ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASTAKI ANGGARAN DASAR (AD)

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA (ASTTI)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA ( AD ASTTI )

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGUSAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA INDONESIA ( A S P A N J I )

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU. Pasal 1 NAMA

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN PERUSAHAAN KONTRAKTOR AIR INDONESIA ( GAPKAINDO )

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PENGADAAN BARANG DAN JASA INDONESIA (ASPANJI)

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN DASAR A P K L I N D O

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

MUKADIMAH BAB I NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN SIFAT. Pasal 1 NAMA

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2016

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA ( A S P P H A M I ) M U K A D I M A H

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

IKATAN ALUMNI CEDS UI

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA. BAB I KATENTUAN UMUM Pasal 1

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR ORARI H A S I L M U N A S U S

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN DASAR PERSATUAN DRUM BAND INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA PT INDOSAT BAB I NAMA, SIFAT, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

KETETAPAN ORGANISASI TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PROVINSI

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ASOSIASI PENGUSAHA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN INDONESIA AD/ART ASPESINDO KEPULAUAN RIAU

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

A N G G A R A N D A S A R

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN RUMAH TANGGA (AD/ART) IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA (IKA USB) Pembukaan

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI ARSITEKTUR TARUMANAGARA ILUMARTA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN INSINYUR INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

Transkripsi:

ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI

ANGGARAN DASAR ASTAKI ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI DAFTAR ISI M U K A D I M A H BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU DIDIRIKAN. Pasal 1 N a m a Pasal 2 Tempat kedudukan Pasal 3 Waktu didirikan BAB II AZAS, LANDASAN DAN TUJUAN. Pasal 4 A s a s Pasal 5 L a n d a s a n Pasal 6 T u j u a n BAB III KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN. Pasal 7 K e a n g g o t a a n Pasal 8 Syarat-syarat keanggotaan Pasal 9 Hak Anggota Pasal 10 Kewajiban Anggota Pasal. 11 Berakhirnya keanggotaan BAB IV O R G A N I S A S I Pasal 12 Bentuk dan Sifat Pasal 13 Struktur Organisasi Pasal 14 Perangkat Organisasi Pasal 15 Wewenang Organisasi Pasal 16 Pengurus Organisasi Pasal 17 Lambang, Bendera dan Kode Etik ASTAKI BAB V MUSYAWARAH DAN RAPAT- RAPAT Pasal 18 Musyawarah Nasional (Munas) Pasal 19 Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Pasal 20 Musyawarah Provinsi (Musprov) Pasal 21 Musyawarah Kerja Provinsi (Mukerprov) Pasal 22 Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) Pasal 23 Musyawarah Nasional Khusus (Munasus) Pasal 24 Rapat Dewan Pengurus Pasal 25 K u o r u m Pasal 26 Pengambilan Keputusan BAB VI DEWAM PENDIRI Pasal 27 Dewan Pendiri BAB VII KEUANGAN DAN PERBENDAHARAAN Pasal 28 Sumber Dana Pasal 29 Pengelolaan Kekayaan BAB VIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR & PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 30 Perubahan Anggaran Dasar Pasal 31 Pembubaran Organisasi BAB IX PENUTUP Pasal 32 Anggaran Rumah Tangga Pasal 33 Berlakunya Anggaran Dasar

ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA (ASTAKI) M U K A D I M A H Mengingat bahwa Jasa Konstruksi adalah merupakan suatu kegiatan yang penting dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional maka peran serta masyarakat khususnya Masyarakat Jasa Konstruksi perlu senantiasa ditumbuh-kembangkan. Sebagai bagian Integral dari Masyarakat Jasa Konstruksi, maka Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia menyadari sepenuhnya akan fungsi, tugas dan tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dari dirinya bagi kepentingan Lingkungan, Sosial, Ekonomi maupun Fisik. Berdasarkan itu dan didorong oleh keinginan yang luhur untuk menghimpun, membina dan mengembangkan potensi dan daya kreasi dari pada segenap para profesi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia dalam rangka ikut serta mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan makmur di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka dibentuklah Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia yang tersusun dalam Anggaran Dasar ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA (ASTAKI). BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU DIDIRIKAN. Pasal 1 N A M A Organisasi ini bernama ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA atau disingkat ASTAKI. Pasal 2 TEMPAT KEDUDUKAN Indonesia. ASTAKI berkedudukan di Jakarta dengan wilayah kerja di seluruh Pasal 3 WAKTU DIDIRIKAN ASTAKI didirikan pada tanggal 09 September 2009 Nomor : 09 sebagai pengganti Gabungan Pengusaha Konsultan Konstruksi Nasional (GAPEKONAS)

BAB II ASAS, LANDASAN DAN TUJUAN. Pasal 4 A S A S ASTAKI berasaskan imam dan taqwa berazaskan dengan Pancasila dan Dasar 1945. Undang-Undang Pasal 5 L A N D A S A N 1. ASTAKI berlandaskan pada ketentuan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia berikut seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku di dalam wilayah Indonesia. 2. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan atas nama ASTAKI dilandaskan pada keputusan hasil Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi atas persetujuan Keputusan Dewan Pediri. Pasal 6 T U J U A N 1. Menghimpun segenap para profesi tenaga ahli di Indonesia ke dalam satu wadah yang representatif untuk melindungi kepentingan anggota. 2. Menggali, Membina dan Mengembangkan/Menyalurkan Potensi dan Daya Kreasi yang dimiliki Anggota selaku insan pekerja dalam rangka bekerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat Jasa Konstruksi Nasional dalam upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB III KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN. Pasal 7 K E A N G G O T A A N Keanggotaan ASTAKI terdiri dari : 1. Anggota Biasa, yaitu para Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil Konstruksi Indonesia. 2. Anggota Luar Biasa, yaitu Para Tenaga Ahli Asing di bidang Jasa Pelaksana Konstruksi yang bekerja di Indonesia berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 3. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa tidak boleh merangkap menjadi Anggota / Pengurus pada Organisasi/Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi sejenis. 4. Anggota Kehormatan, yaitu Tokoh-tokoh perorangan baik Pemerintah, Pengusaha Nasional dan Masyarakat yang dipandang telah berjasa dalam membentuk, membina dan memajukan serta mengembangkan ASTAKI, baik ditingkat Nasional maupun Provinsi. Pasal 8 SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN 1. Berprofesi sebagai Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil Konstruksi Indonesia. 2. Menerima AD/ART ASTAKI. Pasal 9 HAK ANGGOTA 1. Hak ikut serta dalam kegiatan organisasi. 2. Hak bicara, yaitu hak mengeluarkan pendapat dan mengajukan pernyataan dalam berbagai forum organisasi. 3. Hak suara, yaitu hak memilih dan hak dipilih serta hak dalam perhitungan / pemungutan suara untuk mengambil keputusan dalam musyawarah dan rapatrapat organisasi. Pasal 10 KEWAJIBAN ANGGOTA 1. Mentaati semua ketentuan organisasi. 2. Menjaga dan menjunjung nama baik organisasi. 1. Meninggal dunia. 2. Mengundurkan diri. 3. Diberhentikan oleh Organisasi. Pasal 11 BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN

BAB IV O R G A N I S A S I PASAL 12 BENTUK DAN SIFAT 1. ASTAKI adalah organisasi berbentuk kesatuan dari Nasional sampai ke Provinsi di seluruh wilayah Repulik Indonesia yang berdiri sendiri/bukan onderbouw dari organisasi lain baik pemerintah maupun swasta. 2. Dalam melakukan kegiatannya ASTAKI tidak mencari keuntungan. PASAL 13 STRUKTUR ORGANISASI 1. Organisasi ASTAKI terdiri dari : a. Di tingkat Nasional disebut Dewan Pengurus Nasional (DPN) ASTAKI b. Di tingkat Provinsi disebut Dewan Pengurus Provinsi (DPP) ASTAKI 2 Di tingkat Nasional hanya ada satu ASTAKI tingkat Nasional, disebut D P N ASTAKI 3. Disetiap Provinsi tingkat Propinsi hanya ada satu ASTAKI tingkat Provinsi, disebut DPP ASTAKI 4. ASTAKI Nasional dan ASTAKI Provinsi terikat oleh satu garis hubungan jenjang dalam Struktur Organisasi. 5. Setiap kebijaksanaan ASTAKI yang tingkat organisasinya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan kebijaksanaan ASTAKI yang tingkat organisasinya lebih tinggi. Pasal 14 PERANGKAT ORGANISASI 1. Tingkat Nasional : a. Musyawarah Nasional disingkat Munas. b. Musyawarah Kerja Nasional disingkat Mukernas. c. Dewan Pengurus Nasional disingkat DPN. 2. Tingkat Provinsi : a. Musyawarah Provinsi disingkat Musprov. b. Musyawarah Kerja Provinsi disingkat Mukerprov. c. Dewan Pengurus Provinsi disingkat DPP Pasal 15 WEWENANG ORGANISASI Kewewenangan Organisasi diatur sebagai berikut : 1. Tingkat Nasional : a. Munas ASTAKI merupakan lembaga dan kekuasaan tertinggi ASTAKI di tingkat Nasional. b. Mukernas ASTAKI merupakan lembaga yang diselenggarakan untuk mengawasi terlaksananya keputusan-keputusan Munas ASTAKI serta membantu DPN ASTAKI

dalam memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri serta menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengurus Nasional. c. DPN ASTAKI merupakan pimpinan tertinggi ASTAKI, mewakili Organisasi ini, baik kedalam maupun keluar dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya Organisasi kepada Munas ASTAKI. 2. Tingkat Provinsi : a. Musprov ASTAKI merupakan lembaga dan kekuasaan tertinggi ASTAKI di tingkat Propinsi. b. Mukerprov ASTAKI merupakan lembaga yang diselenggarakan untuk mengawasi terlaksananya keputusan-keputusan Musprov ASTAKI serta membantu DPP ASTAKI dalam memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri serta menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Pengurus Provinsi. c. DPP ASTAKI merupakan pimpinan tertinggi ASTAKI di Provinsi tingkat Propinsi, mewakili Organisasi ini, baik kedalam maupun keluar dan bertanggung jawab penuh terhadap jalannya organisasi kepada Musprov ASTAKI dan DPP ASTAKI. Pasal 16 PENGURUS ORGANISASI 1. Pengurus Nasional ASTAKI disebut juga Dewan Pengurus Nasional. 2. Dewan Pengurus Nasional terdiri dari : Dewan Pengurus Harian (disingkat DPH), yang terdiri dari : Ketua Umum, Ketua Umum 1, Sekertaris Jenderal, Sekertaris Jenderal 1, Bendahara Umum, Bendahara Umum 1, dan seterusnya. 3. Pengurus Provinsi ASTAKI disebut juga Dewan Pengurus Provinsi 4. Dewan Pengurus Provinsi terdiri dari : Dewan Pengurus Harian (disingkat DPH), yang terdiri dari : Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekertaris Umum, Wakil Sekertaris Umum, Bendahara Umum dan wakil Bendahara Umum. Pasal 17 LAMBANG, BENDERA DAN KODE ETIK ASTAKI Lambang, Bendera dan Kode Etik ASTAKI diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT ORGANISASI Pasal 18 MUSYAWARAH NASIONAL 1. Musyawarah Nasional (Munas) diadakan sekali dalam 5 (Lima) tahun. 2. Musyawarah Nasional mempunyai tugas dan wewenang yang terdiri dari : a. Menetapkan atau merubah AD/ART organisasi. b. Menetapkan pokok-pokok pikiran organisasi dalam menghadapi masalah masalah penting dan strategis. c. Menetapkan Program Kerja serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi dalam jangka 5 (Lima) tahun. d. Memberikan Penilaian dan Keputusan terhadap pertangung-jawaban Dewan Pengurus Nasional. e. Memilih Dewan Pengurus Nasional ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA (DPN ASTAKI). 3. Munas diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Nasional dan pelaksanaan Munas tersebut menjadi tanggung jawabnya. a. Untuk menyelenggarakan Munas, Dewan Pengurus Nasional membentuk Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah yang bertanggung jawab kepadanya. b. Peraturan/Tata Tertib Munas dirancang Dewan Nasional dan disyahkan terlebih dahulu oleh Munas sebelum diberlakukan. c. Peserta Munas terdiri dari : a) Peserta Penuh, yaitu yang membawa mandat dari Dewan Pengurus Provinsi, masing masing memiliki Hak bicara dan Hak Suara. b) Peserta Biasa, yaitu Dewan Pengurus Nasional, masing masing memiliki Hak Bicara dan Hak Dipilih. c) Peserta Peninjau, yaitu utusan yang membawa mandat dari Dewan Pengurus Provinsi diluar Peserta Penuh, masing masing memiliki Hak Bicara dan Hak Dipilih. d) Undangan, yaitu Pejabat Pemerintah Sipil maupun TNI/POLRI serta Tokoh Tokoh Masyarakat yang kehadirannya dianggap perlu oleh penyelenggara. Pasal 19 MUSYAWARAH KERJA NASIONAL 1. Musyawarah Kerja Nasional dilaksanakan sekurang kurangnya sekali diantara dua Musyawarah Nasional. 2. Musyawarah Kerja Nasional memiliki tugas dan wewenang yang terdiri dari : a) Mengadakan evaluasi dan penyempurnaan terhadap Rencana Kerja Tahunan, Rencana Anggaran Biaya Tahunan dan berbagai kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh Dewan Pengurus Nasional.

