BAB III METODE PENELITIAN. tentang relokasi pasar tradisional. Untuk menjelaskan hal tersebut,

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012:9)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Tipe deskriptif adalah tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif, sementara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

I. II. III. METODE PENELITIAN. fenomena sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menerapkan suatu kebenaran yang ada dalam pengetahuan dan yang ada dalam teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan genangan air. sehingga penelitian ini tergolong pada tipe penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Taylor dalam Moleong (2007) berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

III. METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2011:4), metodologi

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tipe

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

Jamsostek. Ketidakberhasilan Program. a) Lemahnya peran pemerintah Kota Metro dalam penegakan hukum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan tipe penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis reformasi pelayanan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, hal tersebut

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, jenis penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian atau

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif atau

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini merupakan penelitian dengan tipe deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. tipe penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan analisis penerapan kebijakan pajak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data deskripstif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, maka penelitian ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN. kualitatif dengan pendekatan deskriptif. (Masyhuri dan Zainudin, 2008 :12)

BAB III METODE PENELITIAN. Bogdan Dan Taylor (Andi Prastowo, 2011: 22) menyatakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa SPBU di atas adalah SPBU yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif, dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

METODE PENELITIAN. kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa

BAB III METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

III. METODE PENELITIAN. suatu fenomena atau kejadia secara sistematis. Bodgan dan Taylor dalam Moleong

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. dimana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung,

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang.

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya, secara holistik, dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. apa adanya. Data yang digunakan dalam jenis penelitian ini merupakan data-data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak

III. METODE PENELITIAN. (Persero) dalam konteks nasional dengan berlandaskan teori terkait, sehingga

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini untuk menjelaskan tentang proses formulasi kebijakan, dan menjelaskan tentang siapa yang mendapat keuntungan dengan adanya kebijakan tentang relokasi pasar tradisional. Untuk menjelaskan hal tersebut, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014: 4) menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode deskriptif bertugas untuk melakukan representasi objektif yang dilakukan dengan mendeskripsikan gejala-gejala yang terdapat didalam masalah penelitian sebagaimana adanya. Jenis yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus yang berfungsi untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga, dan masyarkat. Banyak para ahli yang memberikan pengertian mengenai penelitian kualitatif, diantaranya adalah Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2014: 5) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

42 berbagai metode yang ada. Moleong (2014: 6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Pemilihan penggunaan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif berdasarkan kepada masalah yang dianggkat dalam karya tulis ini. Masalah yang diangkat adalah masalah sosial, dimana masalah sosial dapat dilihat dari pengamatan langsung, maupun dari pokok-pokok pembicaraan yang berkembang di masyarakat. Untuk itulah pendekatan kualitatif digunakan untuk menyajikan kata-kata dari pendapat masyarakat maupun dari pemerintah dan orang yang mempunyai peran dalam masalah ini. Dan penggunaan tipe deskriptif bertujuan untuk menggambarkan bagaimana masalah ini bermulai, siapa yang bertanggung jawab terhadap masalah ini, dan jugabagaimana seharusnya menyikapi masalah ini. Sementara menurut Creswell dalam Ahmadi (2014: 15), penelitian kualitatif itu merupakan suatu proses inkuiri untuk pemahaman berdasarkan tradisi-tradisi inkuiri metodologis yang jelas yang mengeksplorasi masalah sosial dan manusia. Untuk mengerti masalah sosial tersebut, peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Data yang diperoleh merupakan data berbentuk kata-kata atau teks yang kemudian dianalisis.

43 Melalui pendekatan kualitatif deskriptif yang telah dijelaskan diatas, peneliti bermaksud untuk memaparkan fakta-fakta yang terdapat dalam masalah penelitian, yaitu mendeskripsikan kejadian-kejadian empiris mengenai formulasi keibijakan pemerintah Kota Metro dalam menetapkan kebijakan mengenai relokasi pasar tradisional ke pasar Tejoagung Kota Metro dan bagaimana kebijakan ini dapat muncul. 3.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam karya tulis ini bertujuan untuk membatasi ruang dari penelitian ini sendiri, sehingga dapat lebih mengarah ke tema dalam pengumpulan data maupun dalam pembahasannya. Menurut Moleong (2014: 97) fokus penelitian merupakan masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui kepustakaan ilmiah ataupun kepustakaan lainnya. Hal-hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1. Proses formulasi kebijakan mengenai relokasi pasar Tradisional ke Pasar Tejoagung yang meliputi: a. Proses formulasi kebijakan b. Stakeholder yang terlibat dalam formulasi kebijakan c. Peran masyarakat dalam mempengaruhi proses formulasi kebijakan. 2. Pihak yang diuntungkan dan dirugikan setelah formulasi tersebut disahkan menjadi kebijakan.

