7 faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh keluarga, yaitu : 1. Daya tarik harga. 2. Daya tarik tempat. 3. Daya tarik merek. 4. Daya tarik produk. 24

5. Pilihan pada produk baru (promosi produk pesaing). 6. Kebiasaan dalam membeli (kebiasaan dalam keluarga). 7. Pengaruh orang tua. Sumber : Kotler (2007) Gambar-2 : Model Perilaku Konsumen 25