b) Menampung dan menginventarisasi permasalahan mendesak yang dihadapi organisasi serta menetapkan langkah langkah pemecahannya. c) Membantu Dewan Pengurus Nasional untuk memutuskan hal hal yang tidak dapat diputuskan sendiri. 3. Musyawarah Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Nasional dan Pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional menjadi tanggung jawabnya. 4. Untuk menyelengarakan Musyawarah Kerja Nasional, Dewan Pengurus Nasional membentuk Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana yang bertanggung jawab kepadanya. 5. Peraturan/Tata Tertib Musyawarah Kerja Nasional dibuat oleh Panitia Pengarah dan disyahkan terlebih dahulu oleh Musyawarah Kerja Nasional sebelum diberlakukannya. 6. Peserta Musyawarah Kerja Nasional sama seperti peserta Musyawarah Nasional. Pasal 20 MUSYAWARAH PROVINSI Waktu penyelenggaraan Musyawarah dan Rapat rapat adalah : 1. Musprov diadakan 1 (Satu) kali dalam 5 (Lima) tahun. 2. Mukerprov diadakan sekurang-kurangnya 1 (Satu) kali diantara 2 (Dua) Munas dan Musprov yang bersangkutan. 3. Rapimprov dan Rapat Anggota diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan, sekurang-kurangnya 1 (Satu) tahun sekali. 4. Rapat DPP diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan ketentuan : Rapat DPH diadakan sekurang-kurangnya 1 (Satu) bulan sekali. Pasal 21 MUSYAWARAH KERJA PROVINSI 1. Musyawarah Kerja Provinsi dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (Satu) kali diantara 2 (Dua) Musyawarah Provinsi. 2. Musyawarah Kerja Provinsi memiliki Tugas dan Wewenang yang terdiri dari : a. Mengadakan Evaluasi dan Penyempurnaan terhadap Rencana Kerja Tahunan, Rencana Anggaran Biaya Tahunan dan berbagai kebijaksanaan yang dilaksanakan oleh Dewan Pengurus Nasional. b. Menampung dan Menginventarisasi permasalahan mendesak yang dihadapi Organisasi serta menetapkan langkah-langkah pemecahannya. c. Membantu Dewan Pengurus Nasional untuk memutuskan hal-hal yang tidak dapat diputuskan sendiri. 3. Musyawarah Kerja Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Provinsi dan pelaksanaan Musyawarah Kerja Provinsi menjadi tanggung jawabnya. 4. Untuk menyelenggarakan Musyawarah Kerja Provinsi, Dewan Pengurus Provinsi membentuk Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana yang bertanggung jawab kepadanya.

5. Peraturan/Tata Tertib Musyawarah Kerja Provinsi dibuat oleh Panitia Pengarah dan di syahkan terlebih dahulu oleh Musyawarah Kerja Provinsi sebelum diberlakukannya. 6. Peserta Musyawarah Kerja Nasional sama seperti peserta Musyawarah Kerja Provinsi. Pasal 22 MUSYAWARAH LUAR BIASA 1 Musyawarah Luar Biasa atau Munaslub, pada tingkat Nasional disebut Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat Munaslub, tingkat Provinsi disebut Musyawarah Provinsi Luar Biasa disingkat Musprovlub, dapat diadakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Tingkat Nasional, atas permintaan lebih dari ½ (Satu per Dua) jumlah DPP ASTAKI, berdasarkan hasil keputusan rapat Dewan Pengurus Lengkap dari Dewan Pengurus Provinsi masing-masing serta mendapatkan persetujuan dari Dewan Pendiri tingkat Nasional. b. Tingkat Provinsi, atas permintaan lebih dari ½ (Satu per Dua) jumlah Anggota ASTAKI di Provinsi yang bersangkutan dan mendapat persetujuan dari Dewan Pendiri ditingkat Provinsi yang bersangkutan, dan persetujuan dari Dewan Pengurus Nasional jika diperlukan. 2. Munaslub diadakan untuk menampung serta menyelesaikan hal-hal yang mendesak yang menyangkut penilaian mengenai Dewan Pimpinan dan Keuangan. 3. Kedudukan dan Keputusan-keputusan Munaslub adalah sama dengan Munas dan Musprov sesuai tingkatannya masing-masing. Pasal 23 MUSYAWARAH NASIONAL KHUSUS 1. Musyawarah Nasional Khusus disingkat Munasus, dapat diadakan atas permintaan lebih dari ½ (Satu per Dua) jumlah DPP ASTAKI, berdasarkan hasil keputusan rapat Dewan Pengurus dari DPP ASTAKI masing-masing, untuk merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2. Kedudukan dan keputusan Munasus adalah sama dengan Munas. Pasal 24 RAPAT DEWAN PENGURUS Tugas dan Wewenang Rapat Dewan Pengurus adalah sebagai berikut : 1. Rapat Dewan Pengurus : a. Menetapkan Kebijakan Koordinasi atas Kegiatan dan Tugas masing-masing anggota Dewan Pengurus.