44 3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat terjadinya masalah yang akan dibahas dalam karya tulis. Menurut Moleong (2014: 128) cara terbaik dalam menentukan lokasi adalah dengan mempertimbangkan substansi dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan melihat kenyataan di lapangan, sementara itu juga perlu dipertimbangkan mengenai keadaan geografis dan praktis seperti waktu, biaya, dan tenaga. Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah Pasar Tejoagung Kota Metro dengan alasan sebagai berikut: 1. Pasar Tejoagung merupakan lokasi pemindahan Pasar Tradisional yang ada di Pusat Kota atau terminal Kota Metro. Dimana lokasi Pasar Tejoagung yang jauh dari Pusat kota dan lebih ke perbatasan Metro dan Lampung Timur yang dinilai para pedangang kurang strategis untuk melakukan transaksi jual-beli karena akses transportasi untuk mencapai pasar tersebut juga tidak memadai. 2. Terjadi penolakan oleh pedagang dengan rencana relokasi Pasar Tradisional tersebut. Dengan adanya penolakan oleh para pedagang, membuat peneliti ingin melihat bagaimana proses formulasi kebijakan tersebut, apakah masyarakat tidak dilibatkan sehingga sikap tidak setuju yang ditunjukkan masyarakat setelah kebijakan tersebut disahkan dan Pasar Tejoagung selesai dibangun. Lokasi kedua adalah gedung DPRD Kota Metro dan Dinas Pasar Kota Metro. Pemilihan lokasi kedua ini dengan alasan karena kantor tersebut merupakan tempat dimana kebijakan relokasi pedagang ini dibuat dan dipertimbangkan, dan

45 juga setiap agenda mengenai relokasi pedagang terdapat disana. Oleh karena itu, lokasi ini menjadi penting dalam penelitian mengenai reloksi pedagang ini. 3.4 Sumber Data Data adalah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi.data juga dapat diartikan sebagai catatan atas kumpulan fakta yang ada, merupakan hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata sumber data yang dipakai untuk mendapatkan informasi yang butuhkan dalam melakukan penelitian adalah melaui informan, observasi, dan dokumentasi. A. Informan Informan merupakan sumber data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak yang berkepentingan dengan masalah yang sedang dikaji. Proses penentuan informan dilakukan dengan cara snowball sampling. Adapun pihak atau informan yang nantinya akan diwawancarai adalah Pemerintah dan pihak non-pemerintah meliputi: Tabel 1: Informan dari pihak Pemerintah No Nama Jabatan 1 Bapak Solehan Ketua Komisi 2 DPRD Kota Metro 2 Bapak Kris Endarto Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Pasar Sumber: diolah peneliti tahun 2014 Tabel 2: pihak non-pemerintah adalah Pedagang Tradisional meliputi: No Nama keterangan 1 Ibu Ita Pedagang 2 Ibu miyati Pedagang 3 Ibu Tutik pembeli Sumber: diolah peneliti tahun 2014

46 B. Hasil Observasi Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. Observasi dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang masalah yang sedang terjadi. Dalam masalah ini, yang menjadi obyek observasi adalah tentang perkembangan permasalahan relokasi pasar tersebut kemudian menyimpulkan kearah mana permasalahan tersebut berkembang. Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan yang dilakukan, ditemukan selain jarak antara pasar Tejoagung dengan pusat perdagangan di Kota Metro terlampau jauh. Jarak itu yang menyebabkan pasar Tejoagung sepi pembeli, para pembeli lebih memilih belanja sayuran di pasar-pasar tempel yang banyak ditemui. Pengamatan dilakukan mulai dari pembangunan pasar yang dilakukan pemerintah kota metro. Pembangunan pasar Tejoagung bermaksud untuk pemerataan keramaian. Dan diharapkan nantinya dapat dijadikan tempat relokasi bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada dikawasan perdagangan Kopindo. Namun, jika dilihat dari jarak pasar induk kota metro dengan pasar baru Tejoagung yang terlalu jauh. Para Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan perdagangan Kopindo ragu untuk direlokasi di pasar tersebut. Pembangunan pasar selesai dan para pedagang direlokasi dipasar tersebut. Setelah melakukan pembagian kupon untuk nantinya ditukar dengan lapak yang sudah ada di Pasar Tejoagung, lapak mereka sebelumnya dibongkar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). PKL yang ragu terpaksa menuruti untuk dilakukan relokasi ke Pasar Tejoagung. Kesan pertama setelah dilakukan relokasi adalah

