Nama : Siti Rokayah NPM : 27212086 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Mulatsih, SE., MM ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK KONVEKSI RIZKI PELITA
LATAR BELAKANG 1. Penduduk dan lapangan pekerjaan 2. UKM ( Usaha Kecil Menengah ) 3. Kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan di masa yang akan datang 4. Laba yang diperoleh perusahaan 5. Diperlukan alat analisis yang mampu memberikan informasi mengenai perencanaan penjualan dan laba yaitu analisis Break Even Point.
RUMUSAN MASALAH 1. Berapa volume penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian tetapi juga belum mendapatkan laba ( Break Even Point )? 2. Berapa jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan boleh terjadi ( Margin of Safety )? 3. Pada tingkat penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak dapat dilanjutkan ( Shut Down Point )? 4. Berapa jumlah unit penjualan jika konveksi rizki pelita menetapkan laba harap sebesar 20% dengan menggunakan break even point? BATASAN MASALAH Dikarenakan luasnya ruang lingkup dalam Break Even Point maka kajian yang akan dibahas hanya memfokuskan pada produksi tas mini dari usaha KONVEKSI RIZKI PELITA bulan Januari 2015. Data tersebut digunakan untuk menentukan volume penjualan pada keadaan Break Even point ( BEP ) sebagai penentu laba, Margin of Safety ( MOS ), dan Shut Down Point.
TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian tetapi juga belum mendapatkan laba ( Break Even Point ) 2. Untuk mengetahui berapa jumlah maksismum penurunan target pendapatan penjualan boleh terjadi ( Margin of Safety ) 3. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak dapat dilanjutkan ( ShutDown Point ) 4. Untuk mengetahui berapa jumlah unit penjualan jika konveksi rizki pelita menetapkan laba harap sebesar 20% dengan menggunakan break even point
METODE PENELITIAN Objek Penelitian : KONVEKSI RIZKI PELITA yang beralamat di Jalan BB Cipinang Muara II RT 002/04 No.20 Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Data atau Variabel : Biaya produksi dan Biaya non produksi periode bulan Januari 2015 Metode Pengumpulan Data : Menggunakan data primer dan menggunakan studi pustaka guna melengkapi untuk landasan teori. Alat Analisis yang Digunakan : Depresiasi, break even point, margin of safety, shut down point, penetuan laba, contribution margin ratio
PEMBAHASAN Rincian Biaya Variabel dan Biaya Tetap Konveksi Rizki Pelita Keterangan Biaya Variabel Biaya Tetap Jumlah 1. Biaya Produksi a. BBB b. BTKL c. BOP Rp 43.560.000 Rp 15.600.000 Rp 3.340.000 Rp1.456.500 Rp 43.560.000 Rp 15.600.000 Rp 4.796.500 Subtotal Rp 62.500.000 Rp1.456.500 Rp63.956.500 2. Biaya Non Produksi a. B. Adm Rp 5.000.000 Rp 851.500 Rp 5.000.000 b. B. Pemasaran Rp 851.500 Subtotal Rp 5.000.000 Rp 851.500 Rp 5.851.500 Total Rp 67.500.000 Rp2.308.000 Rp69.808.000 Sumber : Konveksi Rizki Pelita
1. Break Even Point Grafik BEP Konveksi Rizki Pelita
2. Margin of Safety
3. Shut Down Point
4. Penetuan Laba
KESIMPULAN 1. Pada bulan Januari tahun 2015 Konveksi Rizki Pelita berada pada titik impas atau pada volume penjualan tas mini sebanyak 308 unit dengan jumlah penjualan sebesar Rp 9.232.000, Dengan kata lain, pada volume penjualan sebanyak 308 unit dengan jumlah penjualan sebesar Rp 9.232.000 dalam kondisi seperti ini perusahaan tidak menderita kerugian tetapi juga belum mendapatkan laba. 2. Jumlah maksimum penurunan penjualan adalah sebesar Rp 80.768.000 atau 89,74%. Penurunan target penjualan sedikit diatas nilai Rp Rp 80.768.000 atau sedikit di atas 89,74% dari penjualan akan mengakibatkan kerugian pada Konveksi Rizki Pelita. 3. Titik Shut Down Point terjadi pada saat penjualan sebesar Rp 9.232.000. Dengan kata lain apabila Konveksi Rizki Pelita memperoleh pendapatan di bawah Rp 9.232.000, maka konveksi atau usaha tersebut secara ekonomis tidak dapat dilanjutkan. 4. Dengan menggunakan metode break even point Konveksi Rizki Pelita ingin memperoleh laba harap yang meningkat 20% dari laba bulan Januari sebesar Rp 24.230.400, maka perusahaan harus mampu memproduksi dan menjual tas mini sebanyak 3.538 unit.