b. Mengadakan Penilaian secara berkala terhadap pelaksanaan tugas sehari- hari dari pelaksanaan program kerja pengurus. 2. Rapat Dewan Pengurus: a. Menjabarkan hasil Musyawarah/Rapat Organisasi kedalam kalender kegiatan organisasi. b. Menetapkan pembentukan tim kerja untuk suatu tugas untuk suatu tugas tertentu. Pasal 25 K U O R U M 1. Musyawarah dan Rapat rapat Organisasi dinyatakan mencapai Kourum dan Sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (Satu per Dua) jumlah peserta yang berhak hadir dan memiliki hak suara. 2. Bilamana Kuorum tidak tercapai maka Musyawarah/Rapat-rapat dapat ditunda selama lamanya 30 (tiga puluh ) menit. 3. Jika sesudah penundaan tersebut pada ayat 2 jumlah Kuorum belum tercapai maka Musyawarah/Rapat rapat tersebut dapat terus dilaksanakan dan semua keputusannya dinyatakan sah dan mengikat dan meminta persetujuan hasil Rapat Dewan Pendiri. 4. Khusus untuk perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga atau pembubaran organisasi, Musyawarah baru dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 50 + 1 (Lima puluh Plus Satu) dari Dewan Pengurus yang hadir yang memiliki hak suara. Pasal 26 PENGAMBILAN KEPUTUSAN 1. Semua keputusan yang diambil dalam Musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi dilakukan secara musyawarah dan mufakat. 2. Apabila tidak tercapai secara musyawarah dan mufakat, maka keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak dari peserta yang hadir yang memiliki hak suara. 3. Keputusan untuk maksud perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Organisasi diambil berdasarkan persetujuan seluruh peserta yang memiliki hak suara dalam suatu Musyawarah yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.

BAB VI DEWAN PENDIRI Pasal 27 DEWAN PENDIRI 1. Dewan Pendiri terdiri dari para penggagas, pencetus adanya asosiasi Tenaga Ahli konstrusi Indonesia yang memiliki hak dan tanggung jawab penuh atas keberadaan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Kode etik. 2. Ketua Dewan Pendiri di tingkat organisasi yang lebih rendah dapat duduk menjadi anggota Dewan Pendiri di tingkat organisasi yang setingkat lebih tinggi. 4. Dewan Pendiri berfungsi : a. Memberikan nasehat-nasehat dan saran- saran kepada Dewan Pengurus. b. Melakukan pengamatan terhadap masalah-masalah organisasi, kelancaran pelaksanaan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ASTAKI dan menyampaikan hasil pengamatan dalam bentuk saran- saran dan nasehat kepada Badan Pengurus. c. Melakukan Koordinasi secara berkala dengan Dewan Pengurus untuk membahas perkembangan dan masalah-masalah yang dianggap perlu. BAB VII KEUANGAN DAN PERBENDAHARAAN Pasal 28 SUMBER DANA Guna membiayai kehidupan, kegiatan dan pengembangan organisasi, ASTAKI memperoleh dana dari : 1. Sumbangan dari para Dewan Pendiri 2. Uang Pangkal dan Uang Iuran Anggota. 3. Biaya Sertifikasi 4. Sumbangan dan Bantuan yang tidak mengikat serta usaha-usaha lainnya yang sah. Pasal 29 PENGELOLAAN KEKAYAAN 1. Dewan Pengurus di setiap tingkatan Organisasi bertanggung jawab atas pengelolaan seluruh harta kekayaan organisasi pada tingkatannya masing masing. 2. Bila organisasi pada suatu tingkatan menjadi bubar maka peruntukan harta kekayaan organisasi tersebut harus dititipkan pada Dewan Pendiri yang lebih atau dihibahkan/disumbangkan kepada Badan-badan Sosial.

BAB VIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 30 PERUBAHAN ANGARAN DASAR Perubahan Anggaran Dasar ini hanya dapat dilakukan berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional. Pasal 31 PEMBUBARAN ORGANISASI 1. Pembubaran Organisasi secara Nasional hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan hasil rapat para Dewan Pendiri.. 2. Apabila Organisasi ini bubar maka seluruh Kekayaan Organisasi disumbangkan kepada Badan Badan Sosial BAB IX P E N U T U P Pasal 32 ANGGGARAN RUMAH TANGGA Hal hal yang belum atau belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar. Pasal 33 BERLAKUNYA ANGGARAN DASAR Anggaran Dasar ini disusun dan disahkan dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 14 November 2015 DEWAN PENGURUS NASIONAL ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA Ir. Bambang Tri Sukmono, MM. Ketua Umum Ir. Zainal Arifin Sekretaris Jendral