47 sepi pembeli. PKL masih bertahan dan melakukan pembangunan lapak mereka sendiri karena lokasi yang kurang untuk menampung para pedagang baru yang berasal dari penduduk sekitar dan pedagang dari relokasi di kawasan Kopindo. Pedagang bertahan sekitar 7 hari yang kemudian satu per satu kembali berdagang di Kawasan Kopindo dengan menempati emperan toko untuk berjualan. Selain kembali berdagang di Kawasan Kopindo, pedagang juga melakukan domonstrasi ke DPRD dan Rumah Dinas Walikota Metro. Tujuan mereka melakukan demonstrasi adalah untuk mendapatkan pertimbangan kembali mengenai relokasi yang dilakukan di Pasar Tejoagung. Pengamatan terus dilakukan sampai peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa para Pedagang Kaki Lima (PKL) tidak keberatan jika memang harus direlokasi, tetapi lokasi tempat relokasi harus ramai atau paling tidak, berdekatan dengan pasar induk Kota Metro. Dan jika tetap dilakukan di Pasar Tejoagung, pedangang akan tetap menempati trotoar untuk berjualan. Hasil observasi terakhir yaitu 4 September 2015 para pedagang menempati trotoar dan pinggir terminal kota metro untuk berjualan karena lokasi untuk relokasi belum ada dan pinggiran toko Kawasan Kopindo sudah dilakukan pembongkaran untuk dilakukan peremajaan bangunan oleh Pemerintah Kota Metro. C. Dokumen Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data sekunder yang bersumber dari dokumen-dokumen tertulis, berupa perundang-undangan, surat keputusan, arsip-arsip, laporan kegiatan, dan foto-foto di lapangan yang berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam karya tulis ini. Dokumen yang diperoleh peneliti

48 kebanyakan berupa dokumen berupa foto-foto dilapangan. Hal ini dikarenakan pembuatan pasar beserta rencana relokasi yang dilakukan pemerintah lebih kepada tahap penertiban, sehingga dokumen berupa surat keputusan hanya mengenai pembuatan pasar di Tejoagung. Tabel 3: Dokumen yang Digunakan dalam Penelitian No Nama Dokumen 1. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan 2. Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 3. Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/04/M.PAN/4/2007 Tentang Pedoman Umum Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik di Lingkungan Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah 5. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Metro 2011-2031 6 Peraturan Walikota Metro Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Metro Tahun 2013 Sumber: Diolah Peneliti tahun 2014 3.6 Teknik Analisis Data Analisis data menurut Sugiyono (2013: 333) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, foto, dan sebagainya dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013: 334) yang

49 memberikan gambaran bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Proses yang bersamaan tersebut meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. A. Reduksi Data Menurut Sugiyono (2013: 337) reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Pada tahapan ini, peneliti memilah-milah mana data yang berkaitan dan dibutuhkan dalam penelitian dan mana yang bukan. Selanjutnya peneliti memisahkan data yang tidak perlu dan memfokuskan data yang benar-benar berhubungan dengan permasalahan penelitian. B. Penyajian Data Penyajian data berguna untuk memudahkan peneliti melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Batasan yang diberikan dalam penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau memaparkan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, dan didukung oleh dokumen-dokumen, dan foto atau gambar sejenisnya. C. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data. Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema,

50 hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, kemudian dituangkan dalam kesimpulan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi, wawancara serta dokumentasi hasil penelitian. 3.7 Teknik Keabsahan Data Derajat kepercayaan atau kebenaran suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa yang digunakan. Peneliti kualitatif menyebut standar tersebut dengan keabsahan data. Menurut Moleong (20014: 324) ada beberapa kriteria yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data, yaitu: A. Derajat Kepercayaan Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan nonkualitatif. Fungsi dari derajat kepercayaan: pertama, penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasilhasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik pemeriksaan, yaitu : 1. Triangulasi Triangulasi yaitu memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Ada empat macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori. (1) triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

