Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Metode Brainstroming

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

Keterangan: O : Pretes, Postes X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SMP kelas VIII melalui metode Personalized System of Instruction (PSI).

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

Dimana, O : Pretes atau postes. X : Perlakuan berupa pembelajaran kontekstual dengan teknik mind map. : Subjek tidak dipilih secara acak.

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR BAGAN... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuasi eksperimen atau percobaan karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. benar-benar untuk melihat hubungan sebab-akibat dimana perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Pengaruh Model Pembelajaran TAI terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR GRAFIK... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR SKEMA... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 20 Bandar. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

0 X

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Tegineneng pada bulan Februari. semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMA Negeri 1. Tumijajar semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah pada bulan Mei semester genap Tahun Pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN O X O

DAFTAR ISI Andoko Ageng Setyawan, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-97 Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Metode Brainstroming Sindy Artilita 1 Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia sindy.artilita@gmail.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh metode pembelajaran Brainstroming lebih tinggi dari pada siswa yang memperoleh metode ekspositori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan metode pembelajaran Brainstroming dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori. Data penelitian ini diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, angket, lembar observasi dan jurnal harian. Hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model Brainstroming lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh metode ekspositori. Kata kunci: Pemecahan Masalah Matematis, Metode Brainstroming I. PENDAHULUAN Matematika adalah pelajaran yang penting untuk setiap jenjang pendidikan dalam segala aspek. Pada penerapan proses pembelajaran matematika di kelas, umumnya para guru matematika masih cenderung berkonsentrasi pada latihan penyelesaian soal yang bersifat prosedural. Salah satu fokus dari tujuan pembelajaran matematika adalah siswa memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah. Kemampuan menyelesaikan masalah akan sangat bermanfaat manakala siswa dihadapkan dengan permasalahan yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, siswa perlu dilatih untuk menyelesaikan permasalahan matematika baik berupa masalah konseptual maupun kontekstual [1]. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah dapat membantu seseorang dalam kehidupan nyata. Melalui aspek-aspek kemampuan matematika seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematis dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik [2]. Penerapan proses pembelajaran matematika di kelas mempunyai peran yang sangat penting, umumnya para guru matematika masih cenderung berkonsentrasi pada latihan penyelesaian soal yang bersifat prosedural dan mengakomodasi pengembangan kemampuan berpikir tingkat rendah dan kurang dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Perbaikan pada proses pembelajaran dengan pemilihan metode yang tepat sangatlah diperlukan. Adapun metode yang diharapkan tepat untuk meningkatkan pemecahan masalah matematis siswa adalah metode brainstorming. Berdasarkan hal diatas, penulis berkeinginan untuk memberikan informasi mengenai peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan metode brainstorming PM-669

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) II. METODE PENELITIAN Langkah penyelidikan yang tepat dalam penyelesaian masalah ini adalah dengan menggunakan pedoman metode penelitian. Dalam mendefinisikan bahwa metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan yang telah ditentukan [3]. Proses pemecahan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diteliti tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Desain kuasi eksperimen dari penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut: Kelas Eksperimen : O X O -------------------------- Kelas Kontrol : O O Keterangan: O X : Pretes dan Postes kemampuan pemecahan masalah matematis. : Perlakuan kelas eksperimen berupa metode Brainstroming. Terdapat dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk kelas eksperimen, yang berperan sebagai variabel bebas adalah metode Brainstroming, sedangkan yang berperan sebagai variabel terikat adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Untuk kelas kontrol, yang berperan sebagai variabel bebas adalah metode ekspositori, sedangkan yang berperan sebagai variabel terikat adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu instrumen tes dan instrumen non-tes. Terdapat juga instrumen yang akan dikembangkan berupa instrumen pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS), Seluruh instrumen tersebut digunakan peneliti untuk mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif dalam penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Brainstroming dengan siswa yang memperoleh metode ekspositori dan mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran Brainstroming. Subjek penelitian ini terdiri dari dua kelas yang berasal dari salah satu SMP di Kabupaten Bandung Barat, dengan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing terdiri dari 37 siswa. Proses penelitian dilakukan selama enam kali pertemuan. Pada pertemuan pertama, kedua kelas diberikan tes awal (pretes), pertemuan kedua sampai dengan pertemuan kelima kedua kelas diberikan perlakuan atau pembelajaran dan pada pertemuan keenam, kedua kelas diberikan tes akhir (postes). Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Pengolahan data PM-670

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 kuantitatif menggunakan bantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0 for windows. Pretes diberikan kepada masing-masing kelas, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dari kedua kelas tersebut sebelum mendapatkan pembelajaran. Oleh karena itu, data hasil pretes diuji untuk menunjukkan kesamaan dua rata-rata. Untuk mengetahui seberapa besar pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa digunakan data postes. Data postes diperoleh dengan memberikan tes akhir pada kedua kelas setelah mendapatkan materi dan setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran model Brainstroming dan metode Ekspositori. Tabel. 1 Hasil Pengolahan Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pre Tes Post Test Pre Tes Post Test 16.83 39.62 15.43 33.43 Instrumen non tes dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini diisi oleh siswa pada kelas Eksperimen setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Perhitungan skor sikap siswa dimulai dengan menghitung rata-rata masing-masing penyataan, baik positif maupun nagatif. Angket skala sikap ini terdiri dari 12 pernyataaan. Berikut adalah skor data angket tiap siswa tehadap pembelajaran Brainstroming untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis. Tabel 2 Rekapitulasi Kategori sikap Siswa No Kategori Jumlah Siswa 1 Positif 28 2 Negatif 9 Diketahui bahwa 28 siswa memberikan sikap positif dan 9 siswa memberikan sikap negatif. Hal ini menunjukan 75,67% siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan model Brainstroming untuk meningkat kemampuan pemecahan masalah, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa memberikan respon yang positif. Analisis Data Hasil Observasi Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan pada setiap pertemuannya. Pengamatan yang dilakukan seputar penampilan guru dalam proses pembelajaran dikelas eksperimen. Hasil observasi terdapat pada data hasil penelitian, dapat terlihat bahwa setiap aktivitas guru selama proses pembelajaran berjalan baik, tetapi ada beberapa pertemuan masih terdapat tahapan yang tidak terlaksana. Pada PM-671

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) pertemuan pertama guru tidak melaksanakan tahap verifikasi, membimbing siswa untuk membuat kesimpulan pembelajaran pada hari itu dan memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. Pada pertemuan kedua guru tidak melaksanakan tahap pemberian pekerjaan tugas untuk dikerjakan dirumah dan menginformasikan pokok bahasan selanjutnya, hal ini dikarenakan masih beradaptasi dalam pelaksanaan penelitian tersebut, dan peneliti kurang dapat mengalokasikan waktu dengan optimal. Namun pada pertemuan selanjutnya proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas siswa pada setiap pertemuannya. Pengamatan yang dilakukan seputar kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil observasi siswa terdapat pada data hasil penelitian, terlihat bahwa setiap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berjalan baik. Pada pertemuan pertama ada beberapa tahap yang tidak terlaksana oleh siswa yaitu siswa tidak menerima verifikasi guru, tidak membuat rangkuman pada pembelajaran hari tersebut dan siswa tidak memperhatikan guru ketika menyampaikan tugas, hal ini dikarena guru belum dapat mengalokasikan waktu sebaik mungkin sehingga siswa tidak melewati tahap pembelajaran tersebut. Pada pertemuan kedua siswa tidak melewati tahap membuat rangkuman pada pembelajaran hari tersebut hal ini dikarenakan alokasi waktu dalam pembelajaran yang belum dapat disesuaikan. Namun pada pertemuan selanjutnya proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Analisis Hasil Data Jurnal Harian Siswa Analisis jurnal harian siswa ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pendapat, saran, dan komentar siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan guna memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Berdasarkan jurnal harian siswa, terlihat bahwa tujuan pemberian materi tersampaikan dengan baik. Pendapat siswa tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Brainstroming sangat bervariasi. Sebagian besar siswa memberikan sikap yang positif terhadap pembelajaran Brainstroming karena siswa dapat berdiskusi bersama teman dan mengemukakan pendapatnya kepada sesama temannya, selain itu dengan adanya presentasi didepan kelas, siswa lebih berani untuk berbicara didepan kelas dan mengemukakan pendapatnya. Alasan siswa memberikan sikap positif adalah pembelajaran yang dilaksanakan membuat mereka senang, mudah dimengerti, lebih bersemangat dan termotivasi. Pembahasan Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Brainstroming apakah lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh metode pembelajaran ekspositori, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan pretes atau tes awal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan analisis data terhadap data pretes diperoleh rata-rata skor pretes kelas eksperimen adalah 16,83 dengan skor maksimal 41,00 dan minimumnya 1,00 sedangkan pada rata-rata skor pretes kelas kontrol adalah 15,43 dengan skor maksimal 42,00 dan minimumnya 6,00. Dari deskripsi data tersebut, terlihat bahwa rata-rata kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki rata-rata yang tidak jauh berbeda. Namun, untuk mengetahui apakah rata-rata kedua kelas sama secara signifikan atau tidak, dilakukan uji statistika berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Berdasarkan hasil analisis data pretes, diperoleh hasil data pretes kedua kelas penelitian tidak berdistribusi normal sehingga untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa maka akan dilakukan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann- Whitney. Berdasarkan analisis uji Mann-Whitney diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan awal PM-672

SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 pemecahan masalah matematis awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan. Selanjutnya akan dilihat kemampuan akhir pemecahan masalah matematis kedua kelas sampel melalui analisis data hasil postes. Berdasarkan hasil analisis data terhadap data postes, diperoleh rata-rata skor postes kelas eksperimen adalah 39,62 dengan skor maksimal 77 dan skor minimum 17 sedangkan rata-rata skor postes pada kelas kontrol adalah 33,43 dengan skor maksimal 67 dan skor minimum 12. Dari deskripsi data tersebut, terlihat bahwa rata-rata kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki rata-rata yang cukup berbeda. Namun, untuk mengetahui apakah rata-rata kedua kelas sama secara signifikan atau tidak, dilakukan uji statistika berupa uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata. Berdasarkan analisis data postes diperoleh hasil data postes kedua kelas penelitian berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Karena data postes kedua kelas penelitian berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka pengujian dilakukan menggunakan uji t tes sampel bebas (Independent Sampel T-Test). Dari hasil analisis terhadap uji t tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis, maka dilakukan analisis terhadap indeks gain. Berdasarkan hasil analisis data indeks gain, diperoleh rata-rata skor indeks gain kelas eksperimen adalah 0,28 sedangkan rata-rata skor indeks gain kelas kontrol adalah 0,22. dengan kata lain, rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis kelas kontrol. Dari hasil pengolahan data pretes dan postes yang diberikan pada siswa, ada beberapa faktor yang menyebabkan rata-rata kelas sangat jauh dari skor maksimum diantaranya keefektifan belajar dan jumlah pertemuan yang tidak mencukupi. Dalam model pembelajaran Brainstroming, menggunakan teknik kelompok nominal, siswa dibentuk kelompok dengan anggota yang secara acak, beberapa pertemuan mereka yang merasa tidak nyaman dengan anggota kelompoknya sendiri, hal ini menyebabkan kurang kosentrasi dan fokus akan berlangsung pembelajaran sehingga menganggu keefektifan belajar teman-teman yang lain. Adapun alasan lain yang mendukung rendahnya rata-rata kelas adalah pertemuan yang sangat singkat akan model pembelajaran ini sangat berpengaruh terhadap hasil. Hasil yang di peroleh akan maksimal jika pertemuan dikemas menjadi enam pertemuan dalam pembelajaran, karna materi yang diberikan juga tidak sedikit serta tidak mudah sehingga siswa juga kurang memahami secara mendalam terhadap pembelajaran yang diberi. Model pembelajaran Brainstroming dapat meningkatkan pemecahan masalah matematis siswa adalah tahap-tahap pembelajaran Brainstroming sudah meliputi indikator pemecahan masalah matematis. Pembelajaran Brainstroming tahap pertama pada penelitian ini adalah tahap Orientasi, dimana guru menyajikan masalah atau situasi baru kepada siswa melalui LKS yang sebelumnya siswa dibentuk kelompok secara acak. Tahap Orientasi ini siswa sudah mulai berpikir dan memahami permasalah yang diberikan oleh guru. Pada tahap kedua siswa yang telah berkumpul pada kelompok masing-masing diminta untuk mengidentifikasi dan menyelidiki permasalahan yang diperoleh dari masalah dan situasi. Pada tahap ini diskusi antar anggota kelompok dimana mereka merencanakan pemecahan masalah dan menghubungkan data yang terdapat pada soal lalu diselesaikan secara berkelompok. Tahap ketiga adalah siswa diminta untuk mengungkapkan dan menuliskan pendapat berupa jawaban atas permasalahan yang diberikan pada lembar LKS. Adapun peran guru disini berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Selanjutnya siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk memilih gagasan yang mana yang terbaik. Tahap kelima yaitu tahap sintesis, dimana perwakilan setiap kelompok mempersentasi hasil diskusi dan siswa lainnya mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti. Tahap selanjutnya adalah guru melakukan pemilihan keputusan terhadap gagasan yang diungkapkan sebagai pemecahan masalah yang terbaik. Pada tahap ini siswa dapat memeriksa kembali hasil jawaban yang telah PM-673

ISBN. 978-602-73403-2-9 (Cetak) 978-602-73403-3-6 (On-line) dibuat dan siswa juga menerima verifikasi dari guru. Selain tahap-tahap pembelajaran Brainstroming berkaitan dengan pemecahan masalah matematis, pada pembelajaran Brainstroming berlangsung, peneliti juga memberikan LKS yang berisikan soal-soal pemecahan masalah matematis. Berdasarkan pemaparan di atas model pembelajaran Brainstroming dapat membuat siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematisnya. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang tergolong sedang terhadap pembelajaran dengan model Brainstroming dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran metode ekspositori. IV. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengolahan data, hasil analisis data serta pembahasan, terhadap pelaksanaan penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model Brainstroming lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh metode ekspositori. Kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sesudah diberi pembelajaran dengan model Brainstroming termasuk dalam kategori sedang, dan siswa memberikan sikap positif terhadap model pembelajaran Brainstroming. Hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut. Agar dapat lebih meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa secara signifikan penerapan model pembelajaran Brainstroming. Maka harus diperhatikan oleh guru atau peneliti selanjutnya adalah alokasi waktu yang cukup dan materi yang digunakan bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Perlu adanya kajian lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya mengenai implementasi pembelajaran matematika dengan model Brainstroming untuk pokok bahasan, kemampuan dan populasi lain. DAFTAR PUSTAKA [1] Afifah. L. N. (2010), Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan. [2] Alex F. Osborn. Father of the Brainstorm [Online]. Diakses dari : http://www.skymark.com/resources/leaders/osborne.asp. [3] Ferdiansyah. F. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Osborn untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP, Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan. [4] Fitriani, G.P. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP dalam Pembelajaran Matematika dengan Strategi React, Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan [5] Rahmah, G.A. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Matematisasi Berjenjang terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA, Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.. [6] Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA. [7] Uyanto, Stanislaus S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta. PM-674