51 melalui waktu dan alat yang berbeda; (2) triangulasi metode meliputi pengecekan beberapa teknik pengumpulan data, dan sumber data dengan metode yang sama; (3) triangulasi penyidik, dilakukan dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lain; (4) triangulasi teori, dilakukan secara induktif atau secara logika. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Tabel 4: Hasil Triangulasi Sumber Keadaan Pasar Data hasi pengamatan Data hasil wawancara Pasar dibangun di wilayah Tejoagung Kec. Metro Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur. Belum tersedia angkutan yang melalui rute terminal kota metro ke terminal bongkar muat Tejoagung. Pedagang yang mempunyai tiket atau kupon dapat lapak gratis, tetapi dinilai sepi dari pengunjung karena berada di dalam. Sehingga banyak pedagang yang harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkan lapak untuk berjualan. Banyak pedagang yang tidak mengetahui rencana relokasi yang akan dilakukan pemerintah. Mereka mengetahui setelah pemerintah membagikan kupon untuk mendapatkan lapak di pasar Tejoagung. Terminal bongkar muat Tejoagung sudah lama dibangun namun sudah lama pula tidak beroperasi, sehingga para pedagang grosiran tetap melakukan bongkar muat di wilayah perdagangan kopindo. Pedagang grosiran hanya membangun tempat berjualan dan tidak menempatinya, dikarenakan sepi. Dan membuat pelanggan besar bingung sehingga penghasilan menurun drastis. Sumber: Diolah Peneliti Tahun 2015 Pembangunan dilakukan untuk pemerataan keramaian dan dilahan milik pemerintah yang belum digunakan. dan itu di Tejoagung. Akan dibuat rute untuk angkutan umum yang melewati pasar Tejoagung Lapak yang ditempati para pedagang gratis. Yang memungut biaya untuk mendapatkan lapak adalah preman dan akan ditindak. Semua pihak dilibatkan dalam rencana relokasi yang akan dilakukan. Jika para pedagang tidak mengetahui itu kesalahan disosialisasinya. Relokasi akan diimbangi dengang pembangunan dan pemberdayaan kembali terminal bongkar muat yang ada di Tejoagung. Relokasi akan dimulai dengan pemindahan pedagang grosiran, sehingga pedagang kecil akan ikut.

52 Dari proses triangulasi sumber tersebut. Semua hasil wawancara terhadap berbagai sumber memang dilakukan tindakan, dan nyata adanya. Namun tidak berhasil dalam implementasinya. Banyak kegiatan yang hanya berjalan sebentar dan kemudian berhenti, bahkan untuk terminal bongkar muat Tejoagung belum sempat dilakukan tindakan. 2. Pengecekan sejawat Menurut Moleong (2014:332) pengecekan sejawat dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Hal yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan berdiskusi kepada teman-teman atau rekan sejawat mengenai hal-hal penting yang diperlukan dalam penelitian ataupun kekurangankekurangannya, sehingga hasil penelitian diharapkan dapat lebih baik. 3. Kecukupan referensial Kecukupan referensial adalah mengumpulkan berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-rekaman yang dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Kecukupan referensial ini peneliti lakukan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui literatur buku-buku, arsip-arsip, catatan-catatan lapangan, foto-foto dan rekaman, serta informasi melalui media cetak ataupun elektronik yang digunakan untuk mendukung analisis data yang diperoleh.

53 B. Keteralihan (transferability) Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada pengamatan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama. Hal ini peneliti lakukan dengan cara mendeskripsikan/memaparkan hasil penelitian yang telah diperoleh secara transparan dan menguraikannya secara rinci. Pemaparan atau uraian ini peneliti sajikan dalam hasil dan pembahasan agar pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh terkait dengan penelitian. C. Kebergantungan (dependability) Uji kebergantungan dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian di lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya, dan untuk mengecek apakah hasil penelitian ini benar atau tidak, maka peneliti selalu mendiskusikannya dengan pembimbing. D. Kepastian (confirmability) Uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan dalam penelitian kualitatif, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian (confirmability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya.